IMAN ITU BERTAMBAH DAN BERKURANG


Bismillah, alhamdulillahi Rabbil 'aalamiin, wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammadin wa 'ala aalihi wa shahbihi ajma'iin, wa ba'du.

Berbicara tentang iman, iman itu adalah ucapan lisan dan hati, serta amalan lisan hati dan anggota badan, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan, dan inilah keyakinan ahlus sunnah wal jama'ah yang membedakan mereka dari Murji'ah yang menganggap iman itu tetap stabil dan tidak bertambah atau berkurang. Akibat aqidah yang rusak ini, akhirnya mereka meremehkan dosa bahkan dosa besar. Seperti contoh, seorang muslim melakukan dosa besar seperti membunuh, berzina dan lain sebagainya, perbuatan itu menurut Murj'iah tidak mengurangi kadar iman mereka. Bahkan jika ada seorang muslim yang membunuh bapaknya, menzinai ibunya dan memperkosa adiknya dan melakukan dosa besar-dosa besar lainnya, bagi kelompok Murji'ah iman mereka tetap sempurna bahkan setara dengan imannya malaikat Jibril, Mikail, para Nabi dan lain sebagainya. Adapun ahli sunnah meyakini iman itu bertambah dan berkurang, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.

DALIL DARI AL-QUR'AN TENTANG BERTAMBAH DAN BERKURANGNYA IMAN

Diantara dalil-dalil bertambahnya iman adalah firman Allah Ta'ala :

«إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَـٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَـٰنًۭا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ»

Artinya : "Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal." (QS. Al-Anfal : 2)

Allah Ta'ala juga berfirman :

«وَإِذَا مَآ أُنزِلَتْ سُورَةٌۭ فَمِنْهُم مَّن يَقُولُ أَيُّكُمْ زَادَتْهُ هَـٰذِهِۦٓ إِيمَـٰنًۭا ۚ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ فَزَادَتْهُمْ إِيمَـٰنًۭا وَهُمْ يَسْتَبْشِرُونَ»

Artinya : "Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata: "Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turannya) surat ini?" Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya, dan mereka merasa gembira." (QS. At-Taubah : 124)

Allah Ta'ala juga berfirman :

«وَيَزْدَادَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِيمَـٰنًۭا»

Artinya : "Supaya orang yang beriman bertambah imannya." (QS. -Muddatsir : 31)

Pada ayat-ayat diatas Allah menyebutkan tentang bertambahnya iman, dan mafhum kholafahnya jika iman bertambah maka iman juga berkurang, karena bertambah artinya bermula dari sesuatu yang sedikit lalu naik dan naik sehingga menjadi banyak dan bertambah. 

DALIL DARI AS-SUNNAH TENTANG BERTAMBAH DAN BERKURANGNYA IMAN

Dalil dari hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tentang bertambah dan berkurangnya iman yaitu hadits berikut ini :

عن أنس قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إن الإمان سربال يسربله الله من يشاء، فإذ زنى العبد نزع الله منه سربال
 .الإمان، فإن تاب رده عليه

[كتاب الكبائر للإمام الذهبي، ص : ٥٣. دار الندوة الجديدة]

Dari Anas berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : “Iman adalah tirai yang ditutupkan Allah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Jika hamba berzina, maka dicabut darinya tirai keimanan. Jika bertaubat, maka dikembalikan kepadanya". [Kitaabul Kabaair, lil Imaam Adz-Dzahabiy, hal : 53. Cet. Daarun Nadwah al-Jadiidah]

Pada hadits diatas tirai iman pelaku zina dicabut tatkala mereka berzina, dan Allah kembalikan lagi iman itu ketika mereka bertaubat. Ini dalil tentang bertambah dan berkurangnya iman, bertambah dengan ketaatan dan taubat serta berkurang dengan dosa dan maksiat yang dilakukan seorang hamba.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dalam hadits yang lain :

.((عن أبي هريرة رضي الله عنه، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ((الإيمان بضع وسبعون شعبة، والحياء شعبة من الإمان
[رواه البخاري (٩) ص : ٢٥-٢٦ ومسلم (٣٥) ص : ٤٨. بيت الفكار الدولية]

"Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabada : ((Iman itu ada tujuh puluh cabang lebih, dan rasa malu termasuk cabang dari keimanan)). [HR. Al-Bukhari (no.9), hal : 25-26. Dan Muslim (no. 35), hal : 48. Cet. Baitul Afkar Ad-Dauliyyah]

Pada hadits diatas Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan tentang iman itu ada tujuh puluh cabang lebih. Hal ini menunjukkan bertingkat-tingkatnya iman, dan rasa malu termasuk cabang dari keimanan. 

Dalam hadits yang lain :

عن أبي هريرة، قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ((الإيمان بضع وسبعون، أو بضع وستون شعبة، أفضلها قول لا إله
 .((الله، وأدناها إماطة الأذى عن الطريق، والحياء شعبة من الإمان
[رواه ومسلم (٣٥) ص : ٤٨. بيت الفكار الدولية]

"Dari Abu Hurairah berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : ((Iman itu ada tujuh puluh atau enam puluh lebih cabang, yang paling utama ucapan laa ilaaha illallah, yang paling rendah menyingkirkan gangguan dijalanan, dan rasa malu termasuk cabang dari keimanan)). [HR. Muslim (no.35), hal : 48. Cet. Baitul Afkar ad-Dauliyyah]

Pada hadits ini Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan bahwa iman itu ada tujuh puluh atau enam puluh lebih cabang, tingkatkan yang paling tinggi adalah kalimat tauhid laa ilaaha illallah, tingkatan yang paling rendah yaitu menyingkirkan gangguan di jalanan, dan rasa malu termasuk bagian dari iman. Ini menunjukkan bahwa iman itu bertingkat-tingkat, semakin seseorang bertakwa kepada Allah semakin tinggi dan bertambah pula keimanannya, semakin seseorang berbuat maksiat kepada Allah semakin turun dan berkurang pula keimanannya, dan kalimat laa ilaaha illallah adalah puncaknya serta pondasi iman yang paling kuat, Allah Ta'ala berfirman : 

«أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًۭا كَلِمَةًۭ طَيِّبَةًۭ كَشَجَرَةٍۢ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌۭ وَفَرْعُهَا فِى ٱلسَّمَآءِ»

Artinya : "Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit." (QS. Ibrahim : 24)

Pada ayat ini Allah menjelaskan tentang permisalan kalimat tauhid seperti akar sebuah pohon yang menjulang darinya cabang-cabang keimanan dan amalan-amalan seorang hamba yang terangkat ke langit. Berkata Ibnu Katsir tentang ayat diatas : 

قال علي بن أبي طلحه عن ابن عباس في قوله ((ومثل كلمة طيبه)) شهادة أن لا إله إلا الله ((كَشَجَرَةٍۢ طَيِّبَةٍ)) وهو المؤمن، ((أَصْلُهَا ثَابِتٌۭ)) يقول : لا إله إلا الله في قلب المؤمن، ((وَفَرْعُهَا فِى ٱلسَّمَآءِ)) يقول يرفع بها عمل المؤمن، إلى السماء، وهكذا قال الضحاك وسعيد بن جبير وعكرمة ومجاهد وغير واحد : إن ذلك عبارة عن عمل المؤمن، وقوله الطيب، وعمله الصالح، وإن
..المؤمن كشجرة من النخل لا يزال يرفع له عمل صالح في كل حين ووقت وصباح ومساء

[تفسير ابن كثير ٢\٤٧٧. دار الكتب العلمية]

"Berkata Ali bin Abi Tholhah dari Ibnu Abbas tentang firman Allah (yang artinya) ((Perumpamaan kalimat yang baik)) maksudnya kalimat laa ilaha illallah ((Seperti pohon yang baik)) maksudnya orang mu'min ((Akarnya teguh)) berkata Ali bin Tholhah : "Tidak ada sesembahan yang benar selain Allah", didalam hati orang mu'min, ((Dan cabangnya menjulang ke langit)) berkata Ali bin Tholhah : "Dengan kalimat thoyyibah tersebut diangkat amal perbuatan orang mu'min ke langit, demikian juga ucapan Ad-Dhahhak, Sa'id bin Jubair, Ikrimah, Mujahid dan mufassir lain : bahwa hal itu merupakan perumpamaan dari amal orang mu'min, perkataannya yang baik dan amalannya yang sholeh, karena sesungguhnya orang mu'min seperti pohon kurma ; senantiasa amal sholehnya diangkat pada setiap saat, setiap waktu, pada waktu pagi maupun sore". [Tafsir Ibnu Katsir, 2/477. Cet. Darul Kutub Al-'Ilmiyyah]

Akar dari keimanan adalah kalimat tauhid laa ilaaha illallah, sedangkan cabangnya adalah amal-amal lahir dan batin yang terangkat ke langit.

UCAPAN SALAF TENTANG BERTAMBAH DAN BERKURANGNYA IMAN

Berkata Imam Ibnu Abi Dawud as-Sijistani dalam kitabnya Al-Qashiidah al-Haaiyyah :

وقل : إنما الإيمان قول ونية...وفعل على قول النبي مصرح
وينقص طورا بالمعاصي وتارة... بطاعته ينمي وفي الوزن يرجح
[القاصدة الحائية لابن أبي داود، من كتاب المجموع المفيد في متون العقيدة والتوحيد، ص : ٩-١٠. منارة الاسلامي]

"Dan katakanlah : Sesungguhnya iman adalah ucapan dan niat...serta perbuatan yang diterangkan oleh Nabi. Dan akan berkurang kadarnya dengan perbuatan maksiat... dan terkadang akan bertambah dengan ketaatan, dan akan berat ketika ditimbang" [Al-Qashiidah Al-Haaiyyah li Ibni Abi Dawud, lihat kitab Majmu' Al-Mufiid fii Mutuunil Aqiidah wat Tauhiid, hal: 9-10. Cet. Manaaratul Islam]

Berkata Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di rahimahullah :

أما حد الإيمان وتفسيره، فهو : التصديق الجازم، والاعتراف التام بجميع ما أمر الله ورسوله بالإيمان به ؛ والا والانقياد ظاهرا
.وباطنا. فهو تصديق القلب واعتقاده المتضمن لأعمال القلوب وأعمال البدن. وذلك شامل للقيام بالدين كله

ولهذا كان الأئمة و السلف يقولون :  الإمان قول القلب و اللسان، و عمل القلب و اللسان و الجوارح. وهو : قول وعمل واعتقاد
.يزيد بالطاعة، و ينقص بالمعصية

[التوضيح والبيان لشجرة الإمان، ض ٥. مكتبة عبد المصور]

"Adapun batasan iman dan tafsirannya adalah : pembenaran yang mutlak, pengakuan yang sempurna dengan seluruh apa yang Allah dan Rasul-Nya perintahkan agar beriman dengannya serta tunduk secara lahir dan batin. Iman yaitu pembenaran hati dan keyakinan hati yang terwujud dengan amalan hati dan amalan anggota badan. Yang demikian itu bersifat menyeluruh agar tegaknya agama ini seluruhnya.

Untuk ini para Imam dan Salaf mengatakan : Iman yaitu, ucapan hati dan lisan, amalan hati dan lisan serta anggota badan. Iman merupakan : ucapan, amalan dan keyakinan, bertambah dengan keimanan dan berkurang dengan kemaksiatan. [At-Taudhihu wa Al-Bayaan Li-Syajaratil Imaan, hal.5. Maktabah Abdul Mushawwir]

Demikianlah keyakinan ahlu sunnah wal jamaah salafus sholeh bahwa iman itu bertambah dan berkurang, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan. Bukan seperti keyakinan kaum Murji'ah yang menyimpang jauh dalam permasalahan ini.

Semoga yang sedikit ini bermanfaat. Baarakallahu fiikum.


Related Posts:

0 Response to "IMAN ITU BERTAMBAH DAN BERKURANG"

Post a Comment