CADAR NARSIS


Bismillah. Alhamdulillahi Rabbil 'aalamiin. Wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammadin wa 'ala aalihi wa shahbihi ajma'iin. Wa ba'du.

Tulisan ini bukan untuk memojokkan para wanita atau para akhawat, tapi murni sebuah nasihat karena iman. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

.((الدين النصيحة. قلنا : لمن يا رسول الله؟ قال : لله، ولكتابه ولرسوله، ولأئمة المسلمين، وعامتهم))

"Agama adalah nasihat", kami (para sahabat) berkata : 'Untuk siapa wahai Rasulullah?' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : “Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan masyarakat pada umumnya.” [HR. Al-Bukhari (hal.35). Muslim, no.55 (hal.54). Cet. Baitul Afkar ad-Dauliyyah].

Karena agama adalah nasihat, maka kewajiban kita sesama muslim adalah saling menasehati dalam kebaikan.

Ketahuilah para akhawat, fitrah wanita sholihah itu, tersembunyi di dalam bentengnya yang kokoh yaitu istananya alias rumahnya, karena Allah 'Azza wa Jalla telah perintahkan kalian untuk menetap di rumah-rumah kalian sebagaimana dalam firman-Nya :

«وَقَرْنَ فِى بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ ٱلْجَـٰهِلِيَّةِ ٱلْأُولَىٰ ۖ وَأَقِمْنَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتِينَ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَطِعْنَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ ٱلرِّجْسَ أَهْلَ ٱلْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًۭا»

Artinya : "Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu* dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya." (QS. Al-Ahzab : 33).

Walaupun ayat ini berbicara tentang istri-istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam secara khusus, tapi pelajaran itu diambil dari keumuman lafadnya bukan kekhususan sebabnya. Artinya ayat ini berlaku juga untuk kaum muslimah pada umumnya, termasuk para akhawat di akhir zaman ini. 

Kembali pada ayat diatas, jika kita baca ayat diatas dengan iman dan penuh penghayatan, kita akan sadar bahwa Allah sebenarnya menginginkan agar para wanita menjadi mulai dan terjaga, itulah sebabnya Allah Ta'ala memerintahkan kepada seluruh wanita muslimah untuk menetap di rumah-rumah mereka, tidak bertingkah laku seperti wanita-wanita jahiliyyah, tidak bersolek dan berhias untuk laki-laki ajnabi (asing), tidak sembarangan keluar rumah kecuali dengan mahromnya, tidak mudah keluar dari istananya kecuali ada keperluan yang sangat mendesak alias darurat, tidak sembarangan menampakkan diri di khalayak ramai, baik di dunia nyata apalagi di sosial media yang penuh dengan sejuta tipuan.

Karena itu, wahai saudariku muslimah dan para akhawat fillah, sesungguhnya ujian terberat kalian di akhir zaman ini adalah menahan diri untuk tidak tampil di sosial media. 

Tampil cantik dan menarik di sosial media memang godaan bahkan cita-cita hampir seluruh wanita, karena kata orang sejatinya wanita itu ingin di puji, ingin tampil cantik, ingin tampil menarik, padahal perbuatan semacam ini bisa mendatangkan musibah bagi para akhawat itu sendiri dan menurunkan muro'ah dan menghilangkan rasa malu.

Bukankah diantara yang akan mengurangi wibawa dan rasa malu para wanita atau para akhawat di akhir zaman adalah banyak selfie dan update foto di sosial media? Baik dengan pose yang bermacam-macam atau dengan beraneka ragam gaya dan semacamnya. Ada yang upload video berlari-lari kecil sambil berputar-putar, ada yang upload foto cadar dengan dua jari telunjuk dan jari tengah diacungkan, ada yang upload foto sandalnya saja, ada yang upload foto kakinya saja, ada yang upload foto bayangannya saja. Yaa akhawat, bertakwalah kalian kepada Allah Ta'ala, sesungguhnya bayanganmu saja adalah fitnah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

.((إن المرأة تقبل في صورة شيطان، وتدبر في صورة شيطان))

"Sesungguhnya wanita menghadap kedepan dalam bentuk syaithon dan menghadap ke belakang dalam bentuk syaithon." [HR. Muslim no.1403, (hal.550). Cet. Baitul Afkar ad-Dauliyyah].

Wanita itu fitnah akhawat dari ujung kepala sampai ujung kaki, kalian harus sadari ini! Bahkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengabarkan tentang keadaan wanita ketika menghadap ke depan dalam bentuk syaithon, menghadap ke belakang dalam bentuk syaithon, ketika menghadap kemanapun dalam bentuk syaithon, artinya ; tatkala laki-laki memandang ke arah wanita yang menghadap kedepan, atau menghadap kebelakang atau menghadap kearah manapun, syaithon akan menghias-hiasinya sehingga ia akan menimbulkan fitnah bagi laki-laki!, bahkan bayanganmu akhawat.

Pada hadits yang lain, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : 

.((المرأة عورة، فإذا خرجت استشرفها الشيطان))

"Wanita itu aurat. Apabila dia keluar, setan terus memandanginya (untuk menghias-hiasinya sehingga menimbulkan fitnah bagi laki-laki)." [Diriwayatkan oleh Tirmidzi dalam Misykaatul Mushaabiih, no.3109, (hal.933). Cet. Al-Maktabah al-Islaam].

Pada hadits yang lain, dari Abu Sa'id al-Khudriy, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

((إن الدنيا حلوة خضرة، وإن الله مستخلفكم فيها، فينظر كيف تعملون، فاتقوا الدنيا واتقوا النساء، فإن أول فتنة بني إسرائيل كانت في النساء)).

"Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau, dan sesungguhnya Allah (telah) menjadikan kalian khalifah diatas bumi, kemudian Dia akan melihat apa yang kalian amalkan, maka berhati-hatilah kalian terhadap dunia dan berhati-hatilah kalian terhadap wanita, karena ujian pertama yang menimpa Bani Isroil adalah pada kaum wanita." [HR. Muslim no.2742, (hal.1096). Cet. Baitul Afkar ad-Dauliyyah]

Pada hadits yang lain, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda :

.((ما تركتُ بعدي فتنة أضر على الرجال من النساء))

"Aku tidak meninggalkan sepeninggalku suatu fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki dari pada wanita.” [HR. Bukhari no.5096 (hal.1010) dan Muslim no.2740 (hal.1095), pustaka Baitul Afkaar ad-Dauliyyah]

Sabda-sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pada hadits diatas atau pada hadits yang baru saja kita sebutkan, menunjukkan akan bahayanya fitnah wanita. Tidak ada sepeninggal Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam suatu fitnah yang paling berbahaya bagi laki-laki dari pada wanita. Bahkan fitnah wanita inilah yang pernah menghancurkan kejayaan dan kedigdayaan Bani Isroil dahulu, lalu bagaimana dengan kita di akhir zaman ini?

Karena itu, banyak kasus pemerkosaan terjadi dimana-mana, di kampung, di kota, di desa, bahkan kakek-kakek yang berusia 80 tahun, masih berhasrat berbuat sesuatu kepada wanita, hingga banyak kita saksikan realitanya mereka nekat memperkosa gadis berumur 5 tahun, ayah tega memperkosa anak kandungnya, anak-anak SD rela memperkosa teman-temannya, dan lain sebagainya. Kenapa ini terjadi? Karena wanita adalah sumber fitnah, bahkan wanita merupakan fitnah terbesar bagi laki-laki di sepanjang zaman.

Pada hadits yang lain, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda :

 .((ما رأيت من ناقصات عقل ودين، أذهب للب الرجل الحازم، من إحداكن يا معشر النساء))

"Aku tidak pernah melihat orang yang kurang akal dan agamanya paling bisa menghilangkan akal laki-laki yang kokoh daripada salah seorang kalian wahai para wanita." [HR. Al-Bukhari no. 1462, (hal 285). Pustaka Baitul Afkaar ad-Dauliyyah]

Pada hadits ini, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan tentang sanggupnya wanita menghilangkan akal laki-laki yang paling kuat sekalipun. Ini kabar yang mengerikan, potensi merusak yang luar biasa. Jika wanita mampu meredam kemampuannya ini, maka pahala yang besar akan mereka dapatkan disisi Allah 'Azza wa Jalla.

Hukum Asal Wanita adalah Fitnah dan Pemilik Rasa Malu

Para wanita secara asal adalah fitnah, apalagi jika mereka menampakkan diri dengan bersolek, menggunakan pakaian yang warna-warni, menggunakan cadar yang berhiaskan renda-renda, menggunakan pakaian yang berhiaskan motif-motif bunga, ukiran-ukiran indah, mengupload foto di sosial media, sehingga hal itu semakin menambah masalah dan menimbulkan mafsadat bagi mereka maupun orang lain. 

Inilah keadaan ketika rasa malu telah hilang, kebaikan yang berlimpah tidak akan mereka dapatkan, keberkahan yang tercurah tidak akan mereka tuai. Wahai saudariku, mari berhiaslah dengan rasa malu, karena rasa malu itu milik kaum wanita dan ia tidak mendatangkan kecuali kebaikan.

Dalam sebuah hadits, dari Qotadah ia mengatakan :

.سمعت أبا السوار يحدث. أنه سمع عمران ابن حصين يحدث عن النبي صلى الله عليه وسالم أنه قال : ((الحياء لا يأتي إلا بخير))

"Aku mendengar Abu Sawwar menceritakan. Bahwasannya dia (Abu Sawwar) mendengar Imran bin Hushain menceritakan dari Nabi shallalahu 'alaihi wa sallam bahwasannya beliau bersabda : "Malu tidak mendatangkan sesuatu kecuali kebaikan." [HR. Muslim, no. 37 (hal. 48). Cet. Baitul Afkar ad-Dauliyyah]

Pada hadits yang lain, dari Imran bin Hushain juga bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

((الحياء خير كله))
قال أو قال : ((الحياء كله خير))

"Malu itu kebaikan seluruhnya". Beliau berkata atau beliau bersabda : "Malu itu semuanya baik". [HR. Muslim (no. 37), hal. 48. Cet. Baitul Afkar ad-Dauliyyah]

Karena sifat malu semuanya baik dan tidak mendatangkan kecuali kebaikan, tatkala rasa malu para akhawat telah sirna dan lenyap, akan hilang pula dari mereka kebaikan-kebaikan yang banyak, lalu mereka akan berbuat semaunya.

Dalam hadits Abu Mas'ud 'Uqbah bin 'Amr al-Anshary radhiyallahu 'anhu, ia berkata :

.قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((إن مما أدرك الناس من كلام  النبوة الأولى: إذا لم تستح فاصنع ما شئت))

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Sesungguhnya diantara yang diketahui manusia dari perkataan para Nabi terdahulu : Jika engkau tidak punya malu, maka berbuatlah sesukamu". [HR. Al-Bukhari, no.6120 (hal.1181). Cet. Baitul Afkar ad-Dauliyyah].

Jika para akhawat sudah tidak lagi memiliki lagi rasa malu, dia pasti akan melakukan apa saja yang dia kehendaki. Dia tidak perduli jika yang melihat story whatsApp-nya laki-laki ajnabi (laki-laki yang bukan mahramnya), dia akan riang meskipun yang me like foto-foto di instagramnya laki-laki asing yang membahayakannya, dia akan bangga meskipun yang mengomentari foto-foto di beranda facebooknya adalah laki-laki yang bukan mahramnya, padahal semua itu merupakan awal dari kehancuran dan kehinaan bagi para wanita atau para akhawat.

Orang-orang terdahulu, yaitu para wanita muslimah di zaman rimpu atau rimpu mpida di kota Bima dan Dompu, mereka begitu pandai menjaga dirinya, jauh dari hiruk-pikuknya teknologi, jauh dari carut-marutnya sosial media yang menipu. Mereka bagaikan mutiara-mutiara yang tersimpan rapi dalam etalase-etalase kaca, dalam balutan rasa malu yang menyelimuti qolbunya, sehingga pantaslah mereka diibaratkan seperti bunga yang tumbuh di lereng pegunungan yang terjal lagi curam, tidak ada yang bisa menggapainya kecuali yang halal baginya. Maka, mengapa wanita diakhir zaman semakin pudar keindahannya? Jawabannya ada pada anda.

Semoga tulisan ini bermanfaat, dan menjadi bahan renungan untuk kita semua. Baarakallahu fiikum.

***

Dompu, Nusa Tenggara Barat : 26 Syawal 1443 H/27 Mei 2022 

Penulis : Abu Dawud ad-Dombuwiyy
Artikel : Meciangi-d.blogspot.com

Related Posts:

0 Response to "CADAR NARSIS"

Post a Comment