BERTANYALAH TENTANG PERKARA-PERKARA YANG SUDAH PASTI

Bismillah. Alhamdulillahi Rabbil 'aalamiin. Wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammadin wa 'ala aalihi wa shahbihi ajma'iin. Wa ba'du.

عن عبَيّ بن كعب رضي الله عنه أنه قال : لما سأله مسروق بن الأجدع عن مسألة : ((يا
 .((ابن أخي ؛ أكان هذا؟)) قال : لا، قال : ((فأجمنا حتى يكون، فإذا كان اجتهدنا لك رأينا

.رواه ابن سعد، وابن عبد البر في ((جامع بيان العلم وفضله))، وإسناده صحيح
[الغرر من موقوف الأثر للشيخ صالح بن عبد الله بن حمد العصيمي، ص : ١٣]

Dari 'Ubai bin Ka'ab radhiyallahu 'anhu bahwasanya ia berkata : Tatkala Masruq bertanya kepadanya tentang suatu permasalahan : ((Wahai anak saudaraku ; apakah ini sudah terjadi?)) Masruq mengatakan, belum.  Berkata 'Ubai bin Ka'ab : Kalau begitu, ringankanlah kami darinya. Apabila sudah terjadi kami akan berijtihad (berusaha mencarikan hukumnya dari Al-Qur'an dan as-Sunnah) untukmu." 

Diriwayatkan oleh Ibnu Sa'ad, dan Ibnu Abdil Barr dalam ((Jaami'ul Bayaanil 'Ilmi wa Fadhlih)), dan sanadnya shohih.

📚[Al-Ghuror min Mauquufil Atsar, karya Asy-Syaikh Sholih bin Abdillah bin Muhammad al-'Ushaimiy, 13]

Faedah dari atsar diatas :

1. Ubai bin Ka'ab adalah sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dari Anshor

2. Ubai bin Ka'ab nama lengkapnya Ubai bin Ka'ab bin Qais al-Anshari al-Khajraji, kunyah beliau adalah Abul Mundzir dan Abu Thufail, dan ia digelari dengan Sayyidul Qurraa' (pemimpinnya para Qari'). Dia wafat di tahun 19 H atau tahun 32 H dan dikatakan juga pada selain itu di kota Madinah.

3. Masruq adalah seorang tabi'in yang mulia, beliau banyak belajar dari Ibunda Aisyah radhiyallahu 'anha. Masruq artinya yang dicuri. Dinamakan Masruq konon karena beliau waktu bayi pernah dicuri.

4. Ubai bin Ka'ab radhiyallahu 'anhu memanggil Masruq dengan, 'Wahai anak saudaraku', ini adalah panggilan kelembutan padahal Masruq bukan anak saudaranya.

5. Bertanya termasuk kunci ilmu, Allah berfirman : 

«فَسْـَٔلُوٓا۟ أَهْلَ ٱلذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ»

Artinya : "Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui." (QS. An-Nahl : 43)

6. Jangan membebani diri kita dan membebani orang-orang yang ditanya dengan suatu pertanyaan yang belum terjadi, karena masih banyak permasalah-permasalah yang pasti yang harus ditanyakan. Umar radhiyallahu 'anhu mengatakan :

«نهينا عن التكلف»

 "Kami dilarang dari takalluf (memberat-beratkan diri). 

Allah Ta'ala berfirman :

«قُلْ مَآ أَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍۢ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلْمُتَكَلِّفِينَ»

Artinya : "Katakanlah (hai Muhammad): "Aku tidak meminta upah sedikitpun padamu atas dakwahku dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang takalluf (memberat-beratkan diri)." (QS. Shad : 86)

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dalam hadits riwayat Abu Hurairah :

((من حسن الإسلام المرء تركه ما لا يعنيه))

((Termasuk baiknya Islam seseorang, dia meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat untuk dirinya)). (HR. Tirmidzi dan selainnya)

7. Adab jika kita ingin bertanya, maka bertanyalah tentang sesuatu yang penting dan berbobot jangan bertanya tentang sesuatu yang tidak bisa diamalkan 

8. Pertanyaan yang aneh dan rumit terkadang akan menimbulkan rasa sombong, karena seseorang terkadang merasa tidak ada orang yang semisal dengannya dalam hal pertanyaan.

9. Ilmu itu memiliki kesombongan sebagaimana harta. Berkata Wahb bin Munabbih :

((إن للعلم طغيانا كطغيان المال))

((Sesungguhnya ilmu bisa membuat sombong sebagaimana harta)). [An-Nabadz fii Adaab Tholabil 'Ilmi, hal. 181. Cet. Maktabah Ibnul Qayyim]

10. Bertanya yang bermanfaat dan bisa diamalkan itu lebih diutamakan dari sekedar bertanya sesuatu yang belum terjadi.

Wallahu a'lam. Dan masih banyak faedah-faedah lainnya. Semoga yang sedikit ini bermanfaat.

Related Posts:

0 Response to "BERTANYALAH TENTANG PERKARA-PERKARA YANG SUDAH PASTI"

Post a Comment