KAFIRNYA ORANG YANG MEMBENCI, MENOLAK, MENGEJEK ALLAH, RASUL & AYAT AYAT-NYA














Dalam aqidah ahlussunnah wal jama'ah as-salafiyah, ada yang namanya pembatal-pembatal ke Islaman, diantaranya adalah membenci agama Allah.

Berkata Asy-Syaikh Muhammad rahimahullah pada poin ke enam kitab Nawaqidul Islam (pembatal-pembatal keislaman) :

من أبغض شيئا مما جاء به الرسول صلى الله عليه و سلم ولو عمل به كفر.

"Barangsiapa yang membenci apa saja yang datang dengannya Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam meskipun dia mengamalkannya maka dia telah kafir."

Asy-Sholeh bin Fauzan al-Fauzan menjelaskan :

"Berkata Asy-Syaikh rahimahullah : ((Barangsiapa yang membenci apa saja yang datang dengannya Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam meskipun dia mengamalkannya maka dia telah kafir)) dan dalilnya firman Allah Ta'ala : 

 «ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا۟ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَـٰلَهُمْ» 

Artinya : "Yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al Quran) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka." (QS. Muhammad : 9) yaitu membatalkan amalan-amalan tersebut, hal ini menunjukkan bahwa membenci sesuatu dari apa saja yang datang dengannya Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam dapat mengeluarkan dari agama Islam dan hal itu dapat menghapuskan amalan, karena itu merupakan pokok keimanan yang rukun-rukunnya (terbagi menjadi) : Iman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab Nya, Rasul-rasul-Nya, dan hari akhir, dan beriman kepada takdir baik dan buruk, barangsiapa yang kurang (cacat)  salah satu dari rukun-rukun iman tersebut maka dia bukan mu'min. Dan yang dimaksudkan dengan firman Allah «كَرِهُوا۟ مَآ أَنزَلَ ٱللَّه» (mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah) mencakup membenci Al-Qur'an dan mencakup pula membenci As-Sunnah yang datang dengannya Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam." [Nawaqidul Islam, Syarah Asy-Syaikh Sholeh bin Fauzan al-Fauzan, (hal.111) Maktabah Ar-Rusd]

Begitu pula pada poin ke 7 dari pembatal-pembatal keislaman yaitu mengolok-olok agama Allah. Berkata Asy-Syaikh Muhammad rahimahullah dalam kitab Nawaqidul Islam :

من استهزأ بشيء من دين الرسول صلى الله عليه و سلم أو ثوابه او عقابه كفر، و الدليل قوله تعالى 
«قُلْ أَبِٱللَّهِ وَءَايَـٰتِهِۦ وَرَسُولِهِۦ كُنتُمْ تَسْتَهْزِءُونَ. لَا تَعْتَذِرُوا۟ قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَـٰنِكُم»

"Barangsiapa yang mengolok-olok sesuatu dari agama Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam atau mengolok-olok pahala dan hukuman maka dia telah kafir. Dalilnya firman Allah Ta'aala :

«قُلْ أَبِٱللَّهِ وَءَايَـٰتِهِۦ وَرَسُولِهِۦ كُنتُمْ تَسْتَهْزِءُونَ. لَا تَعْتَذِرُوا۟ قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَـٰنِكُمْ»

Artinya : "Katakanlah, apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah kamu beriman." (QS. At-Taubah : 65-66)" [Nawaqidul Islam, Syarah Asy-Syaikh Sholeh bin Fauzan al-Fauzan, (hal.128-129). Maktabah Ar-Rusd]

Berkata Asy-Syaikh Sholeh bin Fauzan al-Fauzan dalam syarahnya :

"Ini adalah bab yang sangat agung, dan (juga) bab yang sebelumnya ((Barangsiapa yang membenci sesuatu dari apa-apa yang datang dengannya Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam)), membenci dan tidak senang merupakan amalan hati, dan adapun mengolok-olok maka dia merupakan ucapan-ucapan lisan.

Sebab turunya ayat yang mulia ini bahwasannya jamaah kaum muslimin dahulu mereka berperang bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam peperangan tabuk kemudian mereka berkumpul dalam majelis maka berbicara salah seorang dari mereka dan berkata : "Kami tidak melihat orang yang semisal pembaca qur'an kami, mereka adalah yang paling rakus ketika makan dan yang paling dusta lisannya dan yang paling pengecut ketika bertemu musuh. Yang mereka maksudkan adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya radhiyallahu 'anhum, dan di dalam majelis tersebut ada seorang pemuda dari kalangan Anshor dikatakan dia bernama 'Auf bin Malik dan berkata dia kepada laki-laki tersebut : kamu telah berdusta, akan tetapi kamu adalah orang yang munafik, sungguh aku akan mengabarkan ini kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka dia berdiri sembari pergi menuju Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk mengabarkannya dan dia mendapati bahwasannya wahyu telah mendahuluinya dan telah turun kepada Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Allah Jalla wa 'Alaa telah mengabarkan tentang apa-apa yang mereka katakan di majelis mereka tersebut, atau apa-apa yang salah seorang diantara mereka katakan, dan sisa dari mereka (di majelis tersebut) tidak mengingkari hal itu. Dan tatkala turun wahyu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam maka Beliau shallallahu 'alaihi wa salam berpindah dari tempatnya dan mengendarai tunggangannya, (yaitu) ketika sampai kepadanya ucapan yang keji tersebut. Kemudian datanglah laki-laki yang mengucapkan hal tersebut mengemukakan alasannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan dia berkata : Wahai Rasulullah sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja, kami sedang membicarakan pembicaraan para kafilah agar kami mengilangkan dengan pembicaraan tersebut (keletihan kami) selama perjalanan, dan Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam tidak memperdulikannya, dan dia tergantung (terseret) di tali pelana unta betina Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam tidak memperdulikannya, dan tidaklah Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam  menambah (berbicara) selain membacakan ayat :

«أَبِٱللَّهِ وَءَايَـٰتِهِۦ وَرَسُولِهِۦ كُنتُمْ تَسْتَهْزِءُونَ. لَا تَعْتَذِرُوا۟ قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَـٰنِكُمْ»

Artinya : "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman." (QS. At-Taubah : 65-66). Ini merupakan dalil bahwasanya mereka dahulu orang-orang mu'min bukan orang-orang munafik, dan yang menunjukan bahwa barangsiapa yang mengolok-olok Allah, Rasul-Nya atau mengolok-olok apa-apa yang datang dari Allah dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam, sungguh dia kafir setelah dia beriman dan keluar dari Islam dan inilah inti sari dari ayat ini, apabila seandainya dahulu sebelum mereka mengucapkan (ucapan) tersebut mereka itu munafik, maka tentu tidak dikatakan «قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَـٰنِكُم» (Karena kamu kafir sesudah beriman), karena orang-orang munafik bukan orang-orang  mu'min secara asal dan tidak dinamakan juga sebagai orang-orang mu'min, tapi (mereka) dinamakan dengan orang-orang munafik, dan sungguh Allah Jalla wa 'Alaa telah berfirman dalam ayat yang lain tentang orang-orang munafik

«وَلَقَدْ قَالُوا۟ كَلِمَةَ ٱلْكُفْرِ وَكَفَرُوا۟ بَعْدَ إِسْلَـٰمِهِم»

ْArtinya : "Sesungguhnya mereka telah mengucapkan perkataan kekafiran, dan telah menjadi kafir sesudah Islam." (QS. At-Taubah : 74), dan Allah tidak mengatakan setelah mereka beriman (tp mengatakan setelah mereka berislam)." 

[Nawaqidul Islam, Syarah Asy-Syaikh Sholeh bin Fauzan al-Fauzan, (hal.128-129). Maktabah Ar-Rusd]

Jadi hati-hati mengolok-olok Allah, agama Allah atau mengolok-olok Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam, karena kita bisa kafir tanpa sadar.

***
Dompu, 12 Rabbiul Awwal 1440H/20 November 2018

Penulis : Abu Dawud ad-Dombuwiyy 

Artikel : Meciangi-d.blogspot.com


Related Posts:

0 Response to "KAFIRNYA ORANG YANG MEMBENCI, MENOLAK, MENGEJEK ALLAH, RASUL & AYAT AYAT-NYA"

Post a Comment