JANGAN MENCELA SAHABAT NABI



عن سعد بن أبي وقاص رضي الله عنه أنه قال : لما تناول رجل خالد بن الوليد رضي الله عنه عنده، وكان بينهما كلام. ((أن ما بيننا
 .((لم يبلغ ديننا

.رواه ابن أبي شيبة والطبراني ؛ وإسناده صحيح

[الغرر من موقوف الأثر للشيخ صالح بن عبد الله بن حمد العصيمي، ص : ١٠]

Dari Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu bahwasanya ia berkata -Tatkala ada seseorang laki-laki mencela Kholid bin Walid disisi Sa'ad bin Abi Waqqosh, dan antara Sa'ad bin Abi Waqqash dan Kholid bin Walid pernah ada pembicaraan/percekcokan- : ((Sesungguhnya apa yang terjadi antara kami tidak sampai mencederai agama kami)). 

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dan At-Thobananiy ; dan sanadnya shahih. [Al-Ghuror min Mauquufil Atsar, karya Asy-Syaikh Sholih bin Abdillah bin Muhammad al-'Ushaimiy, hal : 10]

Faedah dari atsar diatas :

1. Sudah sunnatullah bahwa kehidupan ini terkadang dihiasi oleh perselisihan dan pertikaian.

2. Adanya pertikaian pada sebagian sahabat menunjukkan bahwa para sahabat hanya manusia biasa, bukan Nabi yang ma'sum, yang penting pertikaian itu bukan terkait agama mereka dan bahkan tidak menciderai agama mereka sama sekali.

3. Jika memang telah terjadi perselisihan diantara sebagian sahabat Nabi dalam urusan dunia mereka, tugas kita adalah husnudzon kepada mereka dan jangan mencelanya, karena mereka adalah sebaik-baik manusia setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bahkan Allah sungguh telah ridho kepada mereka sebagaimana firman Allah Ta'ala

وَٱلسَّـٰبِقُونَ ٱلْأَوَّلُونَ مِنَ ٱلْمُهَـٰجِرِينَ وَٱلْأَنصَارِ وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحْسَـٰنٍۢ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّـٰتٍۢ تَجْرِى تَحْتَهَا»
 «ٱلْأَنْهَـٰرُ خَـٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًۭا ۚ ذَٰلِكَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ

Artinya : "Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar." (QS. At-Taubah : 100)

5. Para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah kaum yang telah berlalu, bagi mereka amalan mereka dan bagi anda amalan anda, dan kita tidak akan ditanya tentang apa yang telah mereka kerjakan. Allah Ta'ala berfirman :

«تِلْكَ أُمَّةٌۭ قَدْ خَلَتْ ۖ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَلَكُم مَّا كَسَبْتُمْ ۖ وَلَا تُسْـَٔلُونَ عَمَّا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ»

Artinya : "Itu adalah umat yang berlalu; bagi mereka apa yang telah mereka usahakan dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan, dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al-Baqaroh : 134)

6. Mulianya akhlak Sa'ad bin Abi Waqqash yang mengatakan kepada orang yang mencela Kholid  bin Walid : (((Diam kamu) sesungguhnya apa yang terjadi antara kami tidak sampai mencederai agama kami)).

7. Sa'ad bin Abi Waqqosh adalah orang yang pernah didoakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana dalam sebuah hadits :

اللهم سدد رميته، وأحب دعوته

“Ya Allah, tepatkan lemparan panahnya dan kabulkanlah doanya.” (HR. al-Hakim, 3/ 500)

8. Sa'ad bin Abi Waqqosh adalah pemanah pertama didalam Islam dan pemanah paling jitu dalam sejarah umat Islam, serta ia merupakan orang yang paling mustajab doanya.

9. Khalid bin Walid adalah panglima perang yang tak terkalahkan, baik di zaman jahiliyyah sebelum ia masuk Islam maupun ketika ia telah masuk Islam.

10. Khalid bin Walid termasuk orang  yang paling lihai dan ahli dalam strategi perang hingga ia dijuluki dengan saifullah (pedang Allah) yang terhunus.

11. Khalid bin Walid wafat diatas tempat tidurnya bukan wafat di medan perang, ini menunjukkan bahwa Allah tidak ingin ada musuh yang bisa mengalahkannya sehingga tetap dengan gelar saifullah (pedang Allah) yang terhunus.

12. Mulianya Khalid bin Walid.

13. Mulianya para sahabat.

Semoga bermanfaat.

Related Posts:

0 Response to "JANGAN MENCELA SAHABAT NABI"

Post a Comment