HARAMNYA MUSIK DAN NYANYIAN

Bismillah. Alhamdulillah. Wa shallallahu'ala Nabiyyina Muhammadin wa 'ala aalihi wa shahbihi ajma'iin. Wa ba'du.

Dalam agama Islam, musik itu haram berdasarkan literatur dan dalil-dalil yang ada, baik dari al-Qur'an, hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam maupun berdasarkan kesepakatan para ulama. Dalam al-Qur'an sendiri Allah Ta'ala telah berfirman :

«وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَشْتَرِى لَهْوَ ٱلْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍۢ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ لَهُمْ عَذَابٌۭ مُّهِينٌۭ»

Artinya : "Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan". (QS. Lukman : 6).

Ibnu Katsir menjelaskan dalam tafsirnya :

روى ابن جرير : حدثني يونس بن عبد الأعلى قال : أخبرنا ابن وهب، أخبرني يزيد ابن يونس عن أبي صخر عن أبي معاوية البجلي عن سعِيد بن جبير عن أبي الصهباء البكري أنه سمع عبد الله بن مسعود وهو يسأل عن هذا الآية (وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَشْتَرِى لَهْوَ ٱلْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍۢ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ لَهُمْ عَذَابٌۭ مُّهِينٌ) فقال عبد الله بن مسعود : الغناء والله الذي لا إله إلا هو، يرددها ثلاث مرات، حدثنا عمرو بن علي، حدثنا صفوان بن عيسى، أخبرنا حميد الخراط عن عمار عن سعيد بن جبير، عن أبي الصهباء أنه سأل ابن مسعود عن قول الله (وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَشْتَرِى لَهْوَ ٱلْحَدِيثِ) قال : الغناء، وكذا قال ابن عباس وجابر وعكرمة وسعيد بن جبير ومجاهد ومكحول وعمرو بن شعيب وعلي بن بذيمة

.وقال الحسن البصري : نزلت هذه الآية (وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَشْتَرِى لَهْوَ ٱلْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ بِغَيْرِعِلْمٍۢ) في الغناء والمزامير

"Ibnu Jarir telah meriwayatkan : Mengabarkan kepadaku Yunus bin 'Abdil A'la, ia mengatakan : Mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb, mengabarkan kepadaku Yazid bin Yunus dari Abi Shakhr dari Abi Muawiyah al-Bajaliy dari Sa'id bin Jubair dari Abi Shahba' al-Bakriy bahwasannya dia mendengar 'Abdullah bin Mas'ud dan dia menanyakan tentang ayat ini (Artinya : Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan), berkata 'Abdullah bin Mas'ud : (maksudnya adalah) Nyanyian demi Allah yang tidak ada ilah kecuali Dia, 'Abdullah bin Mas'ud  mengulang ucapannya sebanyak tiga kali.

Menceritakan kepada kami 'Amr bin 'Ali, menceritakan kepada kami Shofwan bin 'Isa, mengabarkan kepada kami Humaid al-Khirath dari Sa'id bin Jubair, dari Abi Shahba' bahwasannya dia bertanya kepada Ibnu Mas'ud tentang firman Allah (Artinya : Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna), Ibnu Ma'sud mengatakan : (maksudnya adalah) Nyanyian, seperti itu juga ucapan Ibnu 'Abbas, Jabir, 'Ikrimah, Sa'id bin Jubair, Mujahid, Makhul, 'Amr bin Syu'aib dan 'Ali bin Badzimah."

Berkata Al-Hasan al-Bashriy : "Diturunkan ayat ini (Artinya : "Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan) yakni mengenai nyanyian dan seruling." [Tafsir Ibni Katsir, 3/394. Cet. Daarul Kutub al-'Ilmiyyah]

Berkata Doktor Amin bin Abdillah Asy-Syaqawiy :

قال تعالى: ﴿ وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ ﴾ [لقمان: 6

:صح عن ابن مسعود وابن عباس - رضي الله عنهما - أنهما فسرا ﴿ لَهْوَ الْحَدِيثِ ﴾ بالغناء، وحلف ابن مسعود ثلاث مرات، فقال .والله الذي لا إله إلا هو ﴿ لَهْوَ الْحَدِيثِ ﴾ هو الغناء

.وقال أيضًا : الغناء ينبت النفاق كما ينبت الماء الزرع

: قال ابن القيم - رحمه الله - معلقًا على تفسير ابن مسعود وغيره للآية السابقة بأن المراد بها الغناء

فلا ريب أنه أولى بالقبول من تفسير من بعدهم فهم أعلم الأمة بمراد الله عز وجل من كتابه فعليهم نزل وهم أول من خوطب به من الأمة، وقد شاهدوا تفسيره من الرسول - صلى الله عليه وسلم - علمًا وعملًا، وهم العرب الفصحاء على الحقيقة، فلا يعدل عن تفسيرهم ما وجد إليه سبيل

روى البخاري في صحيحه من حديث أبي مالك الأشعري: أن النبي - صلى الله عليه وسلم - قال: "ليكونن من أمتي أقوام يستحلون : الحر والحرير والخمر والمعازف، ولينزلن أقوام إلى جنب علم يروح عليهم بسارحة لهم، يأتيهم - يعني: الفقير - لحاجة فيقولون ."ارجع إلينا غدًا، فيبيتهم الله ليلًا، ويضع العلم عليهم، ويمسخ آخرين قردة وخنازير إلى يوم القيامة.فهذا الحديث يخبر عن أمر عظيم، وهو إهلاك بعض الأمة بأنواع من الهلاك، بسبب ما يرتكبون من الأمور ظاهرة التحريم، ومنها، استحلالهم لآلات الملاهي المحرمة شرعًا، وهي في وقتنا المعاصر مثل: الكمنجا، والعود، والطبل، والبيانو، والربابة، والمزمار وغيرها من المعازف، ودلالة  الحديث على التحريم من وجهين

الأول: قوله عليه الصلاة والسلام: "يستحلونها" أي يصيرونها حلالًا بعد حرمتها، ففيه التصريح بأن المذكورات في الحديث محرمة، ومنها المعازف

الثاني: قرن المعازف مع الشيء المقطوع بحرمته بإجماع المسلمين، وهو الزنا وشرب الخمر، ولبس الحرير، وهو دليل على حرمتها

روى الترمذي في سننه من حديث عمران بن حصين: أن النبي - صلى الله عليه وسلم - فقال رجل من المسلمين: "في هذه الأمة".قذف وخسف ومسخ" فقال رجل من المسلمين: متى ذاك يا رسول الله؟ قال: "إذا ظهرت القينات والمعازف وشربت الخمور

: - قال ابن القيم - رحمه الله

وقد توعد الله سبحانه مستحلي المعازف بأن يخسف الله بهم الأرض، ويمسخهم قردة وخنازير، وإن كان الوعيد على  جميع هذه" الأفعال، فلكل واحد قسط في الذم والوعيد

:وقال شيخ الإسلام ابن تيمية - رحمه الله - ما خلاصت

وإنما ذلك إذا استحلوا هذه المحرمات بالتأويلات الفاسدة، فإنهم لو استحلوها مع اعتقاد أن الرسول حرمها كانوا كفارًا، ولم يكونوا من أمته. اهـ

وقد اتفق الأئمة الأربعة على تحريم المعازف، ولو أتلفها متلف عندهم لم يضمن صورة التالف، بل يحرم عندهم اتخاذها. ولما سئل الإمام مالك عما يترخص فيه أهل المدينة من الغناء؟ قال: إنما يفعله عندنا الفساق

"ولما سئل الإمام أحمد - رحمه الله - عنه قال : "الغناء ينبت النفاق في القلب

وأما مذهب أبي حنيفة، فهو من أشد المذاهب، فقد صرح أصحابه بتحريم سماع الملاهي كلها، كالمزمار، والدف، حتى الضرب بالقصب، وصرحوا بأنه معصية، يوجب الفسق وترد به الشهادة

.وقد انتشر الغناء وللأسف في مجتمعنا، فالأغاني في التلفاز والقنوات الفضائية والمسجل والراديو، وغيرها من آلات اللهو

:قال يزيد بن الوليد

: إياكم والغناء، فإنه ينقص الحياء، ويزيد في الشهوة، ويهدم المروءة، وإنه لينوب عن الخمر، ويفعل ما يفعل المسكر، وقال"فجنبوه النساء، فإن الغناء داعية الزنا، أو رقية الزنا

"Allah Ta'ala berfirman : (Artinya : "Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan). (QS. Lukman : 6).

Telah shohih dari Ibnu Mas'ud dan Ibnu Abbas -radhiyallahu 'anhuma- bahwa keduanya telah mentafsirkan (lahwal hadits) dengan nyanyian, dan Ibnu Mas'ud bersumpah sebanyak tiga kali dan berkata : demi Allah yang tidak ada ilah kecuali Dia. (lahwal hadits) yaitu nyanyian.

Ibnu Mas'ud juga mengatakan : "Nyanyian akan menumbuhkan kemunafikan sebagaimana air menumbuhkan tanaman."

Berkata Ibnul Qayyim -rahimahullah- mengomentari tafsir Ibnu Mas'ud dan yang selainnya berkaitan dengan ayat yang sudah berlalu (surat Lukman ayat 6) bahwasannya yang dimaksud oleh ayat tersebut adalah nyanyian.

Maka tidak boleh ragu bahwasannya merekalah yang lebih utama diterima penafsirannya daripada selainnya dan mereka juga yang paling mengetahui dari umat ini apa yang diinginkan oleh Allah 'Azza wa Jalla dari kitab-Nya, maka kepada mereka-lah diturunkan (al-Qur'an) dan mereka pula yang pertama kali diajak bicara dari umat ini, dan sesungguhnya mereka telah menyaksikan (mendengar) penafsirannya dari Rasul -shallallahu 'alaihi wa sallam- berdasarkan ilmu dan pengamalan, dan mereka adalah orang arab yang sangat fasih secara hakikat, maka jangan tinggalkan penafsiran mereka apa yang tidak didapatkan darinya jalan (penafsiran lain).

Dan Imam al-Bukhari meriwayatkan dalam kitab shahihnya dari hadits Abu Malik al-Asy'ariy bahwasannya Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda : "Sungguh akan ada dari umatku suatu kaum yang akan menghalalkan zina, menghalalkan sutra, menghalalkan khamr dan menghalalkan alat-alat musik. Dan beberapa kelompok orang, benar-benar akan singgah di lereng sebuah gunung dengan binatang ternak mereka, lalu seseorang mendatangi mereka  -yaitu orang fakir- untuk suatu keperluan, lalu mereka berkata, ‘Kembalilah kepada kami besok hari.’ Kemudian Allah mendatangkan siksaan kepada mereka dan menimpakan gunung kepada mereka serta Allah mengubah sebagian dari mereka menjadi kera dan babi sampai hari Kiamat."

Hadits ini telah mengabarkan tentang perkara yang besar, yaitu kebinasaan sebagian umat dengan berbagai macam kebinasaan disebabkan apa yang mereka lakukan seperti perkara-perkara keharaman yang nampak, diantaranya  menghalalkan alat-alat musik yang telah diharamkan oleh syariat, dan alat-alat musik tersebut dizaman kita sekarang seperti : biola, kecapi, drum, piano, rebab, seruling dan selainnya dari alat-alat musik, dan dalalah hadits ini menunjukan keharamannya dari dua sisi:

Yang pertama : Ucapan Nabi 'alaihis shalaatu wa sallam (يستحلونها) "menghalalkan alat-alat musik" yakni, mereka menjadikan alat-alat musik itu halal setelah keharamannya. Dan dalam hadits tersebut ada pernyataan bahwasannya semua yang disebutkan didalam hadits adalah haram, diantaranya adalah alat-alat musik.

Yang kedua : menggabungkan alat-alat musik dengan sesuatu yang terpisah keharamannya berdasarkan kesepakatan kaum muslimin, seperti zina, meminum khamr, memakai sutra, merupakan dalil atas keharaman alat-alat musik.

Dan Imam Tirmidzi telah meriwayatkan dalam kitab sunannya dari hadits 'Amran bin Husain bahwasannya Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda kepada seorang laki-laki dari kaum muslimin : "Pada umat ini akan (ada adzab) dilempari dengan hujan batu, di tenggelamkan (kedalam bumi), dirubah bentuk (serta rupa)", maka berkata seorang laki-laki dari kaum muslimin : 'kapan itu terjadi wahai Rasulullah?' "Apabila telah muncul biduanita (penyanyi perempuan), alat-alat musik, dan telah diminum khamr."

Ibnul Qayyim -rahimahullah- mengatakan :

"Sungguh Allah -Maha Suci Dia- telah mengancam orang yang menganggap halal alat-alat musik, karena Allah akan menenggelamkan mereka kedalam bumi, dan Allah akan merubah bentuk mereka menjadi kera-kera dan babi-babi, meskipun ancaman ini untuk semua perbuatan-perbuatan ini, namun setiap salah satu (dari perbuatan tersebut) ada bagian tersendiri dalam celaan dan ancaman."

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah -rahimahullah- ringkasannya :

"Sesungguhnya apabila mereka telah menghalalkan perkara-perkara yang haram dengan ta'wilan yang rusak, (mereka tidak kafir), namun apabila mereka telah menghalalkan perkara-perkara yang haram tersebut dengan keyakinan (tentang halalnya) padahal Rasul telah mengaharamkan itu semua,  maka mereka telah kafir, dan mereka bukan umat Rasul. Dan seterusnya."

Dan sungguh Imam empat madhab telah bersepakat akan haramnya alat-alat musik, seandainya seseorang menghancurkan alat-alat musik, menurut mereka (Imam empat madzhab) tidak ada denda pada bentuk pengrusakan tersebut, bahkan menurut mereka, haram mengambil alat-alat musik. Ketika Imam Malik ditanya tentang penduduk madinah yang meminta keringanan untuk bernyanyi? Imam Malik berkata : Sesungguhnya melakukan hal itu menurut kami termasuk kemunafikan.

Ketika Imam Ahmad -rahimahullah- ditanya tentang nyanyian, beliau mengatakan : "Nyanyian akan menumbuhkan kemunafikan didalam hati."

Adapun madzhab Abu Hanifah, dia termasuk madzhab yang paling keras, sesungguhnya sahabat-sahabat Abu Hanifah telah mengumumkan tentang haramnya mendengarkan seluruh alat-alat musik, seperti seruling, duf  (rebana), hingga memukul rebana didepan sanak kerabat, dan mereka telah mengumumkan bahwasannya alat-alat musik tersebut merupakan kemaksiatan, melazimkan munculnya kefasikan serta ditolaknya persaksian

Dan sungguh telah menyebar nyanyian dan dan menyebar pula kesedihan (karena menyebarnya nyanyian) di masyarakat kita, seperti nyanyian-nyanyian di televisi dan saluran/chanel-chanel satelit, rekaman, radio dan selain itu dari alat-alat musik.

Berkata Yazid bin al-Walid :

"Hati-hati kalian terhadap nyanyian, karena nyanyian akan mengurangi rasa malu, menguatkan syahwat, dan menurunkan muro'ah. Sesungguhnya nyanyian benar-benar akan medekatkan dengan khomr, pelakunya akan melakukan apa yang dilakukan oleh pemabuk, dan Yazid bin al-Walid juga mengatakan : "Mereka akan dekat dengan wanita, karena sesungguhnya nyanyian akan mengajak kepada zina, atau mantranya zina." [https://www.alukah.net/sharia/0/47377/]

Karena demikian, pengharaman nyanyian, alat-alat musik, sejak lama sudah termaktub dalam al-Qur'an maupun hadits, seperti contoh konteks hadits yang menyebutkan 'akan dihalalkan musik' ini menunjukkan bahwa musik itu harom. Kedua, ketika alat-alat musik digandengkan penyebutannya dengan sesuatu yang harom seperti zina, memakai sutra bagi laki-laki, meminum khomr, menunjukkan bahwa alat-alat musik itu harom, memainkannya juga haram, walaupun -kata mereka- itu musik "religi".

Hadits yang telah disebutkan diatas diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dalam kitab shohihnya no.5590. konteks lengkapnya sebagai berikut :

   وقال هشام بن عمار : حدثنا صدقة بن خالد : حدثنا عبد الرحمان بن يزيد بن جابر : حدثنا عطية بن قيس الكلابي : حدثنا عبد الرحمان بن غنم الأشعري قال : حدثني أبو عامر -أو أبو مالك- الأشعري، والله ما كذبني : سمع النبي صلى الله عليه وسلم يقول : ليكونن من امتي أقوام، يستحلون الحر والحرير، والخمر والمعازف، ولينزلن أقوام إلى جنب علم يروح عليهم بسارحة لهم، يأتيهم - يعني: الفقير - لحاجة فيقولون : ارجع إلينا غدًا، فيبيتهم الله ليلًا، ويضع العلم عليهم، ويمسخ آخرين قردة وخنازير إلى يوم القيامة

"Berkata Hisyam bin 'Ammar, menceritakan kepada kami Shodaqoh bin Khalid : menceritakan kepada kami 'Abdurrahman bin Yazid bin Jabir : menceritakan kepada kami 'Atiyyah bin Qais al-Kilaabiy : menceritakan kepada kami 'Abdurrahman bin Ganm al-Asy'ariy dia berkata : menceritakan kepadaku Abu 'Amr -atau Abu Malik- al-Asy'ariy, demi Allah saya tidak berdusta : dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : Sungguh akan ada dari umatku suatu kaum yang akan menghalalkan zina, menghalalkan sutra, menghalalkan khamr dan menghalalkan alat-alat musik. Dan beberapa kelompok orang sungguh akan singgah di lereng sebuah gunung dengan binatang ternak mereka, lalu seseorang mendatangi mereka  -yaitu orang fakir- untuk suatu keperluan, lalu mereka berkata, ‘Kembalilah kepada kami besok hari.’ Kemudian Allah mendatangkan siksaan kepada mereka dan menimpakan gunung kepada mereka serta Allah mengubah sebagian dari mereka menjadi kera dan babi sampai hari Kiamat." [HR. Al-Bukhari, no. 5590. Cet. Baitul Afkaar ad-Dauliyyah]

Dalam Al-Qur'an Allah Ta'ala juga berfirman pada ayat yang lain :

«وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا»

Artinya : "Dan orang-orang yang tidak menyaksikan perbuatan zur, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (begitu saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS. Al-Furqan : 72)

Berkata Asy-Syaikh ‘Abdurrahman bin Naashir As-Sa’di rahimahullah tentang firman Allah diatas :

والذين لا يشحدون الزور) أي : لا يحضرون الزور، أي : القول والفعل المحرم، فيجتنبون جميع المجالس، المستملة  على الأقوال المحرمة، أو الأفعال المحرمة، كالخوض في آيات الله، والجدال الباطل، والغيبة، والنميمة، والسب، والقذف، والاستهزاء، والغناء المحرم، وشرب الخمر، وفرش الحرير، والصور، ونحو ذلك، وإذا كانوا لا يشهدون الزور، فمن باب الأولى وأحرى، أن لا يقوله ويفعلوه

(Artinya : "Dan orang-orang yang tidak menyaksikan perbuatan zur) yaitu : tidak menghadiri perbuatan zur, yaitu ucapan dan perbuatan yang haram, maka jauhilah semua majelis yang mengandung ucapan-ucapan yang haram, atau perbuatan-perbuatan yang haram, seperti membicarakan tentang ayat-ayat Allah secara berlebihan, perdebatan yang bathil, ghibah dan namiimah (mengadu domba), mencaci-maki, menuduh berzina, mengolok-olok, nyanyian yang haram, meminum khamr, tikar dari sutra, gambar (makhluk bernyawa) dan selainnya. Apabila mereka tidak menyaksikan perbuatan zur, maka lebih-lebih lagi dan selainnya, mereka tidak akan mengatakan dan melakukan perbuatan zur". [Taisiirul Kariimir Rahmaan fii Tafsiiri Kalaamil Mannaan, hal. 587. Cet. Muassasatur Risaalah]

Ditanya Asy-Syaikh Bin Baz tentang permasalah musik dan nyanyian dan redaksinya sebagai berikut :

السؤال: السؤال الثالث في رسالة الإخوة السودانيين: نرجو منكم توضيح الآيات أو الأحاديث التي تحرم الغناء أفيدونا أفادكم الله

الجواب: نعم، يقول الله جل وعلا في كتابه المبين:(وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ.وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِ آيَاتُنَا وَلَّى مُسْتَكْبِرًا كَأَنْ لَمْ يَسْمَعْهَا كَأَنَّ فِي أُذُنَيْهِ وَقْرًا فَبَشِّرْهُ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ). [لقمان:6-7

.قال أكثر أهل العلم: إن المراد ب  ـ(لهو الحديث) الغناء فهو لهو الحديث

وقال بعضهم إضافة إلى ذلك: أيضًا أصوات المزامير و الملاهي ....... .......... هذا هو لهو الحديث و..... وهو من أسباب الضلالة عن سبيل الله والإضلال، فإن القلوب إذا تشبعت بالأغاني مرضت وقست وانحرفت فوقعت في الضلال والإضلال وثقل عليها سماع القرآن واستكبرت عن سماعه فهو يفضي بأهله إلى فساد القلوب وانحرافها وتثاقلها عن سماع القرآن وأنسها بالغناء .... من الكلام حتى قال عبد الله بن مسعود : «إن الغناء ينبت النفاق في القلب كما ينبت الماء الزرع » فهذا يبين لنا خطر الأغاني وشرها وآلات الملاهي

:وقد جاء في المعنى أحاديث تدل على تحريم الأغاني والملاهي ومن ذلك ما رواه البخاري في الصحيح عن النبي ﷺ أنه قال ليكونن من أمتي أقوام يستحلون الحر والحرير والخمر والمعازف»

الحر: هو الفرج الحرام الزنا، الحرير معروف وهو محرم على الرجال، والخمر معروف وهو كل مسكر، والمعازف: الأغاني والملاهي فأخبر النبي ﷺ أنه يأتي في آخر الزمان قوم يستحلونها وهي محرمة لضعف إيمانهم وقلة مبالاتهم، ولا حول ولا قوة إلا بالله. نعم

"Pertanyaan : yaitu pertanyaan ketiga dari surat para ikhwah dari Sudan : Kami berharap kepada kalian agar menjelaskan ayat-ayat atau hadits-hadits yang mengharamkan nyanyian, berikanlah kepada kami faedah. Semoga Allah memberi faedah kepada kalian.

Jawab : Ya, Allah Jalla wa 'Alaa dalam kitab-Nya yang jelas berfirman : (Artinya : "Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat kami dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbat dikedua telinganya ; maka beri kabar gembiralah dia dengan azab yang pedih). (QS. Lukman : 6-7).

Berkata sebagian besar ahli ilmu/ulama: yang dimaksud dengan (lahwal hadits) yaitu nyanyian itulah (lahwal hadits).

Berkata sebagian ahli ilmu menyandarkan kepada lahwal hadits : masuk juga suara-suara seruling dan alat-alat musik....... ......... ini merupakan lahwul hadits...... dan lahwal hadits (perkataan yang tidak berguna) merupakan diantara sebab-sebab kesesatan  dan disesatkan dari jalan Allah, karena hati apabila telah dicukupi dengan nyanyian, hati itu akan sakit dan mengeras, menyimpang serta terjatuh dalam kesesatan dan disesatkan. Berat bagi hati tersebut mendengarkan al-Qur'an, serta sombong dari mendengarkannya. Dan nyanyian, akan mengakibatkan hati pelakunya menjadi rusak, memalingkannya, menjadikannya berat mendengarkan al-Qur'an dan membuatnya lupa karena sebab nyanyian.... serta ucapan-ucapan lain, hingga Ibnu Ma'sud mengatakan : «Sesungguhnya nyanyian akan menumbuhkan kemunafikan didalam hati sebagaimana air menumbuhkan tanaman» Maka hal ini menunjukkan kepada kita akan bahayanya nyanyian dan buruknya alat-alat musik.

Sungguh telah datang secara makna, hadits-hadits yang menunjukkan atas haramnya nyanyian-nyanyian dan alat-alat musik, diantaranya, apa yang telah diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam kitab shohihnya dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwasannya beliau bersabda : «Sungguh akan ada dari umatku suatu kaum yang mereka menghalalkan zina, menghalalkan sutra, menghalalkan khamr dan dan menghalalkan alat-alat musik». 

al-hira : yaitu kemaluan yang haram yang berbuat zina, al-hariir (sutra) : yang diketahui diharamkan bagi laki-laki, wal khamra : yang diketahui sebagai segala sesuatu yang memabukkan, wal ma'aazif  : yaitu nyanyian dan alat-alat musik. Karena itu Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah mengabarkan bahwasannya akan datang diakhir zaman suatu kaum yang akan menghalalkan zina, sutra, khamr, nyanyian dan alat-alat musik padahal semua itu haram, karena kelemahan iman mereka dan sedikitnya perhatian/kepedulian mereka, laa haula wa laa quwwata illa billahNaam. [https://binbaz.org.sa/fatw."as/7763/%D8%A7%D8%AF%D9%84%D8%A9-%D8%AA%D8%AD%D8%B1%D9%8A%D9%85-%D8%A7%D9%84%D8%BA%D9%86%D8%A7%D8%A1]

Obat Candu Musik dan Cinta Kepada Para Musisi

Untuk mengobati penyakit hati adalah dengan jalan bertaubat kepada Allah. Allah "Azza wa Jalla berfirman :

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ تُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ تَوْبَةًۭ نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّـٰتٍۢ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَـٰرُ يَوْمَ لَا يُخْزِى ٱللَّهُ ٱلنَّبِىَّ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ ۖ نُورُهُمْ يَسْعَىٰ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَـٰنِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَآ أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَٱغْفِرْ لَنَآ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ قَدِيرٌۭ

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS.At-Tahrim : 8)

Allah 'Azza wa Jalla juga berfirman :

قُلْ يَـٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيم

Artinya : "Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS.Az zumar : 53)

Allah 'Azza wa Jalla juga berfirman dalam ayat yang lain :

 إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلْمُتَطَهِّرِينَ

Artinya : "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." (QS.Al-Baqaroh : 222)

Allah 'Azza wa Jalla juga berfirman dalam surat Yusuf :

وَلَا تَا۟يْـَٔسُوا۟ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ ۖ إِنَّهُۥ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلْقَوْمُ ٱلْكَـٰفِرُونَ

Artinya : "Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". (QS.Yusuf : 87)

Allah 'Azza wa Jalla juga berfirman dalam surat Az-Zumar :

قُلْ يَـٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ

Artinya : "Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS.Az-Zumar : 53)

Karena itu jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah Ta'ala meskipun engkau seorang musisi yang telah bergelut dengan musik diseluruh usiamu, karena Allah adalah Dzat yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Masih ada kesempatan untuk bertobat dan mengumpulkan bekal-bekal takwa, karena bekal takwalah sebaik-baik bekal. Allah 'Azza wa Jalla berfirman :

«وَتَزَوَّدُوا۟ فَإِنَّ خَيْرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقْوَىٰ ۚ وَٱتَّقُونِ يَـٰٓأُو۟لِى ٱلْأَلْبَـٰبِ»

Artinya : "Berbekallah kalian, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal." (QS. Al-Baqarah : 197)

Allah Ta'ala juga berfirman :

فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ يَـٰٓأُو۟لِى ٱلْأَلْبَـٰبِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Artinya : "Maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan". (QS. Al-Maidah : 100)

Allah Ta'ala berfirman :

وَتَزَوَّدُوا۟ فَإِنَّ خَيْرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقْوَىٰ ۚ وَٱتَّقُونِ يَـٰٓأُو۟لِى ٱلْأَلْبَـٰبِ

Artinya : "Berbekallah kalian, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal." (QS. Al-Baqarah : 197)

Allah Ta'ala juga berfirman :

قُل لَّا يَسْتَوِى ٱلْخَبِيثُ وَٱلطَّيِّبُ وَلَوْ أَعْجَبَكَ كَثْرَةُ ٱلْخَبِيثِ ۚ فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ يَـٰٓأُو۟لِى ٱلْأَلْبَـٰبِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Artinya : "Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan". (QS. Al-Maidah : 100)

Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kami dan untuk kaum muslimin seluruhnya. Wallahu a'lam.

Faedah yang bisa diambil :

1. Haramnya musik dan nyanyian

2. Pengharaman musik dan nyanyian  berdasarkan nash al-Qur'an dan as-Sunnah

3. Semua Imam madzhab ijma' tentang haramnya alat-alat musik

4. Contoh alat-alat musik yang banyak digunakan di akhir zaman ini diantaranya ; biola, kecapi, drum, piano, rebab, seruling, gitar, semuanya haram

5. Menghancurkan alat-alat musik tidak ada denda bagi yang menghancurkannya

6. Teman-teman Abu Hanifah bahkan mengharamkan rebana, menunjukkan kesungguhan mereka menutup celah-celah keburukan

6. Nyanyian akan menumbuhkan kemunafikan didalam hati sebagaimana air menumbuhkan tanaman, mengurangi rasa malu, menguatkan syahwat, menurunkan muro'ah, mendekatkan kepada wanita,  khomr, serta zina.

8. Orang yang mendengarkan nyanyian, akan mengeraskan hatinya, menghalangi dia dari mendengarkan al-Qur'an, dari memahami makna-maknanya, membuatnya sombong dan merusak hatinya, dan lain sebagainya

9. Kewajiban bertaubat dari musik dan nyanyian

10. Keutamaan bertaubat kepada Allah

Serta masih banyak faedah lainnya. Wallahu a'lam.

***

Gresik, 6 Jumadil Awwal 1445 H/21November 2023

Penulis : Abu Dawud ad-Dombuwiyy

Artikel : Meciangi-d.blogspot.com

Related Posts: