PENGUMPUL KAYU BAKAR DI MALAM HARI

Bismillah. Alhamdulillahi Rabbil 'aalamiin. Wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammadin wa 'ala aalihi wa shahbihi ajma'iin. Wa ba'du.

Asal-asalan mengambil ilmu adalah hal yang membinasakan. Banyak orang mengambil ilmu dari yang bukan ahlinya, mengambilnya dari ahli bid'ah, tokoh-tokoh kesesatan, firqoh-firqoh menyimpang dan lain sebagainya, sehingga mereka-pun tanpa sadar terseret dalam kubangan syubhat, bahkan dikhawatirkan akan berakhir dengan kesesatan, waliyaadzubillah

Sulaiman bin Musa pernah mengatakan :

((يجلس إلى العالم ثلاثة : رجل ياخذ كل ما يسمع فذلك حاطب ليل، ورجل لا يكتب وسمع فيقال له : جليس العالم، ورجل ينتقي وهو خيرهم)).

قال أبو عمر : العرب تضرب المثل بحاطب الليل للذي يجمع كل ما يسمع من غث وسمين، وصحيح وسقيم، وباطل وحق، لأن المحتطب بالليل ربما ضم أفعى فنهشته، وهو يهسبها من الحطب

"Ada tiga jenis manusia yang duduk (bermajelis ilmu kepada) orang yang berilmu : Seseorang yang mengambil/menulis semua yang dia dengar, orang itu disebut pengumpul kayu bakar di malam hari, seseorang yang tidak menulis namun mendengarkan, dia disebut teman duduknya ulama, dan seseorang yang memilih (maksudnya, jika baik dicatat jika tidak ditinggalkan), dia adalah orang yang paling baik diantara mereka.

Berkata Abu Umar : 'Orang arab membuat perumpamaan dengan pengumpul kayu bakar di malam hari bagi orang yang mengumpulkan semua yang telah ia dengar, yang tidak baik maupun yang baik, yang shohih maupun yang tidak, yang bathil maupun yang haq, karena orang yang mengumpulkan kayu bakar di malam hari, boleh jadi dia akan mengumpulkan ular berbisa lalu menyengatnya, sedangkan dia menyangka itu adalah kayu bakar.'" [Jaami'u Bayaanil 'Ilmi wa Fadhlih, hal.328. Cet. Daar Ibnul Jauzi].

Dalam atsar ini terdapat tiga faedah :

(1) orang yang mencatat (termasuk menyebarkan) semua apa yang dia dengar, yang shohih maupun yang dhoif, yang baik maupun yang buruk, yang syubhat maupun yang tidak. Maka orang yang seperti ini ibarat pengumpul kayu bakar dimalam hari, dalam kegelapan dia menyangka mengumpulkan kayu bakar, ternyata yang dia kumpulkan adalah ular berbisa yang akan membunuhnya.

(2) Orang yang tidak mencatat sama sekali, maka orang ini dikatakan sebagai teman duduknya ulama, teman sezaman, teman sekufunya dalam hal ilmu, dengan kata lain ; orang yang kedua ini termasuk orang yang berilmu. 

Berbeda mungkin dengan sebagian saudara-saudara kita yang terkena syubhat pada hari ini, ilmu kita tidak sekufu dengan ilmu para ustadz, apalagi para ulama, tapi sukanya membawa diri seperti para ulama rabbani, membahas perkara-perkara yang lebih tinggi, membahas khilaf para ulama, padahal hakikat khilaf itu dan macam-macamnya dia tidak mengerti. Ilmu-ilmu dasar tidak dibahas, datang ke majelis ilmu juga jarang, bilapun datang, ia  datang tanpa membawa selembar kertas bahkan tanpa alat tulis. Akhirnya perkara bid'ahpun dianggap khilaf. Maka orang yang seperti ini termasuk orang-orang yang merugi, ia tertipu dengan kejahilan dirinya. Waliyaadzubillah

(3) Orang yang memilah dan memilih apa yang perlu dia catat dan sebarkan. Orang yang seperti ini termasuk yang paling baik diantara kedua jenis penuntut ilmu diatas. Jika yang disampaikan oleh ustadz, orang 'alim atau para ulama dimajelisnya termasuk ilmu yang tidak pernah ia dengar, maka dia akan mencatatnya bahkan menyebarkannya. Atau jika ada faedah ilmu yang sekiranya dapat memberi faedah untuk dirinya, keluarganya, agamanya, dunia dan akhiratnya, maka dia akan mencatat dan menyebarkannya. Adapun jika yang disampaikan sudah dia ilmui, maka dia akan duduk mendengar seraya memperhatikan adab para ustadz dan alim ulama untuk diterapkan dalam kehidupannya, tidak merasa berilmu dihadapan gurunya, tawadhu, tidak merasa pintar. Maka, inilah yang terbaik diantara kedua orang diatas.

Wallahu a'lam.

***

Srowo-Sidayu-Gresik, Jawa Timur : 21 Rabi'ul Akhir 1444 H/16 November 2022

Penulis : Dawud ad-Dombuwiyy

Artikel : meciangi-d.blogspot.com

Related Posts:

0 Response to "PENGUMPUL KAYU BAKAR DI MALAM HARI"

Post a Comment