CINTA ITU DIBANGUN DIATAS PENGHINAAN DIRI DAN KETUNDUKAN














Fenomena cinta dan mencintai merupakan fitrah yang berjalan diantara hamba-hamba Allah sebagai anugerah dari-Nya. Karena itu jatuh cinta merupakan tabiat alamiyah manusia yang dengan rasa tersebut manusia pun bisa saling kenal mengenal, berkembang biak, hingga akhirnya menyebar sampai ke seluruh penjuru bumi. Tapi yang perlu difahami, setelah Allah menganugerahkan rasa cinta kepada hamba-hamba-Nya, maka Allah pun memfitrahkan seluruh manusia  lemah dalam hal ini sebagaimana firman Allah :

 :  ۖرَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًۭا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ»
«وَٱعْفُ عَنَّا

Artinya : "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami." (QS. Al-Baqaroh :  286)

Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah mengomentari ayat diatas, beliau mengatakan :

قال الله تعالى اخبارا عن المؤمنين : «رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًۭا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعْفُ عَنَّا» [البقرة : ٢٨٦] قد أثنى الله عليهم سبحانه بهذا الدعاء الذي سألوه فيه أن لا يحملهم ما لا طاقة لهم به، و قد فسر ذلك بالعشق، و ليس المراد اختصاصه به بل المراد أن العشق مما لا طاقة للعبد. و قال محكول : هو شدة الغلمة. و قال النبي صلى الله عليه و سلم : ((لا ينبغي للمرء أن يذل نفسه)). قال الإمام أحمد : تفسيره أن يتعرض من البلاء لما لا يطيق، و هذا مطابق لحال العاشق، فإنه أذل الناس لمعشوقه و لما يحصل به رضاه، و الحب مبناه على الذل و الخضوع المحبوب 
:كما قيل
مساكين أهل العشق حتى قبورهم
عليها تراب الذل بين المقابر 

   :و قال آخر
 قالوا عهدناك ذا عز فقلت لهم
لا يعجب الناس من ذل المحبينا
لا تنكروا ذلة العشاق إنهم
مستعبدون برق الحب راضونا

  :قالوا
 وإذا اقتحم العبد بحر العشق ولعبت به أمواجه فهو الى الهلاك أدنى منه إلى السلامة

 إبن القيم الجوزية في روضة المحبين و نزهة)
(المشتاقين ،ص ١٣١. دار الكتب العلمية

Allah Ta'ala berfirman mengabarkan tentang orang-orang mu'min. Artinya : "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami." (QS. Al-Baqaroh :  286)

Sungguh Allah -Maha Suci Dia- telah memuji mereka dengan do’a ini yang telah mereka minta dalam doa’anya agar tidak memikulkan kepada mereka apa-apa yang tidak sanggup mereka memikulnya, sungguh telah ditafsirkan hal itu dengan cinta. Bukan bermaksud  ingin menghkhususkan cinta dengan tafsiran tersebut, akan tetapi yang diinginkan bahwa cinta itu adalah sesuatu yang tidak sanggup dipikul oleh seorang hamba. Berkata Mahkul : Cinta adalah kuatnya «الغلمة» -yaitu menangnya syahwat dan kuatnya dia-. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ((Tidak semestinya bagi seseorang dia menghinakan dirinya)). Berkata Imam Ahmad : Penjesannya yaitu agar dia menentang sebagian bala' (cobaan yaitu nafsunya) tatkala dia tidak mampu menahannya, ini serupa dengan keadaan orang yang di mabuk cinta, karena sesungguhnya orang yang dimabuk cinta merupakan paling hinanya manusia terhadap yang dicintainya ketika dia belum mendapatkan kerelaannya, dan cinta itu dibangun diatas kehinaan dan ketundukan kepada yang dicintai sebagaimana dikatakan :

"Orang-orang yang miskin adalah orang-orang yang dimabuk cinta hingga sampai dikuburannya. Bagi mereka debu kehinaan diantara kuburan-kuburan tersebut."

Dan berkata yang lain :

"Mereka mengatakan, kami mengetahui engkau memiliki kemuliaan, maka engkau katakan kepada mereka.
Janganlah manusia merasa heran dengan hinanya orang-orang yang mencintai.
Jangan pula kalian mengingkari hinannya orang-orang yang di mabuk cinta.
Sesungguhnya mereka itu diperbudak oleh perbudakan cinta sedangkan mereka orang-orang yang rela."

Mereka berkata :

"Apabila seorang hamba menceburkan dirinya kelautan cinta. Dipermainkan dia oleh gelombang maka dia akan menuju pada kebinasaan dan kecil baginya untuk selamat."
(Ibnul Qayyim al-Jauziyyah dalam kitab Raudhatul Muhibbin wa Nuzhatul Mustaaqiin, (hal.131). Daarul Kutub al-Ilmiyyah)

Besarnya kelemahan manusia dalam memikul cinta mengakibatkan banyak diantara mereka yang menghinakan diri demi mendapatkan cinta dan kerelaan dari orang-orang yang mereka cintai. Bahkan mereka seperti orang-orang yang miskin lagi fakir, rela mengemis, menangis dan memohon agar tidak berpisah dari kekasihnya.

Besarnya rasa cinta memang akan selaras dengan besarnya rasa kekecewaan terutama ketika terjadi masalah dalam hubungan cinta antara mereka. Sehingga muncullah dampak lain yang lebih berbahaya seperti adanya kasus bunuh diri dengan minum racun, gantung diri dan lain sebagainya. Korban bunuh diri akibat cinta ini beragam, kebanyakan dari kalangan wanita yang lemah perasaannya, dan tidak sedikit juga dari kalangan laki-laki yang telah kehilangan sifat kejantanannya, waliyaadzubillah. Sejatinya laki-laki itu lambang keperkasaan, kegagahan, kekuatan layaknya seekor singa, namun apabila cinta yang semu sudah mampu menipunya sehingga dia rela bunuh diri karena cinta, maka laki-laki yang seperti ini bisa dikatakan sebagai laki-laki yang sangat bodoh, hina dan tercela sebagaimana ucapan Ibnul Qayyim :

مساكين أهل العشق حتى قبورهم
عليها تراب الذل بين المقابر

"Orang-orang yang miskin adalah orang-orang yang dimabuk cinta hingga sampai dikuburannya. Bagi mereka debu kehinaan diantara kuburan-kuburan tersebut."

Orang-orang yang mabuk cinta, mereka akan rela menjual kemuliaan dan menukarnya dengan debu kehinaan meskipun debu itu akan mereka tabur diatas pusara nisannya dan mereka tidak perduli, sebab mabuk cinta dan mabuk syahwat telah memperbudaknya dan menyeretnya dalam kubangan kehinaan. Ibnul Qayyim mengatakan :

   :و قال آخر
 قالوا عهدناك ذا عز فقلت لهم
لا يعجب الناس من ذل المحبينا
لا تنكروا ذلة العشاق إنهم
مستعبدون برق الحب راضونا

Dan berkata yang lain :

"Mereka mengatakan, kami mengetahui engkau memiliki kemuliaan, maka engkau katakan kepada mereka.
Janganlah manusia merasa heran dengan hinanya orang-orang yang mencintai.
Jangan pula kalian mengingkari hinannya orang-orang yang di mabuk cinta.
Sesungguhnya mereka itu diperbudak oleh perbudakan cinta sedangkan mereka orang-orang yang rela."

Ketika mereka telah rela diperbudak oleh perbudakan cinta yang mereka jalani, perlahan-lahan mereka pasti akan tenggelam dalam lautan cinta yang begitu luas tak berujung, lalu merekapun karam kedasar lautan dan binasa bersama-sama dalam cinta yang menghinakan. Ibnul Qayyim mengatakan :

  :قالوا
 وإذا اقتحم العبد بحر العشق ولعبت به أمواجه فهو إلى الهلاك أدنى منه إلى السلامة

Mereka berkata :

"Apabila seorang hamba menceburkan dirinya kelautan cinta. Dipermainkan dia oleh gelombang maka dia akan menuju pada kebinasaan dan kecil baginya untuk selamat."

Menceburkan diri ke lautan cinta kepada wanita yang telah halal baginya seperti istri yang telah ia nikahi dengan cara yang benar, maka ini tidak tercela sama sekali. Bahkan semakin seseorang tenggelam dilautan cinta yang halal kepada istrinya atau kepada suaminya, maka semakin mereka merasakan kenikmatan yang hakiki dari percintaan tersebut. Berbeda dengan orang yang jatuh cinta kepada wanita atau laki-laki yang tidak halal baginya, mereka ini diibaratkan seperti orang yang diombang-ambingkan oleh gelombang lautan, lalu gelombang itu menghanyutkannya dan menenggelamkannya kedasar lautan yang paling dalam. Maka pantas saja perumpamaan Ibnul Qayyim diatas memberikan gambaran kepada kita bahwa orang-orang yang dimabuk cinta dengan cinta yang tidak halal, bagaikan orang yang tenggelam dilautan lalu terombang-ambing oleh gelombang, maka sangat kecil baginya untuk selamat.

MABUK CINTA ITU SEPERTI MABUK MINUMAN KERAS

Ketika seorang hamba sudah hanyut dalam cinta yang tidak halal dan terjerumus didalamnya, maka dia akan terus terombang-ambing dalam kemabukan sebagaimana mabuknya para peminum khamr (minuman keras), bahkan mabuk cinta lebih dahsyat dari mabuk khamr. Seorang penyair mengatakan : 

إذا دخل الشوق في قلوب العشاق
ترى الناس في سكرتهم يعمهون
لأن سكر العشق أشد من سكر الخمر 

"Apabila rindu masuk ke dalam hati orang-orang yang dimabuk cinta. Engkau akan melihat manusia terombang-ambing dalam kemabukan mereka. 
Karena sesungguhnya mabuk cinta lebih dahsyat dari mabuk khamr."

Karena mabuk cinta lebih dahsyat dari mabuk khamr, maka akal orang-orang yang dimabuk cinta bagaikan akalnya para peminum khamr. Dia mabuk dengan mabuk cinta seperti mabuknya peminum khamr pada khamr bahkan lebih dahsyat lagi.

Bukankah akalnya para peminum khamr tidak waras ketika mereka sedang mabuk khamr? Demikian juga dengan orang-orang yang dimabuk cinta, akal mereka tidak waras ketika mereka sedang di mabuk cinta. Berkata seorang pujangga :

إذا رأيت الناس في سكر العشق
عقولهم كعقول المجانين
 وقلوبهم كقلوب الشياطين 
وسجنوا في سجون الإهلاك
ثم يقتلهم العشق معا في ذل

"Jika engkau melihat manusia dalam keadaan dimabuk cinta. 
Akal mereka bagaikan akalnya orang-orang gila. 
Hati mereka bagaikan hatinya para syaithon.
Mereka terpenjara dalam penjara-penjara kebinasaan. 
Lalu cinta itu membunuh mereka bersama-sama dalam kehinaan."

Berkata pula penyair yang lainnya :

سكر العشق كسكر الخمر أو أشد
 وسجنوا في سجون شهوات ذلا

"Mabuk cinta seperti mabuk khamr (minuman keras) atau lebih dahsyat lagi.
Mereka terpenjara dalam penjara-penjara syahwat dalam keadaan hina."

Kehinaan akibat mabuk cinta telah banyak membuat akal manusia menjadi tidak waras, logika menjadi lumpuh, dan hati-pun menjadi lemah seperti terpenjara. Allah Ta'ala berfirman :

«وَخُلِقَ ٱلْإِنسَـٰنُ ضَعِيفًۭا»

Artinya : "Dan manusia dijadikan bersifat lemah." (QS. An-Nisaa' : 28)

Maksud ayat diatas bahwa manusia itu dijadikan bersifat lemah, terutama dalam urusan wanita sebagaimana ucapan Ibnu Katsir mengenai tafsir ayat diatas :

وقال ابن أبي حاتم : حدثنا محمد بن إسماعيل، حدثنا وكيع عن سفيان، عن ابن طاوس، عن أبيه «وَخُلِقَ ٱلْإِنسَـٰنُ ضَعِيفًۭا» أي في
.أمر النساء. وقال وكيع : يذهب عقله عندهن
[تفسير ابن كثير، ١\٤٣٤. دار الكتب العلمية]

Berkata Ibnu Abi Hatim : “Menceritakan kepada kami Muhammad bin Ismail, menceritakan kepada kami Waki' dari Sufyan dari Ibnu Thawus, dari ayahnya dia berkata (Wa Khuliqal insaanuh do'iifa) “Manusia diciptakan dalam keadaan lemah” yaitu lemah dalam urusan wanita. Dan berkata Waki' : “Akalnya (laki-laki) hilang ketika disisi wanita.” [Tafsiir Ibni Katsir, 1/434 pustaka Darul Kutub Al-Ilmiyah].

Allah Ta'ala juga berfirman sebagaimana yang telah dijelaskan diatas :

 :  ۖرَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًۭا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ»
«وَٱعْفُ عَنَّا

Artinya : "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami." (QS. Al-Baqaroh :  286)

Menurut Ibnul Qayyim, sesuatu yang tidak sanggup dipikul oleh manusia pada ayat diatas adalah cinta sebagaimana yang telah kita dijelaskan diatas.

Dan alangkah beratnya menanggung beban-beban cinta, hingga sering terdengar ditelinga kita senandung syair para pujangga :

"Pandangan mata menabur benih -benih kematian.
Kematian hati bahkan kematian bagi jasad.
Melemahkan akal dari kejernihan pikirannya.
Memenjarakan hati dalam cinta bertabur syahwat.
Menurutinya adalah penyakit bagi hati.
Meninggalkannya adalah penawar bagi qalbu.
Sungguh banyak orang-orang yang menjadi gila.
Akibat satu pandangan dari cinta yang terlarang"

Mata adalah utusan dan tentara bagi hati, namun sangat banyak orang-orang yang terbunuh akibat ulah  Dari utusannya yaitu kedua matanya. Penyair yang lain mengatakan :

"Tatkala qalbuku mengutus mataku, tertuju ia pada kecantikanmu.
Duhai qalbu menjebak mataku, mataku-pun meracuni qalbuku. 
Tersayat pisau, pisau beracun, bermata dua dan tajam bilahnya.
Duhai qalbu mengapa engkau? Terkapar lemah meregang nyawa. 
Adakah utusan meracunimu? Padahal ia tentara-tentaramu."

Berkata pujangga yang lainnya :

"Cinta, mengapa ia hadir di hati singa seperti ku.
Ketika rindu menghiasinya, alangkah gelisahnya jiwa.
Seakan-akan tidak ada ruang bagi siapapun untuk menempatinya.
Alangkah berat apa yang dirasakan hati dan aku menduga ini adalah cinta yang tidak kukehendaki.
Seakan-akan sedang memikul langit.
Aduhai mengapa jiwa selalu mengingat-ngingat kecantikan dan ketaatan itu.
Seakan rembulan dimalam yang cerah.
Sungguh aku tau ini cinta yang tidak ku kehendaki kedatangannya.
Lalu mengapa cinta ini hadir dihatiku, padahal aku laki-laki seperti singa.
Amukanku seperti amukan badai.
Kemarahanku seperti suara petir yang mengguntur.
Dan kilatan pedangku seperti matahari yang meluluh lantahkan pasukan berkuda musuh.
Duhai kiranya lesatan panah musuh dalam pertempuran itu membunuhku, itu lebih ringan dari lesatan panah-panah cinta.
Karena musuh hanya membidik jasadku, sedangkan cinta membidik ruh dan jasadku.
Manakah yang lebih berat untuk ditanggung hamba?"

Dan berkata seorang penyair :

“Alangkah berat menanggung beban cinta. Seandainya gunung dipikulkan diatas pundakku, niscaya itu lebih ringan dari pada memikul beban-beban cinta.”

Lesatan panah musuh dalam pertempuran itu hakikatnya lebih nikmat daripada lesatan panah-panah cinta. Sebab cinta akan membunuh  pelakunya secara perlahan, menggerogoti jasadnya, melumpuhkan hatinya, dan menghilangkan akalnya. Adapun lesatan panah musuh dalam pertempuran, sejatinya itu hanya akan melumpuhkan jasad saja, lalu membunuh pelakunya dengan tiba-tiba. Tidakkah kita pernah mendengar kisah cinta antara Laila dan Majnun? Majnun begitu mencintai Laila, hingga dia menjadi gila karena cintanya dan diapun akhirnya terbunuh karena cintanya. Karena itu, sangat pantas jika Ibnul Qayyim menyebutkan bahwa sesuatu yang tidak sanggup dipikul oleh manusia adalah cinta sesuai dengan makna firman Allah diatas.

Karena beratnya memikul beban cinta dan sulitnya manusia lepas darinya, maka Allah-pun akan membalas orang-orang yang takut kepada-Nya dan meninggalkan segala cinta yang harom dengan balasan surga. Allah Ta'ala berfirman :

«وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ وَنَهَى ٱلنَّفْسَ عَنِ ٱلْهَوَىٰ. فَإِنَّ ٱلْجَنَّةَ هِىَ ٱلْمَأْوَىٰ»

Artinya : "Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya)." (QS. An-Nazi'at : 40-41)

Dan itulah balasan bagi orang-orang  yang bertakwa.

OBAT BAGI ORANG-ORANG YANG DIMABUK CINTA 

Sesungguhnya setiap penyakit ada obatnya, dan obat penyakit cinta adalah bertaubat dan kembali kepada Allah Subhaanahu. Allah 'Azza wa Jalla berfirman : 

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ تُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ تَوْبَةًۭ نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّـٰتٍۢ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَـٰرُ يَوْمَ لَا»
 يُخْزِى ٱللَّهُ ٱلنَّبِىَّ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ ۖ نُورُهُمْ يَسْعَىٰ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَـٰنِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَآ أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَٱغْفِرْ لَنَآ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ
 «قَدِيرٌۭ

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS.At-Tahrim : 8)

Allah 'Azza wa Jalla juga berfirman : 

«قُلْ يَـٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ»

Artinya : "Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS.Az zumar : 53)

Allah 'Azza wa Jalla juga berfirman dalam ayat yang lain :

 «إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلْمُتَطَهِّرِينَ»

Artinya : "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." (QS.Al-Baqaroh : 222)

Allah 'Azza wa Jalla juga berfirman dalam surat Yusuf :

«وَلَا تَا۟يْـَٔسُوا۟ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ ۖ إِنَّهُۥ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلْقَوْمُ ٱلْكَـٰفِرُونَ»

Artinya : "Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". (QS.Yusuf : 87)

Allah 'Azza wa Jalla juga berfirman dalam surat Az-Zumar :

«قُلْ يَـٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ»

Artinya : "Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS.Az-Zumar : 53)

Jangan pernah  berputus asa dari rahmat Allah Ta'ala saudarakumeskipun dosamu sepenuh bumi, karena Allah 'Azza wa Jalla adalah Dzat yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

MENIKAH ADALAH SOLUSI CINTA YANG HAROM

Jika ingin membangun cinta yang halal, maka bangunlah ia diatas pondasi yang benar sesuai dengan syariat Allah. Diantara jalan terbaiknya adalah dengan menikah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits :

((لم يرللمتحابين مثل انكاح))

((Tidak diketahui (yang lebih bermanfaat) bagi dua orang yang bercinta seperti nikah)). (HR. Ibnu Majah)

Hakikat cinta yang sejati itu adalah pernikahan, bukan yang lainnya, sebab cinta selain pernihahan  laksana fatamorgana ditengah gurun tak bertuan. Seorang penyair pernah mengatakan :

"Aku bertanya kepada orang-orang yang berilmu apa itu cinta. 
Jawabnya cinta adalah jalan bertabur bunga dan duri menuju surga atau neraka. 
Apabila diambil sesuai haknya dia di surga. 
Apabila diambil dengan selain haknya dia di neraka. 
Aduhai fatamorgana itu hanyalah tipuan belaka. 
Yang dilihat oleh para musafir di gurun tak bertuan. 
Kiranya engkau melihat singa-singa di sahara mati bergelimpangan. 
Itu tidak lain karena mengejar fatamorgana yang tak pernah bisa didekap. 
Cukup seribu mayat jangan ditambah menjadi seribu satu jasad.
Jika ingin memilikinya, halalkan ia dengan aqad yang suci".

Berkata seorang penyair yang lain :

"Cinta seperti sebatang pohon.
Jika akar-akarnya telah menjalar.
Menebang batang dan rantingnya tidak akan mampu membunuh pohonnya. 
Lalu datanglah musim penghujan mencumbui bumi. 
Pohon itu-pun kembali menumbuhkan daun-daunnya serta bunga-bunganya. 
Ibarat rumput ditengah gurun yang gersang. 
Ia mati pada satu keadaan, dan akan hidup kembali ketika hujan membasahinya.
Jejak, tempat, cerita, kenangan adalah akar-akar cinta. 

Bila ia terus ada, maka cinta tidak akan pernah mati.
Jika ingin membunuh cinta, maka cabutlah akar-akarnya, buanglah rambu-rambunya, dan potonglah urat nadinya. 
Namun bila ingin mengekalkannya, maka siramilah dengan air pernikahan.
Rajutlah dengan benang-benang aqad.
Dan binalah dengan pondasi takwa kepada Allah 'Azza wa Jalla."

Ahli syair yang lain mengatakan :

“Dan arahkanlah cinta itu dalam kebaikan dan ikatan suci.
Namun apabila ia menggelisahkan dan menyibukkanmu dari bertamasya dihadapan Rabb-mu.
Maka campakkanlah cinta itu bersama gelapnya malam.
Saat purnama hilang dalam pandangan mata”

Semoga Allah memberi petunjuk kepada kita dan kaum muslimin seluruhnya untuk menjauhi cinta-cinta yang terlarang, membimbing kita untuk selalu bertakwa kepada-Nya, karena tidak ada bekal yang paling baik melainkan takwa kepada Allah Subhaanahu. Allah Ta'ala berfirman :

«وَتَزَوَّدُوا۟ فَإِنَّ خَيْرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقْوَىٰ ۚ وَٱتَّقُونِ يَـٰٓأُو۟لِى ٱلْأَلْبَـٰبِ»

Artinya : "Berbekallah kalian, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal." (QS. Al-Baqarah : 197)

Allah Ta'ala juga berfirman :

«قُل لَّا يَسْتَوِى ٱلْخَبِيثُ وَٱلطَّيِّبُ وَلَوْ أَعْجَبَكَ كَثْرَةُ ٱلْخَبِيثِ ۚ فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ يَـٰٓأُو۟لِى ٱلْأَلْبَـٰبِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ»

Artinya : "Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan". (QS. Al-Maidah : 100)

Untuk membentuk pondasi takwa kepada Allah, tentunya harus pandai memunculkan rasa takut kepada-Nya dengan banyak mengingat kematian. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

عن أبي هريرة قال: قال رسولُ الله ﷺ: أكثروا ذكر
.هادم اللَّذات: الموت
[رواه الترمذي، والنَّسائي، وصحَّحه ابن حبَّان]

Dari Abu Hurairoh berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Perbanyaklah mengingat penghancur keledzatan : yaitu kematian. [Diriwayatkan oleh Tirmidzi, Nasaa'i dan dishohihkan oleh Ibnu Hibban]

Karena itu mengingat mati adalah sumber munculnya ketakwaan kepada Allah, karena dengan mengingat mati hati menjadi takut. Berkata kafilah-kafilah cinta :

"Hakikat takwa adalah rasa takut
dan hakikat takut yaitu banyak mengingat mati.
Jika mati telah menghiasi benak,
mata akan menangisi hari-hari yang dilalaikannya.
Jiwa akan mudah tunduk diatas ketaatan yang bersumber dari qalbunya.
Hawa nafsu dunia-pun akan terkalahkan oleh takwa kepada-Nya.
Serta rasa takut kepada Allah akan merasuk kedalam hatinya.

Alangkah dekat akhirat bagi orang-orang yang bertakwa kepada-Nya.
Alangkah jauhnya dunia dari kehidupan orang-orang yang sholeh mengharap wajah-Nya.
Dan alangkah pendeknya angan-angan bagi mereka yang mengharapkan surga-Nya.

Sesungguhnya kita adalah bilangan hari-hari.
Setiap hari berlalu, semakin dekat pula kita dengan penghancur keledzatan yaitu mati.
Uban dikepala adalah utusan Allah yang mengingatkan bahwa kematian semakin dekat dan medekati.
Sedangkan amal sholeh belum cukup untuk menghadapi hari yang sangat menakutkan hati.

Segeralah beramal karena mati tidak menunggu ketaatan hamba.
Sedangkan malaikat maut selalu menunggu mencabut nyawa para pelaku durjana.
Sekiranya manusia tahu akan dahsyatnya kematian dan hari kebangkitan jiwa.
Niscaya mereka akan banyak menangis dan akan sedikit tertawa.

Aduhai kehidupan dunia tidak lain hanyalah tipuan belaka.
Bagaikan fatamorgana diatas dataran yang gersang lagi tak berhawa.
Jika manusia  menginginkan kehidupan yang panjang diatas dunia yang fana.
Ketahuilah kehidupan akhirat itu lebih kekal dan lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa.

Semoga tulisan ini bermanfaat.

Related Posts:

0 Response to "CINTA ITU DIBANGUN DIATAS PENGHINAAN DIRI DAN KETUNDUKAN"

Post a Comment