ALLAH MENCIPTAKAN JIN DAN MANUSIA UNTUK BERIBADAH

Bismillah. Alhamdulillahi Rabbil 'aalamiin. Wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammadin wa 'ala aalihi wa shahbihi ajma'iin. Wa ba'du.

Allah menciptakan Jin dan Manusia bukan tanpa maksud dan tujuan, tapi Allah menciptakan mereka untuk beribadah kepada Allah. Allah Ta'ala berfirman :

«وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ»

Artinya : "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyat : 56)

Berkata Ibnu Katsir mengenai tafsir ayat diatas :

أي إنما خلقتهم لآمرهم بعبادتي لا لاختيابي إليهم. وقال علي بن أبي راجعون ابن عباس «إِلَّا لِيَعْبُدُونِ» إلا ليقروا بعبادتي طوعا أو كرها. وهذا اختيار ابن جرير وقال ابن جرير : إلا ليعرفون، وقال الربيع ابن أنس «إِلَّا لِيَعْبُدُونِ» أي إلا للعبادة، وقال السدي : من العبادة ما ينفع ومنها ما لا ينفع «وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ ٱللَّهُ ۚ قُلِ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ۚ» هذه منهم عبادة وليس ينفعهم مع الشرك، وقال الضحاك المراد بذلك المؤمنون.

[تفسير ابن كثير، ٤\٢٠٤. دار الكتب العلمية]

"Maksudnya, Aku  menciptakan mereka dengan tujuan untuk menyuruh mereka beribadah kepada-Ku, bukan karena Aku membutuhkan mereka. Berkata Ali bin Thalhah dari Ibnu Abbas, «إِلَّا لِيَعْبُدُونِ» "Melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." Artinya, melainkan supaya mereka mau tunduk beribadah kepada-Ku, baik secara sukarela maupun terpaksa. Dan itu pula yang menjadi pilihan Ibnu Jarir dan berkata Ibnu Jarir : "Yaitu supaya mereka mengenal-Ku." Berkata Rabii' bin Anas, «إِلَّا لِيَعْبُدُونِ» maksudnya tidak lain kecuali untuk beribadah. As-Suddi mengatakan : "Diantara ibadah itu ada yang bermanfaat dan ada yang tidak bermanfaat." «وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ ٱللَّهُ» "Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah". Ini merupakan ibadahnya mereka dan tidak bermanfaat bagi mereka ibadah tersebut bersama adanya kesyirikan. Berkata Adh-Dhohak : "Yang dimaksud dengan hal itu adalah orang-orang yang beriman." [Tafsiir Ibni Katsiir, hal. 4/204. Cet. Daarul Kutub Al-'Ilmiyyah]

Berkata Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di rahimahullah mengenai surat Adz-Dzariyat diatas :

هذه الغاية التي خلق الله الجن والإنس لها، وبعث جميع الرسل يدعون إليها، وهي عبادته المتضمنة لمعرفته ومحبته، والإنابة إليه والإقبال عليه، والإعراض عمن سواه، وذلك يتضمن معرفته تعالى، فإن تمام العبادة، متوقف على المعرفة بالله، بل كلما ازداد العبد معرفة لربه، كانت عبادته أكمل، فهذا الذي خلق الله المكلفين لأجله.

[تيسير الكريم الرحمان في تفسير كلام المنان، ص ٨١٣. مؤسسة الرسالة]

"Ini merupakan tujuan, dengannya Allah menciptakan jin dan manusia, dan mengutus seluruh rasul agar mereka menyeru kepada tujuan itu, yaitu beribadah kepada Allah yang meliputi mengenal-Nya dan mencintai-Nya, bertaubat kepada-Nya, dan mendekat kepada-Nya, dan berpaling dari selain-Nya, dan hal itu termasuk mengenal Allah Ta'ala, karena sesungguhnya sempurnanya suatu ibadah berhenti pada mengenal Allah, bahkan setiap kali seorang hamba bertambah ia mengenal Rabbnya, maka ibadahnya-pun menjadi lebih sempurna, dan inilah tujuan Allah menciptakan al-mukallafiin (Jin dan Manusia) karena alasan tersebut." [Taisiirul Kariimir Rahmaan fii Tafsiiri Kalaamil Mannaan, hal. 813. Cet. Mu'assasatur Risaalah]

Faedah yang bisa diambil :

1. Huruf ما pada ayat diatas bermakna penafian sedangkan huruf إلا adalah itsbat (penetapan) yang maknanya, Allah tidak menciptakan Jin dan Manusia dengan tujuan lain, kecuali hanya untuk beribadah kepada Allah 'Azza wa Jalla.

2. Makna لِيَعْبُدُوْنِ (supaya mereka beribadah kepada-Ku) yaitu لِيُوَحِّدُوْنِ (supaya mereka mentauhidkan-Ku).

3. Makna ibadah yaitu segala sesuatu yang dicintai dan diridhoi Allah baik perkataan maupun perbuatan sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Taimiyyah rahimahullah :

العبادة اسم جامع لكل ما يحب الله ويرضاه، من الأقوال والأعمال الظاهرة والباطنة.

"Ibadah yaitu suatu nama yang mencakup setiap apa-apa yang dicintai Allah dan diridhoi-Nya, baik ucapan maupun perbuatan yang nampak maupun yang tersembunyi." [Fathul Majiid Syarh Kitaabit Tauhiid, hal. 14. Cet. Daarul Kutub Al-'Ilmiyyah]

4. Allah menciptakan Jin dan Manusia bukan karena Allah butuh pada mereka, sebab Allah adalah Dzat yang tidak membutuhkan siapapunapi Allah menciptakan mereka untuk beribadah. 

5. Pada ayat 56 surat Adz-Dzariyat diatas terkandung tauhid rububiyyah, karena Allah adalah Al-Khaliq (Pencipta) yaitu yang Menciptakan segala sesuatu sebagaimana firman-Nya :

«ٱلَّذِى لَهُۥ مُلْكُ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًۭا وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ شَرِيكٌۭ فِى ٱلْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَىْءٍۢ فَقَدَّرَهُۥ تَقْدِيرًۭا»

Artinya : "Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya." (QS. Al-Furqon : 2)

6. Tauhid Rububiyyah melazimkan tauhid uluhiyyah sebagaimana firman Allah Ta'ala :

«ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلْأَرْضَ فِرَٰشًۭا وَٱلسَّمَآءَ بِنَآءًۭ وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءًۭ فَأَخْرَجَ بِهِۦ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ رِزْقًۭا لَّكُمْ ۖ فَلَا تَجْعَلُوا۟ لِلَّهِ أَندَادًۭا وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ»

Artinya : "Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui." (QS. Al-Baqaroh : 22)

7. Pada ayat diatas terkandung juga tauhid uluhiyyah karena Allah menciptakan manusia dengan tujuan untuk beribadah, dan ibadah adalah perbuatan hamba, dan tauhid uluhiyyah yaitu mengesakan Allah dalam perbuatan-perbuatan hamba atau dalam beribadah

8. Jin adalah makhluk yang semisal dengan kita, Allah lebih dahulu menciptakan mereka daripada Manusia. Allah ciptakan mereka dari api sedangkan manusia diciptakan dari tanah. 

9. Jin dan Manusia merupakan dua golongan yang berbeda alam, namun keduanya mendapatkan pembebanan syariat yang sama dari Allah 'Azza wa Jalla.

10. Jin sebagaimana Manusia ada yang ahlus sunnah ada yang ahlul bid'ah, ada yang bertauhid dan ada yang berbuat syirik, ada yang mu'min dan ada juga yang kafir sebagaimana firman Allah : 

«قُلْ أُوحِىَ إِلَىَّ أَنَّهُ ٱسْتَمَعَ نَفَرٌۭ مِّنَ ٱلْجِنِّ فَقَالُوٓا۟ إِنَّا سَمِعْنَا قُرْءَانًا عَجَبًۭا. يَهْدِىٓ إِلَى ٱلرُّشْدِ فَـَٔامَنَّا بِهِۦ ۖ وَلَن نُّشْرِكَ بِرَبِّنَآ أَحَدًۭا. وَأَنَّهُۥ تَعَـٰلَىٰ جَدُّ رَبِّنَا مَا ٱتَّخَذَ صَـٰحِبَةًۭ وَلَا وَلَدًۭا»

Artinya : "Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: sekumpulan jin telah mendengarkan (Al-Qur'an), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Qur'an yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorangpun dengan Tuhan kami. Dan bahwasanya Maha Tinggi kebesaran Tuhan kami, Dia tidak beristeri dan tidak (pula) beranak." (QS. Al-Jin : 1-3)

11. Wajibnya beriman tentang perkara-perkara yang ghoib yang datang dari Al-Qur'an dan As-Sunnah meskipun itu diluar jangkauan aqal kita.

12. Beriman tentang perkara ghoib termasuk diantara rukun-rukun iman kepada Allah.

13. Tidak ada yang mengetahui perkara-perkara ghoib kecuali Allah.

Dan masih banyak faedah lainnya. Semoga bermanfaat.


Related Posts:

0 Response to "ALLAH MENCIPTAKAN JIN DAN MANUSIA UNTUK BERIBADAH"

Post a Comment