HISAB DIRI KITA SEBELUM MENGHISAB ORANG LAIN


 Bismillah. Alhamdulillahirabbil 'aalamiin. Wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammadin wa 'ala aalihi wa shahbihi ajma'iin. Wa ba'du. 

Menghisab diri adalah perbuatan yang mulia yang biasa dilakukan oleh para salaf dahulu sebagaimana diceritakan :

وهذا توبة بن الصمة وكان بالرقة، وكان محاسبا لنفسه فحسب يوما فإذا هو ابن ستين سنة فحسب أيامها فإذا هي أحد وعشرين ألف يوم وخمسمائة يوم فصرخ وقال : يا وليتي، ألقي المليك بواحد وعشرين ألف وخمسمائة ذنب، كيف وفي كل يوم ذنب؟! ثم خر مغشيا عليه فإذا هو ميت، فسمعوا قائلا يقول : يا لك ركضة إلى الفردوس الأعلى

"Berikut ini adalah Taubah bin Summah yang tinggal di Riqqoh. Ia mengintrospeksi dirinya, ternyata ia sudah berusia 60 tahun. Ia menghitung hari-harinya, ternyata jumlahnya 21.500 hari. Ia berteriak dan berkata, "Celaka! Aku menjumpai Rabb-ku dengan 21.500 dosa?! Lalu bagaimana jika setiap harinya aku melakukan banyak dosa?" Beliau langsung jatuh tersungkur, pingsan, ternyata ia telah meninggal dunia. Lalu mereka-pun mendengar orang berkata, "Sungguh engkau melakukan lompatan menuju surga Firdaus yang tertertinggi." [Yaa Shoohibas Sittiin, hal.25. Cet. Daarul Qaasim]

Diantara bentuk menghisab diri adalah menimbang manfaat ucapan lisan kita, karena dosa manusia yang paling banyak ada pada lisannya.

عن أبي هريرة قال : سأل رسول الله صلى الله عليه وسلم عن أكثر ما يدخل الناس الجنة؟ فقال : تقوى الله وحسن الخلق، وسأل عن أكثر ما يدخل الناس النار. فقال : الفم والفرج.

"Dari Abu Hurairoh, ia berkata : "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ditanya tentang kebanyakan yang menyebabkan manusia masuk surga. Beliau bersabda : ((Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik)). Dan ketika ditanya tentang kebanyakan yang memasukkan manusia kedalam neraka, maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ((Lisan dan kemaluan)). [HR. Tirmidzi, no.2004 (hal.334). Cet. Baitul Afkar ad-Dauliyyah].

Karena itu, tahan lisan kita. Jangan sekali-kali mudah mencela bahkan pelaku maksiat sekalipun, tp berlindunglah kepada Allah dari dosa mereka, karena seringkali orang yang mencela akan ditimpa dosa yang sama dengan orang yang dicela.

Ada hal-hal yang sering tidak diketahui oleh orang-orang yang mencela pelaku maksiat bahwa ; dosa pelaku maksiat, jika antara mereka dengan Allah, dosa ini bisa jadi Allah telah mengampuni mereka dengan taubatnya dan mengangkat derajatnya, sedangkan yang mencela, dia terus terjatuh dalam dosa ghibah, dosa antara dia dan makhluk yang tidak bisa diampuni dengan taubat, melainkan dengan meminta kehalalannya ; yakni meminta maaf kepada yang di ghibahi, jika tidak, maka persiapkanlah pahala untuk kita berikan kepada mereka yang kita ghibahi. 

Ada dua faedah yang bisa kita simpulkan, (1) dosa antara hamba dan Allah, dosa ini akan Allah ampuni dengan taubat nasuhanya seorang hamba, (2) dosa antara sesama makhluk, dosa ini harus meminta kehalalan kepada makhluk, jika tidak, maka akan ada hisab antara kita dan mereka. Ini bahayanya ghibah. 

Faedah dari kisah Taubah bin Summah diatas beliau mengajak kita untuk pandai mengintrospeksi diri, bertaubat, menumbuhkan rasa takut, tidak sibuk dengan dosa makhluk dan berlindung kepada Allah darinya serta sibuk dengan dosa dirinya sendiri.

Umar radhiyallahu 'anhu pernah mengatakan :

حاسبوا أنفسكم قبل أن تحاسبوا وزنوا أنفسكم قبل أن توزنوا، فإنه أهون عليكم في الحساب غدا أن تحاسبوا أنفسكم اليوم، وتزينوا للعرض الأكبر يومئذ تعرضون لا تخفي منكم خافية.

“Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, dan timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang, karena hal itu lebih memudahkan kalian di hari hisab besok agar kalian menghisab diri kalian hari ini, dan bersiap-siaplah untuk hari besar ditampakkannya amal pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah). [Muhaasabatun Nafsi, Ibnu Abid-Dunya, hal. 22. Cet. Darul Kutub al-'Ilmiyyah].

***

Sidayu, Gresik : 12 Muharrom 1444 H/31 Juli 2023

Penulis : Abu Dawud ad-Dombuwiyy

Artikel : Meciangi-d.blogspot.com

Related Posts:

0 Response to "HISAB DIRI KITA SEBELUM MENGHISAB ORANG LAIN"

Post a Comment