ALLAH MEMILIKI RASA CINTA















Bismillahi. Alhamdulillahi Rabbil 'aalamiin. Wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammadin wa 'ala aalihi wa shahbihi aa'iin. Wa ba'du.

Jika berbicara tentang cinta, pikiran kita selalu terpaku pada kisah cinta  antara dua orang insan semata, padahal disana ada cinta yang lebih tinggi, yaitu cinta Allah kepada hamba-hamba-Nya. Dalam banyak ayat, Allah banyak sekali berbicara tentang cinta ini, diantaranya firman Allah 'Azza wa Jalla :

«وَٱتَّخَذَ ٱللَّهُ إِبْرَٰهِيمَ خَلِيلًۭا»

“Artinya : Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kekasih-Nya". (QS. An-Nisaa : 125)

Allah memiliki rasa cinta yang khusus kepada Nabi Ibrahim 'alaihissalam, begitu juga kepada nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di menjelaskan tentang tafsir ayat diatas 0l:

والخلة أعلى أنواع المحبة، هذه المرتبة حصلت للخليين محمد وإبراهيم عليهما الصلاة والسلام، وأما المحبة من الله، فهي لعموم المؤمنين، وإنما اتخذ الله إبراهيم خليلا، لأنه وفي بما أمر به وقام بما ابتلي به، فجعله الله إماما للناس، والتخذه خليلا، ونوه بذكره في العالمين

[تيسير الكريم الرحمان في تفسير كلام المنان، ص : ٢٠٦. مؤسسة الرسالة]

Al-Khullah merupakan tingkatan yang paling tinggi dari macam-macam cinta, dan kedudukan ini hanya didapatkan oleh dua orang kekasih yaitu Muhammad dan Ibrahim 'alaihimas sholaatu was salaam. Adapun Al-Mahabbah minallah merupakah perkara yang umum untuk seluruh mu'minin, hanya saja Allah telah mengambil Ibrahim sebagai seorang kekasih karena dia telah menyempurnakan apa yang telah diperintahkan kepadanya, dan dia telah tegak dengan apa yang dia diuji dengannya, maka Allah menjadikan dia imam untuk manusia, dan Allah mengambil dia sebagai kekasih dan meninggikan dia dengan menyebut-nyebutnya di segenap alam semesta.” [Taisiirul Kariimir Rahmaan fii Tafsiiri Kalaamil Mannaan, 206. Pustaka Al-Mu'assasatur Risaalah]

Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah juga telah menjelaskan tentang ayat diatas :

وأما الخلة فتوحيد المحبة، فالخليل هو الذي توحد حبه لمحبوبه، وهي رتبة لا تقبل المشاركة، ولهذا اختص بها في العالم الخليلان إبراهيم ومحمد صلوات الله وسلامه عليهما، كما قال الله تعالى : «وَٱتَّخَذَ ٱللَّهُ إِبْرَٰهِيمَ خَلِيلًۭا» [النساء : ١٢٣] وصح عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال : ((إن الله اتخذني خليلا كما اتخذ إبراهيم خليلا)). وفي الصحيح عنه صلى الله عليه وسلم : ((لو كنت متخذا من أهل الأرض خليلا لاتخذت أبا بكر خليلا. ولكن صاحبكم خليل الرحمان))، وفي صحيح أيضا : ((إنى أبرأ إلى كل خليل من خلته)). و لما كانت الخلة لا تقبل المشاركة امتحن الله سبحانه إبراهيم الخليل بذبح ولده لما أخذ شعبة من قلبه، وأراد سبحانه أن 
 يخلص تلك شعبة له ولا تكون لغيره، فامتحنه بذبح ولده، والمراد ذبحه من قلبه، لا ذبحه بالمدية، فلما أسلما لأمر الله وقدم محبة
.الله تعالى على محبة الولد، خلص مقام الخلة وفدى الولد بالذبح

[روضة المحبين ونزهة المشتاقين، ص : ٣٣-٣٤. دار الكتب العلميه]

“Adapan Al-Khullah yakni membuat menjadi satu cinta, adapun Al-Khaliil adalah orang yang menyatu cintanya kepada yang dicintai, dan Al-Khullah adalah, derajat (cinta paling tinggi) yang tidak menerima persekutuan. Oleh karena itu dikhususkan dengan Al-Khullah di alam semesta ini yaitu dua orang kekasih, Ibrahim dan Muhammad wa shalawaatullahi wa salaamuhu 'alaihima, sebagaimana firman Allah «Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangnya-Nya» (An-Nisa’ : 124). Dan telah shahih dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam «Sesungghunya Allah mengambil-ku sebagai kekasih sebagaimana Allah mengambil Ibrahim sebagai kekasih». Dan didalam hadits shahih dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam «Kalau seandainya aku mengambil penduduk bumi sebagai kekasih, maka benar-benar aku akan mengambil Abu Bakar sebagai kekasih. Akan tetapi shahabat kalian (yaitu Nabi sendiri) adalah kekasih Ar-Rahmaan (Allah)», dalam hadits shahih juga : «Sesungguhnya aku berlepas diri dari setiap khalil dari kekhususan cinta-Nya». Dan tatkala Al-Khullah  merupakan kedudukan yang tidak menerima persekutuan, maka Allah -Maha Suci Dia- menguji Ibrahim Al-Khaliil dengan menyembelih anaknya tatkala dia mengambil cabang hatinya (untuk disembelihkan), dan Allah -Maha Suci Dia- menginginkan agar Ibrahim mengikhkaskan buah hatinya itu untuk Allah dan tidak untuk selain-Nya, dan Allah mengujinya dengan menyembelih anaknya, yang diinginkan (dengan menyembelih) adalah ia menyembelih anaknya dari hatinya bukan menyembelih dengan pisau, dan tatkala mereka berdua (Ibrahim dan Ismail) telah tunduk dengan perintah Allah dan mendahulukan cintanya kepada Allah Ta'ala daripada cintanya kepada anaknya, maka telah murnilah martabat Al-Khullah (cinta) dan diapun telah mendapatkan kembali anaknya (yang diganti) dengan sebuah sembelihan.” [Raudhatul Muhibbin, wa Nuzhatul Musytaaqiin, hal : 33-34. Cet. Daarul Kutub Al-Ilmiyah].

Ibnul Qayyim kemudian menyebutkan kesalahan sebagian orang yang mengatakan bahwa Al-Habiib (kekasih) lebih tinggi tingkatannya dari Al-khaliil (kekasih). Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah :

وقد ظن بعض من لا علم عنده أن الحبيب أفضل من الخليل، وقال : محمد حبيب الله وإبرهيم خليل الله، وهذا باطل من وجوه كثيرة، منها : أن الخلة خاصة والمحبة عامة فإن الله يحب التوابين ويحب المتطهرين، وقال في عباده المؤمنين : ((يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّوْنَهُ)) [المائدة : ٥٤]، ومنها : أن النبي صلى الله عليه وسلم نفى أن يكون له من أهل الأرض خليل، وأخبر أن أحب النساء إليه عائشة ومن الرجال أبوها، ومنها : أنه قال : ((إن الله اتخذني خليلا كما اتخذ إبرهيم خليلا)). ومنها أنه قال : ((لو كنت متخذا كن أهل
((الأرض خليلا لاتخذت أبا بكر خليلا ولكن أخوة الإسلام ومودته

[روضة المحبين ونزهة المشتاقين، ص : ٣٤. دار الكتب العلميه]

"Sungguh telah menyangka sebagian orang yang tidak memiliki ilmu bahwasannya Al-Habib (kekasih) lebih utama dari Al-Khalil (kekasih), mereka mengatakan : 'Muhammad Habibullah (kekasih Allah) dan Ibrahim Khalillullah (kekasih Allah)', dan ucapan ini batil dari banyak sisi dan diantaranya : Bahwasannya (kata) Al-Khullah itu khusus sedangkan Al-Mahabbah itu umum dan Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri, dan Allah berfirman kepada hamba-hamba-Nya yang mu'min «Allah mencintai mereka dan mereka mencintai Allah», dan diantaranya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah menafikan adanya Khaliil (kekasih) baginya dari kalangan penduduk bumi, padahal beliau mengabarkan bahwa wanita yang paling dicintainya adalah 'Aisyah dan dari kalangan laki-laki adalah bapaknya (yaitu Abu Bakar)". [Raudhatul Muhibbiin wa Nuzhatul Mustaaqiin, hal. 34. Cet. Daarul Kutub Al-'Ilmiyyah]


Faedah yang bisa diambil :

1. Allah memiliki rasa cinta

2. Rasa cinta Allah terhadap hambahamba-Nya bertingkat-tingkat

3. Rasa cinta Allah yang tertinggi adalah Al-Khullah yaitu rasa cinta Allah yang diberikan Allah secara khusus hanya kepada Nabi Ibrahim 'alaihissalam dan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan tidak diberikan kepada selainnya

4. Tingkatan cinta yang lebih rendah dari Al-Khullah adalah Al-Mahabbah, yaitu rasa cinta Allah kepada orang orang yang beriman. Allah Ta'ala berfirman : «يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُۥٓ»

"Artinya : Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya. (QS.Al-Maidah : 54)

Allah Ta'ala juga berfirman : «إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَّقِينَ»

"Artinya : Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa". (QS.At-Taubah : 7)

5. Jika Allah mencintai orang yang beriman, hukum kebalikannya Allah membenci orang-orang kafir. Allah Ta'ala berfirman :

«قُلْ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ ۖ فَإِن تَوَلَّوْا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْكَـٰفِرِينَ»

"Artinya : Katakanlah: "Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir". (QS.Ali Imran : 32)

6. Dan Allah bebas memilih siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya, sebagaimana Allah 'Azza wa Jalla memilih dan melebihkan sebagian Nabi-nabi yang lain dengan cara berbicara langsung dengannya sebagaimana firman Allah :

«تِلْكَ ٱلرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍۢ ۘ مِّنْهُم مَّن كَلَّمَ ٱللَّهُ ۖ وَرَفَعَ بَعْضَهُمْ دَرَجَـٰتٍۢ»

"Artinya : Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian mereka atas sebagian lainnya. Dan di antara mereka ada yang Allah ajak bicara dan sebagian lagi ada yang ditinggikan-Nya beberapa derajat. (QS.Al-Baqaroh :253)

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah mengenai ayat diatas :

"«تِلْكَ ٱلرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍۢ ۘ مِّنْهُم مَّن كَلَّمَ ٱللَّه»

"Artinya : Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian mereka atas sebagian lainnya. Dan di antara mereka ada yang Allah ajak bicara".

"(Maksudnya) yaitu Musa dan Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, dan seperti itu juga Adam sebagaimana telah datang mengenai hal ini sebuah hadits yang diriwayatkan dalam shohih Ibnu Hibban dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu." [Tafsiir Ibni Katsiir, 1/277, pustaka Daarul Kutub al-Ilmiyyah]

7. Tingginya kedudukan Nabi Ibrahim 'alaihissalam dan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam disisi Allah Ta'ala

8. Adanya kesalahan sebagian kaum muslimin dalam memahami istilah Al-Khalil (kekasih) dan Al-Habiib (kekasih), seperti ucapan mereka Ibrahim Klaliilullah dan Muhammad Habibullah. Ucapan tersebut batil karena kata Al-Khullah khusus sedangkan Al-Mahabbah umum, maksudnya kata Al-Khullah khusus untuk Nabi Ibrahim 'alaihissalam dan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, sedangkan Al-Mahabbah umum mencakup semua orang yang beriman

9. Orang yang paling dicintai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dari kalangan wanita adalah istri beliau 'Aisyah radhiyallahu 'anha 

10. Orang yang paling dicintai oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dari kalangan laki-laki adalah Abu Bakar radhiyallahu 'anhu 

11. Pada hadits diatas menunjukkan tingginya kedudukan 'Aisyah radhiyallahu 'anha disisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam serta tingginya kedudukan Abu Bakar radhiyallahu 'anhu

12. Keutamaan orang-orang yang mendapatkan cinta dari Allah dan Rasul Nya

13. Keutamaan para shahabat dan para shahabiyyah

Semoga tulisan ini bermanfaat.



Related Posts:

0 Response to "ALLAH MEMILIKI RASA CINTA"

Post a Comment