KEBODOHAN ADALAH PENYAKIT DAN BERTANYA ADALAH OBATNYA

Bismillah. Alhamdulillah. Wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammadin wa aalihi wa shahbihi ajma'iin. Wa ba'du.

Kebodohan merupakan penyakit yang berbahaya sedangkan obatnya adalah bertanya kepada ahlinya. Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah pernah mengatakan :

وقد جعل النبي صلى الله عليه وسلم الجهل داء، وجعل دواءه سؤال العلماء : 

فروى أبو داود في سننه من حديث جابر بن عبد الله قال : خرجنا في سفر، فأصاب رجلا منا حجر، فشجه في رأسه، ثم احتلم، فسأل أصحابه، فقال : هل تجدون لي رخصة في التيمم؟ قالوا : ما نجد لك رخصة، وأنت تقدر على الماء. فاغتسل، فمات. فلما قدمنا على رسول الله صلى الله عليه وسلم أخبر بذلك فقال : ((قتلوه، قتلهم الله! إلا سألوا إذ لم يعلموا! فإنما شفاء العي السؤال إنما كان يكفيه أن يتيمم ويعصر -أو يعصب- جرحه خرقة، ثم يمسح عليها، ويغسل سائر جسده)).

فأخبر أن الجهل داء، وأن شفاءه السؤال.

[الداء والدواء، ص ٥-٦. دار عالم الفوائد للنشر والتوزيع]

"Sungguh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah menjadikan kebodohan sebagai penyakit dan menjadikan obatnya adalah bertanya kepada para ulama.

(Imam) Abu Dawud dalam kitab sunannya telah meriwayatkan hadits dari Jabir bin Abdillah, ia mengatakan : "Kami berangkat dalam satu perjalanan. Salah seorang dari kami tertimpa batu dan melukai kepalanya. Kemudian orang itu mimpi basah, lalu ia bertanya kepada sahabatnya, ia berkata : "Apakah kalian mendapatiku memiliki keringanan untuk bertayamum?" Mereka mengatakan : "Kami memandang engkau tidak mendapatkan keringanan karena engkau mampu menggunakan air." Maka ia-pun mandi lalu meninggal. Tatkala kami sampai kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu dikabarkan tentang hal tersebut, maka beliau bersabda : ((Mereka telah membunuhnya, semoga Allah membalas mereka! Tidakkah mereka bertanya jika mereka tidak mengetahui?! Karena obat dari tidak tahu adalah bertanya. Sesungguhnya cukup bagi dia bertayamum dan memapatkan -membalut- lukanya dengan sobekan kain dan mengusap lalu mencuci seluruh tubuhnya)).

Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan bahwa kebodohan adalah penyakit dan obatnya adalah bertanya. [Ad-Daa' wad Dawaa', hal.5-6. Daar 'Aalimil Fawaaid lin-Nasyr wat Tauzii']

Faedah yang bisa diambil :

1. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mensifati bahwa kebodohan adalah penyakit dan obatnya adalah bertanya

2. Para ulama adalah dokter penyakit hati dan dokter bagi penyakit kebodohan

3. Sahabat Nabi yang terluka kepalanya meminta fatwa kepada sahabat-sahabatnya yang juga tidak tahu tentang bolehnya bertayamum karena ada udzur. Karena sebab kebodohan, mereka berfatwa tanpa ilmu, akhirnya sesat dan menyesatkan

4. Nabi mengatakan kepada orang-orang yang berfatwa tanpa ilmu itu bahwa mereka telah membunuh sahabatnya, padahal mereka sebenarnya hanya berfatwa, namun karena fatwa tersebut salah dan menyebabkan sahabatnya meninggal, maka hakikatnya mereka telah membunuhnya. Itulah sebabnya Nabi mengatakan bahwa mereka telah membunuhnya

5. Bahayanya berfatwa tanpa ilmu

6. Berfatwa tanpa ilmu mudharatnya bisa membahayakan orang yang berfatwa dan bisa membahayakan orang yang menerima fatwa

7. Jika ada yang bertanya tentang perkara agama dan seseorang tidak tahu tentang jawabannya maka hendaklah dia mengatakan tidak tahu atau wallahu a'lam

8. Para ulama adalah dokter bagi umat Islam, obat bagi kebodohan serta penawar bagi kerancuan dalam beragama

9. Pentingnya bertanya kepada para ulama dan tercelanya mencukupkan diri pada kemampuan diri sendiri seperti kisah hadits habbatus sauda' yang pernah kita bawakan. Asy-Syaikh Sholeh Fauzan mengatakan : 

يذكر أن رجلا طالع صحيح البخاري وهو أصح"
 كتاب بعد القرآن الكريم فجاء على حديث : " الحبة السوداء شفاء من كل داء " ، فقرأها : " الحية السوداء " بالياء ، فذهب وبحث عن حية سوداء، ثم قتلها وأكلها فمات من أثر السم ، فلو سأل عالما ! عن
..هذه اللفظة وتأكد منها لسلم
فمجرد المطالعة من دون الرجوع إلى أهل
..العلم، مضرة عظيمة على اﻹنسان وعلى غيره
"فانظر كم أهلك المتعالمون !! ، من الناس
[ طرق تعلم العلم : صفحة - ١٠ ]

"Disebutkan bahwasanya ada seorang laki-laki membaca Shohih al-Bukhari yaitu kitab yang paling shohih setelah al-Qur'an yang mulia, maka dia membaca hadits : "Habbatus Sauda' (jinten hitam) obat segala penyakit", tapi dia membacanya : "Hayyatus Sauda' (ular hitam)" dengan huruf ya', maka diapun pergi dan mencari ular hitam, kemudian dia membunuhnya dan memakannya maka diapun mati disebabkan karena pengaruh racun ular tersebut, seandainya dia bertanya kepada orang yang berilmu tentang makna kata tersebut dan memastikannya, niscaya dia akan terlepas dari bahaya. Adapun semata-mata menelaah tanpa kembali (merujuk) kepada ahli ilmu, maka mudhorot yang besar akan menimpa orang tersebut dan juga orang lain.

Maka lihatlah berapa banyak orang-orang yang menampakkan keilmuan!!, telah membinasakan sebagian manusia." [Thuruqu Ta'allumil 'Ilmi : hal. 10] (Sumber : Dikutip dan diterjemahkan secara bebas dari grup WA para Asatidzah Musafir Ilmu)

10. Pentingnya menuntut ilmu agama

11. Pentingnya bertanya kepada ahlinya

Semoga tulisan ini bermanfaat.

***

Dompu, 19 Jumadil Awwal 1442 H / 4 Januari 2021

Penulis : Abu Dawud ad-Dombuwiyy

Artikel : Meciangi-d.blogspot.com 


Related Posts:

0 Response to "KEBODOHAN ADALAH PENYAKIT DAN BERTANYA ADALAH OBATNYA"

Post a Comment