CINTA DAN KESYIRIKAN DALAM LAGU DAN NYANYIAN

Bismillah. Alhamdulillah. Wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammadin wa 'ala aalihi wa shahbihi ajma'iin. Wa ba'du.

Banyak cara bagi siapapun untuk mengungkapkan isi hatinya kepada lawan jenisnya, diantaranya dengan nyanyian atau musik. Jangan heran itulah sebabnya hampir semua nyanyian di televisi selalu bertemakan cinta dan asmara, karena musik memang sangat erat kaitannya dengan cinta dan syahwat.

Beragam Jenis Lagu dan Tema yang Diusung, bahkan ada yang Porno

Para musisi dalam menciptakan lagu-lagu hits mereka, kebanyakan diambil dari kisah hidup mereka sendiri atau diambil dari kisah orang lain yang mereka kagumi atau dari kisah-kisah lain yang menurut mereka mampu memberikan "motivasi" serta "inspirasi" bagi dirinya maupun orang lain, sehingga kisah-kisah itu-pun mereka tuangkan dalam bait-bait lagu yang mereka nyanyikan, dan dinyanyikan pula oleh seluruh penggemarnya.

Beragamnya nuansa hati dan jiwa sang musisi menyebabkan beragam pula jenis lagu yang mereka ciptakan, dan yang paling mendominasi lagu-lagu tersebut adalah lagu bertemakan cinta. Dari pencabangan rasa cinta ini muncul lagu bertema gembira, kesedihan, kegalauan, kekecewaan, depresi, bahkan tentang hubungan seks, waliyaadzubillah. Namun ada pula lagu-lagu yang menceritakan tentang kecanduan obat-obatan terlarang dan lain sebagainya.

Seorang musisi yang memiliki rasa peduli dengan lingkungan sosial, mereka akan menyanyikan lagu bertemakan alam,  kemanusiaan, kelaparan, kemiskinan, putus sekolah, gunung meletus, huru-hara, dan tidak ketinggalan juga tentang tema cinta.

Adapula pula para musisi yang tema lagu-lagunya bernuansa kritikan, baik mengkritik pemerintah, instansi tertentu, para koruptor, yang intinya mencoba untuk melawan, menyuarakan ketidakadilan, membangkitkan keresahan jiwa, memprovokasi, namun tidak ketinggalan mereka juga menyelipkan lagu-lagu dengan tema cinta.

Adapula para musisi yang terkesan agamis, membawakan lagu-lagu "religi" atau bernuansa "Islami", tentang cinta kepada Allah Ta'ala, cinta kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, cinta kepada istri-istri Nabi shallallahu alaihi wa sallam, cinta kepada para wali dan orang-orang sholeh, sehingga akibat cinta yang berlebihan ini -khususnya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam-, akhirnya merekapun terjatuh dalam kesyirikan karena sebab ghuluw (berlebih-lebihan) dalam memposisikan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam hingga kederajat ilah yakni Allah 'Azza wa Jalla. Wailyaadzubillah. 

Ketahuilah, nyanyian se "religi" apapun, tetap tidak bisa membangkitkan rasa takwa kepada Allah Subhaanahu wa Ta'ala sedikitpun. Bagaimana mungkin sesuatu yang diharamkan Allah, akan membangkitkan rasa takwa kepada-Nya 'Azza wa Jalla? Karena itu, semua jenis lagu, baik genre metal, blues, jazz, rock, raggae, "religi", semuanya hanya akan melalaikan kita dari jalan Allah. Bagaimana mungkin sesuatu yang melalaikan akan membangkitkan rasa takwa? Karena itulah Allah 'Azza wa Jalla berfirman :

«وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا»

Artinya : "Dan orang-orang yang tidak menyaksikan perbuatan zur, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (begitu saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS. Al-Furqan : 72)

Berkata Asy-Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah tentang firman Allah diatas :

وَٱلَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ ٱلزُّورَ. أي : لا يحضرون الزور، أي : القول والفعل المحرم، فيجتنبون جميع المجالس، المستملة  على الأقوال المحرمة، أو الأفعال المحرمة، كالخوض في آيات الله، والجدال الباطل، والغيبة، والنميمة، والسب، والقذف، والاستهزاء، والغناء المحرم، وشرب الخمر، وفرش الحرير، والصور، ونحو ذلك، وإذا كانوا لا يشهدون الزور، فمن باب الأولى وأحرى، أن لا يقوله ويفعلوه

(Artinya : "Dan orang-orang yang tidak menyaksikan perbuatan zur) yaitu : tidak menghadiri perbuatan zur, yaitu ucapan dan perbuatan yang haram, maka jauhilah semua majelis yang mengandung ucapan-ucapan yang haram, atau perbuatan-perbuatan yang haram, seperti membicarakan tentang ayat-ayat Allah secara berlebihan, perdebatan yang bathil, ghibah dan namiimah (mengadu domba), mencaci-maki, menuduh berzina, mengolok-olok, nyanyian yang haram, meminum khamr, tikar dari sutra, gambar (makhluk bernyawa) dan selainnya. Apabila mereka tidak menyaksikan perbuatan zur, maka lebih-lebih lagi dan selainnya, mereka tidak  akan mengatakan dan melakukan perbuatan zur". [Taisiirul Kariimir Rahmaan fii Tafsiiri Kalaamil Mannaan, hal. 587. Cet. Muassasatur Risaalah]

Makna az-Zuur sebaimana tafsiran para ulama yakni ucapan dan perbuatan yang haram, diantaranya lagu dan nyanyian.

Dan dalam lagu dan nyanyian, banyak juga yang mengandung ucapan-ucapan keji, ucapan sia-sia, bahkan ucapan-ucapan kesyirikan.

Dahulu mungkin kita sering mendengar bait-bait lagu yang dinyanyikan oleh beberapa penyanyi "religi" yang baitnya, "Ya Rabbi bil musthofa", bait lagu ini sebenarnya mengandung unsur kesyirikan yaitu meminta kepada Allah melalui perantara. Huruf ba dalam bahasa arab kurang lebih memiliki 7 makna bahkan lebih, pada lagu shalawat diatas huruf ba dalam bait lagu tersebut hanya memiliki dua makna saja, (1) bermakna doa, (2) bermakna sumpah. Jika bermakna do'a berarti yang melantunkan lagu secara tidak sadar dia telah berdo'a kepada selain Allah 'Azza wa Jalla yakni berdo'a kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang telah wafat. Padahal do'a itu termasuk ibadah sebagaimana firman Allah Ta'ala :

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Artinya : "Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". (QS. Ghafir : 60)

Menyembah-Ku yakni berdo'a kepada-Ku, sebagaimana yang disebutkan oleh para ulama.

Karena itu ibadah seluruhnya hanya untuk Allah. Jika mereka menganggap do'a disitu adalah do'a mas'alah, maka syaratnya tidak terpenuhi, karena syarat do'a mas'alah orang yang kita mintai pertolongan diantaranya : (1) harus hidup, (2) hadir, (3) mampu mengabulkan permintaan kita. Jika yang kita mintai pertolongan memenuhi semua ketiga syarat diatas, maka ditambah syarat keempat takni : (4) Tidak boleh tunduk dan merendahkan diri dalam meminta pertolongan, contoh seperti adat kebiasaan abdi dalem di keraton Yogyakarta dan Solo yang sungkem atau gerakan seperti ruku dan sujud untuk menghormati para raja keraton dan para bangsawan dan yang lainnya. Maka ini hukumnya harom.

Namun jika huruf ba bermakna sumpah, maka dia telah bersumpah dengan nama selain Allah.

Baca selengkapnya di : Salawat Sunnah vs Salawat Bid'ah

Bahkan dahulu ada lagi lagu yang sangat populer ditengah-tengah masyarakat Indonesia, dan mereka ketika menyanyikan lagu ini, seolah-olah wajib menggerakan tangannya kesana dan kemari serta kedepan dan kebelakang. Lirik lagu ini kurang lebih, "E.t.h .pa y.ng m.r.s.k.mu."

Jetika saya secara tidak sengaja mendengar lagu ini di halaman sebuah masjid, dan dinyanyikan pula oleh anak-anak muda yang kelihatannya punya semangat dalam beragama dengan tangan bergerak ke kanan dan ke kiri, kedepan dan kebelakang. Ketika mendengarkan lagu ini, saya-pun bertanya kepada para santri yang sedang belajar di dalam masjid, ada apa dengan mereka wahai para santri? Apakah yang sedang merasuki mereka? Para santripun tertawa. Tentunya yang sedang merasuki mereka adalah syaithon yang selalu mengajak manusia kepada jalan-jalan kesesatan melalui musik dan nyanyian.

Lagu dan nyanyian juga sangat sarat dengan unsur-unsur yang merusak akhlak dan mengandung unsur porno, kita sebut saja lagu-lagu gubahan musisi Do.l S.mb..g di album pornonya, atau lagu-lagu gubahan grub band ja.r.d dengan judul d.kt.r s.st.r, atau lagu dari mod.rn g..k dengan judul si d.l., atau lagu dari iw.n f.ls berjudul T.nt. L.sa, atau Lo.nt.ku dan yang semisal dengan itu, na'uudzubillah mindzalik.

Ada juga lagu-lagu dan nyanyian yang mengajarkan pemberontakan dan kritik mengkritik pemerintah seperti lagu-lagu Iw..n F.ls, sebut saja t.k.s-t.k.s k.nt.r, amb.l.nce z.g-zag, k.ret. t.b. p.k.l b.r.pa, s.r.t b..t w.kil r.ky.t dan lain sebagainya. Bahkan lagu s.r.t b.at w.k.l r.ky.t ini masih terus saja dinyanyikan dalam aksi demonstrasi mahasiswa di kantor DPR pada era reformasi tahun 1998 dahulu bahkan hingga sekarang.

Sebelum Iw..n F.ls ada juga k..s p.us, dan d'll.yd yang juga ikut mengkritik pemerintah melalui lagu-lagunya, sebut saja h.d.p di b.i, bahkan lagu ini sempat dilarang diputar di stasiun televisi TVRI atau di radio RRI pada waktu itu. Pada era sekarang, nuansa kritik mengkritik seperti ini tidak hilang, tapi muncul lagi dengan wajah baru dan seperti itu seterusnya. Waliyaadzubillah.

Selain tema-tema yang disebutkan diatas, yang paling banyak diceritakan dalam semua jenis lagu dan nyanyian adalah tentang masalah cinta. Bahkan ada lagu-lagu sesat yang terkesan sangat cengeng alias super cengeng, sebut saja g.l s-g.l.s k.c. dari N.a D.n.a.i atau lagu h.t. y..g l.k. dari B.th.r.a S.n.ta, yang saking cengengnya, sampai-sampai Menteri Penerangan Indonesia bapak Harmoko ketika itu melarang stasiun televisi TVRI dan radio RRI memutar lagu-lagu tersebut, khawatir akan mematahkan semangat rakyat Indonesia yang baru saja merdeka dari penjajahan. Dan bapak Harmoko benar-benar khawatir jika lagu-lagu dan nyanyian-nyanyian seperti itu akan membuat rakyat Indonesia malas bekerja akibat terlalu larut dalam kesedihan. Pemerintah Indonesia saja tau bahwa lagu dan nyanyian dapat mempengaruhi jiwa masyarakat Indonesia, bagaimana dengan kita. Seandainya lagu g.l.s-g.l.s k.c. atau h.t. y..g l.k. diputar dimasa penjajahan Jepang atau Belanda, yakin bangsa Indonesia tidak akan merdeka karena rakyatnya terlalu larut dalam kesedihan dan duka cita, waliyaadzubillah.

Karena itu, sebelum pemerintah memboikot lagu-lagu yang telah disebutkan diatas, Islam bahkan sudah jauh-jauh hari telah mengharamkan musik dan nyanyian, karena Allah dan Rasul-nya mengetahui akan dampak buruknya, seperti membuat malas, mematahkan semangat, membuat kecanduan, melalaikan dari dzikrullah, menimbulkan kemunafikan, membuat hati mengeras, bahkan dapat membuat kita tidak bisa menikmati indahnya lantunan ayat-ayat al-Qur'an dan semisal dengan itu.

Lafadz Syirik Dalam Nyanyian

Selain yang disebutkan diatas, ada juga lagu-lagu yang sering dinyanyikan oleh anak-anak muda di negeri ini yang bernuansa penghambaan dan masuk dalam kategori syirik lafadz, misalkan: "aku tidak bisa hidup tanpamu", "engkau adalah matahariku", "engkau adalah sandaran hidupku", "engkau adalah nafasku", bahkan ada yang datang dengan lafadz "jika kau mati aku juga mati"

Misalkan ucapan "aku tidak bisa hidup tanpamu", atau ucapan "engkau adalah nafasku", kedua contoh ucapan ini adalah ucapan syirik lafadz, karena manusia sejatinya tidak bisa hidup tanpa Allah, bukan tanpa manusia apalagi tanpa si fulan dan fulanah. Demikian juga sejatinya kita sebagai manusia, tidak bisa bernapas tanpa Allah, bukan tidak bisa bernapas tanpamu,  tanpanya atau tanpa si fulan dan fulanah.

Karena itu ingat dan yakini saudaraku, hanya Allah semata yang bisa memberikan kita hidup dan kehidupan bukan sang kekasih, bukan si dia, bukan pula sang pujaan hati yang penuh dengan segudang aib dan kekurangan.

Demikian juga dengan ucapan "engkau adalah nafasku", ucapan ini juga ucapan syirik secara lafadz, karena sejatinya hanya Allah semata yang bisa memberikan kita nafas dan membuat kita bisa bernafas. Oksigen yang berlimpah merupakan pemberian Allah Ta'ala, bukan pemberian sang kekasih, bukan pula pemberian dari si dia yang penuh dengan aib dan kekurangan, dan bukan pula pemberian dari si fulanah serta fulan yang penuh dengan kefanaan. Karena itulah ingat baik-baik, hanya Allah 'Azza wa Jalla semata yang bisa memberikan kita hidup bukan yang lain, hanya Allah 'Azza wa Jalla semata yang bisa memberikan kita oksigen untuk bernapas bukan sang kekasih yang penuh dengan sejuta keterbatasan, hanya Allah 'Azza wa Jalla semata yang bisa memberikan kita hidup dan kehidupan bukan sang idola yang penuh dengan kelemahan dan kefakiran, bahkan bukan pula si do'i yang miskin dan menumpang hidup diatas bumi Allah 'Azza wa Jalla. 

Biarkan sang kekasih pergi jauh keujung dunia manapun, selama masih ada Allah Ta'ala kita pasti akan tetap bisa hidup dan bertahanBiarlah sang pujaan hati pergi ketempat yamg jauh hingga ke alam akhirat sekalipun, selama masih ada Allah Ta'ala, kita pasti akan tetap bahagia dan hidup penuh dengan keyakinan. Dan biarlah sang pujaan hati menghilang ke negeri antah berantah, selama masih ada Allah Ta'ala kita pasti akan tetap tegak berdiri dan menjalani hidup. Apalagi jika kita sampai berkeyakinan, "jika kau mati, aku juga mati", ini musibah, cukuplah Allah sebagai tempat untuk bertawakkal dan tempat untuk menggantungkan semua asa dan harapan.

Karena itu sangat pantas jika kita katakan bahwa "Allah adalah sandaran hidupku", Allah adalah nafasku, karena hanya Allah semata tempat kita menyandarkan segala sesuatu, yang memberikan kita nafas, nyawa dan ruh, bukan si dia, bukan si do'i, dan bukan pula si fulan dan fulanah yang lemah dan tak berdaya. Allah Ta'ala berfirman :

تَبَـٰرَكَ ٱلَّذِى بِيَدِهِ ٱلْمُلْكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ قَدِيرٌ. ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَوٰةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًۭا ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفُورُ

Artinya : "Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya-lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang paling baik amalnya." (QS. Al-Mulk : 1-2)

Allah Ta'ala juga berfirman :

أَفَرَءَيْتُم مَّا تَحْرُثُونَ. ءَأَنتُمْ تَزْرَعُونَهُۥٓ أَمْ نَحْنُ ٱلزَّٰرِعُونَ. لَوْ نَشَآءُ لَجَعَلْنَـٰهُ حُطَـٰمًۭا فَظَلْتُمْ تَفَكَّهُونَ

Artinya : "Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam. Kamukah yang menumbuhkannya atau Kamikah yang menumbuhkannya? Kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan dia hancur dan kering, maka jadilah kamu heran dan tercengang." (QS. Al-Waqi'ah : 62-65)

Pada ayat pertama Allah Ta'ala menjelaskan bahwa Dia yang menjadikan mati dan hidup bukan sang kekasih atau si doi yang lemah dan penuh kepayahan. Adapun pada ayat yang kedua Allah Ta'ala mempertanyakan kepada kita tentang tanaman yang kita tanam, kamukah yang menumbuhkannya atau Allah Ta'ala yang menumbuhkannya? Jika Allah Ta'ala kehendaki maka dia akan menjadikan semua itu kering. Jika itu yang terjadi, maka kerugian, kesengsaraan, kelaparan, bahkan kematianlah yang akan mengintai manusia. Maka wajar kita katakan "Aku tidak bisa hidup tanpa Allah Ta'ala", bukan aku tidak bisa hidup tanpamu atau tanpanya atau tanpa sang kekasih atau tanpa si fulan dan fulanah.

Allah Ta'ala juga berfirman dalam lanjutan ayat diatas :

أَفَرَءَيْتُمُ ٱلْمَآءَ ٱلَّذِى تَشْرَبُونَ. ءَأَنتُمْ أَنزَلْتُمُوهُ مِنَ ٱلْمُزْنِ أَمْ نَحْنُ ٱلْمُنزِلُونَ. لَوْ نَشَآءُ جَعَلْنَـٰهُ أُجَاجًۭا فَلَوْلَا تَشْكُرُونَ

Artinya : "Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya atau Kamikah yang menurunkannya? Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur?" (QS. Al-Waqi'ah : 68-70)

Pada ayat diatas Allah Ta'ala juga mempertanyakan kepada kita tentang air yang kita minum, kamu yang menurunkannya dari langit atau Allah Ta'ala yang menurunkannya? Jika Allah Ta'ala kehendaki maka Dia bisa saja menjadikan air itu asin.

Jika seluruh air Allah jadikan asin, maka kemana kita akan mencari sumber air yang tawar?, yang akibatnya seluruh manusia akan mati bergelimpangan dalam kehausan dan kesengsaraan yang nyata. Maka wajar kita katakan, "Aku tidak bisa hidup tanpa Allah Ta'ala", bukan aku tidak bisa hidup tanpamu atau tanpanya atau tanpa fulan dan fulanah.

Demikian juga dengan ucapan "Engkau adalah matahariku", ucapan ini juga termasuk ucapan syirik, karena sebagaimana yang kita ketahui bahwa matahari merupakan pelita yang memberikan sinarnya kepada kita dengan izin Allah Ta'ala, jika matahari tidak menyinari bumi sehari saja, atau sepekan saja atau bahkan sebulan saja, apalagi sampai setahun, maka bumi akan gelap, tumbuhan akan mati, bumi akan membeku dan lautan akan mengering, serta manusia-pun akan mati bergelimpangan, maka pantas jika kita katakan bahwa, Allah adalah yang pemberi sinar dan cahaya bagi kehidupan-ku dan yang membimbingku dengan cahaya-Nya. Allah Ta'ala berfirman:

ٱللَّهُ نُورُ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ مَثَلُ نُورِهِۦ كَمِشْكَوٰةٍۢ فِيهَا مِصْبَاحٌ ۖ ٱلْمِصْبَاحُ فِى زُجَاجَةٍ ۖ ٱلزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌۭ دُرِّىٌّۭ يُوقَدُ مِن شَجَرَةٍۢ مُّبَـٰرَكَةٍۢ زَيْتُونَةٍۢ لَّا شَرْقِيَّةٍۢ وَلَا غَرْبِيَّةٍۢ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِىٓءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌۭ ۚ نُّورٌ عَلَىٰ نُورٍۢ ۗ يَهْدِى ٱللَّهُ لِنُورِهِۦ مَن يَشَآءُ ۚ وَيَضْرِبُ ٱللَّهُ ٱلْأَمْثَـٰلَ لِلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌۭ

Artinya : "Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. An-Nur : 35).

Demikian juga dengan ucapan "Engkau adalah sandaran hidupku" ini juga termasuk ucapan syirik, karena yang namanya sandaran hidup yaitu tempat untuk .menyandarkan sesuatu, orang yang selalu menopang, membantu, mengayomi, menolong, dll. Dan yang paling layak memberikan semua sifat-sifat itu secara mutlak hanya Allah Ta'ala semata bukan yang lainMaka wajar jika kita katakan bahwa hanya Allah Ta'ala semata tempat kita bersandar, yang penopang, yang menolong, yang mengayomi, yang membantu, karena seluruh makhluk penuh dengan kekurangan dan kelemahan sedangkan Allah adalah Dzat yang Maha Mempurna dan tempat untuk kita meminta pertolongan. Allah Ta'ala berfirman :

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

Artinya : "Hanya kepada Engkau kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan." (QS. Al-Fatihah : 5)

Pada ayat diatas terkandung makna ibadah yaitu ketundukkan kepada Allah, perendahan diri, penyandaran jiwa atas kelemahan dan ketidak mampuan kita, karena sejatinya hanya Allah semata tempat kita meminta pertolongan, dan tempat untuk menyandarkan segala kelemahan kita.

Allah Ta'ala juga berfirman pada ayat yang lain :

وَعَلَى ٱللَّهِ فَتَوَكَّلُوٓا۟ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

Artinya : "Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal/bersandar, jika kamu benar-benar orang yang beriman". (QS. Al-Maa'idah : 23)

Pada ayat diatas, Allah memerintahkan kita untuk bertawakkal kepada-Nya. Dan tawakkal yaitu menyandarkan segala urusan kepada Allah Ta'ala semataKarena itu, jika ingin bertawakkal dan bersandar, maka bertawakkal dan bersandarlah hanya kepada Allah Ta'ala dalam segala urusan, baik dalam kesedihan, duka cita, kesulitan dan segala keluh kesah kita. Bukan bersandar kepada makhluk yang penuh dengan kekurangan, karena bersandar kepada makhluk adalah kelemahan, kehinaan bahkan kesyirikan. Dan ucapan "engkau adalah sandaran hidupku" serta ucapan-ucapan lain yang semisal dengan ucapan-ucapan diatas adalah ucapan syirik. Berkata Asy-Syaikh Nu'man bin Abdul Karim Al-Watr :

شرك لفظي : وهو كل لفظ حكم عليه الشرع بالشرك، كالحلف بغير الله، وكقول بعض الناس : ما لي الا الله وأنت، وتوكلت على الله وعليك، ولولا الله وفلان لكان كذا و كذا، إلى غير ذلك من الألفاظ الشركية

"Syirik lafadz yaitu semua lafadz yang dihukumi oleh syariat sebagai syirik, seperti bersumpah dengan nama selain Allah, atau seperti ucapan sebagian manusia : Aku tidak bisa berbuat apa-apa kecuali karena Allah dan kamu, dan saya bertawakkal kepada Allah dan kepadamu, kalaulah bukan karena Allah dan karena fulan maka pasti terjadi begini dan begini, atau selain dari itu dari lafadz-lafadz syirik." [Tuhfatul Muriid Syarh al-Qoul al-Mufiid, hal. 78. Cet. Maktabatul Irsyaad]

Itulah macam dan ragam lagu dan nyanyian, sesuai dengan keadaan hati sang penyanyi atau sang pencipta lagu. Jika mereka sedang jatuh cinta, dia akan menciptakan lagu yang bernuansa cinta bahkan bernuansa syirik. Adapun para penikmat musik, mereka tidak perduli dengan semua itu, yang terpenting bagaimana bisa menyanyikan lagu sang idola untuk mengungkapkan perasaan cintanya kepada pujaannya.

Faedah yang bisa diambil :

1. Beragamnya jenis lagu dan musik serta tema yang diusung, tergantung sang musisi yang menciptakannya, ada lagu yang bernuansa gembira, sedih, kegalauan, kekecewaan, depresi, bahkan tentang hubungan seks dan kecanduan obat-obatan terlarang. Semua ini menggambarkan bagaimana keadaan hati dan genre para pencipta lagu

2. Lafadz-lafadz dalam lagu dan nyanyian ada yang mengandung unsur celaan kepada pemerintah, tokoh tertentu, celaan kepada para koruptor dll, bahkan ada juga yang bernuansa porno dan mengandung kemungkaran

3. Lagadz-lafadz dalam lagu dan nyanyian ada juga yang mengandung unsur kesedihan yang sangar berlebihan, hingga pemerintah Indonesia melarang lagu-lagu seperti ini untuk dinyanyikan, karena sejatinya lagu dan nyanyian akan mempengaruhi jiwa seseorang, termasuk rakyat Indonesia yang baru merdeka, akan melemahkan, membuat malas, dan lain sebagainya. Ini menunjukan bahwa kepekaan pemerintah Indonesia hingga tau  dampak buruk dari lagu dan nyanyian

4. Adanya bait-bait kesyirikan dalam lagu dan nyanyian seperti ucapan, "Aku tidak bisa hidup tanpamu, engkau adalah sandaran hidupku, engkau adalah nafasku, demikian juga pada lagu-lagu "religi", hal ini menunjukkan lemahnya tauhid kaum muslimin

5. Syirik lafadz yaitu semua lafadz yang dihukumi oleh syariat sebagai syirik, seperti bersumpah dengan nama selain Allah, atau seperti ucapan sebagian manusia : Aku tidak bisa berbuat apa-apa kecuali karena Allah dan kamu, dan saya bertawakkal kepada Allah dan kepadamu, kalaulah bukan karena Allah dan karena fulan maka pasti terjadi begini dan begini, atau selain dari itu dari lafadz-lafadz syirik.

6. Bahayanya lagu dan nyanyian bagi hati

Masih banyak faedah lainnya, namun hanya ini yang bisa kami rangkum. Wallahu a'lam.

***
Gresik : 2 Rabi'ul Akhir 1445 H/17 Oktober 2023
 
Penulis : Abu Dawud ad-Dombuwiyy
 
Artikel : Meciangi.or.id
 

Related Posts:

0 Response to "CINTA DAN KESYIRIKAN DALAM LAGU DAN NYANYIAN"

Post a Comment