AQIDAH AL-WALA’ WAL-BARO’

Dalam agama Islam ada yang namanya istilah Al-Wala’ wal Baro’. Al-Wala’ wal Baro’ atau sering juga di sebut sebagai rasa cinta dan benci karena Allah. Allah berfirman dalam mengisahkan tentang keadaan para shahabat ridwanullahi ‘alaihim ajma’iin dalam Al-Qur’an:Allah 'Azza wa Jalla berfirman :

«لَّا تَجِدُ قَوْمًۭا يُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْـَٔاخِرِ يُوَآدُّونَ مَنْ حَآدَّ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَوْ كَانُوٓا۟ ءَابَآءَهُمْ أَوْ أَبْنَآءَهُمْ أَوْ إِخْوَٰنَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ ۚ أو۟لَـٰٓئِك كَتَبَ فِى قُلُوبِهِمُ ٱلْإِيمَـٰنَ وَأَيَّدَهُم بِرُوحٍۢ مِّنْهُ ۖ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّـٰتٍۢ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَـٰرُ خَـٰلِدِينَ فِيهَا ۚ رَضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ ضُوا۟ عَنْهُ ۚ أو۟لَـٰٓئِك حِزْبُ ٱللَّهِ ۚ أَلَآ إِنَّ حِزْبَ ٱللَّهِ هُمُ ٱلْمُفْلِحُون»

Artinya : "Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itu adalah golongan yang beruntung." (QS. Al-Mujadilah : 22)

Ibnu Katsir rahimahullah dalam menjelaskan dalam  tafsirannya :

أي لا يوادون المحادين ولو كانوا من الأقربين كما قال تعالى «لَّا يَتَّخِذِ ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلْكَـٰفِرِينَ أَوْلِيَآءَ مِن دُونِ ٱلْمُؤْمِنِينَ ۖ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَلَيْسَ مِنَ ٱللَّهِ فِى شَىْءٍ إِلَّآ أَن تَتَّقُوا۟ مِنْهُمْ تُقَىٰةًۭ ۗ وَيُحَذِّرُكُمُ ٱللَّهُ نَفْسَهُۥ ۗ » [آل عمران : ٢٨]. 

وقال تعالى : «قُلْ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَٰنُكُمْ وَأَزْوَٰجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَٰلٌ ٱقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَـٰرَةٌۭ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَـٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٍۢ فِى سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُوا۟ حَتَّىٰ يَأْتِىَ ٱللَّهُ بِأَمْرِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْفَـٰسِقِينَ» [التوبة : ٢٤]. وقد قال سعيد بن عبد العزيز وغيره : أنزلت هذه الآية «لَّا تَجِدُ قَوْمًۭا يُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْـَٔاخِرِ» إلى آخرها في أبي عبيدة عامر بن عبد الله بن الجراح حين قتل أباه يوم بدر، ولهذا قال عمر بن الخطاب رضي الله عنه حين جعل الأمر سورة بعده في أولئك الستة رضي الله عنهم : ولو كان أبو عبيدة حيا لاستخلفته. وقيل في قوله تعالى : «وَلَوْ كَانُوٓا۟ ءَابَآءَهُمْ» نزلت في أبي عبيدة قتل أباه يوم بدر «أَوْ أَبْنَآءَهُمْ» في الصديق هم يومئذ بقتل ابنه عبد الرحمان «أَوْ إِخْوَٰنَهُمْ» في مصعب بن عمير، قتل أخاه عبيد بن عمير يومئذ «أَوْ عَشِيرَتَهُمْ ۚ » في عمر قتل قريبا له يومئذ أيضا، وفي حمزة وعلي وعبيدة بن الحارث قتلوا عتبة و شيبة والوليد بن عتبة يومئذ، فالله أعلم.

[تفسير ابن كثير، ٤\٢٨٣-٢٨٤. دار الكتب العلمية]

"Maksudnya mereka tidak akan berkasih sayang dengan orang-orang yang membenci (Allah dan Rasul-Nya) walaupun mereka itu termasuk karib kerabatnya sebagaimana firman Allah Ta'ala (yang artinya) : "Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya." [QS. Ali Imron : 28]

Allah Ta'ala berfirman : "Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik." [QS. At-Taubah : 24]

“Dan sungguh telah berkata Sa’id bin ‘Abdil ‘Aziz dan selainnya : ‘Diturunkan ayat «لَّا تَجِدُ قَوْمًۭا يُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْـَٔاخِر» «Tidak akan kamu dapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat» sampai akhir ayat, yaitu diturunkan terkait Abu ‘Ubaidah Amir bin ‘Abdillah bin al-Jarrah ketika dia membunuh bapaknya pada perang badar, oleh karena itu, Umar bin al-Kaththab radhiyallahu ‘anhu ketika urusannya di musyawarahkan berkenaan dengan enam orang shahabat radhiyallahu ‘anhum berkata : "Dan seandainya Abu ‘Ubaidah masih hidup, niscaya aku akan mengangkat dia menjadi khalifah.”

Dan mengenai firman Allah : «وَلَوْ كَانُوٓا۟ ءَابَآءَهُم» «Sekalipun mereka itu bapaknya», ayat ini di turunkan kepada Abu 'Ubaidah ketika dia membunuh bapaknya pada perang badar. «أَوْ أَبْنَآءَهُمْ» «atau anak anak mereka sendiri», turun pada Abu Bakar as-Sbhiddiq pada perang badar yang hendak membunuh anaknya 'Abdurrahman. «أَوْ إِخْوَٰنَهُمْ» «atau saudara-saudaranya», turun pada Mus’ab bin ‘Umair yang membunuh saudaranya ‘Ubaid bin ‘Umair pada perang badar «أَوْ عَشِيرَتَهُم» «atau keluarga mereka», turun kepada Umar yang juga membunuh keluarganya pada perang badar, dan kepada Hamzah, ‘Ali, 'Ubaidah bin al-Harits yang membunuh ‘Utbah dan Syaibah dan al-Walid bin 'Utbah pada perang badar, wallahu a’lam. [Lihat Tafsir Ibni Katsir (4/283-284), pustaka Daarul Kutub al-Ilmiyyah]

Kisah ini menjelaskan kepada kita cinta dan benci para sahabat terkait masalah agama dan keyakinan mereka sangat jelas. Apalagi terhadap orang-orang yang membenci Islam maka lebih besar lagi rasa cinta dan benci mereka. Namun bila terkait urusan dunia seperti perdagangan dan lain-lain, maka kita boleh bermuamalah dengan orang-orang kafir sebatas urusan-urusan duniawi saja bahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bermuamalah dalam urusan duniawi dengan orang-orang yahudi tapi tidak dalam urusan agama.

Ingat saudara dan saudariku, masalah agama adalah hal yang prinsip, karena itu para sahabat rela membunuh bapak-bapak mereka, anak-anak mereka, saudara-saudara mereka, dan keluarga-keluarga mereka demi agama mereka. Adapun kita mungkin tidak bisa seperti para sahabat, tapi cukup bagi kita meninggalkan segala sesuatu yg bisa menyebabkan kita loyal kepada orang orang kafir, sepserti perayaan hari raya mereka dan lain sebagainya.

Mari kita tanamkan aqidah al wala' wal baro' atau aqidah cinta dan benci karena Allah, pada perkara-perkara yang seharusnya memang kita benci dari urusan orang-orang kafir, terutama dalam urusan agama mereka dan syiar-syiar agama mereka. 

Berkata Asy-Syaikh Muhammad at-Tamimi rahimahullah :

الثالثة : أن من أطاع الرسول ووجد الله لا يجوز له موالاة من حاد الله ورسوله ولو كان أقرب قريب، والدليل قوله تعالى : «لَّا تَجِدُ قَوْمًۭا يُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْـَٔاخِرِ يُوَآدُّونَ مَنْ حَآدَّ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَوْ كَانُوٓا۟ ءَابَآءَهُمْ أَوْ أَبْنَآءَهُمْ أَوْ إِخْوَٰنَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ كَتَبَ فِى قُلُوبِهِمُ ٱلْإِيمَـٰنَ وَأَيَّدَهُم بِرُوحٍۢ مِّنْهُ ۖ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّـٰتٍۢ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَـٰرُ خَـٰلِدِينَ فِيهَا ۚ رَضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ حِزْبُ ٱللَّهِ ۚ أَلَآ إِنَّ حِزْبَ ٱللَّهِ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ». [المجادلة : ٢٢].

[شرح ثلاثة الأصول للأمام محمد بن عبد الوهاب التميمي النجدي، ص : ٢١-٢٢. دار الكتب العلمية]

"Yang ketiga : Bahwasanya barangsiapa yang taat kepada Rasul dan mentauhidkan Allah tidak boleh bagi dia untuk loyal/cinta mencintai dengan orang-orang yang membenci Allah dan Rasul-Nya meskipun mereka adalah karib kerabatnya yang terdekat, dalilnya yaitu firman Allah Ta'ala (yang artinya) : "Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung." [QS. Al-Mujaadilah : 22]. [Lihat Syarh Tsalaatsati al-’Usuul, lil-Imam Muhammad bin Abdil Wahhab at-Tamiimi an-Najdi (hal. 21-22), pustaka Daarul Kutub Al-'Ilmiyyah]

Berkata Asy-Syaikh Al-Utsaimin dalam syarahnya :

أى : المسألة الثالثة مما يجب علينا علمه الولاء والبراء، والولاء والبراء أصل عظيم جاءت فيه النصوص الكثيرة قال الله عز وجل : «يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّخِذُوا۟ بِطَانَةًۭ مِّن دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًۭا» [آل عمران : ١١٨]. وقال تعالى : «يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّخِذُوا۟ ٱلْيَهُودَ وَٱلنَّصَـٰرَىٰٓ أَوْلِيَآءَ ۘ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍۢ ۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُۥ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّـٰلِمِينَ» [المائدة : ٥١]المائدة. وقال سبحانه وتعالى : «يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّخِذُوا۟ ٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُوا۟ دِينَكُمْ هُزُوًۭا وَلَعِبًۭا مِّنَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَـٰبَ مِن قَبْلِكُمْ وَٱلْكُفَّارَ أَوْلِيَآءَ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ» [المائدة : ٥٧]. وقال تعالى : «يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّخِذُوٓا۟ ءَابَآءَكُمْ وَإِخْوَٰنَكُمْ أَوْلِيَآءَ إِنِ ٱسْتَحَبُّوا۟ ٱلْكُفْرَ عَلَى ٱلْإِيمَـٰنِ ۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّـٰلِمُونَ ¤ قُلْ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَٰنُكُمْ وَأَزْوَٰجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَٰلٌ ٱقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَـٰرَةٌۭ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَـٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٍۢ فِى سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُوا۟ حَتَّىٰ يَأْتِىَ ٱللَّهُ بِأَمْرِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْفَـٰسِقِينَ» [التوبة : ٢٣-٣٤]. وقال عز وجل : «قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌۭ فِىٓ إِبْرَٰهِيمَ وَٱلَّذِينَ مَعَهُۥٓ إِذْ قَالُوا۟ لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَءَٰٓؤُا۟ مِنكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ ٱلْعَدَٰوَةُ وَٱلْبَغْضَآءُ أَبَدًا حَتَّىٰ تُؤْمِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَحْدَهُۥٓ» [الممتحنة : ٤] الآية. ولأن موالاة كفار تكون بمناصرتهم ومعاونتهم على ما هم عليه من الكفر والضلال، وموادتهم تكون بفعل الأسباب التي تكون بها مودتهم فتجده يوادهم أى يطلب ودهم بكل طريق، وهذا لا شك ينافى الإيمان كله أو كماله، فالواجب على المؤمن معاداة من حاد الله ورسوله ولو كان أقرب قريب إليه، وبغضه والبعد عنه ولكن هذا لا يمنع نصيحته ودعوته للحق.

[شرح ثلاثة الأصول للأمام محمد بن عبد الوهاب التميمي النجدي، ص : ٢١-٢٢. دار الكتب العلمية]

“Permasalahan yang ketiga yang wajib bagi kita agar mengilmuinya yaitu rasa cinta dan benci, dan rasa cinta dan benci merupakan pondasi yang agung yang datang dengannya nash-nash yang banyak. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman (yang artinya) : "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu." [QS. Ali Imron : 118]. Allah Ta'ala berfirman (yang artinya) : "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." [QS. Al-Maidah : 51]. Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman (yang artinya) : "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman." [QS. Al-Maidah : 57]. Allah Ta'ala berfirman (yang artinya) : "Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik." [QS. At-Taubah : 23-24]Allah 'Azza wa Jalla berfirman (yang artinya) : "Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja." [QS. Al-Mumtahanah : 4]

Karena itu tanamkan rasa cinta dan benci karena Allah kepada orang-orang yang membenci Allah dan Rasul-Nya, meskipun mereka adalah karib kerabat kita.  


Semoga bermanfaat.

Baca juga : 

Related Posts:

0 Response to "AQIDAH AL-WALA’ WAL-BARO’"

Post a Comment