JAUHI TUJUH DOSA BESAR YANG MEMBINASAKAN

 

Bismillah. Alhamdulillah. Wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammadin wa 'ala aalihi wa shahbihi ajma'iin. Wa ba'du.

Diantara dosa besar yang paling besar adalah ada 7, sebagaimana yang disebutkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam haditsnya.

و عن أبي هريرة رضي الله عنه : أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : ((اجتنبوا السبع الموبقات، قالوا : يا رسول الله، وما هنا؟ قال : الشرك بالله، والسحر، وقتل النفس الذي حرم الله الا بالحق. وأكل الربا، وأكل مال اليتيم، وتولى يوم يوم الزحف، وقذف المحصنات الغافلات المؤمنات)).

"Dari Abu Hurairoh radhiyallahu 'anhu : Bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : ((Jauhilah oleh kalian tujuh dosa besar yang membinasakan. Para sahabat berkata : 'Dosa apakah itu wahai Rasulullah?' Nabi bersabda :  (1) Menyekutukan Allah, (2) melakukan sihir, (3) membunuh jiwa yang diharamkan untuk di bunuh kecuali dengan alasan yang benar, (4) memakan riba, (5) memakan harta anak yatim, (6) melarikan diri dari medan peperangan, (7) menuduh berzina wanita yang menjaga kehormatannya yang beriman yang tidak tahu-menahu))." [Fathul Majiid Syarhu Kitaabit Tauhiid, hal : 283-285. Cet. Daarul Kutub Al-Ilmiyyah].

Faedah yang bisa diambil :

1. Dosa besar itu tidak hanya tujuh ini saja tapi masih banyak dosa-dosa besar lainnya sebagaimana yang disebutkan oleh Imam adz-Dzahabi

2. Kalimat «اجتنبوا» maknanya jauhilah atau tinggalkanlah. Kalimat tersebut memberikan makna perintah untuk meninggalkan dan juga mengandung makna berita serta wasiat sebagaimana firman Allah Ta'ala :

«قُلْ تَعَالَوْا۟ أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ ۖ أَلَّا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًۭٔا ۖ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَـٰنًۭا ۖ وَلَا تَقْتُلُوٓا۟ أَوْلَـٰدَكُم مِّنْ إِمْلَـٰقٍۢ ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ ۖ وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلْفَوَٰحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ ۖ وَلَا تَقْتُلُوا۟ ٱلنَّفْسَ ٱلَّتِى حَرَّمَ ٱللَّهُ إِلَّا بِٱلْحَقِّ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ»

Artinya : "Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". Demikian itu yang di wasiatkan kepadamu supaya kamu memahami(nya)". (QS. Al-An'am : 151)

3. Kata «الموبقات» sifat dari «السبع» yang maknanya ; yang membinasakan. Disebut «الموبقات» karena perkara-perkara tersebut merupakan perkara-perkara yang akan membinasakan dan mencelakakan pelakunya di dunia dan akhirat serta menyebabkan pelakunya masuk ke dalam neraka

4. Dosa syirik merupakan dosa besar yang paling besar dan menempati posisi teratas dalam jajaran dosa-dosa besar, sebagaimana firman Allah Ta'ala :

«وَإِذْ قَالَ لُقْمَـٰنُ لِٱبْنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَـٰبُنَىَّ لَا تُشْرِكْ بِٱللَّهِ ۖ إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌۭ»

Artinya : "Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang paling besar". (QS. Lukman : 13)

Dalam hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu, ia berkata:

((سألت النبي صلى الله عليه وسلم أي الذنب أعظم عند الله؟ قال أن تجعل إله ندا وهو خلقك)). 

"Saya bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, 'Dosa apa yang paling besar disisi Allah?' Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : 'Engkau menjadikan untuk Allah tandingan (sekutu) padahal Dia yang menciptakan-mu.'" [Fathul Majiid Syarh Kitaabit Tauhiid, hal. 283. Cet. Daarul Kutub Al-'Ilmiyyah]

Yang menunjukkan besarnya dosa syirik adalah, Allah nafikan adanya ampunan bagi pelaku syirik yang mati dalam keadaan belum sempat bertaubat dari dosa syiriknya. Allah Ta'ala berfirman :

«إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِۦ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱفْتَرَىٰٓ إِثْمًا عَظِيمًا»

Artinya : "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." (QS. An Nisaa' : 48)

Allah Ta'ala juga berfirman :

«إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِۦ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَـٰلًۢا بَعِيدًا»

Artinya : "Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya." (QS. An-Nisaa' : 116)

Kemudian Allah mengabarkan bahwa pelaku syirik diharamkan masuk surga. Allah Ta'ala berfirman :

«إِنَّهُۥ مَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِ ٱلْجَنَّةَ وَمَأْوَىٰهُ ٱلنَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّـٰلِمِينَ مِنْ أَنصَارٍۢ»

Artinya : "Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun." (QS. Al-Maidah : 72)

5. Mempelajari ilmu sihir, mengirimkan sihir kepada orang lain merupakan dosa-dosa besar dan termasuk dalam pembatal-pembatal keislaman. Allah berfirman :

«وَٱتَّبَعُوا۟ مَا تَتْلُوا۟ ٱلشَّيَـٰطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَـٰنَ ۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَـٰنُ وَلَـٰكِنَّ ٱلشَّيَـٰطِينَ كَفَرُوا۟ يُعَلِّمُونَ ٱلنَّاسَ ٱلسِّحْرَ وَمَآ أُنزِلَ عَلَى ٱلْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَـٰرُوتَ وَمَـٰرُوتَ ۚ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَآ إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌۭ فَلَا تَكْفُرْ ۖ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِۦ بَيْنَ ٱلْمَرْءِ وَزَوْجِهِۦ ۚ وَمَا هُم بِضَآرِّينَ بِهِۦ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۚ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنفَعُهُمْ ۚ وَلَقَدْ عَلِمُوا۟ لَمَنِ ٱشْتَرَىٰهُ مَا لَهُۥ فِى ٱلْـَٔاخِرَةِ مِنْ خَلَـٰقٍۢ ۚ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا۟ بِهِۦٓ أَنفُسَهُمْ ۚ لَوْ كَانُوا۟ يَعْلَمُونَ»

Artinya : "Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui." (QS. Al-Baqaroh : 102).

Allah menyebut bahwa setan telah kafir karena setan telah melakukan perbuatan sihir dan mengajarkannya kepada manusia. Karena itu para sahabat mengatakan : 

وعن جندب مرفوعا ((حد الساحر ضربه بالسيف)). رواه الترمذي.

وفي صحيح البخاري عن بحالة بن عبدة قال : ((كتب عمر بن الخطاب : أن اقتلوا كل ساحر وساحرة)) قال : فقتلنا ثلاث سواحر. 

وصح عن حفصة رضي الله عنها : ((أنها أمرت بقتل جارية سحرتها، فقتلت)) وكذلك صح عن جندب ؛ قال أحمد : عن ثلاثة من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم.

قوله : (عن ثلاثة) أي صح قتل الساحر عن ثلاثة، أو جاء قتل الساحر عن ثلاثة من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم، يعني عمر، وحفصة، وجندبا. والله أعلم.

Dari Jundub secara marfu (mengatakan) :((Hukuman bagi tukang sihir adalah dipenggal dengan pedang)). Diriwayatkan oleh Tirmidzi. 

Dan dalam shohih Al-Bukhari dari Bajaalah bin 'Abadah berkata : ((Umar bin Khoththob telah mewajibkan agar membunuh setiap tukang sihir laki-laki dan tukang sihir wanita)). Dia (Bajaalah) mengatakan : Maka kami telah membunuh tiga tukang sihir. 

Dan telah shohih dari Hafshoh radhiyallahu 'anha : ((Bahwa beliau memerintahkan agar membunuh budak wanita yang telah menyihirnya, maka budak itupun dibunuh)). Dan itulah yang telah shohih dari Jundub. Berkata Ahmad (telah shohih membunuh tukang sihir) dari tiga sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

"Ucapan Imam Ahmad : (Dari tiga) maksudnya telah shohih membunuh tukang sihir dari tiga orang, atau telah datang (atsar) membunuh tukang sihir dari tiga orang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, yaitu Umar, Hafsoh, dan Jundub. Wallahu a'lam." [Fathul Majiid, Syarh Kitaabit Tauhiid, hal.241-242. Cet. Darul Kutub Al-'Ilmiyyah]

6. Membunuh seorang muslim termasuk dosa besar yang hampir setara dengan dosa syirik dan pelakunya berhak mendapatkan siksa sebagaimana firman Allah Ta'ala :

«وَمَن يَقْتُلْ مُؤْمِنًۭا مُّتَعَمِّدًۭا فَجَزَآؤُهُۥ جَهَنَّمُ خَـٰلِدًۭا فِيهَا وَغَضِبَ ٱللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُۥ وَأَعَدَّ لَهُۥ عَذَابًا عَظِيمًۭا»

Artinya : "Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya." (QS. An-Nisaa' : 93)

Bahkan membunuh seorang mu'min, lebih ringan dari hancurnya dunia. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam :

لزوال الدنيا أهون عند الله من قتل رجل مسلم

"Hancurnya dunia lebih ringan dibandingkan dengan terbunuhnya seorang muslim." (HR. At-Tirmidzi, no.1395)

Dalam sebuah atsar : 

عن عثمان بن عفان رضي الله عنه أنه قال : ((ولله لئن قتلت رجلا واحدا ؛ لكأنما قتلت الناس جميعا)).

رواه سعيد بن منصور عن أبي هريرة رضي الله عنه ؛ وفيه قصة ؛ وإسناده صحيح.

Dari Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu bahwasanya ia berkata : ((Demi Allah seandainya kamu membunuh satu orang saja ; seakan-akan kamu membunuh manusia semuanya)).

Diriwayatkan oleh Sa'id bin Manshur dari Abu Hurairoh radhiyallahu 'anhu ; dan didalamnya ada kisah (yang panjang) ; dan sanadnya shohih." [Al-Ghuror min Mauquufil Atsar, karya Asy-Syaikh Sholih bin Abdillah bin Muhammad al-'Ushaimiy, hal : 6]

7. Bahayanya memakan riba. Allah Ta'ala berfirman: 

«ٱلَّذِينَ يَأْكُلُونَ ٱلرِّبَوٰا۟ لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ ٱلَّذِى يَتَخَبَّطُهُ ٱلشَّيْطَـٰنُ مِنَ ٱلْمَسِّ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوٓا۟ إِنَّمَا ٱلْبَيْعُ مِثْلُ ٱلرِّبَوٰا۟ ۗ وَأَحَلَّ ٱللَّهُ ٱلْبَيْعَ وَحَرَّمَ ٱلرِّبَوٰا۟ ۚ فَمَن جَآءَهُۥ مَوْعِظَةٌۭ مِّن رَّبِّهِۦ فَٱنتَهَىٰ فَلَهُۥ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُۥٓ إِلَى ٱللَّهِ ۖ وَمَنْ عَادَ فَأُو۟لَـٰٓئِكَ أَصْحَـٰبُ ٱلنَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَـٰلِدُونَ»

Artinya : "Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya." (QS. Al-Baqaroh : 275)

8. Bahayanya memakan harta anak yatim. Allah Ta'ala berfirman :

«وَلَا تَأْكُلُوٓا۟ أَمْوَٰلَكُم بَيْنَكُم بِٱلْبَـٰطِلِ وَتُدْلُوا۟ بِهَآ إِلَى ٱلْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوا۟ فَرِيقًۭا مِّنْ أَمْوَٰلِ ٱلنَّاسِ بِٱلْإِثْمِ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ»

Artinya : "Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui." (QS. Al-Baqaroh : 188)

Allah Ta'ala juga berfirman : 

«يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَأْكُلُوٓا۟ أَمْوَٰلَكُم بَيْنَكُم بِٱلْبَـٰطِلِ إِلَّآ أَن تَكُونَ تِجَـٰرَةً عَن تَرَاضٍۢ مِّنكُمْ ۚ وَلَا تَقْتُلُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًۭا»

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." (QS. An-Nisaa' : 29)

9. Bahayanya melarikan diri dari medan perang. 

10. Bahayanya menuduh wanita baik-baik berzina

Semoga bermanfaat.

***

Gresik : 10 Shofar 1446 H / 15 Agustus 2024 

Penulis : Abu Dawud ad-Dombuwiyy 

Artikel : Meciangi-d.blogspot.com 


Related Posts: