HASAD YANG DIPERBOLEHKAN

Bismillah, alhamdulillahi Rabbil 'aalamiin, wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammadin wa 'ala aalihi wa shahbihi ajma'iin, wa ba'du.

Hasad adalah sifat yang buruk lagi tercela, namun tidak dalam dua keadaan. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda dalam hadits riwayat Abdullah bin Mas'ud berikut ini : 

 قال النبي صلى الله عليه وسلم : ((لا حسد إلا في اثنتين : رجل آتاه الله مالا فسلط على هلكته في الحق، ورجل آتاه الله الحكمة فهو يقضي بها ويعلمها))

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : ((Tidak boleh hasad kecuali pada dua orang : Seseorang yang Allah beri harta, lalu dia infaqkan pada jalan kebaikan, dan seseorang yang Allah beri karunia ilmu lalu dia menunaikannya dan mengajarkannya)). [HR. Al-Bukhari, no.73 (hal.40). Muslim, no.816 (hal.317). Cet. Baitul Afkar Ad-Dauliyyah]

Pada hadits ini, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan tentang bolehnya hasad kepada dua orang, yang pertama orang yang diberi harta dan dia infaqkan harta tersebut di jalan kebaikan. Kedua orang yang diberi ilmu, lalu dia tunaikan hak ilmunya dan mengajarkannya.

 Faedah yang bisa diambil:

1. Hasad hukum asalnya haram sebagaimana hadits riwayat Imam Muslim :

:عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم

((لا تحاسدوا، ولا تناجسوا، ولا تباغضوا، ولا تدابروا، ولا تبع.بعضكم على بيع بعض، وكونوا عباد الله إخوانا، المسلم أخو المسلم، لا يظلمه، ولا يخذله، ولا يكذبه، ولا يحقره. التقوى هاهنا -ويشير إلى صدره ثلاث مرات-. بحسب امرئ من الشر أن يحقر أخاه المسلم. كل المسلم على المسلم حرام : دمه وماله وعرضه)).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : ((Janganlah kalian saling hasad, saling menipu harga dalam jual beli, saling membenci, saling memboikot, dan janganlah sebagian dari kalian saling menjatuhkan harga pada transaksi sebagian yang lain, jadilah kalian sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara. Muslim itu saudara bagi muslim lainnya, tidak boleh mendzoliminya, tidak boleh menelantarkannya, tidak boleh mendustainya, dan tidak boleh menghibakannya. Takwa itu disini -beliau menunjuk kearah dadanya tiga kali-. Cukuplah kebusukan bagi seseorang jika ia menghina saudaranya semuslim. Darah, harta, dan kehormatan setiap muslim atas muslim lainnya adalah haram)). [HR. Muslim no.2564 (hal.1035). Cet. Baitul Afkar Ad-Dauliyyah]

Pada hadits ini ada larangan dari berbuat hasad, menunjukkan bahwa hasad atau dengki adalah haram. Para ulama mengatakan :

تحريم الحسد : لقوله : ((لا تحاسدوا)) أي : لا يحسد بعضكم بعضا. والحسد : أن يكره الإنسان ما أنعم الله به على غيره، وهو من صفات اليهود، قال تعالى : «وَدَّ كَثِيرٌۭ مِّنْ أَهْلِ ٱلْكِتَـٰبِ لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّنۢ بَعْدِ إِيمَـٰنِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًۭا مِّنْ عِندِ أَنفُسِهِم»

"Pengharaman hasad itu berdasarkan sabda Nabi : ((Janganlah kalian saling hasad)) yaitu janganlah sebagian kalian hasad kepada sebagian lainnya. Dan hasad termasuk sifat Yahudi sebagaimana firman Allah (yang artinya) : "Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri." [Ad-Durar as-Saniyyah bi Fawaaid al-Arba'iin an Nawawiyyah, Dr. Bandar bin Nafi' al-'Abdaly, (hal.139). Pustaka Daar Ibnil Jauzi]

2. Hasad yang tercela yaitu mengharapkan hilangnya nikmat Allah dari saudaranya. Asy-Syaikh Muhammad bin Sholih al-'Utsaimin rahimahullah mengatakan : 

.قوله : ((لا تحاسدوا)) أي لا يحسد بعضكم بعضا

وما هو الحسد؟

قال بعض أهل العلم : الحسد تمنىي زوال نعمة الله عز وجل على الغير، أي أن يتمنى أن يزيل نعمته على الآخر، سواء كانت النعمة مالا أو جاها أو علما أو غير ذلك.

.وقال شيخ الإسلام ابن تيمية -رحمه الله- الحسد : كراهة ما أنعم الله به على الغير وإن لم يتمن الزوال

Ucapan Nabi : ((Janganlah kalian saling hasad)) yaitu janganlah sebagian kalian hasad pada sebagian lainnya. 

Apa makna hasad? Hasad yaitu mengharapkan hilangnya nikmat Allah 'Azza wa Jalla pada orang lain, sama saja baik nikmat harta atau kehormatan atau nikmat ilmu atau selain dari itu.

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah : "Hasad yaitu membenci apa saja dari nikmat yang telah Allah berikan kepada orang lain walaupun dia tidak mengharapkan hilangnya nikmat itu dari saudaranya." [Syarh Al-Arba'iin an-Nawawiyyah, Ta'lif Asy-Syaikh Muhammad bin Sholih al-'Utsaimiin, hal.339. Cet. Daar Atsurayya lin-Nasyr]

3. Hasad memiliki kerusakan yang sangat besar. Diantara kerusakan hasad yaitu seseorang tidak senang dengan ketetapan Allah yang diberikan kepada orang lain. Berkata Asy-Syaikh Bandar bin Nafi' :

والحسد له مفاسد عظيمة : منها : عدم الرضا بالقضاء، لأن الذي يحسد أخاه على ما آتاه الله جل وعلا كأنه لم يرض عن الله بقضائه، ففي إيمانه وتقواه خلل ونقص.

"Hasad Memiliki kerusakan yang besar diantaranya : Tidak rela dengan ketetapan (Allah), karena sesungguhnya orang yang sedang hasad terhadap saudaranya atas apa yang Allah Jalla wa 'Alaa berikan, seakan-akan dia tidak rela kepada Allah atas ketetapan-Nya, dalam hal ini keimanan dan ketakwaan dia cacat dan berkurang." [Ad-Durar as-Saniyyah bi Fawaaid al-Arba'iin an Nawawiyyah, Dr. Bandar bin Nafi' al-'Abdaly, (hal.139). Pustaka Daar Ibnil Jauzi]

4. Hasad merupakan sifat iblis laknatullah sebagaimana kisah iblis dengan nabi Adam 'alaihissalam

5. Hasad ada juga yang diperbolehkan, yang para ulama menyebutnya sebagai hasad yang terpuji. Berkata Asy-Syaikh Bandar bin Nafi' :

واعلم أن هناك حسدا محمودا، وهو ما يسمى بالغبطة، وهي : تمني الإنسان مثل ما لغيره من غير أن يكره نعمة الله على الغير.

"Ketahuilah disana ada hasad yang terpuji yaitu apa yang dinamakan dengan al-Ghibthoh (kegembiraan) : maksudnya seseorang mengangan-angankan seperti apa yang ada pada orang lain, tanpa dia membenci nikmat-nikmat Allah yang ada pada orang orang lain tersebut." [Ad-Durar as-Saniyyah bi Fawaaid al-Arba'iin an Nawawiyyah, Dr. Bandar bin Nafi' al-'Abdaly, (hal.140). Pustaka Daar Ibnil Jauzi]

6. Diantara contoh hasad yang terpuji yaitu hasad pada dua perkara :  (1) Seseorang yang Allah beri harta, lalu dia infaqkan pada jalan kebaikan, (2) Seseorang yang Allah beri karunia ilmu lalu dia menunaikannya dan mengajarkannya)).

7. Dalam hadits diatas ada anjuran untuk semangat dalam mengikuti kebaikan orang lain

8. Dalam hadits diatas ada anjuran untuk berlomba-lomba dalam kebaikan

9. Dalam hadits diatas ada penjelasan tentang bolehnya hasad dalam hal kebaikan, selama tidak mengharapkan hilangnya nikmat Allah dari orang lain dan yang semisalnya. 

Masih banyak faedah-faedah lainnya. Semoga yang sedikit ini bermanfaat. Wallahu a'lam.

Baca juga : Dalam urusan dunia lihat kebawah, dalam urusan akhirat lihat keatas

Related Posts:

0 Response to "HASAD YANG DIPERBOLEHKAN"

Post a Comment