PEMBAGIAN CINTA

Bismillah, alhamdulillahi Rabbil 'aalamiin, wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammadin wa 'ala aalihi wa shahbihi ajma'iin, wa ba'du'.

Jika kita berbicara tentang permasalahan Cinta, pikiran kita akan terbawa pada dimensi yang sangat rendah lagi hina, yaitu cinta antara seorang laki-laki yang bukan mahram terhadap wanita yang bukan mahramnya atau sebaliknya. Padahal disana masih ada jenis cinta yang lain, yang para ulama membaginya menjadi 4 bagian :

1. Cinta ibadah
2. Cinta syirik
3. Cinta maksiat
4. Cinta tabiat.

Berkata Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab Al-Washabi :

: أقسام المحبة أربعة

«الأول : محبة عبادة، وهي حب الله، وحب ما يحبه الله، قال تعالى : «وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَشَدُّ حُبًّۭا لِّلَّهِ

الثاني : محبة شركية، وهي حب غير الله كحل الله أو أشد، قال تعالى : «وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَندَادًۭا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ 
«ٱللَّهِ 

الثالث : محبة معصية، وهي كحل الحرام، والبدع وأصحاب المعاصي والأهواء وغير ذلك من المحبة المخالفة للشرع

الرابع : محبة طبيعة كحب الأولاد والأهل والنفس وغير ذلك من المباحات، لكن يجب أن تكون طبيعية

فإذا شغلت الشخص عن طاعة الله فترك بعض الواجبات فهي محبة معصية، فإذا طغت على حياته وقلبه، وأحبها كحب الله أو أشد
.فهي محبة شركية

[تحفة المريد شرح القول المفيد، ص : ٨٤-٨٨. مكتبة الإرشاد]

"Macam-macam cinta ada 4 :

Yang Pertama : Cinta yang bersifat ibadah, yaitu cinta kepada Allah, dan cinta kepada apa-apa yang Allah cintai, Allah Ta'ala berfirman : «Artinya : "Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah"...»

Yang Kedua : Cinta yang bersifat syirik, yaitu cinta kepada selain Allah seperti cintanya kepada Allah atau lebih besar lagi, Allah Ta'ala berfirman : «Artinya : "Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah"...»

Yang Ketiga : Cinta yang bersifat maksiat, seperti cinta pada keharaman, bid'ah, ahli maksiat,-pengikut hawa nafsu dan selain itu dari kecintaan yang menyelisihi syariat.

Yang Keempat : Cinta yang bersifat tabiat, seperti cinta kepada anak-anak, keluarga, diri sendiri dan selain dari itu dari perkara-perkara yang boleh, akan tetapi wajib menjadikan cinta tersebut (cinta kepada anak-anak, keluarga diri sendiri dan lain-lain) bersifat tabiat.

Namun apabila cinta itu menyibukkan seseorang dari ketaatan kepada Allah dan meninggalkan sebagian kewajiban-kewajiban maka ia merupakan cinta yang bersifat maksiat. Apabila cinta itu menjadikan ia melampau batas (dzolim) terhadap kehidupannya dan hatinya, dan ia mencintai kehidupannya  sebagaimana dia mencintai Allah atau lebih besar lagi, maka cinta tersebut merupakan cinta yang bersifat syirik." [Tuhfatul Muriid Syarhu Al-Qaulil Mufiid, hal. 84-88. Maktabatul Irsyaad]


Faedah yang bisa di diambil :

1. Cinta itu bermacam-macam, para ulama membaginya menjadi 4 bagian

2. Pertama, cinta yang bersifat ibadah, yaitu cinta kepada Allah dan cinta terhadap apa-apa yang dicintai oleh Allah. Barangsiapa yang memberikan cinta jenis ibadah ini untuk selain Allah, maka dia telah berbuat syirik besar.

3. Kedua, cinta yang bersifat syirik, yaitu cinta kepada selain Allah seperti ia mencintai Allah atau lebih besar lagi. Yang dimaksud dengan selain Allah yaitu seluruh alam semesta, bisa berupa manusia, berhala, bintang-bintang dan segala sesuatu yang dijadikan sebagai tandingan-tandingan selain Allah. Dan cinta yang bersifat syirik ini akan menafikan seluruh pokok keimanan.llah. Dan cinta yang bersifat syirik ini akan menafikan pokok keimanan.

4. Ketiga, cinta yang bersifat maksiat, seperti cinta pada keharaman, bid'ah, cinta kepada ahli maksiat, cinta kepada pengikut hawa nafsu dan selain itu dari kecintaan-kecintaan yang menyelisihi syariat. Dan cinta yang bersifat maksiat ini akan menafikan kesempurnaan tauhid dan menafikan kesempurnaan iman. Apabila seseorang mencintai keharaman, bid'ah, mencintai pelaku maksiat, menolongnya, maka dia akan dikumpulkan bersama orang yang dia cintai tersebut.

5. Keempat, cinta yang bersifat tabiat, seperti cinta kepada anak-anak, keluarga, orang tua, istri dan yang sejenisnya. Cinta tabiat ini boleh dan tidak tercela. Namun apabila cinta ini menyibukkan seseorang dari ketaatan kepada Allah dan meninggalkan sebagian kewajiban-kewajiban yang diwajibkan kepadanya maka cinta itu berubah menjadi cinta yang bersifat maksiat.

Namun apabila cinta itu menjadikan ia dzolim terhadap kehidupannya dan hatinya, seperti mencintai suaminya dengan kecintaan yang berlebihan, mencintai anak-anaknya dengan kecintaan yang melampaui batas, atau mencintai ayah dan ibunya dengan kecintaan yang setara dengan cintanya kepada Allah atau bahkan lebih besar lagi, maka cinta tabiat yang asalnya boleh tersebut berubah menjadi cinta yang syirik.

Semoga tulisan ini bermanfaat.


Related Posts:

0 Response to "PEMBAGIAN CINTA"

Post a Comment