MALU ADALAH FITRAH WANITA & PERHIASAN YANG TERINDAH
















Malu adalah perhiasan bagi seluruh hamba Allah yang beriman, yang membedakan antara mereka dengan makhluk lain.

Manusia secara umum semua berhiaskan rasa malu kecuali yang telah pudar keimanannya, dan wanita-lah sejatinya sebagai pemilik rasa malu, sebagai pembeda antara mereka dengan kaum laki-laki.

Namun seiring berjalannya waktu, wanita-pun kini berubah seperti air yang mengalir, bahkan rasa malu itu-pun mulai pudar dan perlahan-lahan lenyap tak tersisa. Kita bisa menyaksikan betapa banyak saudari kita muslimah yang mulai membuka auratnya dijalanan, di dunia maya, bahkan dimana-mana, seakan-akan itu sudah menjadi hal yang lumrah, padahal Allah dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam telah melarang hal itu. Hak asasi manusia dan kebebasan berekspresi menjadi dalih wanita muslimah zaman sekarang, padahal ini tidak lain hanyalah tipu daya setan yang ingin menyesatkan saudari kita muslimah. Sifat malu tidak lagi menjadi bagian dari keindahan wanita, padahal wanita itu merupakan keindahan yang sejati, dan ia akan tampak semakin indah tatkala rasa malu itu menjadi perhiasan baginya. Allah menceritakan dalam kitab-Nya yang mulia, mengisahkan tentang salah seorang putri dari Nabi Syu'aib 'alaihissalam yang begitu pemalu :

«فَجَآءَتْهُ إِحْدَىٰهُمَا تَمْشِى عَلَى ٱسْتِحْيَآء»

“Artinya : Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan
kemalu-maluan...”(QS. Al-Qashash : 25)

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah dalam kitab tafsirnya :
"Firman Allah «فَجَآءَتْهُ إِحْدَىٰهُمَا تَمْشِى عَلَى ٱسْتِحْيَآء» ((Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan)), yaitu jalannya wanita-wanita terhormat (bukan hamba sahaya). [Tafsir Ibni Katsir, 3/345 pustaka Daarul Kutub Al-Ilmiyah]

Di zaman sekarang, sudah banyak wanita-wanita yang bercadar, mereka tegar diatas keyakinan mereka, bahkan mereka  dikatakan tenda berjalan, ninja, bahkan dikatakan sebagai teroris tapi mereka tidak perduli, karena gelar-gelar itu hanyalah kedustaan atas mereka.

Bila seorang wanita ingin mulia dan terhormat selama hidupnya, maka hendaklah ia berhias dengan rasa malu. Diantara tanda adanya rasa malu pada seorang wanita,  dia tidak akan rela menampakkan dirinya dihadapan khalayak ramai dengan cara seperti selfie, bersolek ala jahiliyyah, pamer aurat, mengupload foto-fotonya di dunia maya dan lain sebagainya, karena wanita itu aurat, wanita itu fitnah, dan wanita itu ujian terberat bagi laki-laki. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : 

"Aku tidak meninggalkan sepeninggalku suatu fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki dari pada wanita.” [HR. Bukhari no.5096 (hal.1010) dan Muslim no.2740 (hal.1095), pustaka Baitul Afkaar ad-Dauliyyah]

Jika para wanita telah mengetahui bahwa mereka adalah fitnah bagi laki-laki, maka untuk apa menampakkan diri dengan tabarruj, atau menampakkan diri di dunia maya dengan foto selfie. Hukum asal wanita itu indah, jika mereka semakin menampakkan diri, maka dia semakin menampakkan keindahannya. Yang kedua, bahwa hukum asal seorang wanita  adalah fitnah, jika ia semakin menampakkan diri, maka pintu-pintu fitnah-pun akan semakin terbuka lebar. Karena itu, semakin mereka tersembunyi dari pandangan manusia, maka semakin terjaga pula ia bagaikan mutiara yang berkilauan. Dan ingat, benteng atau perisai terkuat seorang wanita adalah rumahnya, atau istananya, sedangkan benteng ketika mereka keluar rumah  adalah hijabnya.  Berkata seorang pujangga:

“Hijab adalah perisai. Mahkota bagi pemiliknya. Seolah-olah perhiasan dunia. Yang menawan orang-orang sholeh. Dalam penjara-penjara cinta diatas aqad. Seakan-akan engkau mutiara dan marjan yang tersimpan.”

Karena itu berhijablah, jika seorang wanita telah berhijab, maka langkah selanjutnya jangan suka selfie, jangan suka pamer foto, jangan hobi upload gambar diri di dunia maya, sebab itu akan menimbulkan fitnah, dan juga hal itu termasuk tanda kurangnya rasa malu. Ingat saudariku, malu adalah perhiasan yang terindah bagi setiap wanita, yang dapat membedakan antara dia dengan para budak, yang dapat membedakan antara dia dengan wanita-wanita murahan. Jangan hilangkan rasa malu itu saudariku, karena apabila rasa malu itu telah hilang, maka keindahan kalian-pun akan sirna, kehormatan kalian pun akan terkoyak, bahkan kalian akan menjadi gelas-gelas kaca yang retak bahkan pecah berkeping-keping. Kaca apabila telah retak, tidak akan ada yang bisa menyambungnya, bilapun ada yang bisa mrenyambungnya, dia akan tetap meninggalkan bekas dan jejak.

Mari budayakan rasa malu, tatkala saudari-saudarimu yang lain telah mengabaikannya, dan mari contohi Putri Nabi Syu'aib 'alaihissalam, agar kaum muslimah menjadi semakin mulia dan terhormat di hadapan manusia, dan tinggi derajatnya dihadapan Allah. Wallahu a'lam

Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua.

***

Dompu, 1 Rabbiul Awwal 1440H/9 November 2018

Penulis : Abu Dawud ad-Dombuwiyy 

Artikel : Meciangi-d.blogspot.com 

Related Posts:

0 Response to "MALU ADALAH FITRAH WANITA & PERHIASAN YANG TERINDAH"

Post a Comment