TAWADHU DAN BANYAK MENDENGAR


.((و قال الغزالي : ((لا ينال العلم إلا بالتواضع وإلقاء السمع

.((قال : ((مهما أشار عليه شيخه بطريق في التعليم فليقلده واليدع رأيه، فخطأ مرشده أنفع له من صوابه في نفسه

Berkata Al-Ghozaliy : ((Ilmu tidak akan didapatkan kecuali dengan sikap tawadhu dan banyak mendengar)).

Al-Ghojaliy juga mengatakan : ((Kapan saja Syaikhnya mengisyaratkan padanya suatu metode dalam pengajaran maka hendaknya ia taklid kepada Syaikhnya dan hendaknya ia meninggalkan pendapatnya, dan kesalahan Syaikhnya lebih bermanfaat baginya daripada kebenaran menurut dirinya)). [Tadzkiratus Saami' wal Mutakallim fii Adabil 'Aalim wal Muta'allim, hal.98. Cet. Daarul Basyaa'ir Al-Islaamiy].

Faedah yang bisa diambil :

1. Hendaknya para penuntut ilmu bersikap tawadhu dihadapan syaikhnya, ustadznya dan guru-gurunya meskipun dia telah memiliki ilmu atau telah melampaui ilmu mereka

2. Hendaknya para penuntut ilmu lebih banyak mendengar ketika berada di majelisnya para masyaikh, para ustadz, para guru dan bertanya jika tidak mengetahui

3. Jauhi sifat sombong dalam belajar karena sikap sombong akan menolak ilmu demikian juga sifat malu sebagaimana ucapan Imam Mujahid rahimahullah :

.لا يتعلم العلم مستحي ولا مستكبر

"Tidak akan mempelajari ilmu (mendapatkan ilmu) orang yang malu dan orang yang sombong." [HR. al-Bukhari dalam Kitaabul 'Ilmi, bab malu dalam menuntut ilmu hal.50. Cet. Baitul Afkar Ad-Dauliyyah].

4. Diantara bentuk sombong juga adalah meremehkan manusia ; termasuk penuntut ilmu  meremehkan penuntut ilmu lainnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

.((لا يدخل الجنة من كان في قلبه مثقال ذرة من كبر))
 فقال رجل : إن الرجل يجب أن يكون ثوبه حسنا، ونعله حسنا؟ فقال : ((إن الله جميل يحب الجمال، الكبر بطر الحق، وغمط الناس))

((Tidak akan masuk surga orang yang didalam hatinya ada kesombongan sebesar dzarrah)). Maka seorang laki-laki berkata : 'Bagaimana jika seseorang suka bajunya bagus, sandalnya bagus?' Maka Nabi bersabda : ((Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan, sombong itu menolak kebenaran dan meremehkan orang lain)). [HR. Muslim, no.91. Cet. Baitul Afkar Ad-Dauliyyah]

5. Taklid kepada orang yang paling berilmu atau kepada ahli ijtihad dalam masalah beragama diperbolehkan, selama tidak sampai mentuhankan para ulama dan fatwanya. 

6. Keutamaan belajar ilmu agama kepada para ulama atau kepada para asatidzah yang mumpuni ilmunya.

7. Keutamaan orang-orang yang berilmu

8. Keutamaan para penuntut ilmu

Semoga tulisan ini bermanfaat.

***

Dompu : 16 Dzulhijjah 1441 H/6 Agustus 2020

Penulis : Abu Dawud ad-Dompuwiyy

Artikel : Meciangi-d.blogspot.com

Related Posts:

0 Response to "TAWADHU DAN BANYAK MENDENGAR"

Post a Comment