NIATMU UNTUK ALLAH APA UNTUK DUNIA


Bismillah. Alhamdulillahi Rabbil 'aalamiin. Wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammadin shallallahu 'alaihi wa sallam wa 'ala alihi wa shahbihi ajma'iin. Wa ba'du.

Niat merupakan asas yang membangun suatu amalan. Baik dan benarnya niat menjadi barometer diterimanya suatu amalan, bahkan dengan niatlah seseorang bisa menapaki surga dengan penuh kemuliaan atau bahkan mendiami neraka dengan penuh kehinaan. Karena itu perhatikan baik-baik niat kita, baik niat dalam berdakwah, dalam berbicara, dalam bermuamalah, bahkan dalam setiap amalan. Jangan sampai kita berdakwah mengajak manusia bukan karena Allah, mengajak kepada diri sendiri, mengajak kepada kelompok, aliran dan lain sebagainya. Demikian juga dalam berbicara, jangan sampai kita berbicara hanya sekedar ingin dipuji, ingin tampil, ingin didengar, ingin diakui keilmuannya, ingin popularitas dan lain sebagainya, padahal sejatinya kita semua masih jahil. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda dalam sebuah hadits :

((إنما الاعمال بالنية و إنما لكل امرئ ما نوى، ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها أو امرأة ينكحها فهجرته إلى ما هاجر إليه))

"Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya dan sesungguhnya setiap orang tergantung apa yang ia niatkan, dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang ingin dia dapatkan atau karena wanita yang ingin dia nikahi maka hijrahnya kepada apa yang dia hijrah kepadanya (niatkan)". (HR. Bukhari dan Muslim)

Berkata Doktor Bandar bin Nafi' dalam syarah hadits al-Arba'iin an-Nawawiyyah :

هذا الحديث حديث عظيم، اتفق العلماء على صحته وتلقيه بالقبول، وبه صدر البخاري كتابه ((الصحيح))، كذلك المقدسي ((العمدة))، وهو احد الأحاديث التي يدور الدين عليها، حتى قال عبد الرحمان بن مهدي : ((من أراد أن يصنف كتابا، فليبدأ بهذا
 .((الحديث

.وقد صنف العلماء في شرحه كتابا مستقلة، كشيخ الإسلام ابن تيمية، والنووي وغيرهما

[الدرر السنية بفوائد الأربعين النووية، ص : ١٤. دار بن الجوزي]

"Hadits ini merupakan hadits yang agung, para ulama telah bersepakat atas shohih dan diterimanya hadits tersebut berdasarkan kesepakatan, dan dengan hadits ini pula al-Bukhaari memulai kitabnya ((Ash-Shahiih), dan demikian juga al-Maqdisiy dalam kitabnya ((al-'Umdah)), dan hadits ini merupakan salah satu diantara hadits-hadits yang berputar padanya permasalahan agama, sampai 'Abdurrahman bin Mahdiy berkata : ((Barangsiapa yang ingin menulis suatu kitab, maka sungguh dia harus memulainya dengan hadits ini)).

Dan sungguh para ulama telah menulis penjelasan tentang hadits tersebut  suatu kitab secara tersendiri (secara khusus), seperti Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, an-Nawawiy, dan selain keduanya. "[Ad-Durar as-Saniyyah bi Fawaaid al-Arbaiin an-Nawawiyyah, hal. 14. Cet. Daar Ibnil Jauziy]


PROKLAMASI IBLIS LAKNATULLAH

Karena niat merupakan pondasi baik dan buruknya suatu amal, maka rusaknya niat dapat dijadikan barometer bahwa amal orang tersebut tidak ikhlas. Iblis laknatullah ahli tipu muslihat, dia sudah berpengalaman menipu anak adam jutaan tahun. Ibarat panglima perang, Iblis adalah ahli strateginya. Semua jenis tipu muslihat dari A sampai Z telah dia kuasai. Karena itu jangan coba-coba merasa selamat dari tipu daya Iblis, apalagi mencoba untuk bermain-main dengannya, karena sejatinya Iblis itu begitu lihai mencari celah kelemahan manusia.

Dahulu Iblis memiliki kisah yang begitu panjang dengan bapak kita Nabi Adam 'alaihissalam, sehingga  tertanamlah rasa hasad yang begitu dalam di hati Iblis, sampai-sampai dia bersumpah akan menyesatkan anak cucu Adam 'alaihissalam. Aksi tipu-menipu, goda-menggoda, membuat orang ingin tampil, cinta popularitas dan segala jenis teknik tipu daya lainnya adalah pekerjaan Iblis sehari-hari. Dimulai sejak zaman Nabi Adam 'alaihissalam , hingga sampai pada zaman kita sekarang ini. Karena itulah sangat pantas Iblis begitu ahli dalam menggelincirkan manusia, dan kita berlindung kepada Allah dari hal itu.

Dari sepenggal kisah diatas, fahamlah kita bahwa Iblis inilah musuh sejati kita. Jangankan kita, bapak kita Nabi Adam 'alaihissalam saja pernah ia tipu, ini menunjukkan kepada kita betapa Iblis ini begitu ahli, belum lagi dia dibantu oleh balatentaranya. Bahkan diapun sudah memproklamirkan tekad dan misi sejatinya untuk menyesatkan manusia sebagaimana firman Allah Ta'ala :  

«قَالَ رَبِّ بِمَآ أَغْوَيْتَنِى لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ. إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ ٱلْمُخْلَصِينَ»

Artinya : "Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, maka sungguh aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang ikhlas di antara mereka". (QS. Al-Hijr : 39-40)

Allah Ta'ala juga berfirman :

«قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ. إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ ٱلْمُخْلَصِينَ»

Artinya : "Iblis menjawab: "Demi kemuliaan Engkau maka sungguh aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang ikhlas di antara mereka". (QS.Sad : 82-83)

Hamba yang selamat dari tipu daya Iblis laknatullah diantaranya adalah hamba-hamba yang ikhlas, anak-anak adam yang memurnikan ibadah hanya untuk-Nya, baik dalam dakwahnya, dalam bicaranya, dalam amal sholeh-amal sholehnya dan bahkan dalam setiap ibadahnya, semua itu semata-mata karena mengharapkan ridho Allah Ta'ala. Jika hal itu terjadi maka kita telah berhasil mengalahkan tipu daya Iblis laknatullah yang hakikat tipu dayanya itu sebenarnya sangat lemah. Allah Ta'ala berfirman :

  إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَـٰنِ كَانَ ضَعِيْفًا

Artinya : "Sesungguhnya tipu daya syaitan itu lemah". (QS. An-NIsaa' : 76)


UCAPAN PARA ULAMA TENTANG PENTING DAN BERATNYA MENGIKHLASKAN NIAT

Karena Iblis laknatullah sudah ahli menggoda dan menipu manusia sesuai dengan misinya sejak dahulu, maka tidak ragu lagi dia bisa  menempuh berbagai cara untuk menipu manusia, orang yang ikhlas dibuat tidak ikhlas dengan iming-iming popularitas,  ingin tampil, ketenaran, pujian, sanjungan, ingin mendapat perhatian ustadz yang semua itu hakikatnya ingin menghilangkan keikhlasan dihati manusia. Dan ikhlas itu kata para ulama sangat berat, bahkan baik buruknya hati-pun sangat tergantung pada baiknya niat, ini semua menunjukkan betapa pentingnya meluruskan niat.

1. Berkata Imam Sufyan ats-Tsauriy rahimahullah

((ما عالجت شيئا أشد علي من نيتي لأنها تتقلب علي))

((Tidak ada sesuatu yang paling berat untuk aku obati melainkan niatku, karena ia selalu berbolak-balik)).

2. Berkata Mutharrif bin Abdillah rahimahullah :

((صلاح القلب بصلاح العمل، وصلاح العمل بصلاح النية))

((Baiknya hati tergantung baiknya amalan, dan baiknya amalan tergantung baiknya niat)).

3. Berkata Abdullah bin Mubarok rahimahullah :

((رب عمل صغير تعظمه النية، ورب عمل كبير تصغره النية))

((Betapa banyak amalan yang kecil menjadi besar (pahalanya) karena niat, dan betapa banyak amalan yang besar menjadi kecil (pahalanya) karena niat)). 

4. Berkata Ibnu Ajlaan rahimahullah :

((لا يصلح العمل إلا بثلاث : التقوى لله، والنية الحسنة، والأصابة))

((Tidak akan baik suatu amalan kecuali dengan tiga hal : Takwa kepada Allah, niat yang baik, dan tepat/benar (sesuai sunnah))). [Ad-Durar as-Saniyyah bi Fawaaid al-Arbaiin an-Nawawiyyah, hal. 14-15. Cet. Daar Ibnil Jauziy]


DALAM PERKARA-PERKARA MUBAH, DENGAN NIAT YANG BAIK MAKA AKAN MENDAPAT PAHALA

Perkara yang mubah, bisa menjadi pahala jika diikatkan dengan niat yang baik. Berkata Doktor Bandar bin Nafi' :

ويتفرع على ذلك : أنه ينبغي للمرء أن ينوي النية الصالحة حتى في المباحات، كأكله وشربه ونومه ونفقته على أهله حتى يكون مأجورا عليها

"Dan pencabangan dari hal itu (niat): Bahwasanya (sudah) semestinya bagi seseorang agar dia meniatkan niat yang baik sampai-pun dalam perkara yang mubah, seperti (ketika) dia makan, minum, tidur dan nafkah (yang ia berikan) untuk keluarganya, sehingga hal itu menjadi pahala atasnya."

Kemudian beliau membawakan hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam

قال النبي سلى الله عليه وسلم لسعد بن أبي وقاص رضي الله عنه : ((وإنك لن تنفق نفقة تبتغي بها وجه الله أجرت بها حتى ما
.تجعله في فم امرأتك)). متفق عليه

"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Sa'd bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu : ((Sesungguhnya tidaklah engkau menafkahkan suatu nafkah yang dengan nafkah itu engkau mengharap wajah Allah, maka  pasti engkau mendapatkan pahala dengannya, sampai-pun apa yang kamu letakkan dimulut istrimu))

Berkata sebagian salaf : 

من سره أن يكمل له عمله، فليحسن نيته، فإن الله عز وجل يأجر العبد إذا أحسنت نيته حتى باللقمة))، فإذا نوى المرء بأكله))
.التقوي على طاعة الله وبنومه كذلك كان مأجورا

((Barangsiapa yang gembira agar disumpurnakan baginya amalnya, maka hendaklah dia memperbaiki niatnya, karena Allah 'Azza wa Jalla memberikan pahala kepada seorang hamba jika baik niatnya, sampai-pun satu suapan -ke mulut istrinya-)), apabila seseorang telah meniatkan dengan makannya agar menjadikannya kuat diatas ketaatan kepada Allah atau dengan tidurnya seperti itu juga (untuk menjadikannya kuat diatas ketaatan kepada Allah), maka baginya pahala.  [Ad-Durar as-Saniyyah bi Fawaaid al-Arbaiin an-Nawawiyyah, hal. 15. Cet. Daar Ibnil Jauziy]

Itulah pentingnya niat, karena itu niatkanlah segala sesuatu untuk mengharap wajah Allah, baik dalam berdakwah, dalam berbicara, bahkan dalam perkara-perkara yang mubah, bukan untuk ria, sum'ah, ingin terkenal dan mencari popularitas, ingin diakui legalitasnya, ingin di puji oleh ustadznya, apalagi ingin dikatakan ustadz dan lain sebagainya, maka tinggalkan semua penyakit tersebut.

Mari pupuk keikhlasan kepada Allah dalam berdakwah, dalam berbicara, dalam menuntut ilmu, dalam berinfak, dalam kegiatan-kegiatan dakwah, dan dalam segala amalan-amalan kita, karena amalan yang tidak ikhlas tidak ada nilainya disisi Allah Ta'ala sedikitpun. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kami dan kita semua dan menjadi pemberat timbangan amal kebaikan kita pada hari kiyamat.



Related Posts:

0 Response to "NIATMU UNTUK ALLAH APA UNTUK DUNIA"

Post a Comment