EMPAT QOIDAH DALAM MEMAHAMI KESYIRIKAN #1


Jika kita berbicara tentang kesyirikan, maka kita harus kembali pada sejarah orang-orang jahiliyah di zaman Rasulullah shallallah ‘alaihi wa salam, sebab hal tersebut akan menyadarkan kita bahwa orang-orang jahiliyah dahulu adalah orang yang sangat mengenal Allah. Bahkan mereka lebih mengenal Allah dari pada kaum muslimin sekarang ini. Dan termasuk orang-orang yang sangat mengenal Allah tersebut adalah kedua orang tua Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam beserta paman-pamannya.

Secara umum ada empat keadaan orang-orang jahiliyah ketika itu :

1. Orang-orang jahiliyah ketika itu adalah orang-orang yang mengakui bahwa Allah sebagai Pencipta, Allah yang pengatur segala urusan, Allah yang menurunkan hujan, Allah yang memberikan rizki dan lain sebagainya. 

2. Orang-orang jahiliyah ketika itu adalah orang-orang yang juga menyembah berhala, dengan keyakinan berhala-berhala tersebut mampu mendekatkan mereka kepada Allah dengan sedekat-dekatnya, dan mereka juga memiliki keyakinan bahwa berhala-berhala tersebut mampu memberikan syafaat untuk mereka di hadapan Allah. 

3. Orang-orang jahiliyah ketika itu adalah orang-orang yang memiliki banyak sesembahan, ada yang menyembah malaikat, ada yang menyembah para Nabi, ada yang menyembah orang-orang shaleh, ada yang menyembah bebatuan, pepohonan, dan diantara mereka ada yang menyembah matahari dan bulan.

4. Orang-orang jahiliyah ketika itu adalah orang-orang yang bertauhid disatu sisi. Artinya kadang-kadang mereka menyembah Allah dan berdoa kepada Allah ikhlas hingga mereka lupa terhadap berhala-berhala dan segala macam sesembahannya. Ini terjadi ketika mereka di kepung oleh bahaya. Tapi ketika mereka dalam keadaan senang dan gembira, mereka senantiasa berbuat syirik dengan menyembah Allah di satu sisi dan menyembah berhala-berhala di sisi lain. Karena itulah mereka dijuluki sebagai orang-orang yang berbuat syirik. 

Empat keyakinan diatas mayoritas dianut orang seluruh orang-orang jahiliyyah ketika itu, termasuk juga karib kerabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam baik Ibu dan Ayah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam maupun paman-paman Beliau.

PENJELASAN QOIDAH YANG PERTAMA

Berkata Asy-Syaikh Muhammad At-Tamimi rahimahullah :

أن تعلم أن الكفار الذين قاتلهم رسول الله -صلى الله عليه و سلم- مقرون بأن الله تعالى هو الرازق الخالق المدبر، و أن ذلك لم يدخلهم في الإسلام

"Agar kamu ketahui, bahwasannya orang-orang kafir yang diperangi oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengakui bahwa Allah Ta'ala Dia yang memberi rizki, yang menciptakan, yang mengatur segala urusan, dan hal tersebut tidak lantas memasukkan mereka kedalam agama Islam."

Dalilnya adalah firman Allah :

 قُلْ مَن يَرْزُقُكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ أَمَّن يَمْلِكُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصَـٰرَ وَمَن يُخْرِجُ ٱلْحَىَّ مِنَ ٱلْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ ٱلْمَيِّتَ مِنَ ٱلْحَىِّ وَمَن يُدَبّ»
«ٱلْأَمْرَ ۚ فَسَيَقُولُونَ ٱللَّهُ ۚ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ

Artinya : "Katakanlah: Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?" (QS. Yunus : 31)

Berkata Asy-Syaikh Muhammad bin Sa’id bin ‘Abdirrahmaan menjelaskan ayat diatas dalam syarahnya :

    أن الكفار الذين بعث فيهم نبينا محمد صلى الله عليه وسلم كانوا من ذرية اسماعيل، و كانت فيهم بقايا من دين إبراهيم"
عليه السلام، ولذلك لا عجب أنهم كانوا يقرون أن الله خالقهم ورازقهم ومدبر امرهم لكن هل أدخلهم ذلك الإقرار في دين الإسلام
وعصهم منهم الدم والمال؟

."بين المصنف بالدليل القاطع أن ذلك لم يدخلهم في الإسلام بل حكم الله بكفرهم وأمر نبيه بقتالهم

“Bahwasannya orang-orang kafir yang telah diutus kepada mereka Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu mereka dari anak keturunan Nabi Ismail, dan dahulu mereka senantiasa tetap diatas agama Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, karena demikian tidaklah mengherankan bila mereka mengakui bahwa Allah yang menciptakan mereka dan memberi rizki kepada mereka dan mengatur urusan mereka. Akan tetapi apakah dengan pengakuan tersebut telah memasukan mereka kedalam agama Islam dan terjaga darah mereka dan harta mereka? 

Penulis (Asy-Syaikh Muhammad At-Tamimi) telah menunjukkan dalil yang pasti bahwasannya hal itu tidak memasukkan mereka kedalam Islam bahkan Allah telah menghukumi mereka dengan kekafiran dan Allah telah memerintahkan Nabi-Nya untuk memerangi mereka”. (Syarh Al-Qawaaidil Arbaa’, Ta’lif Muhammad bin Sa’id bin ‘Abdirrahmaan, hal 24)

Berkata Asy-Syaikh Shalih bin Sa'id As-Suhaimi : 

هذه القاعدة الأولى أن الإقرار بتوحيد الرببية أمر قد فطر به أكثر الناس، حتى المشركين، فقوم نوح، وقوم عاد، وقوم صالح، و كفار قريش، كلهم يقرون بأن الله هو الخالق الرازق

هذه القاعدة الأولى من القواعد الأربع أن كثيرا من المشركين، ومنهم و كفار قريش، و كذلك قوم نوح، وقوم عاد، وقوم هود، وغيرهم؛ بل أكثر المشركين كانوا يقرون بتوحيد الربوبية؛ يعني يعتقدون أن الله خالقهم ورازقهم، ومالكهم، و بارئهم والمتصرف فيهم، و أنه هو الذي يحي ويميت، وبيده الأمر كله، و إليه يرجع أمر كله، غير أن هذا الإقرار بتوحِيد الربوبية، لم يكونوا به مسلمين؛ لأنهم جحدُوا لأزمه وهو توحيد الألوهية، جحدوا أن يكون الله -تعالى- هو المستحق للعبادة، فلما جحدوه ما نفعهم هذا الإقرار

"Ini adalah qoidah yang pertama bahwasannya pengakuan terhadap tauhid rububiyyah merupakan perkara yang difitrahkan kepada kebanyakan manusia, sampai orang-orang musyrik (yaitu orang-orang yang berbuat syirik), kaum Nuh, kaum 'Aad, kaum Shaleh dan orang-orang kafir Quraisy-pun, mereka seluruhnya mengakui bahwasannya Allah adalah yang menciptakan dan yang memberi rizki.

Qoidah yang pertama ini termasuk qoidah yang empat bahwa kebanyakan dari orang-orang yang berbuat syirik, diantara mereka yaitu orang-orang kafir Quraisy, demikian juga kaum Nuh, kaum 'Aad, kaum Hud, dan selain dari mereka ; bahkan kebanyakan orang-orang yang berbuat syirik tersebut dahulu mereka mengakui tentang tauhid rububiyah ; yaitu mereka berkeyakinan bahwasannya Allah yang menciptakan mereka, memberi rizki kepada mereka, menguasai mereka, menciptakan mereka dan yang melakukan daya upaya atas mereka, dan bahwa Dia-lah yang yang menghidupkan dan mematikan, dan di tangan-Nya semua urusan dan kepadanya kembali semua urusan, walaupun demikian bahwa pengakuan mereka tentang tauhid rububiyah ini tidak lantas menjadikan mereka muslim ; karena mereka telah menolak perkara yang wajib yaitu tauhid uluhiyyah, mereka telah menolak menjadikan Allah -Ta'ala- yaitu yang berhak diberikan kepada-Nya ibadah, dan tatkala mereka menolak hal itu maka tidaklah bermanfaat bagi mereka pengakuan tersebut." (Syarh Qawaaidil Arbaa' Li Syaikhil Islam Al-Mujaddid Asy-Syaikh Muhammad At-Tamimiy, Li Fadhilati Asy-Syaikh Shalih bin Sa'id As-Suhaimi, hal.8)

Kembali Asy-Syaikh Shalih bin Sa'id As-Suhaimi mengatakan :

   :قبل ذلك ذكر الشيخ دليلا -والأدلة كثيرة- فقال 

"Sebelum itu Asy-Syaikh (Muhammad At-Tamimi) menyebutkan suatu dalil -yaitu dalil-dalil yang banyak- Allah berfirman 

قُلْ مَن يَرْزُقُكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ أَمَّن يَمْلِكُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصَـٰرَ وَمَن يُخْرِجُ ٱلْحَىَّ مِنَ ٱلْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ ٱلْمَيِّتَ مِنَ ٱلْحَىِّ» «وَمَن يُدَبِّرُ ٱلْأَمْر ۚ فَسَيَقُولُونَ ٱللَّهُ ۚ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ

Artinya : "Katakanlah, siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?" (QS. Yunus : 31)

 Allah 'Azza wa Jalla juga berfirman : 

«وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ ٱللَّهُ ۚ قُلِ ٱلْحَمْدُ لِلَّه»

Artinya : "Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah". (QS. Lukman : 31)

Berkata Asy-Syaikh Shalih bin Sa'id As-Suhaimi dalam mengomentari ayat diatas :
  
     هذا الإقرار لا ينفعهم وحده؛ لأنهم كفروا بلازمه وهو كون الله معبودا ومستحقا للعبادة
  :ولذلك كفار كريش ما انكروا الربوبية؛ بل أنكروا الألوهية قال 

"Pengakuan ini tidak bermanfaat bagi mereka sendiri; karena mereka telah kafir dengan kewajibannya yaitu menjadikan Allah yang disembah dan yang berhak menerima ibadah, karena itu orang-orang kafir Quraisy tidak mengingkari tauhid rububiyyah, tetapi mereka mengingkari tauhid uluhiyyah. Allah berfirman:  

«أَجَعَلَ ٱلْـَٔالِهَةَ إِلَـٰهًۭا وَٰحِدًا ۖ إِنَّ هَـٰذَا لَشَىْءٌ عُجَابٌۭ»

Artinya : "Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan. (QS. Shod : 5)

Maksudnya, mengapa Muhammad menjadikan tuhan-tuhan yang banyak itu cuma satu Tuhan saja? Sungguh ini benar-benar ajaib. Jadi dalam hal ini mereka menganggap menyembah satu sesembahan yaitu Allah saja, itu merupakan perkara yang sangat mengherankan. 

Berkata Asy-Syaikh Shalih bin Sa'id As-Suhaimi dalam melanjutkan syarahnya :

:وقد ربط الله بين هذين الأمرين في آية البقرة وغيرها من الآيات؛ في آيتين من سورة البقرة

"Sungguh Allah telah mengikat antara dua perkara ini (tauhid rububiyyah dan tauhid uluhiyyah) dalam surat Al-Baqaroh dan yang selainnya dari ayat-ayat (Al-Qur'an) ; dalam dua ayat dari surat Al-Baqaroh (yaitu) : 

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱعْبُدُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُمْ وَٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ.ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلْأَرْضَ فِرَٰشًۭا وَٱلسَّمَآءَ بِنَآءًۭ وَأَنزَلَ»
 «مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءًۭ فَأَخْرَجَ بِهِۦ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ رِزْقًۭا لَّكُمْ ۖ فَلَا تَجْعَلُوا۟ لِلَّهِ أَندَادًۭا وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ

Artinya : "Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa, Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (Al baqaroh : 21-22)

Berkata Asy-Syaikh Shalih bin Sa'id As-Suhaimi dalam menjelaskan surat Al-Baqaroh 21,22 diatas :
        
       أولا امر بالعبادة ثم بين الأدلة التي بها  يستحق العبادة   (فَأَخْرَجَ بِهِۦ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ رِزْقًۭا لَّكُمْ) ، (وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً) وهو الذي بارك في هذا الماء، وهو الذي أنبت النبات ثم ختم الآيات بقوله (فَلَا تَجْعَلُوا۟ لِلَّهِ أَندَادًۭا وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ) أٰي إذا علمتم أن الله -سبحانه وتعالى- هو الذي اوجد ذلك كله، ورزقكم، وخلقكم، ومنّ عاليكم، فعليكم أن تفردوه وحده، وأن لا تجعلوا له أندادا، والند هو المثيل و النظير و الشبيه، فإن الذي خلقنا و رزقنا و أحيانا و يميتنا، هو القادر على إحيائنا مرة أخرى، هو المستحق للعبادة وحده دونما سواه

إذن هذا القاعدة خلاصتها أن أكثر المشركين يقرون بتوحيد الربوبية؛ لكنه لا ينفعهم لأنهم ما عبدوا الله؛ بل ذبحوا لغيرالله، ونذروا لغيرالله، واستغاثوا بغيرالله وتوكلوا على غيرالله وطلبوا الهدى من غيرالله, فما اشبه الليلة بالبارحة

"Yang pertama, Dia telah memerintahkan (kita) untuk beribadah lalu menunjukkan dalil-dalil yang dengan dalil-dalil tersebut Dia pantas untuk diberikan kepada-Nya ibadah (lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu), (dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit), dan Dia (pula) yang telah memberkati air tersebut, dan Dia yang telah menumbuhkan tumbuh-tumbuhan kemudian Dia menutup ayat tersebut dengan firman-Nya (karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui) yaitu apabila kalian telah mengetahui bahwasannya Allah -Mahasuci Dia dan Maha Tinggi- Yang telah menciptakan itu semua, dan yang telah memberikan kepada kalian rizki, dan yang telah menciptakan kalian, dan menganugerahkan kepada kalian, maka wajib bagi kalian mengesakan-Nya semata, dan agar kalian tidak menjadikan bagi-Nya tandingan-tandingan, tandingan yaitu yang seperti, yang menjadi padanan, yang serupa, maka sesungguhnya Dia-lah yang telah menciptakan kita, yang memberi rizki kepada kita, yang menghidupkan kita dan yang mematikan kita, Dia-lah yang Maha mampu menghidupkan kita kembali sekali lagi, Dia-lah semata-mata yang pantas di ibadahi bukan selain-Nya.

Dengan demikian, qoidah ini merupakan inti sarinya yaitu bahwa kebanyakan kaum musyrikin (orang-orang yang berbuat syirik) mengakui tauhid rububiyyah; akan tetapi itu tidak bermanfaat bagi mereka karena mereka tidak beribadah kepada Allah; bahkan mereka menyembelih untuk selain Allah, dan mereka bernadzar untuk selain Allah, dan mereka beristighotsah kepada selain Allah, dan mereka bertawakkal kepada selain Allah, dan mereka meminta petunjuk kepada selain Allah, dan apa saja yang menyerupai itu, bagaikan (gelapnya) malam kemarin."  (Syarh Qawaaidil Arbaa' Li Syaikhil Islam Al-Mujaddid Asy-Syaikh Muhammad At-Tamimiy, Li Fadhilati Asy-Syaikh Shalih bin Sa'id As-Suhaimi, hal.8-9)

Berarti pengakuan mereka bahwa Allah yang menciptakan mereka dan memberi rizki kepada mereka dan mengatur urusan mereka hanya keyakinan dalam bentuk rububiyyah saja, karena pengakan dalam rububiyyah tidak memasukkan seseorang dalam Islam. Artinya mereka orang-orang kafir qurais ini telah bertauhid rububiyah namun tauhidnya ini tidak lantas memasukkan mereka ke dalam Islam karena mereka menolak tauhid uluhiyyah yaitu mengesakan Allah dalam ibadah, karena itu mereka tetap dihukumi sebagai orang kafir oleh Allah dan Rasul-Nya. Karena itu tauhid rububiyyah bukan ukuran seseorang itu bisa katakan muslim, camkan itu. Semoga bermanfaat.

***
Dompu, 20 Robiul Awwal 1440 H/6 Desember 2018

Penulis : Abu Dawud ad-Dombuwiyy 

Artikel : Meciangi-d.blogspot.com 

Related Posts:

0 Response to "EMPAT QOIDAH DALAM MEMAHAMI KESYIRIKAN #1"

Post a Comment