8 BAHAYA DAN KEMUNGKARAN DALAM PERAYAAN MALAM TAHUN BARU

Bismillahirrahmaanirrahiim. Alhamdulillahi Rabbil 'aalamiin. Wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammadin wa 'ala aalihi wa shahbihi ajma'iin. Wa ba'du.

Terkait dengan perayaan malam tahun baru dan pergantian tahun 2020 ke 2021, maka pada hari ini kami akan menulis beberapa hal yang terkait dengan bahaya dan kemungkaran ikut serta merayakan malam tahun baru. Diantara bahaya dan kemungkaran tersebut antara lain :

1. Melanggar Perintah Allah 'Azza wa Jalla

Diantara bahaya dan kemungkaran ikut serta dalam merayakan malam tahun baru masehi ini adalah, mereka melanggar perintah Allah menjadikan Yahudi dan Nasrani sebagai teman setia. Allah 'Azza wa Jalla berfirman :

«يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّخِذُوا۟ ٱلْيَهُودَ وَٱلنَّصَـٰرَىٰٓ أَوْلِيَآءَ ۘ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍۢ ۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُۥ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ لظَّـٰلِمِينَ»

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (QS. Al-Maidah : 51)

Pada ayat diatas, Allah melarang orang-orang yang beriman menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin, sebagai  kekasih, sebagai orang kepercayaan, sebagai teman setia dan lain sebagainya, karena nanti mereka akan tasyabbuh kepada musuh Islam dan musuh umat Islam tersebut. Ibnu Katsir rahimahullah pernah mengatakan tentang tafsiran ayat diatas :

ينهى تبارك وتعالى عباده المؤمنين عن موالاة اليهود والنصارى، الذين هم أعداء الإسلام وأهله - قاتلهم الله - ثم أخبر أن بعضهم أولياء بعض، ثم تهدد وتوعد من يتعاطى ذلك، فقال : «وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُۥ مِنْهُمْ ۗ »

[تفسير ابن كثير، ٢\٦٣. دار الكتب العلمية]

"Allah Tabaaraka wa Ta'ala telah melarang hamba-hamba-Nya orang-orang yang beriman mendukung/loyal kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani yang mereka itu merupakan musuh Islam dan musuh umat Islam -semoga Allah membinasakan mereka-. Kemudian Allah mengabarkan bahwasanya sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian lainnya, kemudian Allah mengancam dan memberikan peringatan kepada orang yang melakukan hal itu, Allah berfirman (yang artinya) : "Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka." [Tafsiir Ibni Karsiir, 2/63. Cet. Daarul Kutub Al'Ilmiyyah]

Diantara bentuk mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin, sebagai  kekasih, sebagai orang kepercayaan, sebagai teman setia, sebagai teladan dalam hidup adalah dengan ikut serta merayakan malam tahun baru dan hari raya kekafiran mereka, baik dengan cara membantu menyukseskannya, turut serta dalam acara tersebut, mengucapkan selamat atas hari tersebut dan lain sebagainya. Barangsiapa yang berbuat demikian, maka sungguh dia telah melanggar larangan-larangan Allah.

2. Melakukan Tasyabbuh terhadap Orang-orang Kafir

Diantara bahaya dan kemungkaran ikut serta dalam memeriahkan perayaan malam tahun baru masehi ini, tasyabbuh terhadap orang-orang kafir. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

.((من تشبه بقوم فهو منهم))

[اقتضاء الصراط المستقيم لمخالفة أصحاب الجحيم، ١\٢٦٩]

"Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk kaum tersebut." [Iqtidho' Ash-Shirathil Mustaqiim li Mukhaalafati Ashaabil Jahiim, 1/269]

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sudah mengingatkan kita dalam beberapa haditsnya diantaranya dalam hadits riwayat Imam Muslim :

 حدثني سويد ابن سعيد، حدثنا حفص ابن ميسرة، حدثني زيد ابن أسلم، عن عطاء ابن يسار عن أبي سعيد الخدري، قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ((لتتبعن سنن الذين من قبلكم، شبرا بشبر، ذراعا بذراع، حتى لو دخلوا في جحر ضب لاتبعتموهم)). قلنا يا رسول الله! اليهود والنصارى؟ قال : ((فمن)). 

[أخرجه مسلم، ٢٦٦٩. بيت الأفكار الدولية]

Menceritakan kepadaku Suwaid bin Sa'id, menceritakan kepada kami Hafs bin Maisaroh, meceritakan kepada kami Zaid bin Aslam, dari 'Atho' bin Yasar dari Abu Sa'id Al-Khudriy, ia berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : (("Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sampai jika mereka masuk ke lubang dhob (hewan sejeis biawak) kalian pasti akan mengikutinya)). Kami katakan : Wahai Rasulullah! Apakah Yahudi dan Nashrani? Beliau mejawab : ((Lantas siapa lagi?). [HR. Muslim, no.2669. Cet. Baitul Afkaar Ad-Dauliyyah]  

Dalam hadits yang lain, Imam Al-Bukhari menyebutkan :

حدثنا أحمد بن يونس : حدثنا ابن أبي ذئب، عن المقبري، عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ((لا تقوم الساعة حتى تأخذ أمتي بأخذ القرون قبلها شبرا بشبر، وذراعا بذراع))، فقيل : يا رسول الله، كفارس والروم؟ فقال : ((من الناس إلا أولئك؟)).

[أخرجه البخاري، ٧٣١٩. بيت الأفكار الدولية]

Menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus, menceritakan kepada kami Ibnu Abi Dzi'bi, dari Maqburiy, dari Abu HUrairoh radhiyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda : ((Tidak akan tegak hari kiyamat hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta)).  Lalu ada yang bertanya : Wahai Rasulullah, apakah mereka itu Persia dan Romawi. Beliau mejawab : ((Selain mereka, lantas siapa lagi?)). [HR. Al-Bukhari, no.7319. Cet. Baitul Afkaar Ad-Dauliyyah]

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sudah meramalkan bahwa umat Islam pasti akan mengikuti tradisi dan kebiasaan orang-orang Yahudi dan Nasrani, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sampai jika mereka masuk kedalam lubang biawak yang sempit, umat Islam pasti akan mengikutinya, termasuk dalam perayaan malam tahun baru masehi ini. Waliyaadzubillah.  

3.  Ridho/Senang Terhadap Musuh-Musuh Allah dan Rasul-Nya

Diantara bahaya dan kemungkaran merayakan malam tahun baru, ridho kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani, senang dengan perayaan-perayaan mereka, tradisi-tradisi dan acara-acara mereka, padahal orang-orang Yahudi dan Nashrani  adalah musuh-musuh Islam, dan musuh-musuh Islam mereka tidak akan pernah ridho kepada orang-orang yang beriman sampai orang-orang yang beriman mengikuti agama mereka. Allah Ta'ala telah berfirman : 

«وَلَن تَرْضَىٰ عَنكَ ٱلْيَهُودُ وَلَا ٱلنَّصَـٰرَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ»

Artinya : "Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka." (QS. Al-Baqaroh : 120)

Selain itu, dalam ayat ini Allah ingin menjelaskan kepada kita tentang beberapa hal, pertama : Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kalian bahkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sampai beliau mau mengikuti agama mereka. Dalam ilmu al-Lughoh al-'Arabiyyah kata حَتَّىٰ bisa bermakna batas maksimum dan juga bisa juga bermakna pengecualian. Artinya Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu (Muhammad) kecuali kamu mengikuti agama mereka. 

Berkata Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat diatas :

قال ابن جرير : يعني بقول جل ثناؤه : «وَلَن تَرْضَىٰ عَنكَ ٱلْيَهُودُ وَلَا ٱلنَّصَـٰرَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ » وليست اليهود يا محمد ولا النصارى براضية عنك أبدا، فدع طلب ما يرضيهم ويوافقهم، وأقبل على طلب رضا الله في دعائهم إلى بعثك الله به من الحق.

[ . دار الكتب العلميةتفسير ابن كثير، ١\١٥٠]

Berkata Ibnu Jarir : "Maksud ucapan Allah Jalla Tsanaauhu (yang artinya) : ((Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka)). 'Hai Muhammad orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu selama-lamanya, karena itu tidak usah lagi engkau mencari hal yang dapat menjadikan mereka rela dan sejalan dengan mereka. Akan tetapi arahkan perhatianmu untuk mencari ridho Allah dengan megajak mereka kepada kebenaran yang kamu diutus dengannya.'" [Tafsir Ibni Katsir, 1/150. Cet. Daarul Kutub Al-'Ilmiyyah]

Jika terhadap Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam saja mereka tidak ridho, bagaimana dengan kita pengikutnya. Karena itu, mengikuti perayaan malam tahun baru masehi adalah perkara yang akan membuat orang-orang Yahudi dan Nasrani senang, karena itu jangan terlibat dalam acara serta adat kebiasaan Yahudi dan Nasrani. Adapun jika kita tidak turut serta dalam perayaan malam tahun baru dan tradisi-tradisi agama mereka, pasti kita akan mendapatkan kebencian dari mereka sampai kita mengikuti agama mereka. Mendapatkan kebencian orang-orang Yahudi dan Nasrani demi mempertahankan agama dan aqidah kita itu lebih baik daripada mendapatkan kecintaan mereka karena sebab mengikuti tradisi dan keyakinan agama mereka yang kufur. Bagimu agamamu dan bagiku agamaku. Allah Ta'ala berfirman :

 «قُلْ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلْكَـٰفِرُونَ. لَآ أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ. وَلَآ أَنتُمْ عَـٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ. وَلَآ أَنَا۠ عَابِدٌۭ مَّا عَبَدتُّمْ. وَلَآ أَنتُمْ عَـٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ. لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِىَ دِينِ»

Artinya : "Katakanlah: "Hai orang-orang kafir.  Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." (QS. Al-Kaafirun : 1-6)

4. Menghilangkan Aqidah Al-Wala' wal Bara'

Diantara bahaya dan kemungkaran merayakan malam tahun baru masehi orang-orang kafir, kita akan menghilangkan aqidah Al-Wala' wal Bara' atau aqidah cinta dan benci kita kepada merka. Setiap muslim wajib menerapkan aqidah Al-Wala' wal Bara' ini kepada orang-orang kafir dalam setiap sendi kehidupannya, terutama dalam hal-hal yang terkait dengan agama dan keyakinan serta adat kebiasaan mereka. Dan sifat orang-orang yang beriman yang sejati adalah tidak akan pernah ada loyalitas, saling cinta mencintai, tolong menolong dan yang semisalnya dengan orang-orang kafir meskipun mereka adalah karib kerabat kita sendiri. Perhatikan firman Allah 'Azza wa Jalla berikut ini :

«لَّا تَجِدُ قَوْمًۭا يُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْـَٔاخِرِ يُوَآدُّونَ مَنْ حَآدَّ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَوْ كَانُوٓا۟ ءَابَآءَهُمْ أَوْ أَبْنَآءَهُمْ أَوْ إِخْوَٰنَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ ۚ أو۟لَـٰٓئِك كَتَبَ فِى قُلُوبِهِمُ ٱلْإِيمَـٰنَ وَأَيَّدَهُم بِرُوحٍۢ مِّنْهُ ۖ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّـٰتٍۢ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَـٰرُ خَـٰلِدِينَ فِيهَا ۚ رَضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ ضُوا۟ عَنْهُ ۚ أو۟لَـٰٓئِك حِزْبُ ٱللَّهِ ۚ أَلَآ إِنَّ حِزْبَ ٱللَّهِ هُمُ ٱلْمُفْلِحُون»

Artinya : "Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itu adalah golongan yang beruntung." (QS. Al-Mujadilah : 22)

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah dalam menjelaskan tafsiran surat Al-Mujadilah ayat 22 diatas :

أي لا يوادون المحادين ولو كانوا من الأقربين كما قال تعالى «لَّا يَتَّخِذِ ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلْكَـٰفِرِينَ أَوْلِيَآءَ مِن دُونِ ٱلْمُؤْمِنِينَ ۖ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَلَيْسَ مِنَ ٱللَّهِ فِى شَىْءٍ إِلَّآ أَن تَتَّقُوا۟ مِنْهُمْ تُقَىٰةًۭ ۗ وَيُحَذِّرُكُمُ ٱللَّهُ نَفْسَهُۥ ۗ » [آل عمران : ٢٨]. 

وقال تعالى : «قُلْ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَٰنُكُمْ وَأَزْوَٰجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَٰلٌ ٱقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَـٰرَةٌۭ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَـٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٍۢ فِى سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُوا۟ حَتَّىٰ يَأْتِىَ ٱللَّهُ بِأَمْرِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْفَـٰسِقِينَ» [التوبة : ٢٤]. وقد قال سعيد بن عبد العزيز وغيره : أنزلت هذه الآية «لَّا تَجِدُ قَوْمًۭا يُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْـَٔاخِرِ» إلى آخرها في أبي عبيدة عامر بن عبد الله بن الجراح حين قتل أباه يوم بدر، ولهذا قال عمر بن الخطاب رضي الله عنه حين جعل الأمر سورة بعده في أولئك الستة رضي الله عنهم : ولو كان أبو عبيدة حيا لاستخلفته. وقيل في قوله تعالى : «وَلَوْ كَانُوٓا۟ ءَابَآءَهُمْ» نزلت في أبي عبيدة قتل أباه يوم بدر «أَوْ أَبْنَآءَهُمْ» في الصديق هم يومئذ بقتل ابنه عبد الرحمان «أَوْ إِخْوَٰنَهُمْ» في مصعب بن عمير، قتل أخاه عبيد بن عمير يومئذ «أَوْ عَشِيرَتَهُمْ ۚ » في عمر قتل قريبا له يومئذ أيضا، وفي حمزة وعلي وعبيدة بن الحارث قتلوا عتبة و شيبة والوليد بن عتبة يومئذ، فالله أعلم.

[تفسير ابن كثير، ٤\٢٨٣-٢٨٤. دار الكتب العلمية]

"Maksudnya mereka tidak akan berkasih sayang dengan orang-orang yang membenci (Allah dan Rasul-Nya) walaupun mereka itu termasuk karib kerabatnya sebagaimana firman Allah Ta'ala (yang artinya) : "Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya." [QS. Ali Imron : 28]

Allah Ta'ala berfirman : "Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik." [QS. At-Taubah : 24]

“Dan sungguh telah berkata Sa’id bin ‘Abdil ‘Aziz dan selainnya : ‘Diturunkan ayat «لَّا تَجِدُ قَوْمًۭا يُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْـَٔاخِر» «Tidak akan kamu dapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat» sampai akhir ayat, yaitu diturunkan terkait Abu ‘Ubaidah Amir bin ‘Abdillah bin al-Jarrah ketika dia membunuh bapaknya pada perang badar, oleh karena itu, Umar bin al-Kaththab radhiyallahu ‘anhu ketika urusannya di musyawarahkan berkenaan dengan enam orang shahabat radhiyallahu ‘anhum, ia berkata : "Dan seandainya Abu ‘Ubaidah masih hidup, niscaya aku akan mengangkat dia menjadi khalifah.”

Dan mengenai firman Allah : «وَلَوْ كَانُوٓا۟ ءَابَآءَهُم» «Sekalipun mereka itu bapaknya», ayat ini di turunkan kepada Abu 'Ubaidah ketika dia membunuh bapaknya pada perang badar. «أَوْ أَبْنَآءَهُمْ» «atau anak anak mereka sendiri», turun pada Abu Bakar as-Sbhiddiq pada perang badar yang hendak membunuh anaknya 'Abdurrahman. «أَوْ إِخْوَٰنَهُمْ» «atau saudara-saudaranya», turun pada Mus’ab bin ‘Umair yang membunuh saudaranya ‘Ubaid bin ‘Umair pada perang badar «أَوْ عَشِيرَتَهُم» «atau keluarga mereka», turun kepada Umar yang juga membunuh keluarganya pada perang badar, dan kepada Hamzah, ‘Ali, 'Ubaidah bin al-Harits yang membunuh ‘Utbah dan Syaibah dan al-Walid bin 'Utbah pada perang badar, wallahu a’lam. [Tafsir Ibni Katsir (4/283-284), pustaka Daarul Kutub al-Ilmiyyah]

Pada penjelasan ayat dan tafsirannya, para sahabat berlepas diri dari orang-orang kafir jika itu terkait dengan agama dan keyakinan mereka, padahal mereka itu adalah karib kerabatnya.

Berkata Asy-Syaikh Muhammad at-Tamimi rahimahullah :

الثالثة : أن من أطاع الرسول ووجد الله لا يجوز له موالاة من حاد الله ورسوله ولو كان أقرب قريب، والدليل قوله تعالى : «لَّا تَجِدُ قَوْمًۭا يُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْـَٔاخِرِ يُوَآدُّونَ مَنْ حَآدَّ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَوْ كَانُوٓا۟ ءَابَآءَهُمْ أَوْ أَبْنَآءَهُمْ أَوْ إِخْوَٰنَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ كَتَبَ فِى قُلُوبِهِمُ ٱلْإِيمَـٰنَ وَأَيَّدَهُم بِرُوحٍۢ مِّنْهُ ۖ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّـٰتٍۢ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَـٰرُ خَـٰلِدِينَ فِيهَا ۚ رَضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ حِزْبُ ٱللَّهِ ۚ أَلَآ إِنَّ حِزْبَ ٱللَّهِ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ». [المجادلة : ٢٢].

[شرح ثلاثة الأصول للأمام محمد بن عبد الوهاب التميمي النجدي، ص : ٢١-٢٢. دار الكتب العلمية]

"Yang ketiga : Bahwasanya barangsiapa yang taat kepada Rasul dan mentauhidkan Allah tidak boleh bagi dia untuk loyal/cinta mencintai dengan orang-orang yang membenci Allah dan Rasul-Nya meskipun mereka adalah karib kerabatnya yang terdekat, dalilnya yaitu firman Allah Ta'ala (yang artinya) : "Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung." [QS. Al-Mujaadilah : 22]. [Syarh Tsalaatsati al-’Usuul, lil-Imam Muhammad bin Abdil Wahhab at-Tamiimi an-Najdi (hal. 21-22), pustaka Daarul Kutub Al-'Ilmiyyah]

Berkata Asy-Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin dalam syarahnya :

أى : المسألة الثالثة مما يجب علينا علمه الولاء والبراء، والولاء والبراء أصل عظيم جاءت فيه النصوص الكثيرة قال الله عز وجل : «يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّخِذُوا۟ بِطَانَةًۭ مِّن دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًۭا» [آل عمران : ١١٨]. وقال تعالى : «يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّخِذُوا۟ ٱلْيَهُودَ وَٱلنَّصَـٰرَىٰٓ أَوْلِيَآءَ ۘ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍۢ ۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُۥ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّـٰلِمِينَ» [المائدة : ٥١]المائدة. وقال سبحانه وتعالى : «يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّخِذُوا۟ ٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُوا۟ دِينَكُمْ هُزُوًۭا وَلَعِبًۭا مِّنَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَـٰبَ مِن قَبْلِكُمْ وَٱلْكُفَّارَ أَوْلِيَآءَ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ» [المائدة : ٥٧]. وقال تعالى : «يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّخِذُوٓا۟ ءَابَآءَكُمْ وَإِخْوَٰنَكُمْ أَوْلِيَآءَ إِنِ ٱسْتَحَبُّوا۟ ٱلْكُفْرَ عَلَى ٱلْإِيمَـٰنِ ۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّـٰلِمُونَ ¤ قُلْ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَٰنُكُمْ وَأَزْوَٰجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَٰلٌ ٱقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَـٰرَةٌۭ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَـٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٍۢ فِى سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُوا۟ حَتَّىٰ يَأْتِىَ ٱللَّهُ بِأَمْرِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْفَـٰسِقِينَ» [التوبة : ٢٣-٣٤]. وقال عز وجل : «قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌۭ فِىٓ إِبْرَٰهِيمَ وَٱلَّذِينَ مَعَهُۥٓ إِذْ قَMuالُوا۟ لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَءَٰٓؤُا۟ مِنكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ ٱلْعَدَٰوَةُ وَٱلْبَغْضَآءُ أَبَدًا حَتَّىٰ تُؤْمِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَحْدَهُۥٓ» [الممتحنة : ٤] الآية. ولأن موالاة كفار تكون بمناصرتهم ومعاونتهم على ما هم عليه من الكفر والضلال، وموادتهم تكون بفعل الأسباب التي تكون بها مودتهم فتجده يوادهم أى يطلب ودهم بكل طريق، وهذا لا شك ينافى الإيمان كله أو كماله، فالواجب على المؤمن معاداة من حاد الله ورسوله ولو كان أقرب قريب إليه، وبغضه والبعد عنه ولكن هذا لا يمنع نصيحته ودعوته للحق.

[شرح ثلاثة الأصول للأمام محمد بن عبد الوهاب التميمي النجدي، ص : ٢١-٢٢. دار الكتب العلمية]

“Permasalahan yang ketiga yang wajib bagi kita agar mengilmuinya yaitu rasa cinta dan benci, dan rasa cinta dan benci merupakan pondasi yang agung yang telah datang dengannya nash-nash yang 

banyak. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman (yang artinya) : "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu." [QS. Ali Imron : 118]. Allah Ta'ala berfirman (yang artinya) : "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." [QS. Al-Maidah : 51]. Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman (yang artinya) : "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman." [QS. Al-Maidah : 57]. Allah Ta'ala berfirman (yang artinya) : "Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik." [QS. At-Taubah : 23-24]Allah 'Azza wa Jalla berfirman (yang artinya) : "Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja." [QS. Al-Mumtahanah : 4]

Untuk itu, loyal kepada orang-orang yang memusuhi Allah dan lembut/setia kepadanya menunjukkan apa yang ada di dalam hati manusia dari keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya sangat lemah. Karena itu tidak masuk akal seseorang mencintai sesuatu padahal sesuatu itu adalah musuh bagi yang dicintainya. Loyal kepada orang-orang kafir bisa dengan menolong mereka, membantu mereka atas kekafiran dan kesesatannya. Dan cinta kepada mereka terjadi dengan menempuh sebab-sebab, yang sebab-sebab tersebut akan menjadikan cinta kepada mereka, dan (akhirnya) engkaupun-pun akan mempunyai bagian dalam mencintai mereka yaitu akan mencari kecintaan mereka dengan segala jalan, dan ini tidak ragu lagi akan menghilangkan seluruh keimanan atau menghilangkan kesempurnaan iman. Maka wajib bagi seorang mu’min memusuhi orang-orang yang membenci Allah dan Rasul-Nya walaupun itu karib kerabatnya, dan membencinya, dan menjauh darinya akan tetapi hal ini tidak mencegah dia untuk menasehati dan mendakwahinya dalam kebaikan. [Syarh Tsalaatsati al-’Usuul, lil-Imam Muhammad bin Abdil Wahhab at-Tamiimi an-Najdi (hal. 21-22), pustaka Daarul Kutub Al-'Ilmiyyah]

5. Akan Mencintai Orang-Orang Kafir

Diantara bahaya dan kemungkaran ikut serta dalam perayaan malam tahun baru orang-orang kafir, kita akan mencintai orang-orang kafir secara tidak sadar. Abdullah bin 'Amr bin 'Ash pernah mengatakan :

((من بنى بأرض المشركين، وصنع نيروزهم، ومهرجانهم، وتشبه بهم حتى يموت حشر معهم يوم القيامة))

[اقتضاء الصراط المستقيم لمخالفة أصحاب الجحيم، ١\٢٧١]

"Barangsiapa yang membangun negeri kaum musyrikin dan meramaikan hari raya Nairuz dan Mihrajan mereka, serta menyerupai mereka hingga ia mati dalam keadaan seperti itu, ia akan dibangkitkan bersama mereka pada hari kiyamat." [Iqtidho' Ash-Shirathil Mustaqiim li Mukhaalafati Ashaabil Jahiim, 1/271]

Larangan meramaikan hari raya Nairuz dan Mihrajan yaitu larangan mengikuti perayaan hari raya dan perayaan malam tahun baru orang-orang kafir, karena hal tersebut merupakan perkara kekufuran. Melakukannya akan memunculkan sikap tasyabbuh kepada orang-orang kafir dalam hal agama dan keyakinan serta adat dan istiadat mereka secara sadar maupun tidak. Akhirnya kita-pun akan memiliki bagian didalam hati berupa rasa cinta kepada orang-orang kafir. Dan rasa cinta kepada orang-orang kafir, kepada suatu kaum dan lain sebagainya merupakan sebab dikumpulkannya kita bersama mereka nanti pada hari kiyamat. Nabi shallallahu'alaihi wa sallam bersabda dalam hadits riwayat Imam Al-Bukhari, dan Imam Al-Bukhari mengatakan :

حدثنا قتيبة بن سعيد : حدثنا جرير،  عن الأعمس، عن أبي وائل قال : قال عبد الله بن مسعود رضي الله عنه  : جاء رجل إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال : يا رسول الله، كيف تقُل في رجل أحب قُوما ولم يلحق بهم؟ فقال رسول الله صلى الله عليه
 .((وسلم : ((المرء مع من أحب

[أخرجه البخاري، ٦١٦٩. بيت الأفكار الدولية]

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id : Telah menceritakan kepada kami Jarir, dari Abu Wa'il berkata : Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu berkata : Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian berkata, bagaimana pendapatmu tentang seorang laki-laki yang mencintai suatu kaum walaupun dia tidak mendapatkan (tidak bertemu) dengan kaum tersebut? Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda  : "Seseorang itu bersama orang yang dicintainya (pada hari kiyamat)”. [HR.Bukhari, no.6169. Cet. Baitul Afkaar Ad-Dauliyyah]

Karena itu, dengan mengikuti perayaan malam tahun baru orang-orang kafir, akan menimbulkan rasa cinta di hati kita terhadap mereka yang menyebabkan kita akan dikumpulkan bersama mereka nanti pada hari kiyamat. Waliyaadzubillah.

6. Banyaknya Kemaksiatan Diantaranya Zina

Diantara bahaya dan kemungkaran pada perayaan malam tahun baru orang-orang kafir adalah banyaknya hubungan seks bebas alias zina, karena pada malam tersebut banyak terjadi ikhtilat dan kholwat sedangkan ikhtilat dan kholwat adalah pintu pembuka zina. Allah Ta'ala berfirman :

«وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَـٰحِشَةًۭ وَسَآءَ سَبِيلًۭا»

Artinya : "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS.Al-Isra : 32)

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan makna ayat diatas sebagai berikut :

يقول تعالى ناهيا عباده عن الزنا و عن مقاربته ومخالطة أسبابه ودواعيه «وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَـٰحِشَةًۭ» أي ذنبا عظيما وَسَآءَ سَبِيلًۭا» أي بئس طريقا ومسلكا.

[تفسير انب كثير ٣\٣٦.  دار الكتب العلمية] 

“Allah berfirman melarang hambanya berbuat zina dan apa-apa yang mendekatkan kepada zina dan melakukan faktor-faktor dan aspek-aspek yang mengantarkan kepada zina. (Wa laa taqrabuz zinaa, innahu kaana faahisyatan) “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji (fahisyah)” yaitu perbuatan dosa yang besar”. (wa saa'a sabiila)  'Dan suatu jalan yang buruk”. Yaitu, sejelek-jelek jalan dan perangai.” (Tafsiir Ibni Katsir, 3/36. Pustaka Daarul Kutub Al-Ilmiyah).

Pada ayat diatas Allah melarang mendekati zina menunjukkan perbuatan tersebut adalah haram. Jika mendekati zina saja dilarang apalagi sampai melakukan zina. Dan diantara sarana yang bisa mengantarkan kepada perbuatan zina adalah ikhtilat dan kholwat pada malam perayaan tahun baru, karena hal itu adalah momen yang tepat bagi anak-anak muda zaman sekarang. Waliyaadzubillah.  

7. Banyaknya Konser-Konser Musik dan Nyanyian

Diantara bahaya dan kemungkaran perayaan malam tahun baru orang-orang kafir, banyaknya kemaksiatan berupa konser-konser musik dan nyanyian-nyanyian. Di sebagian tempat seperti di kota-kota besar, untuk menyambut malam tahun baru dan pergantian tahun, mereka mengadakan acara-acara konser musik, padahal musik itu diharamkan didalam Islam demikian juga dengan nyanyian. Allah Ta'ala telah berfirman :

«وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَشْتَرِى لَهْوَ ٱلْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍۢ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ لَهُمْ عَذَابٌۭ مُّهِينٌۭ»

Artinya : "Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan". (QS. Lukman : 6)

Berkata Ibnu Katsir dalam metafsirkan ayat diatas :

روى ابن جرير : حدثني يونس بن عبد الأعلى قال : أخبرنا ابن وهب، أخبرني يزيد ابن يونس عن أبي صخر عن أبي معاوية البجلي عن سعِيد بن جبير عن أبي الصهباء البكري أنه سمع عبد الله بن مسعود وهو يسأل عن هذا الآية (وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَشْتَرِى لَهْوَ ٱلْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍۢ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ لَهُمْ عَذَابٌۭ مُّهِينٌ) فقال عبد الله بن مسعود : الغناء والله الذي لا إله إلا هو، يرددها ثلاث مرات، حدثنا عمرو بن علي، حدثنا صفوان بن عيسى، أخبرنا حميد الخراط عن عمار عن سعيد بن جبير، عن أبي الصهباء أنه سأل ابن مسعود عن قول الله (ۭوَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَشْتَرِى لَهْوَ ٱلْحَدِيثِ) قال : الغناء، وكذا قال ابن عباس وجابر
.وعكرمة وسعيد بن جبير ومجاهد ومكحول وعمرو بن شعيب وعلي بن بذيمة

.وقال الحسن البصري : نزلت هذه الآية (وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَشْتَرِى لَهْوَ ٱلْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ بِغَيْرِعِلْمٍۢ) في الغناء والمزامير
[تفسير ابن كثير، ٣/٣٩٤. دار الكتب العلمية]

"Ibnu Jarir telah meriwayatkan : Mengabarkan kepadaku Yunus bin 'Abdil A'la berkata : mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb, mengabarkan kepadaku Yazid bin Yunus dari Abi shakhr dari Abi Muawiyah al-Bajaliy dari Sa'id bin Jubair dari Abi Shahba' al-Bakriy bahwasannya dia mendengar 'Abdullah bin Mas'ud dan dia menanyakan tentang ayat ini (Artinya : Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan), berkata 'Abdullah bin Mas'ud : Nyanyian demi Allah yang tidak ada ilah kecuali Dia, 'Abdullah bin Mas'ud  mengulang ucapannya sebanyak tiga kali. Menceritakan kepada kami 'Amr bin 'Ali, menceritakan kepada kami Shofwan bin 'Isa, mengabarkan kepada kami Humaid al-Khirath dari Sa'id bin Jubair, dari Abi Shahba' bahwasannya dia bertanya kepada Ibnu Mas'ud tentang firman Allah (Artinya : Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna), Ibnu Ma'sud mengatakan : (Maksudnya adalah) Nyanyian, seperti itu juga ucapan Ibnu 'Abbas, Jabir, 'Ikrimah, Sa'id bin Jubair, Mujahid, Makhul, 'Amr bin Syu'aib dan 'Ali bin Badzimah."

Berkata Al-Hasan al-Bashriy : "Diturunkan ayat ini (Artinya : "Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan) mengenai nyanyian dan seruling." [Tafsir Ibni Katsir, 3/394. Cet. Daarul Kutub al-'Ilmiyyah]

Dalam Al-Qur'an Allah Ta'ala juga berfirman dalam ayat yang lain :

«وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا»

Artinya : "Dan orang-orang yang tidak menyaksikan perbuatan zur, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (begitu saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS. Al-Furqan : 72)

Berkata Asy-Syaikh ‘Abdurrahman bin Naashir As-Sa’di rahimahullah tentang firman Allah diatas :

والذين لا يشحدون الزور) أي : لا يحضرون الزور، أي : القول والفعل المحرم، فيجتنبون جميع المجالس، المستملة  على)
الأقوال المحرمة، أو الأفعال المحرمة، كالخوض في آيات الله، والجدال الباطل، والغيبة، والنميمة، والسب، والقذف، والاستهزاء، والغناء المحرم، وشرب الخمر، وفرش الحرير، والصور، ونحو ذلك، وإذا كانوا لا يشهدون الزور، فمن باب الأولى وأحرى، أن لا
.يقوله ويفعلوه
[تيسير الكريم الرحمان في تفسير كلام المنان، ص : ٥٨٧. مؤسسة الرسالة]

(Artinya : "Dan orang-orang yang tidak menyaksikan perbuatan zur) yaitu : tidak menghadiri perbuatan zur, yaitu ucapan dan perbuatan yang haram, maka jauhilah semua majelis yang mengandung ucapan-ucapan yang haram, atau perbuatan-perbuatan yang haram, seperti membicarakan tentang ayat-ayat Allah secara berlebihan, perdebatan yang bathil, ghibah dan namiimah (mengadu domba), mencaci-maki, menuduh berzina, mengolok-olok, nyanyian yang haram, meminum khamr, hamparan (tikar) dari sutra, gambar (makhluk bernyawa) dan selainnya. Apabila mereka tidak menyaksikan perbuatan zur, maka lebih-lebih lagi dan selainnya, mereka tidak  akan mengatakan dan melakukan perbuatan zur". [Taisiirul Kariimir Rahmaan fii Tafsiiri Kalaamil Mannaan, hal. 587. Cet. Muassasatur Risaalah]

Berkata Imam Al-Bukhari :

   وقال هشام بن عمار : حدثنا صدقة بن خالد : حدثنا عبد الرحمان بن يزيد بن جابر : حدثنا عطية بن قيس الكلابي : حدثنا عبد الرحمان بن غنم الأشعري قال : حدثني أبو عامر -أو أبو مالك- الأشعري، والله ما كذبني : سمع النبي صلى الله عليه وسلم يقول : ليكونن من امتي أقوام، يستحلون الحر والحرير، والخمر والمعازف، ولينزلن أقوام إلى جنب علم يروح عليهم بسارحة لهم، يأتيهم - يعني: الفقير - لحاجة فيقولون : ارجع إلينا غدًا، فيبيتهم الله ليلًا، ويضع العلم عليهم، ويمسخ آخرين قردة وخنازير إلى يوم
 .القيامة
[أخرجه البخاري، ٥٥٩٠. بيت الأفكار الدولية]

"Berkata Hisyam bin 'Ammar, menceritakan kepada kami Shodaqoh bin Khalid : menceritakan kepada kami 'Abdurrahman bin Yazid bin Jabir : menceritakan kepada kami 'Atiyyah bin Qais al-Kilaabiy : menceritakan kepada kami 'Abdurrahman bin Ganm al-Asy'ariy dia berkata : menceritakan kepadaku Abu 'Amr -atau Abu Malik- al-Asy'ariy, demi Allah saya tidak berdusta : dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : Sungguh akan ada dari umatku suatu kaum yang mereka menghalalkan zina, menghalalkan sutra, menghalalkan khamr dan dan menghalalkan alat-alat musik. Dan beberapa kelompok orang sungguh akan singgah di lereng sebuah gunung dengan binatang ternak mereka, lalu seseorang mendatangi mereka  -yaitu orang fakir- untuk suatu keperluan, lalu mereka berkata, ‘Kembalilah kepada kami besok hari.’ Kemudian Allah mendatangkan siksaan kepada mereka dan menimpakan gunung kepada mereka serta Allah mengubah sebagian dari mereka menjadi kera dan babi sampai hari Kiamat." [HR. Al-Bukhari, no. 5590. Cet. Baitul Afkaar ad-Dauliyyah]

8. Banyaknya Orang-orang yang Meminum Khomr

Diantara bahaya dan kemungkaran perayaan malam tahun baru, banyaknya perkumpulan anak-anak muda dan banyak melakukan kemungkaran, diantaranya meminum khomr. Allah Ta'ala berfirman :

«يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِنَّمَا ٱلْخَمْرُ وَٱلْمَيْسِرُ وَٱلْأَنصَابُ وَٱلْأَزْلَـٰمُ رِجْسٌۭ مِّنْ عَمَلِ ٱلشَّيْطَـٰنِ فَٱجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ»

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan." (QS. Al-Maidah : 90)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dalam hadits Imam Muslim :

.((عن إبن عمر، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : ((كل مسكر خمر، وكل مسكر حرام
[أخرجه مسلم، ٢٠٠٣. بيت الأفكار الدولية]

"Dari Ibnu Umar, bahwasannya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : ((Setiap yang memabukan adalah khomr dan setiap yang memabukan adalah haram)).” [HR. Muslim no. 2003. Cet. Baitul Afkar Ad-Dauliyyah].

Dalam hadits yang lainnya :

عن إبن عمر قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ((كل مسكر خمر، وكل مسكر حرام، ومن شرب الخمر في الدنيا فمات
 .((وهو يدمنها، لم يتب، لم يشربها في الآخرة
[أخرجه مسلم، ٢٠٠٣. بيت الأفكار الدولية]

"Dari Ibnu Umar berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : ((Setiap yang memabukan adalah khomr dan setiap yang memabukan adalah haram, dan barangsiapa yang meminum khomr di dunia kemudian dia mati dan dia kecanduan terhadap khamr tersebut dan tidak bertaubat, maka dia tidak akan meminumnya pada hari kiyamat)).” [HR. Muslim no. 2003. Cet. Baitul Afkar Ad-Dauliyyah].

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda :

.((عن إبن عمر، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : ((من شرب الخمر في الدنيا، حرمها في الآخرة
[أخرجه مسلم، ٢٠٠٣. بيت الأفكار الدولية]

"Dari Ibnu Umar, bahwasannya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : ((Barangsiapa yang meminum khamr di dunia, maka diharamkan (baginya) khomr tersebut di akhirat)).” [HR. Muslim no. 2003. Cet. Baitul Afkar Ad-Dauliyyah].

Semua ini menunjukkan bahwa perkara-perkara yang disebutkan ini adalah kemungkaran yang banyak terjadi pada perayaan malam tahun baru. 

Masih banyak bahaya dan kemungkaran-kemungkaran lainnya, baik bahaya dan kemungkaran yang terkait  dengan keimanan dan keyakinan seorang muslim, serta bahaya bagi diri sendiri dan orang lain seperti menyalakan petasan, mengganggu kaum muslimin yang beristirahat dimalam hari, membuang-buang waktu dan menghambur-hamburkan harta, begadang tanpa ada manfaat, meninggalkan sholat subuh secara berjamaah dan lain sebagainya. 

Sebagai penutup, mari kita tinggalkan segala sesuatu yang akan membahayakan agama dan diri kita, berupa perbuatan-perbuatan yang mungkar pada malam tahun baru ini. Semoga tulisan singkat ini bermanfaat untuk kita dan bermanfaat juga untuk kaum muslimin seluruhnya.  

Related Posts:

0 Response to "8 BAHAYA DAN KEMUNGKARAN DALAM PERAYAAN MALAM TAHUN BARU "

Post a Comment