BENTUK-BENTUK UMUM #1

Bismillah. Alhamdulillahi Rabbil 'alamin. Wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammadin shallallahu 'alaihi wa sallam. Wa ba'du.

Dengan meminta pertolongan Allah,  kita akan membahas tentang tema ushul fiqih, dan insya Allah pembahasan ini akan berurutan, dan kita mulai dari pembahasan bab العام (Umum).

Untuk memahami pembahasan ini, dipersyaratkan bagi penuntut ilmu khususnya santri-santri kita agar terlebih dahulu mempelajari ilmu nahwu, karena kebanyakan istilah-istilah yang digunakan adalah istilah-istilah dalam ilmu nahwu, seperti contoh syarth, mudof, nafy nahi, maushul, istifham, ma'rifah, nakiroh dan lain sebagainya.

Berkata Asy-Syaikh As-Sa'di rahimahullah tentang pengertian lafadz Umum :

.فصل» ونصوص الكتاب والسنة ، منها : عام : وهو اللفظ الشامل لأجناس أو أنواع أو أفراد كثيرة»

"«Pasal» nash-nash al-kitab dan as-sunnah, diantaranya : Umum : yaitu lafadz-lafadz yang mencakup jenis-jenis atau macam-macam atau mencakup angota-anggotanya yang banyak. [Jam'ul Mahsuul, fii Risaalati Ibni Sa'di fil ushul, hal. 47]

Dan berkata juga Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di rahimahullah :

وألفاظ العموم  ككل، وجميع، والمفرد المضاف، والنكرة في سياق النهي أو النفي أو الاستفهام أو الشرط، والمعرف بأل الدالة على الجنس أو الاستغراق كلها تقتضي العموم

"Lafadz-lafadz umum yaitu seperti lafadz كل (semua) dan جميع (semua), mufrod yang dimudhofkan, nakiroh dalam konteks larangan atau penafian atau istifham, syarth, dan yang di ma'rifahkan dengan alif lam yang menunjukkan isim jenis, atau alif lam istighroqiyyah, semuanya mengandung keumuman." [Jam'ul Mahsul, fii Risaalati Ibni Sa'di fil ushul, hal. 109]

Berkata pula Asy-Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-'Utsaimin rahimahullah dalam mendefinisikan lafadz Umum :

العام
 :تعريفه
العام لغة : الشامل
«واصطلاحا : اللفظ المستغرق لجميع أفراده بلا حصر، مثل : «إِنَّ ٱلْأَبْرَارَ لَفِى نَعِيمٍۢ
 [الإنفطار : ١٣ والمطففين : ٢٢]

UMUM

Pengertian Umum :

Umum secara bahasa : yang meliputi.

Secara istilah : lafadz-lafadz yang meliputi seluruh anggotanya tanpa terkecuali, contoh : «Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan» [Al-Infithor : 13 dan Al-Muththoffifin : 22]. [Al-Ushul min 'Ilmil Ushul, hal. 34. Cet.Daar Ibnil Jauzi]

Kata «ٱلْأَبْرَارَ» maknanya umum karena alif lam pada kata «ٱلْأَبْرَارَ» disebut alif lam ahdiyah.

Adapun banyaknya lafafz-lafadz umum, para ulama ada yang mengatakan empat dan tentunya ini bukan pembatasan seperti yang disebutkan oleh Asy-Syaikh As-Sa'di rahimahullah, dan ada pula yang mengatakan tujuh diantaranya yaitu sebagaimana yang disebutkan oleh Asy-Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-'Utsaimin.

Karena itu dengan meminta pertolongan Allah Ta'ala yang Maha Mengetahui segala sesuatu, kita akan menulis tentang lafadz-lafadz umum tersebut satu persatu insya Allah Ta'ala, dan kita mulai dengan poin pertama.

Berkata Asy-Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-'Utsaimin rahimahullah :

: صيغ العموم سبع

١. ما دل على العموم مبادته مثل : كل، وجميع وكافة، وقاطبة، وعامة، كقوله تعالى : إِنَّا كُلَّ شَىْءٍ خَلَقْنَـٰهُ بِقَدَرٍۢ» [القمر : ٤٩»]

Bentuk-bentuk umum ada 7 :

1. Apa-apa yang menunjukkan keumuman dengan alat-alatnya contoh : كل (semua), جميع (semua), كافة (semua), قاطبة (semua), عامة (semua) sebagaimana firman Allah Ta'ala :

«Artinya : Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran» (Al-Qomar : 48). [Al-Ushul min 'Ilmil Ushul, hal. 34. Cet.Daar Ibnil Jauzi]

Surat Al-Qomar diatas bermakna umum, karena ada kata «كُلَّ», yaitu kata yang mencakup yang berakal maupun tidak berakal, mencakup tunggal, dua ataupun jamak. Dan lafadz «كُلُّ» ini termasuk diantara lafadz-lafadz umum yang paling kuat diantara seluruh lafadz-lafadz umum yang ada.

Berkata Asy-Syaikh Abdullah bin Sholeh Al-Fauzan :

لفظ : كل. وهي من أقوى صيغ العموم، لأنها تشمل العاقل وغيره، المذكر والمؤنث، المفرد والمثن والجمع. قال تعالى : «كُلُّ نَفْسٍۢ
((ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ» وقال صلى الله عليه وسلم : ((كل الناس يغدو فبائع نفسه فمعتقها أو موبقها

.ويلحق (بكل) مادل على العموم بمادته مثل جميع ومعشر ومعاشر وعامة وكافة ونحوها

"Lafadz «كل» (semua), termasuk yang paling kuat diantara lafadz-lafadz umum (lainnya) karena dia mencakup yang berakal dan selainnya, mencakup jenis laki-laki maupun wanita, mencakup tunggal, dua ataupun jamak. Allah Ta'ala berfirman :

Artinya : "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati." (Ali-Imran : 185)

Dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Seluruh manusia  akan keluar di pagi hari, lalu menjual dirinya (bekerja keras), ada yang memerdekakan dirinya sendiri (dari adzab Allah), dan ada juga yang membinasakan dirinya sendiri."

Dan diikutkan kepada lafadz «كل» yaitu apa-apa yang menunjukkan umum dengan alat-alatnya (secara dzatnya) seperti جميع (semua), معشر (semua), معاشر (semua), عامة (semua), كافة (semua) dan yang semisalnya." [Syarh Al-Waraqaat fii Ushuulil Fiqhi, ditulis oleh Abdullah bin Sholeh Al-Fauzan, hal.114. Cet.Daarul Muslim]

Karena lafadz «كل» merupakan lafadz umum yang paling kuat, itulah sebabnya Allah Ta'ala sering menggunakan lafadz tersebut untuk menunjukkan keumuman sesuatu sebagaimana dalam surat Ali-Imran diatas, atau seperti dalam firman-Nya yang lain :

[فَسَجَدَ ٱلْمَلَـٰٓئِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ. إِلَّآ إِبْلِيسَ أَبَىٰٓ أَن يَكُونَ مَعَ ٱلسَّـٰجِدِينَ» [الحجر : ٣٠-٣١»

Artinya : "Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama, kecuali iblis. Ia enggan ikut besama-sama (malaikat) yang sujud itu." [Al-Hijr : 30-31]

Yang bersujud ketika itu adalah seluruh malaikat, dalilnya yaitu lafadz «كُلُّهُمْ» karena lafadz tersebut maknanya umum. Kemudian diperkuat pula dengan lafadz umum lain yaitu «أَجْمَعُونَ», lalu diperkuat lagi dengan lafadz pengecualian «إِلَّآ إِبْلِيس», menunjukkan bahwa hanya Iblis yang tidak bersujud ketika itu.


LAFADZ-LAFADZ UMUM DALAM HADITS RASULULLAH

Selain dalam Al-Qur'an, lafadz-lafadz yang bermakna umum juga sering ditemukan dalam lafadz-lafadz hadits, seperti contoh yaitu hadits riwayat Imam Muslim juga hadits riwayat Imam Ahmad serta yang lainnya :

عن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يقول في خطبته : ((أما بعد، فإن خير الحديث كتاب الله، وخير الهدى هدى محمد، وشر الأمور محدثاتها، وكل بدعة ضلالة

عن العرباض بن سارية رضي الله عنه قال : وعظنا رسول الله صلى الله عليه وسلم موعظة وجلت منها القلوب، وذرفت منها العيون، فقلنا : يا رسول الله، كأنها موعظة مودع فأوصنا. فقال : ((أوصيكم بتقوى الله عز وجل، والسمع والطاعة، وإن تأمر عليكم عبد، فإنه من يعش منكم فسيرى اختلافا كثيرا، فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين من بعدي، عضوا عليها
((بالنواجذ، وإياكم ومحدثات الأمور، فإن كل بدعة ضلالة

"Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan dalam khutbahnya : ((Adapun setelah itu, maka sesungguhnya sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad dan seburuk-buruk perkara adalah yang diada-adakan, dan semua bid'ah itu sesat))

Dari Irbath bin Sariyyah radhiyallahu 'anhu berkata : Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memberi nasihat kepada kami yang membuat hati kami bergetar dan berlinang air mata (karena terharu) : "Wahai Rasulullah, seolah-olah ini nasihat perpisahan, maka berilah kami wasiat. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : ((Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah 'Azza wa Jalla, dan senantiasa mendengar dan taat walaupun yang memimpin kalian adalah seorang budak. Karena itu barangsiapa yang hidup (berumur panjang) setelahku maka dia akan melihat perselisihan yang banyak, maka wajib kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah Khulafaaur raasyidiin yang diberi petunjuk sesudahku, gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham kalian. Dan jauhilah oleh kalian perkara baru yang diada-adakan, karena semua bid'ah itu sesat))."[Al-Luma'u fii Raddi 'Ala Muhassinil Bid'iy, hal. 10. Cet. Maktabah Al-Khadiiri bil Madiinah]

Kalimat «كل بدعة ضلالة» maknanya umum, artinya semua jenis bid'ah. Sehingga dari lafadz «كل» tersebut, maka tidak ada peluang untuk mengatakan adanya bid'ah hasanah, karena semua bid'ah itu sesat sebagaimana ucapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam diatas. 


PENJELASAN PARA SALAF TENTANG LAFADZ «كل» PADA HADITS JABIR BIN ABDILLAH DAN HADITS IRBATH BIN SARIYYAH 

Berkata para ulama salaf mengenai kalimat «كل بدعة ضلالة» atau «كل بدعة» :

قال ابن رجب : ((قوله صلى الله عليه وسلم : ((كل بدعة ضلالة)) من جوامع الكلم، لا يخرج عنه شيء، وهو أصل عظيم من أصول الدين

قال ابن حجر : ((قوله ((كل بدعة ضلالة))، قاعدة شرعية كلية بمنطوقها ومفهومها. أما بمنطوقها : فكأن يقال : حكم كذا بدعة، وكل بدعة ضلالة. فلا تكون من الشرع، لأن الشرع كله هدى، فإن ثبت أن الحكم المذكور بدعة، صحت المقدماتان، وإنتجتا
((المطلوب

 قال محمد بن صالح العثيمين : إن قوله (كل بدعة) كلية عامة شاملة، مسورة بأقوى أدوات الشمول والعموم ((كل

فقال : ((فكل ما أدعي أنه بدعة حسنة، فالجواب عنه بهذا، وعلى هذا، فلا مدخل لأهل البدع في أن يجعلوا من يدعهم بدعة حسنة وفي يدنا هذا السيف الصارم من رسوله صلى الله عليه وسلم ((كل بدعة ضلالة

إن هذا السيف الصارم، إنما صنع في مصانع النبوة والرسالة، إنه لم يصنع في مصانع مضطربة، لكنه صنع في مصانع النبوة، وصاغه النبي صلى الله عليه وسلم هذه الصياغة البليغة، فلا يمكن لمن بيده مثل هذا السيف الصارم أن يقابله أحد ببدعة يقول
(إنها حسنة، ورسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : (كل بدعة ضلالة

Berkata Ibnu Rojab : 
((Dan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam : ((semua bid'ah itu sesat)) termasuk kata yang menyeluruh, tidak keluar darinya sesuatu apapun. Kata tersebut merupakan pokok/prinsip/dasar yang agung diantara dasar-dasar agama)).  

Berkata Ibnu Hajar : 
((Sabda Rasulullah : ((semua bid'ah itu sesat)),  merupakan qoidah syar'iyyah yang menyeluruh baik lafadz maupun maknanya. Adapun lafadznya : seolah-olah mengatakan : ini hukumnya bid'ah dan semua bid'ah itu sesat. Maka bid'ah tidak termasuk bagian dari syariat, karena semua syariat adalah petunjuk, apabila telah tetap bahwa hukum yang disebutkan itu adalah bid'ah, maka berlakulah semua bid'ah itu sesat baik secara lafadz maupun maknanya, dan inilah yang dimaksud)). 

Berkata Asy-Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-'Utsaimin : 
((Sesungguhnya sabda Rasulullah ((setiap bid'ah) maknanya menyeluruh, umum, mencakup dan didukung dengan kata yang paling kuat dari alat-alat (yang bermakna) menyeluruh dan umum yaitu lafadz «كل».

Berkata juga Asy-Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-'Utsaimin : Segala sesuatu yang didakwahkan sebagai bid'ah hasanah, jawabannya adalah dengan kata diatas, dengan hal ini tidak ada pintu masuk bagi ahli bid'ah untuk menjadikan bid'ah mereka sebagai bid'ah hasanah, dan ditangan kami ada pedang yang sangat tajam dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yaitu (semua bid'ah itu sesat). Pedang yang sangat tajam ini dibuat diatas nubuwah dan risalah dan tidak dibuat diatas sesuatu yang goyah, akan tetapi dibuat diatas nubuwah, dan bentuk kalimat yang digunakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ini sangat jelas, maka tidak mungkin bagi seseorang menandingi pedang yang tajam ini dengan mengatakan adanya bid'ah hasanah sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : ((semua bid'ah itu sesat)). [Al-Luma'u fii Raddi 'Ala Muhassinil Bid'iy, hal. 11-12. Cet. Maktabah Al-Khadiiri bil Madiinah]


Faedah yang bisa diambil :

1. Umum secara bahasa maknanya yang meliputi dan secara istilah yaitu lafadz-lafadz yang meliputi seluruh anggotanya tanpa terkecuali 

2. Lafadz umum berdasarkan alat-alatnya banyak, diantaranya : كل (semua), جميع (semua), كافة (semua), قاطبة (semua), عامة (semua),  معشر (semua), معاشر (semua).

3. Lafadz umum yang paling kuat diantara lafadz-lafadz lain adalah lafadz «كل», karena dia mencakup yang berakal dan tidak berakal, mencakup mudzakkar dan muannas, mencakup tunggal, mutsanna serta jamak

4. Adanya pembagian lafadz-lafadz umum menjadi 7 macam

5. Banyaknya ayat-ayat yang menggunakan lafadz-lafadz umum diantaranya «كل»

6. Firman Allah : 

[إِنَّ ٱلْأَبْرَارَ لَفِى نَعِيمٍۢ» [الإنفطار : ١٣ والمطففين : ٢٢»

«Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan» (Al-Infithor : 13 dan Al-Muththoffifin : 22)

Kata «ٱلْأَبْرَارَ» maknanya umum karena alif lam pada kata «ٱلْأَبْرَارَ» disebut alif lam ahdiyah

7. Firman Allah :  

[إِنَّا كُلَّ شَىْءٍ خَلَقْنَـٰهُ بِقَدَرٍۢ» [القمر : ٤٩»

«Artinya : Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran» (Al-Qomar : 48)

Kata «كُلَّ» umum, mencakup segala sesuatu yang terjadi dilangit atau di bumi, dan Allah perjalankan dan ciptakan semua itu berdasarkan takdir-Nya. Dan dalam tafsir Ibnu Katsir, ayat diatas merupakan bantahan terhadap kelompok menyimpang Qodariyyah yaitu orang-orang yang mengingkari takdir Allah Ta'ala

8. Firman Allah : 

«كُلُّ نَفْسٍۢ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ»

Artinya : "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati." (Ali-Imran : 185)

Kata «كُلُّ» maknanya umum, mencakup yang berakal dan tidak berakal sebagaimana penjelasan diatas. Tidak ada satu makhlukpun kecuali mereka semua pasti akan merasakan kematian.

9. Firman Allah : 

[فَسَجَدَ ٱلْمَلَـٰٓئِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ. إِلَّآ إِبْلِيسَ أَبَىٰٓ أَن يَكُونَ مَعَ ٱلسَّـٰجِدِينَ» [الحجر : ٣٠-٣١»

Artinya : "Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama, kecuali iblis. Ia enggan ikut besama-sama (malaikat) yang sujud itu." (Al-Hijr : 30-31)

Lafadz «كُلُّهُمْ» umum, mencakup seluruh malaikat yang bersujud ketika itu. Kata «أَجْمَعُونَ» sebagai taukid (penguat), kata «إِلَّآ إِبْلِيس» yaitu Istisna Munqoti' (pengecualian terputus), karena istisna dalam ilmu nahwu ada dua, munfashil dan munqoti'. Istisna Munfashil (pengecualian bersambung) yaitu ketika mustasna masih bagian dari mustasna minhu, sedangkan Istisna Munqoti' kebalikannya.  Ketika Allah menggunakan Istisna munqoti' menunjukkan bahwa Iblis bukan bagian dari malaikat, tapi dia adalah makhluk lain yang Allah ciptakan dari api. Allah Ta'ala berfirman :

قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ ۖ قَالَ أَنَا۠ خَيْرٌۭ مِّنْهُ خَلَقْتَنِى مِن نَّارٍۢ وَخَلَقْتَهُۥ مِن طِينٍۢ» [الاعراف : ١٢» 

Artinya : "Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah." (Al-A'raf : 12)

Allah Ta'ala juga berfirman :

 [قَالَ أَنَا۠ خَيْرٌۭ مِّنْهُ ۖ خَلَقْتَنِى مِن نَّارٍۢ وَخَلَقْتَهُۥ مِن طِينٍۢ» [ص : ٧٦»

Artinya : "Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah". (Shod : 76)

10. Banyaknya hadits-hadits yang menggunakan lafadz «كل» seperti hadits Imam muslim atau Imam Ahmad diatas

11. Benarnya kabar dari Raslullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai tanda kenabian bahwa siapa yang hidup lama, maka dia akan melihat banyak perselisihan, dan perselisihan itu dimulai sejak terbunuhnya sahabat Utsman bin Affan

12. Wajibnya taat kepada ulil amri meskipun dia seorang budak, dan tidak mungkin seorang budak menjadi pemimpin kecuali dengan cara kudeta, walaupun demikian, jika budak tersebut telah menjadi pemimpin, maka tetap wajib taat

13. Wajibnya berpegang teguh dengan sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

14. Wajib berpegang teguh dengan sunnah Nabi dan Khulafaaur raasyidiin 

15. Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan sunnah Khalifaur rasyidin adalah satu sunnah bukan dua sunnah, berdasarkan hadits : 

«عضوا عليها بالنواجذ» 

"Gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham kalian."

Kata عليها kembali ke sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan sunnah Khalifaur rasyidin. Jika sunnah mereka berbeda kalimatnya bukan عليها tapi عليهما.

16. Petunjuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah sebaik-baik petunjuk

17. Adanya bid'ah dalam agama Islam

18. Bid'ah adalah perkara baru dalam urusan agama yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam serta para Khalifaur rasyidin

19. Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang «كل بدعة ضلالة» merupakan qoidah syar'iyyah 

20. Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang «كل بدعة ضلالة» merupakan pedang yang sangat tajam terhadap pelaku bid'ah

21. Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam «كل بدعة ضلالة» membatalkan pendapat adanya bid'ah hasanah

22. Pendapat-pendapat salaf tentang makna lafadz «كل» pada hadits «كل بدعة ضلالة» maknanya umum, baik lafadz ataupun maknanya. Hal ini akan menutup celah bagi pelaku bid'ah mengatakan adanya bid'ah hasanah

23. Meyakini «كل بدعة ضلالة» termasuk prinsip-prinsip agama Islam yang kokoh

24. Tidak ada bid'ah hasanah didalam Islam 

25. Semua bid'ah adalah sesat

Semoga tulisan ini bermanfaat. Baarakallahu fiikum.

***

Dompu : 6 Dzulqo'dah 1440 H/9 Juli 2019

Penulis : Abu Dawud ad-Dompuwiyy

Artikel : Meciangi-d.blogspot.com


Related Posts:

0 Response to "BENTUK-BENTUK UMUM #1"

Post a Comment