MANFAATKAN 5 PERKARA SEBELUM 5 PERKARA

Bismillahirrahmaanirrahiim. Alhamdulillahi Rabbil 'aalamiin. Wa shallahu 'ala nabiyyina Muhammadin wa 'ala aalihi wa shahbihi ajma'iin. Wa ba'du.

Sesungguhnya sebaik-baik wasiat adalah wasiat para Nabi 'alaihimussalam karena wasiat mereka dibimbing diatas wahyuBegitu juga Nabi kita shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mewasiatkan kepada kita umatnya dengan 5 perkara penting sebelum datang 5 perkara penting lainnya. Beliau bersabda :

اغتنم خمسا قبل خمس: شبابك قبل هرمك، وصحتك قبل سقمك، وغناك قبل فقرك، وفراغك قبل شغلك، وحياتك قبل موتك

"Manfaatkan lima perkara sebelum datang lima perkara : (1) Masa mudamu sebelum datang tuamu, (2) masa sehatmu sebelum datang sakitmu, (3) masa kayamu sebelum datang kefakiranmu, (4) waktu luangmu sebelum datang sibukmu, (5) masa hidupmu sebelum datang matimu.” (HR. Al-Hakim no.3846, (hal.341). Cet. Daarul Kutub al-'Ilmiyyah).

Faedah dari hadits diatas :

1. Pentingnya masa muda karena masa muda adalah masa-masa produktif untuk beramal sholeh, untuk menuntut ilmu dan untuk melakukan amal kebaikan lainnya, sedangkan usia tua adalah usia kelemahan dan penuh kepayahan sebagaimana ucapan penyair :

إذا بلغ الفتى ستين عاما. فقد ذهب المسرة والفتاء

"Apabila seorang pemuda sampai pada usia enam puluh tahun. Sungguh telah hilang keceriaan dan dunia mudanya." (Yaa Shoohibas Sittiin, hal.10. Cet. Daarul Qoosim).

Imam Asy-Syafi'i rahimahullah juga pernah mengatakan :
 
أصبر على مر الجفا من معلم 
فإن رسوب العلم في نفراته 
ومن لم يذق مر التعلم ساعة 
تجرع ذل الجهل طول حياته 
ومن فاته التعليم وقت الشبابه
فكبر عليه اربعا لوفاته
وذات الفتى -والله- بالعلم والتقى

إذا لم يكونا لا اعتبار لذات

"Bersabarlah atas sifat kasar seorang guru, karena gagalnya mempelajari ilmu karena memusuhinya. Barangsiapa belum merasakan pahitnya belajar walau sesaat, dia akan merasakan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya. Barangsiapa yang luput mempelajari ilmu dimasa mudanya. Maka bertakbirlah sebanyak empat kali atas kematiannya. Demi Allah hakekat seorang pemuda adalah dengan ilmu dan takwa. Bila keduanya tidak ada maka dirinya tidak dianggap". (Diwan Asy-Syaafi'i, hal.59. Maktabah al-Kulliyyaat).

2. Pentingnya masa-masa sehat, karena masa-masa sehat adalah masa-masa terbaik untuk melakukan ketaatan, itulah makna hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam :

((نعمتان مغبون فيهما كثير من الناس : الصحة والفراغ))

((Dua nikmat yang banyak manusia tertipu : yaitu nikmat sehat dan waktu luang)). (HR. Al-Bukhari, no.6412, (hal.1232). Cet. Baitul Afkar ad-Dauliyyah).

3. Pentingnya masa-masa kaya sebelum datang kefakiran, karena masa-masa kaya adalah masa-masa terbaik untuk berinfaq, sebab jika datang kematian orang-orang akan rindu untuk berinfaq. Allah Ta'ala berfirman :

«وَأَنفِقُوا۟ مِن مَّا رَزَقْنَـٰكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِىَ أَحَدَكُمُ ٱلْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَآ أَخَّرْتَنِىٓ إِلَىٰٓ أَجَلٍۢ قَرِيبٍۢ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ ٱلصَّـٰلِحِينَ»

Artinya : "Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?" (QS. Al-Munafiqun : 10).

Allah Ta'ala berfirman :

«يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَنفِقُوا۟ مِمَّا رَزَقْنَـٰكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِىَ يَوْمٌۭ لَّا بَيْعٌۭ فِيهِ وَلَا خُلَّةٌۭ وَلَا شَفَـٰعَةٌۭ ۗ وَٱلْكَـٰفِرُونَ هُمُ ٱلظَّـٰلِمُونَ»

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim." (QS. Al-Baqaroh : 254).

Allah Ta'ala berfirman :

«ءَامِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَأَنفِقُوا۟ مِمَّا جَعَلَكُم مُّسْتَخْلَفِينَ فِيهِ ۖ فَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَأَنفَقُوا۟ لَهُمْ أَجْرٌۭ كَبِيرٌۭ»

Artinya : "Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar." (QS. Al-Hadid : 7)

Allah Ta'ala berfirman :

«وَأَنفِقُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا تُلْقُوا۟ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى ٱلتَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوٓا۟ ۛ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ»

Artinya : "Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Baqaroh : 195)

4. Anjuran memanfaatkan waktu luang sebelum datang waktu sibuk. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam :

((نعمتان مغبون فيهما كثير من الناس : الصحة والفراغ))

((Dua nikmat yang banyak manusia tertipu : yaitu nikmat sehat dan waktu luang)). (HR. Al-Bukhari, no.6412, (hal.1232). Cet. Baitul Afkar ad-Dauliyyah).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Ibnu Umar :

وعن ابن عمر رضي الله عنهما قال : أخذ رسول الله صلى الله عليه وسلم بمنْكبي فقال: كنْ في الدنيا كأنك غريب، أو عابر سبيل. وكان ابن عمر رضي الله عنهما يقول: "إِذا أمسيت فلا تنتظر الصباح، وإذا أصبحت فلا تنتظر المساء، وخذ من صحتك لمرضك ومن حياتك لموتك"

Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memegang kedua pundakku lalu bersabda : "Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan orang asing atau seorang musafir." Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma melanjutkan : "Jika engkau berada di sore hari, maka janganlah engkau menunggu hingga pagi hari dan jika engkau berada di pagi hari, maka janganlah engkau menunggu hingga sore hari. Pergunakanlah waktu sehatmu sebelum datang sakitmu dan hidupmu sebelum datang kematianmu." (HR. al-Bukhari, no.6416, (hal.1232). Cet. Baitul afkar ad-Dauliyyah).

5. Pentingnya masa-masa hidup sebelum datang kematian, karena jika telah datang kematian, manusia akan berangan-angan untuk kembali ke dunia untuk beramal sholeh. Allah Ta'ala berfirman :

«حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَ أَحَدَهُمُ ٱلْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ٱرْجِعُونِ. لَعَلِّىٓ أَعْمَلُ صَـٰلِحًۭا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّآ ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآئِلُهَا ۖ وَمِن وَرَآئِهِم بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ»

Artinya : "(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan." (QS. Al-Mu'minun : 99-100)

Mengenai tafsir ayat diatas, berkata Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya :

يخبر تعالى عن حال المحتضر عند الموت من الكافرين أو مفرطين في أمر الله تعالى، وقيلهم  عند ذلك وسؤالهم الرجعة إلى الدنيا ليصلح ما كان أفسده في مدة حياته، ولهذا قال : «رَبِّ ٱرْجِعُونِ. لَعَلِّىٓ أَعْمَلُ صَـٰلِحًۭا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّآ ۚ » كما قال تعالى : «وَأَنفِقُوا۟ مِن مَّا رَزَقْنَـٰكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِىَ أَحَدَكُمُ ٱلْمَوْتُ» -إلى قوله- «وَٱللَّهُ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ» [المنافقون : ١٠-١١] وقال تعالى : «وَأَنذِرِ ٱلنَّاسَ يَوْمَ يَأْتِيهِمُ ٱلْعَذَابُ» -إلى قوله- «مَا لَكُم مِّن زَوَالٍۢ» [ابراهيم : ٤٤] وقال تعالى : «يَوْمَ يَأْتِى تَأْوِيلُهُۥ يَقُولُ ٱلَّذِينَ نَسُوهُ مِن قَبْلُ قَدْ جَآءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِٱلْحَقِّ فَهَل لَّنَا مِن شُفَعَآءَ فَيَشْفَعُوا۟ لَنَآ أَوْ نُرَدُّ فَنَعْمَلَ غَيْرَ ٱلَّذِى كُنَّا نَعْمَلُ» [الأعراف : ٥٣] وقال تعالى : «وَلَوْ تَرَىٰٓ إِذِ ٱلْمُجْرِمُونَ نَاكِسُوا۟ رُءُوسِهِمْ عِندَ رَبِّهِمْ رَبَّنَآ أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَٱرْجِعْنَا نَعْمَلْ صَـٰلِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ» [السجدة : ١٢] وقال تعالى : «وَلَوْ تَرَىٰٓ إِذْ وُقِفُوا۟ عَلَى ٱلنَّارِ فَقَالُوا۟ يَـٰلَيْتَنَا نُرَدُّ وَلَا نُكَذِّبَ بِـَٔايَـٰتِ رَبِّنَا» -إلى قوله- «وَإِنَّهُمْ لَكَـٰذِبُونَ» [الأنعام : ٢٧-٢٨] وقال تعالى : «وَتَرَى ٱلظَّـٰلِمِينَ لَمَّا رَأَوُا۟ ٱلْعَذَابَ يَقُولُونَ هَلْ إِلَىٰ مَرَدٍّۢ مِّن سَبِيلٍۢ» وقال تعالى : «قَالُوا۟ رَبَّنَآ أَمَتَّنَا ٱثْنَتَيْنِ وَأَحْيَيْتَنَا ٱثْنَتَيْنِ فَٱعْتَرَفْنَا بِذُنُوبِنَا فَهَلْ إِلَىٰ خُرُوجٍۢ مِّن سَبِيلٍۢ» [غافر : ١١] والآية بعدها. وقال تعالى : «وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَآ أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَـٰلِحًا غَيْرَ ٱلَّذِى كُنَّا نَعْمَلُ ۚ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُم مَّا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَن تَذَكَّرَ وَجَآءَكُمُ ٱلنَّذِيرُ ۖ فَذُوقُوا۟ فَمَا لِلظَّـٰلِمِينَ مِن نَّصِيرٍ» [فاطر : ٣٧].

فذكر تعالى أنهم يسألون الرجعة فلا يجابون عند الاختضار ويوم النشور ووقت العرض على الجبار، وحين يعرضون على النار وهم غمرات عذاب الجحيم.

وقوله ههنا : «كَلَّآ ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآئِلُهَا ۖ » كلا  حرف ردع وزجر، أي لا نجيبه الا ما طلب ولا نقبل منه. وقوله تعالى : «إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآئِلُهَا ۖ » قال عبد الرحمان بن زيد بن أسلم : أي لا بد أن يقولها لا محالة كل محتضر ظالم، ويحتمل أن يكون ذلك علة لقوله كلا، أي لأنه كلمة أى سؤاله الرجوع ليعمل صالحا هو كلام منه وقوله لا عمل معه، ولو رد لما عمل صالحا ولكان يكذب في مقالته هذه، كما قال تعالى : «وَلَوْ رُدُّوا۟ لَعَادُوا۟ لِمَا نُهُوا۟ عَنْهُ وَإِنَّهُمْ لَكَـٰذِبُونَ» قال قتادة : والله ما تمنى أن يرجع إلى أهل ولا إلى عشيرة، ولا بأن يجمع الدنيا ويقضي الشهوات، ولكن تمنى أن يرجع فيعمل بطاعة الله عز وجل، فرحم الله امرءا عمل فيما يتمناه الكافر إذا رأى العذاب إلى النار

Allah Ta'ala telah mengabarkan tentang keadaan orang yang naza' (sakarat) ketika menjelang kematian dari  kalangan orang-orang kafir atau orang-orang yang melampaui batas dari perintah Allah Ta'ala, dan dikatakan (sesuatu) kepada mereka ketika menjelang kematian tersebut dan merekapun meminta agar kembali ke dunia untuk memperbaiki apa yang dahulu mereka merusaknya (melalaikannya) sewaktu hidup mereka, karena itu Allah berfirman : «Artinya : Ya Rabbi kembalikanlah aku ke dunia. Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak».

Sebagaimana firman Allah Ta'ala (yang lain) : «Artinya : Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu. sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu» -Sampai firman Allah- «Artinya : Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan». [Al-Munaafiquun : 10-11].

Dan Allah Ta'ala juga berfirman : «Artinya : Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka» Sampai firman Allah : «Artinya : Sekali-kali kamu tidak akan binasa?» [Ibrahiim : 44].

Allah Ta'ala juga berfirman : «Artinya : Pada hari datangnya kebenaran pemberitaan Al Quran itu, berkatalah orang-orang yang melupakannya sebelum itu: "Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami membawa yang hak, maka adakah bagi kami pemberi syafa'at yang akan memberi syafa'at bagi kami, atau dapatkah kami dikembalikan (ke dunia) sehingga kami dapat beramal yang lain dari yang pernah kami amalkan?"» [Al-A'raf : 53]

Dan Allah Ta'ala juga berfirman : «Artinya : Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin». [As-Sajadah : 12]

Allah Ta'ala juga berfirman : «Artinya Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: "Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami» Sampai firman Allah : «Artinya : Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta belaka» [Al-An'am : 67-68]

Dan Allah Ta'ala juga berfirman : «Artinya : Dan kamu akan melihat orang-orang yang zalim ketika mereka melihat azab berkata: "Adakah kiranya jalan untuk kembali (ke dunia)?» [Asy-Syuaraa : 44]

Allah Ta'ala juga berfirman : «Artinya : Mereka mengatakan : "Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah sesuatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?» [Ghaafir : 11]

Dan juga ayat-ayat setelahnya. Allah Ta'ala berfirman : «Artinya : Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan". Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun». [Fathir : 37]

Dan Allah Ta'ala telah menyebutkan bahwasannya mereka meminta untuk kembali (ke dunia) namun permintaan mereka tidak dikabulkan ketika menjelang kematian dan ketika kebangkitan dan ketika dihadapkan kepada Al-Jabbar (Allah), serta ketika mereka dihadapkan ke neraka sedangkan mereka dalam tekanan (kepungan) adzab neraka jahannam.

Dan firman Allah disini : «Artinya : Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja», كلا adalah kata penolakan dan penghardikan : yaitu Kami tidak akan memenuhi apa yang dia minta dan tidak pula menerima darinya. Dan Allah Ta'ala berfirman : «Artinya : Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja», berkata "Abdurrahman bin Zaid bin Aslam : yaitu pasti dia akan mengatakan kalimat itu tidak bisa tidak bagi setiap orang yang naza' (sakarat) dari kalangan orang yang dzalim, dan dia berbuat demikian hanya sebagai 'illat saja berdasarkan firman-Nya كلا (sekali-kali tidak), maksudnya itu hanya sebuah kalimat, berupa permintaannya untuk kembali beramal sholeh, dan itu merupakan ucapan darinya dan merupakan ucapan yang tidak disertai amalan. Kalau seandainya dia dikembalikan ke dunia niscaya dia tidak akan melakukan amal sholeh dan sungguh dia telah berdusta dengan ucapan-ucapannya tersebut sebagaimana firman Allah Ta'ala : «Artinya : Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta belaka». Dan berkata Qotadah : Demi Allah dia tidak berangan-angan untuk kembali kepada keluarga dan kaum kerabat, dan tidak pula dia berangan-angan untuk mengumpulkan kekayaan dunia dan memenuhi hawa nafsunya, akan tetapi dia berangan-angan agar bisa kembali (ke dunia) dan melakukan ketaatan kepada Allah 'Azza wa Jalla. Mudah-mudahan Allah merahmati seseorang yang mengerjakan apa yang diangan-angankan oleh orang kafir tersebut apabila dia melihat adzab di neraka." (Tafsiir Ibni Katsiir, 3/231. Cet. Daarul Kutub al-Ilmiyyah).

Semoga tulisan ini bermanfaat.

***

Sidayu, Gresik : 17 Muharram 1444 H/4 Agustus 2023

Penulis : Abu Dawud ad-Dombuwiyy

Artikel : Meciangi-d.blogspot.com

Related Posts:

0 Response to "MANFAATKAN 5 PERKARA SEBELUM 5 PERKARA"

Post a Comment