KEUTAMAAN TAUHID SEBAGAI PENGHAPUS DOSA-DOSA


Bismillah. Alhamdulillahi Rabbil 'alamiin. Wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammadin shallallahu 'alaihi wa sallam. Wa ba'du.

Tauhid adalah perkara yang paling mendasar yang dapat mengantarkan seorang hamba menuju surga Allah  Ta'ala. Karena itu tidak heran kenapa para Nabi begitu gigih mendakwahkannya, cukup satu hadits ini sebagai renungan kita :

وللترمذي وحسنه عن أنس : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : ((قال الله تعالى : يا ابن آدم، لو أتيتني برقاب الأرض
.((خطايا ثم لقيتني لا تشرك بي شيئا لأتيتك بقرابها مغفرة

[فتح المجيد شرح كتاب التوحيد، ص : ٥٣-٥٤. دار الكتب العلمية]

Dari Imam Tirmidzi dan dia menghasankannya dan dari Anas (berkata) : Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : ((Allah Ta'ala berfirman : Wahai anak adam ; sesungguhnya jika engkau datang kepada-Ku dengan sepenuh bumi dosa lalu engkau berjumpa dengan-Ku tanpa menyekutukan-Ku dengan sesuatu apapun, maka sungguh Aku akan datang kepadamu dengan sepenuh bumi ampunan)). [Fathul Majiid Syarh Kitaabit Tauhid, hal.53-54. Cet.Darul Kutub Al'ilmiyyah].

Berkata Asy-Syaikh Abdurrahman bin Hasan Alu Asy-Syaikh tentang hadits diatas :

.قوله ((لو أتيتني بقراب الارض)) بضم القاف، وقيل : بكسرها والضم أشهر وهو ملؤها أو ما يقارب ملئها
وقوله ((ثم لقيتني لا تشرك بي شيئا)) شرط ثقيل  في الوعد بحصول المغفرة، وهو السلامة من الشرك : كثيره وقليله، صغيره وكبيره. ولا يعلم من ذلك إلا من سلم الله تعالى، وذلك هو القلب السليم، كما قال تعالى : «يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌۭ وَلَا بَنُونَ. إِلَّا مَنْ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلْبٍۢ سَلِيمٍۢ» [٢٦: ٨٨-٨٩]

وقال ابن رجب : من جاء مع التوحيد بقراب الأرض خطايا لقيه الله بقرابها مغفرة -إلى أن قال- فإن كمل توحيد العبد وإخلاصه لله تعالى فيه، وقام بشروطه بقلبه ولسانه جوارحه، أو بقلبه ولسانه عند الموت، أوجب ذلك مغفرة ماقدم سلف من الذنوب كلها، ومنعه من دخول النار بالكلية فمن تحقق بكلمة التوحيد قلبه أخرجت منه كل ما سوى الله : محبة وتعظيما، وإجلالا، ومهابة، وخشية وتوكلا، وحينئذ تحرق ذنوبه وخطاياه كلها، وإن كانت مثل زبد البحر.

[فتح المجيد شرح كتاب التوحيد، ص :٤٨-٤٩. دار السلام]

Firman Allah ((kalau seandainya kamu datang kepadaku dengan sepenuh bumi)) dengan mendommahkan huruf qof, dan dikatakan : dengan mengkasrohnya dan mendhommahkannya (maknanya yaitu) Allah mengumumkan bahwa dosa tersebut sepenuh bumi atau mendekati sepenuh bumi. Dan firman Allah ((kemudian kamu menemuiku dalam keadaan tidak menyekutukanku dengan sesuatu apapun)) (ini) merupakan syarat yang berat sebagai janji untuk mendapatkan ampunan, yaitu selamat dari kesyirikan : banyak atau sedikit, kecil atau besar. Dan tidak ada yang mengetahui itu kecali orang yang telah Allah Ta'ala selamatkan, dan diantaranya yaitu hati yang selamat, sebagaimana firman Allah Ta'ala : «(yaitu) di hari harta adan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang selamat» [Asy-Syuura : 88-89]

Berkata Ibnu Rajab : Barangsiapa yang datang bersama tauhid sepenuh bumi dosa maka Allah akan menjumpainya dengan sepenuh bumi ampunan - hingga sampai pada ucapan - jika sempurna tauhid seorang hamba dan sempurna pula keikhlasannya untuk Allah Ta'ala dalam tauhidnya, dan dia tegak dengan syarat-syaratnya baik dengan lisan, hati, maupun dengan anggota badannya, atau dengan hati dan lisannya ketika meninggal dunia, maka hal itu mengharuskan adanya ampunan terhadap apa yang telah berlalu dari dosa-dosa seluruhnya, dan mencegahnya dari masuk neraka dengan kalimat (tauhid) tersebut, barangsiapa yang terang dan yakin hatinya dengan kalimat tauhid maka kalimat tauhid tersebut akan mengeluarkan dari hatinya seluruh apa-apa yang selain Allah : berupa cinta dan pengagungan, penghormatan, pemuliaan,  rasa takut dan tawakkal, dan ketika itu terjadi maka terbakarlah dosa-dosa dan kesalahan-kasalahannya seluruhnya, meskipun seperti buih dilautan. [Fathul Majid Syarh Kitaabit Tauhiid, hal.48-49. Cet.Daarus Salaam]

Dan hadits yang semakna dengan hadits diatas yaitu hadits riwayat Imam Tirmidzi. Asy-Syaikh 'Abdullah Al-Qaasim mengatakan : 


وللترمذي أيضا وحسنه وصححه الذهبي: "يصاح برجل من أمتي على رءوس الخلائق يوم القيامة فينشر له تسع وتسعون سجلاً كل سجل منها مد البصر، ثم يقال أتنكر من هذا شيئا؟ فيقول: لا يا رب فيقال: ألك عذر أو حسنة؟ فيهاب الرجل فيقول: لا يا رب، فيقال: بلى إن لك عندنا حسنة، وأنه لا ظلم عليك، فيخرج له بطاقة فيها: أشهد أن لا إله إلا الله وأن
 محمدًا عبده ورسوله فيقول: يا رب ما هذه البطاقة مع هذه السجلات؟ فيقال: إنك لا تظلم، فتوضع السجلات في كفة والبطاقة في
.كفة, فطاشت السجلات وثقلت البطاقة

قال شيخ الإسلام رحمه الله: ليس كل من تكلم بالشهادتين كان بهذه المثابة لأن هذا العبد صاحب البطاقة كان في قلبه من التوحيد
.واليقين والإخلاص ما أوجب أن عظم قدره حتى صار راجحا على هذه السيئات

وقال ابن القيم رحمه الله: الأعمال لا تتفاضل بصورها وعددها وإنما تتفاضل بتفاضل ما في القلوب، فتكون صورة العملين واحدة وبينهما من التفاضل كما بين السماء والأرض، قال: وتأمل حديث البطاقة، ومعلوم أن كل موحد له هذه البطاقة والكثير منهم يدخل النار بذنوبه، بل اليهود، أكثر من يقولها، والذي يقولها ويخالفها أعظم كفرا ممن يجحدها أصلا، فإن الكافر الأصلي أهون كفرا من
.المرتد

وللترمذي وحسنه: عن أنس رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: "قال الله تعالى: يا ابن آدم، إنك لو
".أتيتني بقراب الأرض خطايا، ثم لقيتني لا تشرك بي شيئًا، لأتيتك بقرابها مغفرة

أي: ثم مت حال كونك لا تشرك بي شيئا، وهذا شرط ثقيل في الوعد بحصول المغفرة وهو السلامة من الشرك قليله وكثيره، صغيره وكبيره، ولا يسلم من ذلك الا من أتى الله بقلب سليم

"وقراب الأرض" أي: ملء الأرض، فمن جاء مع التوحيد بقراب الأرض خطايا لقيه الله بقرابها مغفرة، فإن أكمل العبد توحيده وأخلصه لله وقام بشروطه أوجب ذلك مغفرة ما قد سلف من الذنوب، ومنعه من 
 دخول النار، فإن التوحيد الخالص الذي لا يشوبه شرك لا يبقى معه ذنب ولو كانت قراب الأرض، وفيه سعة كرم الله وجوده وكثرة
.ثواب التوحيد وتكفيره الذنوب

وما لم يتحقق التوحيد وإخلاص العبادة وتمام الخضوع والانقياد والتسليم فلا تقبل صلاة ولا زكاة، ولا يصح صوم ولا حج، ولا يزكو أي عمل يتقرب به إلى الله قال سبحانه: (وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ( [الأنعام: 88]، وقال تعالى: (وَقَدِمْنَا إِلَى
.[مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا( [الفرقان: 23

وإذا لم يتحقق التوحيد ويصدق الإخلاص فلا تنفع شفاعة الشافعين، ولا دعاء الصالحين، حتى ولو كان الداعي سيد الأنبياء
:محمدًا صلى الله عليه وسلم اقرءوا إن شئتم (اسْتَغْفِرْ لَهُمْ أَوْ لَا تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ إِنْ تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ سَبْعِينَ مَرَّةً فَلَنْ يَغْفِرَ اللهُ لَهُمْ( [التوبة
.[80

[الشرح الميسر لكتاب التوحيد للإمام الشيخ محمد بن عبد الوهاب -رحمه الله- إعداد عبد الله القاسم، ص : ٣٦-٤٠]

Dari Imam Tirmidzi dan dia menghasankannya dan Imam Adz-Dzahabi menshohihkannya : "Ada seseorang yang terpilih dari umatku pada hari kiamat dari kebanyakan orang ketika itu, lalu dibentangkan kartu catatan amalnya yang berjumlah 99 kartu. Setiap kartu jika dibentangkan sejauh mata memandang. Kemudian Allah menanyakan padanya, “Apakah engkau mengingkari sedikit pun dari catatanmu ini?” Ia menjawab, “Tidak sama sekali wahai Rabbku.” Allah bertanya lagi, “Apakah kamu memiliki udzur atau kebaikan di sisimu?” Dipanggillah laki-laki tersebut dan ia berkata, “Tidak sama sekali wahai Rabbku.” Allah pun berfirman, “Sesungguhnya ada kebaikanmu yang masih kami catat. Dan sungguh tidak akan ada kezaliman atasmu pada hari ini.” Lantas dikeluarkanlah satu bitoqoh (kartu) yang bertuliskan syahadat 'laa ilaha illallah wa anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh'. Lalu ia bertanya, “Apa (manfaat) kartu ini yang bersama dengan catatan-catatanku yang penuh dosa tadi?” Allah berkata padanya, “Sesungguhnya engkau tidak didzalimi.” Lantas diletakkanlah kartu-kartu dosa di salah satu daun timbangan dan kartu laa ilaha illallah di daun timbangan lainnya. Ternyata daun timbangan penuh dosa tersebut terkalahkan dengan beratnya kartu bertulis laa ilaha illalah tadi.

Berkata Asy-Syaikul Islam rahimahullah : "Tidak semua orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat itu serupa dengan (hamba) ini, karena hamba ini adalah pemilik kartu yang dihatinya ada tauhid, keyakinan dan keikhlasan berupa apa yang paling wajib dia agungkan dari kadar tauhid nya tersebut sampai tauhidnya menjadi lebih utama dibanding dosa-dosanya.

Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah : "Amalan-amalan itu tidak menjadi utama berdasarkan bentuk dan bilangannya, tapi ia menjadi utama karena keutamaan apa yang ada didalam hati, karena itu dua bentuk amalan (bisa saja) menjadi satu namun keutamaan keduanya seperti langit dan bumi,  (Ibnul Qayyim) berkata juga : memperhatikan hadits bithoqoh (kartu bertuliskan laa ilaaha illallah), maka diketahui bahwa setiap orang yang bertauhid memiliki kartu (bertuliskan laa ilaaha illallah) ini,  dan kebanyakan mereka masuk neraka karena dosa-dosa mereka, bahkan yahudi, demikian juga orang yang paling banyak mengucapkannya, dan orang-orang yang mengucapkan laa ilaaha illallah kemudian menyelisihinya adalah orang yang paling besar kekafirannya daripada orang yang mengingkari kalimat laa ilaaha illallah secara asal, karena sesungguhnya orang yang kafir asli (secara asal), lebih mudah ingkarnya daripada orang yang murtad.

Dan dari Tirmidzi dan dia menghasankannya dari Anas Radhiyallahu Ta'ala 'anhu berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : ((Allah Ta'ala berfirman : Wahai anak adam ; sesungguhnya jika engkau datang kepada-Ku dengan sepenuh bumi dosa lalu engkau berjumpa dengan-Ku tanpa menyekutukan-Ku dengan sesuatu apapun, maka sungguh Aku akan datang kepadamu dengan sepenuh bumi ampunan)).

Maksudnya : engkau sampai pada kematian dalam kondisi keadaanmu tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu apapun. Ini merupakan syarat yang berat sebagai janji untuk mendapatkan ampunan, yaitu selamat dari syirik sedikit atau banyak, kecil maupun besar. Tidaklah selamat dari itu semua kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat.

((Kuraabil ardhi)) yaitu : sepenuh bumi, barangsiapa yang datang dengan tauhid beserta sepenuh bumi dosa maka Allah akan menjumpainya dengan sepenuh bumi ampunan, jika hamba tersebut sempurna tauhidnya dan memurnikan tauhidnya, serta dia memenuhi syarat-syaratnya, hal itu lebih wajib lagi untuk mendapatkan ampunan terhadap apa yang telah berlalu dari dosa-dosanya, dan mencegahnya dari masuk neraka, karena tauhid yang murni yang tauhid tersebut tidak bercampur dengan kesyirikan, maka dosa tidak akan ditinggalkan (akan dihapus) bersama adanya tauhid tersebut meskipun dosa itu sepenuh bumi. Dan didalam tauhid  juga menunjukkan luasnya kedermawanan Allah dan kebaikan-Nya dan banyaknya pahala tauhid dan penebus dari dosa-dosa.

Barangsiapa yang tidak merealisasikan tauhid dan tidak memurnikan ibadah serta tidak menyempurnakan ketundukkan, kepatuhan serta menerima (kalimat tauhid), maka tidak diterima sholat dan zakatnya, tidak sah puasa dan hajinya, dan tidak pula bertambah yaitu amalan yang mendekatkannya kepada Allah, Allah berfirman : (Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan) [Al-An'am : 88], dan Allah berfirman : (Dan Kami hadapkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan) [Al-Furqon : 23]

Apabila dia tidak merealisasikan tauhid dan tidak jujur/tulus keikhlasannya maka tidak bermanfaat syafaatnya orang-orang yang memberi syafaat dan tidak bermanfaat pula doanya orang-orang sholeh sampai meskipun yang berdoa tersebut adalah pemimpin para Nabi yaitu Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bacalah oleh kalian jika kalian menghendaki (Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka -adalah sama saja-. Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampunan kepada mereka) [At-Taubah : 80] [Syarhul Muyassar Liktaabit Tauhiid lil Imaami Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhaab penyusun 'Abdullah Al-Qaasim]

Faedah yang bisa diambil

1. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan dalam hadits kudsi bahwa Allah menyeru anak adam : Wahai anak adam ; sesungguhnya jika engkau datang kepada-Ku dengan sepenuh bumi dosa lalu engkau berjumpa dengan-Ku tanpa menyekutukan-Ku dengan sesuatu apapun, maka sungguh Aku akan datang kepadamu dengan sepenuh bumi ampunan)). 

2. Makna Qurobil Ardhi yaitu sepenuh bumi atau menyerupai sepenuh bumi. Allah mengumumkan jika seorang hamba datang dengan membawa dosa sepenuh bumi atau menyerupai sepenuh bumi maka Allah akan ampuninya selama dia tidak menyekutukan Allah sedikitpun. Sebagaimana hadits yang lain : 

ولمسلم عن جابر رضي الله عنه : أن رسول الله صلى الله ليه وسلم قال : ((من لقي الله لا يشرك به شيئا دخل الجنة، ومن لقيه
.[يشرك به شيئا دخل النار)). [فتح المجيد شرح كتاب التوحيد، ص :٦٩. دار السلام

"Dari hadits Muslim dari Jabir radhiyallahu 'anhu : Bahwasannya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : ((Barangsiapa yang berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun maka dia pasti masuk surga, dan barangsiapa yang berjumpa dengan-Nya dalam keadaan menyekutukan dengan Allah sesuatu maka dia pasti masuk neraka))". [Fathul Majiid Syarh Kitaabit Tauhid, hal.69. Cet.Daarus Salaam].

Kata (شيئا) nakiroh dalam konteks penafian, maknanya umum, artinya menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun tidak boleh, baik malaikat, para Nabi, orang-orang sholeh, para dkun, orang "pintar", benda-benda mati seperti matahari, bulan, bintang-bintang, pohon keramat, bebatuan, "penjaga" lautan  dan semua yang ada dialam semesta ini, ini menunjukkan tauhid tersebut harus murni semurni-murninya. 

Kata (يشرك)  bisa ambil masdarnya yaitu (شركا),  kata (شركا) nakiroh dalam konteks penafian, maknanya juga umum mencakup syirik apapun, baik besar ataupun kecil, banyak ataupun sedikit, nampak ataupun tersembunyi. Sehingga untuk mendapatkan ampunan dari dosa-dosa yaitu orang yang benar-benar terbebas dari syirik apapun bentuknya, baik besar ataupun kecil, banyak ataupun sedikit, nampak ataupun tersembunyi.

3. Terlepas dari penyembahan, pengagungan, kecintaan, ketundukan, kepatuhan terhadap selain Allah secara total merupakan perkara yang berat, kecuali bagi orang yang hatinya selamat. Sebagaimana firman Allah :

[يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌۭ وَلَا بَنُونَ. إِلَّا مَنْ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلْبٍۢ سَلِيمٍۢ» [٢٦: ٨٨-٨٩»

Artinya : «(yaitu) di hari harta adan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang selamat» [Asy-Syuura : 88-89].

4. Amalan itu tidak dilihat dari bentuk dan bilangannya, tapi dilihat dari apa yang ada didalam hati. Pelaku dosa yang membawa 99 lembar catatan dosa dia tidak memiliki amalan selain tauhidnya. Dan satu catatan dosa dibentangkan sejauh mata memandang, tapi dengan kartu bertuliskan laa ilaaha illallah lalu ditimbang dosa-dosa tersebut dengan kartu bertuliskan laa ilaaha illallah tersebut, maka kartu laa ilaha illallah lebih berat dari 99 catatn dosanya. Dalam sebuah hadits disebutkan :

عن أبي سعيد الخدري عن رسول الله صلى الله عليه وسلم فال : ((قال موسى : يارب، علمني شيئا أذكرك وأدعوك به. فال : قل ياموسى : لا إله إلا الله. قال : يارب كل عبادك يقولون هذا. قال : ياموسى، لو أن السموات السبع وعامرهن غيرى، والأرضين
.((السبع في كفة، ولا إله إلا الله في كفة، مالت بهن لا إله إلا الله

[فتح المجيد شرح كتاب التوحيد، ص : ٤٩-٥١. دارالكتب العلمية]

Dan dari Abu Said Al-Khudriy dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata : ((Berkata Musa : Wahai Rabb-ku, ajarkan aku sesuatu yang aku akan mengingatmu dan berdoa kepada-Mu dengannya. Allah berfirman : Katakan wahai Musa : Tidak ada sesembahan yang benar selain Allah. Berkata Musa : Wahai Rabb-ku, seluruh hamba-hamba-Mu mengucapkan ini -yaitu kalimat laa ilaaha illallah-. Allah berfirman : Wahai Musa, seandainya langit yang tujuh lapis beserta seluruh penghuninya selain Aku serta bumi yang tujuh lapis (beserta isinya) berada dalam satu daun timbangan,  dan kalimat la ilaaha ilallah berada dalam satu daun timbangan yang lain, maka kalimat la ilaaha ilallah lebih berat dari semua itu)) [Fathul Majiid Syarh Kitaabit Tauhiid, hal.49-51. Cet.Daarul Kutub Al-Ilmiyyah]

5. Tauhid sebagai penghapus dosa-dosa

6. Adanya ahli tauhid yang bermaksiat kepada Allah

7. Luasnya rahmat Allah bagi ahli tauhid

8. Bantahan kepada kelompok sesat Khawarij dan Mu'tazilah yang mengatakan bahwa pelaku dosa besar itu kafir. Pada hadits bithoqoh (kartu bertuliskan laa ilaaha ilallah) pemilik kartu disebutkan memiliki 99 catatan dosa yang setiap satu catatan dibentangkan sejauh mata memandang, namun berkat rahmat Allah dan tauhidnya, Allah mengampuni selruh dosanya. 

Demikian juga pada hadits qudsi "Wahai anak adam.....", ada bantahan kepada kelompok Khawarij dan Mu'tazilah yang mengkafirkan pelaku dosa besar. Bahkan pada hadits qudsi tersebut Allah mengabarkan bukan hanya 99 gulungan catatan dosa, tapi sepenuh bumi dosapun akan diampuni selama hamba tersebut tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun hingga ajal menjemputnya.

9. Barangsiapa yang tidak merealisasikan tauhid dan tidak memurnikan ibadah serta tidak menyempurnakan ketundukkan, kepatuhan serta menerima (kalimat tauhid), maka tidak diterima sholat dan zakatnya, tidak sah puasa dan hajinya, dan tidak pula bertambah yaitu amalan yang mendekatkannya kepada Allah, Allah berfirman : (Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan) [Al-An'am : 88], dan Allah berfirman : (Dan Kami hadapkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan) [Al-Furqon : 23]

10. Pelaku syirik, pahala kebaikannya akan dihapuskan berdasarkan ayat surat Al-Furqon : 23 diatas atau berdasarkan firman Allah :

«وَلَقَدْ أُوحِىَ إِلَيْكَ وَإِلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ ٱلْخَـٰسِرِينَ»

Artinya : "Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi". [Az-Zumar : 56]

Pada ayat diatas para Nabi saja diancam dengan dihapusnya amal jika mereka berbuat syirik, lebih-lebih kita.

11. Tercelanya syirik

Dan masih banyak faedah-faedah lainnya. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Related Posts:

0 Response to "KEUTAMAAN TAUHID SEBAGAI PENGHAPUS DOSA-DOSA"

Post a Comment