Bismillah. Alhamdulillahi Rabbil 'aalamiin. Wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammadin wa 'ala aalihi wa shahbihi ajma'iin. Wa ba'du.
Bersabar dengan sikap kasar dan kerasnya seorang guru itu berat dan sangat berat, apalagi jika anda berumur 63 tahun dan guru anda berumur 30 tahun.
Tipe guru itu berbeda-beda, ada yang lembut, ada yang pertengahan, dan ada yang keras.
Guru yang keras pun bermacam-macam, ada yang kerasnya masih dalam tahap kewajaran seperti; memarahi santri yang keluar masuk, mengusir santri yang terlambat, dll.
Tapi ada guru itu yang kerasnya sudah masuk kategori mendzolimi santri, menampar, memukul, membuat aturan yang merugikan santri seperti menggoib santri walaupun hadir di kelas, tidak memberikan nilai kepada santri yang telat mengumpulkan kertas ujian, tidak membolehkan santri mengikuti pelajarannya walaupun pesantren membolehkannya. Aturan-aturan ini hak mutlak pesantren, jika seperti ini permasalahannya, guru itu sejatinya telah mendzolimi santri dan hak-hak santrinya.
Jadi, tidak semua perbuatan guru itu mutlak bisa diterima, apalagi jika murid-muridnya sudah bersabar bertahun-tahun. Diam dan tidak mengemukakan pendapat bukan solusi, maka tidak masalah jika santri mengemukakan pendapatnya tapi Jika kita berkata kenapa begini ya Ustadz, kenapa begitu. Jika ranahnya tanya jawab, maka
Pada ranah inilah mungkin makna ucapan Imam Asy-Syafi'i rahimahullah :
أصبر على مر الجفا من معلم
فإن رسوب العلم في نفراته
ومن لم يذق مر التعلم ساعة
تجرع ذل الجهل طول حياته
ومن فاته التعليم وقت الشبابه
فكبر عليه اربعا لوفاته
وذات الفتى -والله- بالعلم والتقى
إذا لم يكونا لا اعتبار لذاته
[ديوان الشافعي، ص ؛ ٥٩]
"Bersabarlah atas sifat kasar seorang guru, karena gagalnya mempelajari ilmu karena memusuhinya. Barangsiapa belum merasakan pahitnya belajar walau sesaat, dia akan merasakan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya. Barangsiapa yang luput mempelajari ilmu dimasa mudanya. Maka bertakbirlah sebanyak empat kali atas kematiannya. Demi Allah hakekat seorang pemuda adalah dengan ilmu dan takwa. Bila keduanya tidak ada maka dirinya tidak dianggap". [Diwan Asy-Syaafi'i, hal.59].
Tapi sejatinya
أخي لن تنال العلم إلا بستة سأنبيك عن تفاصيلها ببيان : ذكاء، وحرص، واجتهاد، وبلغة، وصحبة أستاذ، وطول زمان
[ديوان الشافعي، ص :١١٦]
"Saudaraku, engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan enam perkara yang akan saya ceritakan dengan jelas perinciannya : (1) kecerdasan, (2) semangat, (3) sungguh-sungguh, (4) kecukupan (harta), (5) dengan bimbingan guru, (6) lama waktunya."
[Diwan Asy-Syafi'i, hal.116].
Semoga bermanfaat.
***
Dompu, 9 Dzulhijjah 1441 H / 30 Juli 2020
Penyusun : Abu Dawud ad-Dombuwiyy
Artikel : Meciangi-d.blogspot.com
0 Response to "UCAPAN IMAM ASY-SYAFI'I"
Post a Comment