SALAF MENETAPKAN SIFAT TERTAWANYA ALLAH



















Bismillah. Alhamdulillahi Rabbil 'aalamiin, wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammadin wa 'ala alihi wa shahbihi ajma'in, wa ba'du.

Diantara sifat Allah 'Azza wa Jalla yang  tetap bagi-Nya berdasarkan dalil dari as-Sunnah serta Ijma' salaf yaitu sifat tertawa, dan wajib bagi setiap muslim dan muslimah menetapkan sifat tersebut tanpa tahrif (memalingkan maknanya), tanpa ta'thil (menolak sifat tersebut), tanpa takyif (membagaimakan sifat tersebut), dan tanpa tamtsil (mempermisalkan sifat tersebut dengan sifat makhluk). Dan sifat tertawa adalah sifat yang hakiki, yang pantas bagi keagungan dan kebesaran Allah 'Azza wa Jalla. Berkata Ibnu Qudamah al Maqdisi rahimahullah dalam kitabnya Lum'atul I'tiqod :

.((وقوله ((يضحك الله إلى رجلين قتل أحدهما الآخر ثم يدخلان الجنة
[شرح لمعة الإعتقاد الهادي إلى سبيل الرشاد، ص : ٣٢. دار الآثار]

Nabi bersabda : ((Allah tertawa terhadap dua orang laki-laki yang salah satu dari mereka membunuh yang lainnya, namun keduanya masuk surga)). [Syarh Lum'atil I'tiqod Al-Haadi Ila Sabiilir Rosyad, hal. 32. Cet. Daarul Aatsaar]

Berkata Asy-Syaikh Muhammad bin Sholih al-'Utsaimin rahimahullah dalam syarahnya :

.الضحك من صفات الله الثابتة له بالسنة وإجماع السلف

قال النبي صلى الله عليه وسلم : ((يضحك الله إلى رجلين قتل أحدهما الآخر ثم يدخلان الجنة)). وتمام الحديث : ((يقاتل هذا في
 .سبيل الله فيقتل ثم يتوب الله على القتال فيستشهد)). متفق عليه

وأجمع السلف على إثبات الضحاق لله. فيجب إثباته له من غير تحريف ولا تعطيل ولا تكييف ولا تمثيل. وهو ضحك حقيقي يليق
 .بالله تعالى

.وفسره أهل التعطيل بالثواب، ونرد عليهم بما سبق في القائدة الرابعة
[شرح لمعة الإعتقاد الهادي إلى سبيل الرشاد، ص : ٣٢. دار الآثار]

"Tertawa termasuk sifat Allah yang tetap bagi-Nya dalam As-Sunnah dan ijma' Salaf.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : ((Allah tertawa kepada dua orang laki-laki yang salah satu dari keduanya membunuh yang lain, namun keduanya masuk surga)). Secara lengkap hadits ini : ((Orang yang satu berperang dijalan Allah lantas ia terbunuh kemudian Allah menerima taubat si pembunuh lalu dia juga mati  syahid)). Muttafaqun 'Alaihi.

Dan Salaf telah bersepakat atas tetapnya sifat tertawa bagi Allah, maka wajib menetapkan sifat tersebut untuk Allah tanpa tahrif (memalingkan maknanya), tanpa ta'thil (menolak sifat tersebut), tanpa takyif (membagaimanakan sifat tersebut) dan tanpa tamtsil (mempermisalkan sifat tersebut dengan sifat makhluk). Dan ia (yaitu tertawa tersebut) merupakan tertawa yang hakiki yang pantas bagi Allah Ta'ala.

Dan Ahlu ta'thil (orang-orang yang menolak sifat Allah) mentafsirkan sifat tertawa dengan pahala, dan kami bantah mereka dengan apa-apa yang telah berlalu dari qoidah yang ke empat." [Syarh Lum'atil I'tiqod al-Haadi ila Sabiilir Rosyad, hal. 32. Cet. Daarul Aatsaar]

Kemudian berkata Ibnu Qudamah al-Maqdisi rahimahullah dalam lanjutannya :

فهذا وما أشبهه مما صح سنده وعدلت روايته، نؤمن به ولا نرده، ولا نجحده، ولا نتأوله بتأويل يخالف ظاهره، ولا نشبهه بصفات
«المخلوقين، ولا بسمات المحدثين، ونعلم أن الله سبحانه وتعالى لا شبيه له ولا نظير : «لَيْسَ كَمِثْلِهِۦ شَىْءٌۭ ۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ
[الشوري : ١١]

وكل ما يخيل في الذهن أو خطر بالباب، فإن الله تعالى بخلافه
[شرح لمعة الإعتقاد الهادي إلى سبيل الرشاد، ص : ٣٣. دار الآثار]

"Maka ini (yaitu sifat tertawanya Allah) dan yang serupa dengan itu dari apa-apa yang telah shohih sanadnya dan adil riwayatnya, kita beriman dengannya dan kita tidak menolaknya, dan tidak menta'wil dengan ta'wil yang menyelisihi dzohirnya, dan kita tidak pula menyerupakannya dengan sifat makhluk, dan tidak pula dengan memberikan ciri (karakteristik) baru, dan kitapun mengetahui bahwasanya Allah Subhaanahu wa Ta'ala tidak ada yang serupa dengan-Nya dan tidak pula ada yang sepadan dengan-Nya : «Artinya : "Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat."» (QS. Asy-Syura : 11). [Syarh Lum'atil I'tiqod Al-Haadi Ila Sabiilir Rosyad, hal. 33. Cet. Daarul Aatsaar]

Faedah yang bisa diambil :

1. Tertawa termasuk diantara sifat-sifat Allah Ta'ala yang mulia

2. Tertawanya Allah merupakan sifat yang ditetapkan berdasarkan dalil-dalil dari as-Sunnah

3. Tertawanya Allah termasuk sifat Allah yang ditetapkan berdasarkan ijma salaf

4. Tertawanya Allah tentu tidak sama dengan tertawanya makhluk, karena Allah tidak serapa dengan makhluk-Nya. Allah Ta'ala berfirman :

«لَيْسَ كَمِثْلِهِۦ شَىْءٌۭ ۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ»

Artinya : "Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS. Asy-Syura : 11)

5. Hadits tentang tertawanya Allah adalah hadits yang shohih disepakati oleh Al-Bukhari dan Muslim

6. Tertawanya Allah adalah tertawa yang sifatnya hakiki, bukan kiasan atau majaz

7. Wajib menetapkan sifat tertawa bagi Allah tanpa tahrif (memalingkan maknanya), tanpa ta'thil (menolak sifat tersebut), tanpa takyif (membagaimakan sifat tersebut), dan tanpa tamtsil (mempermisalkan sifat tersebut dengan sifat makhluk)

8. Pada hadits diatas Allah Ta'ala tertawa pada dua orang yang salah saling membunuh, tapi mereka sama-sama masuk surga

9. Surga adalah balasan bagi orang-orang yang bertakwa diantaranya orang-orang yang berjihad dan mati syahid di jalan Allah

10. Jihad yang dimaksudkan pada hadits diatas adalah jihad berhadap-hadapan langsung dengan musuh di medan pertempuran, bukan jihad yang keliru seperti aksi bom bunuh diri atau yang sejenis dengannya yang mencoreng wajah agama Islam

11. Membunuh seorang muslim merupakan dosa besar dan pelakunya diancam masuk neraka berdasarkan firman Allah Ta'ala :

«وَمَن يَقْتُلْ مُؤْمِنًۭا مُّتَعَمِّدًۭا فَجَزَآؤُهُۥ جَهَنَّمُ خَـٰلِدًۭا فِيهَا وَغَضِبَ ٱللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُۥ وَأَعَدَّ لَهُۥ عَذَابًا عَظِيمًۭا»

Artinya : "Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya." (QS. An-Nisaa' : 93)

12. Dosa membunuh meskipun dosa besar tapi masih bisa diampuni oleh Allah Ta'ala asalkan pelakunya mau bertaubat kepada Allah dengan taubat yang nasuha. Berbeda dengan paham khowarij yang mengatakan pelaku dosa besar dia kafir, dan di akhirat dia kekal di neraka selama-lamanya

13. Luasnya rahmat Allah Ta'ala, sebagaimana firman-Nya 'Azza wa Jalla :

«قَالَ عَذَابِىٓ أُصِيبُ بِهِۦ مَنْ أَشَآءُ ۖ وَرَحْمَتِى وَسِعَتْ كُلَّ شَىْءٍۢ ۚ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱلَّذِينَ هُم بِـَٔايَـٰتِنَا يُؤْمِنُونَ»

Artinya : "Allah berfirman: "Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami". (QS. Al-A'raf : 156)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga pernah bersabda tentang rahmat Allah mengalahkan kemarahan-Nya :

إن الله كتب كتابا عنده فوق العرش : ((إن رحمتى تغلب غضبي)). متفق عليه
[لمعة الإعتقاد الهادي إلى سبيل الرشاد، ص : ٢٩. دار الاثار]

((Sesungguhnya Allah telah menulis sebuah kitab disisi-Nya diatas 'Arsy : Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan kemarahan-Ku)). Disepakati oleh Bukhari dan Muslim. [Lum'atul I'tiqaad Al-Haadiy ila Sabiilir Rasyaad, hal : 29. Cetakan. Daaru Atsaar]

14. Luasnya ampunan Allah Ta'ala sebagaimana firman-Nya 'Azza wa Jalla :

«قُلْ يَـٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ»

Artinya : "Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar : 53)

15. Allah Ta'ala  mencintai orang-orang yang bertaubat :

«إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلْمُتَطَهِّرِينَ»

Artinya : "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." (QS. Al-Baqaroh : 222)

16. Sesatnya pemahaman ahlu ta'thil

Masih banyak faedah-faedah lain yang tidak bisa kami rangkum. Semoga yang sedikit ini bermanfaat untuk kita semua. Baarakallahu fiikum.

***

Dompu, 21 Ramadhon 1441 H/14 Mei 2020

Penulis : Abu Dawud ad-Dombuwiyy

Artikel : Meciangi-d.blogspot.com 

Related Posts:

0 Response to "SALAF MENETAPKAN SIFAT TERTAWANYA ALLAH"

Post a Comment