HIDUP DI ZAMAN FITNAH

Bismillah, alhamdulillahirabbil 'aalamiin. Wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammadin wa 'ala aalihi wa shahbihi ajma'iin. Wa ba'du.

Seorang pengajar, layaknya seorang ayah bagi anak didiknya. Dan ayah itu ada dua jenis, (1) ayah secara nasab ; yaitu kedua orangtua kita, (2) ayah secara agama ; yaitu guru yang medidik kita di dipesantren.

Karena itu, seorang pendidik, dia harus bertakwa kepada Allah, harus takut kepada Allah, harus menjunjung tinggi adab dan akhlak, harus memiliki tatakrama dan rasa tanggung jawab serta amanah terhadap tugas yang diembannya.

Di pesantren, terkadang ada program pondok pesantren untuk kemaslahatan santri bahwa setiap santri tidak boleh bersosial media.

Namun pada musim-musim liburan, dengan pesatnya perkembangan teknologi, seorang santri bisa saja meminta temannya agar dibuatkan akun-akun facebook, dll. Maka ketika kondisinya seperti ini, biasanya ada sebagian pondok pesantren yang menjaga ketat santri-santrinya dengan meminta data email, facebook, serta akun sosial media lain dari para santri beserta passwordnya, agar mudah bagi pesantren memantau perkembangan para santri di musim liburan atau di musim belajar, agar para santri tidak berani melakukan hal tidak terpuji, karena seluruh kegiatan mereka telah dipantau oleh pesantren mereka.

Memantau perkembangan santri luar, tentu bukan sebuah aturan baku dari pesantren, karena mereka berada dalam pantauan orang tua masing-masing. Dan menerapkan aturan ketat biasanya berlaku bagi santri-santri yang tinggal di dalam pesantren, namun terkadang ada sebagian oknum guru -bukan ustadz tentunya-, sebagaimana diceritakan kepada kita bahwa oknum-oknum seperti ini punya inisiatif pribadi memantau perkembangan para santri luar tanpa diketahui oleh pondok pesantren, mulai dari mewajibkan para santri memberikan alamat email, alamat facebook beserta passwordnya, dengan tujuan memantau, memberikan nasihat, namun yang kita saksikan bukan itu tujuannya, terselubung niat lain, ingin melihat percakapan para santri, melihat foto-foto pribadi para santri yang dikirim ke teman-temannya, baik foto-foto bercadar, maupun foto-foto yang tidak bercadar. Ini tindakan berbahaya dan sepatutnya para santri akhawat yang tinggal diluar pesantren untuk waspada, tidak mudah mempercayai oknum-oknum seperti ini, karena banyak kasus-kasus pencabulan terhadap para santriwati di pondok-pondok pesantren tradisional, pondok-pondok pesantren lokal dan semisalnya, bermula dari kasus-kasus modus seperti ini. Maka ini bahayanya belajar di pondok pesantren yang tidak profesional, pesantren-pesantren tradisional, pesantren-pesantren yang tidak sunnah, dan ini tidak kita temukan di pesantren-pesantren yang profesional dan berkelas nasional.

Maka dari itu, tindakan seperti ini merupakan tindakan yang tidak beradab, yang seharusnya di waspadai oleh para santri, tindakan kriminal, tindakan yang harus di tindak tegas. Maka sepatutnya bagi para akhawat untuk mewaspadai oknum-oknum seperti ini, karena pada kasus-kasus seperti ini bisa berkaitan dengan dua hal, (1) fitnah syahawat, (2) penyakit kejiwaan.

JANGAN PINJAMKAN PERANGKAT ELEKTRONIK ANDA PADA ORANG-ORANG YANG TIDAK BERTANGGUNG JAWAB

Diantara penyakit syahwat, ingin tau privasi orang lain. Pengamalan sebagian ikhwan kita yang pernah diceritakan, dia pernah meminjamkan sebuah laptop kepada ikhwan lainnya yang katanya sedang membutuhkan laptop, sebelum dipinjamkan, ikhwan kita ini menghapus permanen semua data-data pribadi yang menyangkut keluarga, seperti foto, video, dll. Ternyata benar, setelah temannya mengembalikan laptopnya, ikhwan kita ini mengecek jejak temannya selama menggunakan laptop, ternyata si temannya ini membuka data-data yang disitu ada file-file foto pada detik sekian, jam sekian, tanggal sekian, ia  juga melakukan _searching_ file foto jpg, bahkan si ikhwan kita ini menemukan jejak temannya yang menginstal aplikasi  yang digunakan untuk mengembalikan file-file yang telah terhapus di laptopnya, walhasil dia tidak berhasil karena ikhwan kita ini telah menghapus secara permanen data-datanya dengan bantuan software tertentu dan memindahkannya pada perangkat lain.

Ini contoh nyata banyaknya oknum-oknum yang katanya belajar agama -tentunya tidak semua-, tapi ketakwaannya hanya sebatas postingannya saja, amanahnya hanya sebatas pengakuannya saja, adab dan akhlaknya hanya sebatas yang diajarkan tapi tidak sampai diamalkan, maka waspadai oknum-oknum seperti ini saudaraku, karena bisa jadi mereka ini bertebaran disekitar anda dan bertebaran di dunia maya.

SEPERTI ITU PULA PASANGAN ANDA

Balasan itu sesuai amal perbuatan. Jika seseorang melakukan amal keburukan, ia juga akan dibalas dengan keburukan yang semisal. Demikian juga perbuatan semisal diatas, maka balasannya akan semisal pula dengan apa yang mereka perbuat. Sangat tepat apa yang Allah sebutkan dalam firman-Nya :

«هَلْ جَزَآءُ ٱلْإِحْسَـٰنِ إِلَّا ٱلْإِحْسَـٰنُ»

Artinya : "Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)." (QS. Ar-Rahman : 60)

Pemahaman terbaliknya, "Tidak ada balasan keburukan kecuali keburukan (pula)."

Artinya, jika seseorang melakukan keburukan, maka keburukan itu akan kembali kepada dirinya sebuah kalimat yang indah sering kita dengar :

الجزاء من جنس العمل

"Balasan itu sesuai dengan perbuatan."

Jika orang yang seperti diatas mencari pendamping hidup, maka ia akan mendapatkan pasangan yang semisal dengan keadaan dirinya, sebab keadaan calon istri itu seperti cerminan si calon suami. Jika seseorang ingin melihat cerminan jodohnya, maka lihatlah keadaan dirinya, karena seperti itu pula cerminan keadaan pasangannya kelak. Karena itulah Allah Ta'ala telah berfirman :

«ٱلزَّانِى لَا يَنكِحُ إِلَّا زَانِيَةً أَوْ مُشْرِكَةًۭ وَٱلزَّانِيَةُ لَا يَنكِحُهَآ إِلَّا زَانٍ أَوْ مُشْرِكٌۭ ۚ وَحُرِّمَ ذَٰلِكَ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ»

Artinya : "Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oran-orang yang mukmin." (QS. An-Nur : 3).

Pada ayat ini Allah telah menjelaskan tentang balasan suatu perbuatan itu sesuai dengan amalan yang dilakukan. Laki-laki yang berzina, ia tidak akan mendapatkan pasangan kecuali seorang wanita yang pernah berzina pula, demikian juga seorang wanita yang berzina, ia tidak akan mendapatkan pasangan kecuali seorang laki-laki yang pernah berzina pula atau orang-orang musyrik, dan diharamkan bagi laki-laki sholih dan wanita sholihah kecuali yang semisal dengan mereka.

Laki-laki yang suka chat dengan perempuan semasa bujangnya, dia juga akan mendapatkan seorang istri yang suka chat dengan laki laki ketika gadisnya, laki-laki yang biasa tukar foto dengan wanita ketika bujangnya, maka dia juga akan mendapatkan calon istri yang juga pernah melakukan hal yang sama seperti dirinya ketika gadisnya. Maka pasangan seseorang itu sesuai dengan kualitas dirinya. Demikian juga, barangsiapa yang berzina ketika sudah menikah, maka istrinya juga akan dizinai, anak perempuan akan dizinai, atau keluarganya akan dizinai, demikian balasan sesuai dengan amalan.

Maka hati-hati saudara-saudaraku, dan hendaknya setiap kita bertakwa kepada Allah.

TIDAK BOLEH MEMBUAT AKUN PALSU

Banyak kita jumpai di sosial media orang-orang yang membuat akun-akun palsu, ada yang digunakan untuk membantah akun-akun dakwah ahlus sunnah, membuat provokasi, membuat pengkaburan, menyebarkan bid'ah dan syubuhat, dan ada juga yang digunakan untuk memecah belah kaum muslimin. Tapi yang menjadi pembahasan kita yaitu akun-akun palsu yang menyamar sebagai akun wanita.

Entah apa tujuan mereka ini, jika tujuannya untuk mengelabui para akhawat, maka ini termasuk perbuatan dosa dan kedzoliman. Banyak kita jumpai pengakuan sebagian ikhwan yang punya akun-akun palsu, dia gunakan akun itu untuk menipu para ikhwan dengan menyamar sebagai akhwat, atau bisa juga ia gunakan juga untuk mengelabui para akhawat dengan tujuan-tujuan buruk, maka kita nasihatkan kepada saudara-saudara kita yang seperti ini agar bertakwa kepada Allah, ingat bahwa sosial mediamu akan dihisab oleh Allah, dan balasan perbuatan buruk adalah keburukan yang semisal.

Karena itu, untuk para akhawat, waspadai bentuk-bentuk penyamaran ikhwan-ikhwan yang seperti ini. Permasalahan diatas tidak akan mungkin terjadi melainkan karena adanya niat buruk dari para oknum, yang intinya akan kembali kepada dua hal, (1) karena fitnah syahawat, (2) kelainan jiwa.

Karena itu, jangan sembarangan bertukar foto dengan akun-akun palsu seperti ini para akhawat, dan buat apa juga mengirim foto kepada sesama wanita di sosial media, karena selain tidak ada manfaatnya, orang-orang di sosial media juga tidak bisa kita yakini wujudnya, dia pria atau wanita, maka bisa jadi akun yang anda bertukar foto dengannya adalah akun-akun palsu, maka hati-hati!. Bagi pembuat akun-akun palsu di dunia maya, ingat sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ini :

من غش فليس مني

"Barangsiapa yang menipu maka dia bukan golonganku." [HR. Muslim no.102 (hal.67). Cet. Baitul Afkar ad-Dauliyyah]

Ini peringatan keras dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang menunjukkan bahwa menipu adalah dosa besar yang wajib dijauhi.

BERTAUBAT JALAN KESELAMATAN

Bagi siapapun, baik oknum-oknum seperti diatas atau siapapun yang diuji dengan fitnah syubhat dan syahwat, hendaklah anda bertakwa kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya Subhaanahu wa Ta'ala, karena utu merupakan jalan keselamatan. Allah 'Azza wa Jalla berfirman :

«يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ تُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ تَوْبَةًۭ نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّـٰتٍۢ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَـٰرُ يَوْمَ لَا يُخْزِى ٱللَّهُ ٱلنَّبِىَّ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ ۖ نُورُهُمْ يَسْعَىٰ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَـٰنِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَآ أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَٱغْفِرْ لَنَآ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ قَدِيرٌۭ»

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS.At-Tahrim : 8).

Allah 'Azza wa Jalla juga berfirman :

«قُلْ يَـٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ»

Artinya : "Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS.Az zumar : 53).

Allah 'Azza wa Jalla juga berfirman dalam ayat yang lain :

 «إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلْمُتَطَهِّرِينَ»

Artinya : "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." (QS.Al-Baqaroh : 222).

Allah 'Azza wa Jalla juga berfirman dalam surat Yusuf :

«وَلَا تَا۟يْـَٔسُوا۟ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ ۖ إِنَّهُۥ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلْقَوْمُ ٱلْكَـٰفِرُونَ»

Artinya : "Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". (QS.Yusuf : 87).

Allah 'Azza wa Jalla juga berfirman dalam surat Az-Zumar :

«قُلْ يَـٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ»

Artinya : "Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS.Az-Zumar : 53).

Yuk, belajar agama dengan mengikhlaskan niat karena Allah 'Azza wa Jalla, agar kita menjadi penuntut ilmu yang berilmu, tapi juga mengamalkan ilmunya, menjadi pendidik, tapi juga memiliki adab dan akhlak Islami. Yang berdakwah, tapi tidak lupa untuk bertakwa dan takut kepada Allah.

Semoga tulisan ini bermanfaat.

***

Gresik, Jawa Timur : 30 September 2022/4 Rabiul Awwal 1444 H

Penulis : Abu Dawud ad-Dombuwiyy

Artikel : Meciangi-d.blogspot.com


Related Posts: