ADAB MENUNTUT ILMU #1

Bismillah, alhamdulillahi Rabbil 'aalamiin. Wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammadin wa 'ala aalihi wa shahabihi ajma'in. Wa ba'du.

Menuntut ilmu memiliki banyak keutamaan, dan diantaranya keutamaannya, kita diperintahkan untuk berilmu sebelum berucap dan mengamalkan. Allah Ta'ala firman-Nya : 

«فَٱعْلَمْ أَنَّهُۥ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَٱسْتَغْفِرْ لِذَنۢبِك»

Artinya : "Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu..." (QS. Muhammad : 19)

Pada ayat yang lain, Allah menyebutkan bahwa Dia akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat sebagai bentuk keutamaan, Allah berfirman :

«يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَـٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَـٰتٍۢ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌۭ»

Artinya : "Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Mujaadilah : 11)

Setelah Allah menyebutkan keutamaan ilmu dan orang yang berilmu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam-pun telah bersabda dalam hadits Abu Darda' radhiyallahu 'anhu menjelaskan tentang keutamaan para penuntut ilmu :

عن أبي الدرداء رضي الله تعالى عنه قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : ((من سلك طريقا يبتغي فيه علما سلك الله له طريقا إلى الجنة وإن الملائكة لتضع أجنحتها رضاء لطالب العلم وإن العالم ليستغفر له من في السماوات ومن في الأرض حتى الحيتان في الماء وفضل العالم على العابد كفضل القمر على سائر الكواكب إن العلماء ورثة الأنبياء إن الأنبياء لم يورثوا دينارا ولا درهما إنما ورثوا العلم فمن أخذ به أخذ بحظ وافر

[كتاب الأربعين في مذهب السلف، تأليف الشيخ علي بن يحيى الحدادي، ص : ١١]

Dari Abu Darda' radhiyallahu 'anhu berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : ((Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka mencari ilmu maka Allah pasti mudahkan baginya jalan menuju surga dan sesungguhnya para malaikat benar-benar akan meletakkan sayap-sayapnya ridho kepada penuntut ilmu dan sesungguhnya orang yang berilmu benar-benar akan dimintakan ampun oleh penduduk langit maupun penduduk bumi, sampai ikan-ikan didalam air. Dan keutamaan orang yang berilmu dibanding ahli ibadah seperti keutamaan bulan atas seluruh bintang-bintang, sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar maupun dirham hanya saja yang mereka mewariskan adalah ilmu, barangsiapa yang mengambilnya dia telah mengambil bagian yang berlimpah)). [Kitaabul 'Arba'iin fii Madzhabis Salaf, Ta'lif Asy-Syaikh Ali bin Yahya al-Hadaadiy, hal.11]

Karena banyaknya keutamaan yang didapatkan oleh para penuntut ilmu, ditambah majelis-majelis ilmu banyak dihadiri oleh para malaikat, maka kita-pun sangat butuh pada adab-adab dalam menuntut ilmu tersebut.

Adab Pertama : Mengikhlaskan niat karena Allah Ta'ala

Wajib bagi penuntut ilmu agar mengiklaskan niat karena Allah Ta'ala dalam menuntut ilmu berdasarkan firman Allah Ta'ala :

«وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ»

Artinya : "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus." (QS. Al-Bayyinah : 5)

Menuntut ilmu termasuk ibadah yang dapat memudahkan kita untuk menyembah Allah, maka harus ada keikhlasan agar amal itu diterima. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda : 

إنما الاعمال بالنية و إنما لكل امرئ ما نوى، ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها أو امرأة ينكحها فهجرته إلى ما هاجر إليه

((Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya dan sesungguhnya setiap orang tergantung apa yang ia niatkan, dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang ingin dia dapatkan atau karena wanita yang ingin dia nikahi maka hijrahnya kepada apa yang dia niatkan)). (HR. Al-Bukhari no.1, Muslim no.1907)

Berkata Doktor Bandar bin Nafi' dalam syarah hadits al-Arba'iin an-Nawawiyyah :

هذا الحديث حديث عظيم، اتفق العلماء على صحته وتلقيه بالقبول، وبه صدر البخاري كتابه ((الصحيح))، كذلك المقدسي ((العمدة))، وهو احد الأحاديث التي يدور الدين عليها، حتى قال عبد الرحمان بن مهدي : ((من أراد أن يصنف كتابا، فليبدأ بهذا الحديث

.وقد صنف العلماء في شرحه كتابا مستقلة، كشيخ الإسلام ابن تيمية، والنووي وغيرهما

"Hadits ini merupakan hadits yang agung, para ulama telah bersepakat atas shohih dan diterimanya hadits ini berdasarkan kesepakatan, dan dengan hadits ini pula Imam al-Bukhaari telah memulai kitabnya ((Ash-Shahiih), demikian juga al-Maqdisiy dalam kitabnya ((al-'Umdah)), dan hadits ini merupakan salah satu diantara hadits-hadits yang berputar tentang permasalahan agama, sampai 'Abdurrahman bin Mahdiy berkata : ((Barangsiapa yang ingin menulis suatu kitab, maka hendaklah dia memulainya dengan hadits ini)).

Dan sungguh para ulama telah menulis penjelasan tentang hadits tersebut  suatu kitab secara tersendiri (secara khusus), seperti Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, an-Nawawiy, dan selain keduanya." [Ad-Durar as-Saniyyah bi Fawaaid al-Arbaiin an-Nawawiyyah, hal. 14. Cet. Daar Ibnil Jauziy]

Berkata Ibnu Ajlaan rahimahullah :

((لا يصلح العمل إلا بثلاث : التقوى لله، والنية الحسنة، والأصابة))

((Tidak akan baik suatu amalan kecuali dengan tiga hal : Takwa kepada Allah, niat yang baik, dan tepat/benar (sesuai sunnah))). [Ad-Durar as-Saniyyah bi Fawaaid al-Arbaiin an-Nawawiyyah, hal. 15. Cet. Daar Ibnil Jauziy]

Berkata Mutharrif bin Abdillah rahimahullah

((صلاح القلب بصلاح العمل، وصلاح العمل بصلاح النية))

((Baiknya hati tergantung baiknya amalan, dan baiknya amalan tergantung baiknya niat)). [Ad-Durar as-Saniyyah bi Fawaaid al-Arbaiin an-Nawawiyyah, hal. 14]

Berkata Abdullah bin Mubarok rahimahullah :

((رب عمل صغير تعظمه النية، ورب عمل كبير تصغره النية))

((Betapa banyak amalan yang kecil menjadi besar (pahalanya) karena niat, dan betapa banyak amalan yang besar menjadi kecil (pahalanya) karena niat)). [Ad-Durar as-Saniyyah bi Fawaaid al-Arbaiin an-Nawawiyyah, hal. 15]

Semua yang kita sebutkan ini menunjukkan betapa pentingnya niat ikhlas, karena ilmu itu enggan masuk dalam qalbu seorang hamba yang niatnya bukan karena Allah. Berkata sebagian salaf :

 ((طلبنا العلم لغير الله فأبى أن يكون إلا لله))

((Kami dahulu menuntut ilmu untuk selain Allah akan tetapi ilmu itu enggan kecuali karena Allah)). [Tadzkiratus Saami' wal Mutakallim fii Adabil 'Aalim wal Muta'allim, hal.76. Cet. Daarul Basyaair Al-Islamiy]

Adab Kedua : Memperbaharui Niat

Jika dalam satu keadaan kita telah ikhlas niatnya dalam menuntut ilmu, maka hendaknya kita terus memperbaharui niat, karena niat itu selalu berbolak balik. Berkata Imam Sufyan ats-Tsauriy rahimahullah : 

((ما عالجت شيئا أشد علي من نيتي لأنها تتقلب علي))

((Tidak ada sesuatu yang paling berat untuk aku obati melainkan niatku, karena ia selalu berbolak-balik)). [Ad-Durar as-Saniyyah bi Fawaaid al-Arbaiin an-Nawawiyyah, hal. 14]

Karena itu, teruslah memperbaharui niat. Dan ikhlas dalam menuntut ilmu bisa terwujud dengan beberapa hal. Berkata Asy-Syaikh Muhammad bin Sholeh al-'Utsaimin rahimahullah :

إذا قال القائل : بما يكون الإخلاص في طلب العلم؟

قلنا : الإخلاص في طلب العلم يكون بأن تنوي أمورا

الأمر الأول : امتثال أمر الله ؛ لأن الله تعالى أمر بذلك، فقال : «فَٱعْلَمْ أَنَّهُۥ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَٱسْتَغْفِرْ لِذَنۢبِكَ» (محمد : ١٩)...الآية. وحث سبحانه وتعالى على العلم والحث على الشيء يستلزم محبته والرضا به والأمر به

الأمر الثاني : حفظ الشريعة الله لأن حفظ الشريعة الله يكون بالتعلم، والحفظ في الصدور، ويكون بالكتابة

الأمر الثالث : حماية الشريعة والدفاع عنها

الأمر الرابع : اتباع شريعة محمد صلى الله عليه وسلم ؛ لأنك لا يمكن أن تتبع شريعته حتى تعلم هذه الشريعة

فهذه أمور أربعة كلها يتضمنها قولنا : إنه يجب الإخلاص لله في طلب العلم

"Jika yang mengatakan berkata : Dengan apa ikhlas dalam menuntut ilmu itu dapat terjadi?" 

"Kami katakan : Ikhlas dalam menuntut ilmu bisa terjadi dengan meniatkan beberapa perkara : 

1. Melaksanakan perintah Allah ; karena Allah Ta'ala telah memerintahkan hal itu, Allah berfirman (artinya) : "Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan) yang benar selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu." (QS. Muhammad  19)...ayat. Allah Subhaanahu wa Ta'ala telah menghimbau kepada ilmu (maksudnya menuntut ilmu) dan menghimbau pada sesuatu yang melazimkan cinta kepadanya, ridho dengannya dan memerintahkan dengannya. 

2. Menjaga syariat Allah, karena menjaga syariat Allah terlaksana dengan cara belajar, menjaganya di dalam dada (menghafalnya), dan dengan cara menulisnya.

3. Menjaga syariat dan membelanya

4. Mengikuti syariat Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam ; karena sesungguhnya engkau tidak mungkin mengikuti syariat Muhammad sampai engkau mengetahui/mengilmui tentang syariat ini.

Maka ini merupakan 4 perkara yang seluruhnya meliputi ucapan kami : "Sesungguhnya niat dalam menuntut ilmu wajib ikhlas karena Allah." [Syarh Hilyah Thoolibil 'Ilmi lisy-Syaikh Muhammad bin Sholeh al-'Utsaimin, hal.16-17]

Faedah yang bisa diambil :

1. Menuntut ilmu memiliki banyak keutamaan

2. Barangsiapa yang menempuh jalan dalam rangka mencari ilmu maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga

3. Para malaikat benar-benar akan meletakkan sayap-sayapnya ridho kepada penuntut ilmu

4. Sesungguhnya orang yang berilmu benar-benar akan dimintakan ampun oleh penduduk langit maupun penduduk bumi, sampai ikan-ikan di lautan

5. Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai apa yang ia niatkan

6. Pentingnya ikhlas dalam menuntut ilmu

7. Pentingnya memperbaharui niat karena hati berbolak-balik

7. Ilmu itu tidak akan masuk kedalam qolbu jika hati itu tidak ikhlas

8. Ikhlas dalam menuntut ilmu bisa diwujudkan dalam beberapa hal :

- Melaksanakan perintah Allah

- Menjaga syariat Allah dengan cara belajar, menghafalnya, dan menulisnya.

- Menjaga syariat dengan cara membelanya

- Mengikuti syariat Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan mengamalkannya

Semoga yang sedikit ini bermanfaat.

Related Posts:

0 Response to "ADAB MENUNTUT ILMU #1"

Post a Comment