ANTARA KHOLWAT, ZINA DAN TEKNOLOGI SERTA PERAN ORANG TUA

Bismillah. Alhamdulillahi Rabbil 'aalamiin. Wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammadin wa 'ala aalihi wa shahbihi ajma'iin. Wa ba'du.

Kholwat (menyendiri dengan wanita asing atau laki-laki asing) merupakan perkara yang sangat berbahaya, karena ia bisa mengantarkan seseorang pada zina. Berkembangnya teknologi di zaman modern ini membuat kholwat menjadi semakin mudah, kemaksiatan merajalela, zina dimana-mana dan hal ini sangat berbeda jauh dengan keadaan zaman dahulu.

Pada zaman ketika kakek nenek kita masih muda, para wanita masih sangat terjaga dari pergaulan bebas. Selain karena tidak ada pengaruh teknologi seperti sekarang ini, mereka juga sangat kuat memegang erat prinsip-prinsip agama Islam. Dahulu di kota Dompu-Bima-NTB sangat kental dengan budaya rimpuRimpu adalah memakai kain tenun khas yang dililitkan di bagian kepala, muka hingga menutupi bagian dada kebawah. Rimpu biasanya digunakan oleh wanita-wanita Dompu-Bima pada zaman dahulu untuk menutupi aurat mereka bahkan untuk menutupi wajah-wajah mereka agar tidak terlihat oleh laki-laki yang bukan mahrom.

Rimpu ada dua macam, pertama Rimpu yang hanya memperlihatkan bagian mata serta kedua telapak tangan saja, dan jenis pertama ini dinamakan juga dengan rimpu mpida. Yang kedua yaitu rimpu yang hanya memperlihatkan bagian wajah dan kedua telapak tangan saja.

Rimpu yang pertama diatas mirip dengan cadar pada zaman kita sekarang, dan ini biasanya digunakan oleh gadis-gadis yang belum menikah ketika mereka hendak keluar rumah. Adapun rimpu yang kedua lebih mirip dengan jilbab pada zaman kita sekarang ini,  dan ini biasanya digunakan oleh wanita-wanita yang telah menikah. Bahkan rimpu pada saat itu lebih terlihat syar'i daripada jilbab gaul pada zaman sekarang ini. Namun seiring berkembangnya zaman, budaya rimpu itupun mulai ditinggalkan dan berganti dengan gaya pakaian yang kebarat-baratan atau jilbab yang terkesan gaul dan modis.

Dengan melihat keadaan nenek moyang kita yang begitu pandai menggunakan rimpu tatkala itu, menunjukkan bahwa wanita-wanita pada zaman dahulu sangat pemalu dan sangat pandai menjaga dirinya. Diceritakan oleh kakek nenek kita dahulu, bahwa ketika wanita-wanita yang masih gadis hendak keluar rumah, mereka memakai rimpu mpida (sejenis cadar) untuk menutup wajah-wajah mereka dari pandangan laki-laki yang bukan mahrom. Sedangkan bagian bawahan (roknya), mereka menggunakan kain tenun khas Dompu-Bima juga sebagai penutup auratnya yang disebut sebagai tembe nggoli. Jangankan untuk berkholwat, untuk keluar rumah saja jarang, mereka adalah gadis-gadis pingitan, pemalu dan pandai menjaga diri. Jika hendak turun dari rumah-rumah mereka, mereka selalu meggunakan rimpu tersebut. Inilah yang diceritakan oleh orang-orang tua kita, nenek-nenek kita tentang mereka, bahkan kita sendiri pernah melihat langsung orang-orang tua kita memakainya ketika kita masih kecil, dan sebagai masyarakat yang memegang teguh prinsip agama, harusnya kita mengambil ibroh dari mereka. Seperti itulah keadaan wanita-wanita kita pada zaman dahulu, namun dengan berkembangnya zaman dan pesatnya pengaruh teknologi, pergaulan-pun semakin modern, kholwat-pun terjadi dimana-mana, dan tingkat perzinaan-pun semakin meluas.

Dalam hadits-hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kholwat itu merupakan perbuatan yang sangat dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya, karena hal itu bisa memicu terjadinya perzinaan. Jabir menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah seseorang beduaan dengan seorang wanita tanpa disertai mahramnya. Sebab, ketiganya adalah setan.” (HR. Ahmad)

Ketika seorang laki-laki dan wanita berkholwat, maka setan pasti yang ketiganya sebagaimana lafadz hadits diatas.

Jabir bin Sumarah juga berkata : “Umar radhiyallahu'anhu berkhutbah kepada manusia di al-Jabiyah, dengan mengatakan : 'Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri disemisal tempatku ini, lalu beliau bersabda : “Ketahuilah, janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita, sebab ketiganya adalah setan.” (HR. Ahmad)

Terjadinya kholwat antara laki-laki dan perempuan membuka pintu masuk setan, sehingga setan-pun akan menghias-hiasi kholwat mereka, membangkitkan syahwat mereka, sehingga setan akan menjadikan mereka condong kepada dosa dan maksiat. Allah Ta'ala berfirman : 

«وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَـٰحِشَةًۭ وَسَآءَ سَبِيلًۭا»

Artinya : "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS.Al-Isra : 32)

Ibnu katsir rahimahullah mengatakan tentang tafsir ayat diatas :

يقول تعالى ناهيا عباده عن الزنا وعن مقاربته ومخالطة أسبابه ودواعيه. «وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَـٰحِشَةًۭ» أي ذنبا عظيما
.وَسَآءَ سَبِيلًۭا» أي بئس طريقا ومسلكا»
[تفسير ابن كثير، ٣\٣٦. دار الكتب العلمية]

“Allah Ta'ala berfirman dalam rangka melarang hambanya dari berbuat zina dan dari mendekatinya dan melakukan sebab-sebab dan aspek-aspek yang dapat mengantarkan kepada zina. «وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَـٰحِشَةًۭ» “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji (fahisyah)” maksudnya yaitu suatu perbuatan dosa yang besar”. «وَسَآءَ سَبِيلًۭا»  ''Dan suatu jalan yang buruk”. Yaitu sejelek-jelek jalan dan perangai.” (Tafsiir Ibni Katsir, 3/36. Pustaka Daarul Kutub Al-Ilmiyah)

Karena zina merupakan perbuatan yang sangat  fahisyah (keji), (wa saa'a sabiila) ''Dan suatu jalan yang buruk", sebab itulah Allah melarang keras perbuatan zina sampai-pun mendekatinya. Dan termasuk bentuk dan sarana yang bisa mengarahkan pada perzinaan adalah kholwat. Di zaman modern ini chatting secara pribadi antara lawan jenis via media sosial atau aplikasi-aplikasi chatting lain, atau hubungan laki-laki perempuan yang bukan mahrom via Hand Phone (HP) dan lain sebagainya merupakan perkara yang lebih berbahaya lagi, karena hubungan seperti ini terkesan seperti sebuah kebaikan, terkadang saling nasihat-menasihati, memberikan perhatian, mengingatkan tentang sholat, puasa, zakat, sholat malam, mengajak menuntut ilmu dan lain sebagainya, padahal semua itu termasuk tipu daya iblis untuk menyesatkan mereka.

Wanita itu fitnah terbesar bagi laki-laki, jika mereka membuka pintu kholwat, setan pasti akan menjadi pihak ketiga yang akan menjerumuskan mereka dalam kemaksiatan. Awalnya mungkin ingin curhat, dari curhat lalu muncul rasa kekaguman disebabkan karena sang laki laki  atau sang ikhwan tersebut begitu perhatian kepadanya, kemudian muncul-lah perasaan cinta tersembunyi, dan ujung-ujungnya adalah saling mencintai sehingga cinta itupun saling diungkapkan. Syaithon memang sangat pandai menipu manusia, awalnya mungkin hanya hubungan pertemanan, lalu tanpa disadari akan menjadi hubungan cinta yang lebih jauh. Awalnya mungkin hanya saling kenal di dunia maya, tapi ujung-ujungnya akan saling bertukar foto dan bertemu di dunia nyata, lalu terjadilah zina mata dengan memandang, zina hati dengan membayangkan, kemudian berkembang menjadi zina tangan dengan menyentuh, lalu terjadilah apa yang terjadi antara keduanya, waliyaadzubillah. Awalnya memang betul hanya sekedar mengenal di dunia maya, tapi realitanya sangat banyak yang berlanjut pada hubungan saling menasehati via telepon, video call, kemudian muncul perasaan cinta, dan ujung-ujungnya cinta itupun diungkapkan, lalu cinta itu pun berakhir pada hubungan zina. Inilah langkah-langkah syaithon dalam menggiring seseorang kepada zina yang hakiki. Dari Hudzaifah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memperingatkan kita tentang bahaya zina :

“Hati-hatilah terhadap zina, sebab didalamnya berisi enam perkara: tiga di dunia dan tiga di akhirat. Adapun tiga perkara di dunia adalah : menghilangkan keindahan, menyebabkan kefakiran, dan mengurangi rizki. Sedangkan tiga di akhirat adalah : menyebabkan kebencian Rabb, hisab yang buruk, dan kekal di dalam neraka.” (HR. Al-Baihaqi)

Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda juga dalam hadits yang lain :“Wahai umat Muhammad, tidak ada yang lebih pencemburu dari pada Allah, manakala Dia melihat hamba laki-laki-Nya atau hamba perempuan-Nya berzina.” (HR. Al-Bukhari)

Allah sangat cemburu jika melihat hamba laki-laki dan perempuan-Nya berzina, karena itu Allah larang hal tersebut. Dan orang yang berzina, ketika dia sedang melakukan perbuatan zina, maka tabir keimanannya Allah cabut, itulah sebabnya diantara mereka tidak ada rasa malu sedikitpun. Harusnya aurat seorang wanita ia tutup rapat-rapat agar tidak terlihat oleh laki-laki asing yang belum menjadi suaminya, namun bagi orang-orang yang berzina, mereka malah memperlihatkan seluruh auratnya kepada laki-laki asing yang belum tentu menjadi suaminya, lalu dia menyerahkan segalanya kepadanya tanpa ada rasa malu. Lalu apa kira-kira yang ia sisakan untuk suaminya kelak? Na'uudzubillah min dzaalika. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dalam hadits Abu Hurairah :

“Iman adalah tirai yang ditutupkan Allah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Jika hamba berzina, maka dicabut darinya tirai keimanan. Jika bertaubat, maka dikembalikan kepadanya.” (HR. Al-Baihaqi)

Tatkala mereka melakukan perzinaan, tirai iman mereka Allah cabut, sehingga mereka tidak perduli dengan perbuatan dosanya. Namun tatkala dia bertaubat kepada Allah Ta'ala, imannya-pun Allah kembalikan kepadanya. Peristiwa dicabut dan dikembalikannya iman ini adalah dalil yang menunjukkan bahwa kadar iman seseorang itu fluktuatif, bisa naik dan turun dan berubah-ubah sesuai dengan kadar ketaatan atau kadar kemaksiatan yang dia lakukan. Para ulama salaf dahulu ketika mereka membahas tentang masalah iman, mereka yakini bahwa iman itu naik dan turun,  naik dengan ketaatan dan turun dengan kemaksiatan. Berkata Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di rahimahullah :
                      
   ولهذا كان الأئمة و السلف يقولون :  الإمان قول القلب و اللسان، و عمل القلب و اللسان و الجوارح. وهو : قول وعمل واعتقاد يزيد بالطاعة، و ينقص بالمعصية 
[التوضيح والبيان لشجرة الإمان، ض ٥]

"Untuk ini maka para Imam dan Salaf mengatakan : Iman adalah ucapan hati dan lisan, amalan hati dan lisan dan anggota badan. Iman itu ucapan, amalan dan keyakinan yang naik dengan ketaatan dan turun dengan kemaksiatan." (At-Taudhihu wa Al-Bayaan Li-Syajaratil Imaan, hal.5)

Ketika iman seseorang sedang naik, mungkin dia akan mengatakan, "Tidak mengapalah saya berkholwat dengan fulanah, karena iman saya sedang naik kebetulan tadi saya baru saja menghafal al-Qur'an, menghafalkan hadits, menghadiri kajian dan lain sebagainya." Saudaraku.. wanita itu fitnah. Jangan mencoba membuka pintu kholwat dengannya, bisa jadi lima menit setelah berkholwat dengannya akan menyebabkan imanmu-pun turun secara drastis, hafalanmu yang 30 juz-pun hilang dalam seketika, dan koleksi hafalan hadits-haditsmu pun ikut lenyap dalam sekejap mata. Wanita adalah perangkap yang dipasang iblis untuk menjerumuskan manusia, dan iblis tidak pernah gagal jika menjadikan wanita sebagai umpan ketika ingin menyesatkan manusia. Bahkan ahli ibadah dari Bani Isroil yang level imannya cukup tinggi, mampu dijerumuskan oleh iblis dengan umpan wanita, hingga akhirnya ahli ibadah inipun berzina dengan wanita tersebut. Setelah menzinainya dan melahirkan anak hasil zinanya, diapun membunuh wanita tersebut berserta bayinya, dan ahli ibadah inipun ditangkap dan mati ditiang salib dalam keadaan kafir. Waliyadzubillah. Sehebat apapun seseorang jangan bermain-main dengan wanita, karena wanita adalah ujian terberat bagi laki-laki. Itulah makna hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam :

"Aku tidak meninggalkan sepeninggalku suatu fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki dari pada wanita." (HR. Bukhaari, Muslim)

Jika wanita adalah fitnah terbesar, maka jangan memberi celah bagi iblis untuk masuk menggoda kita dengan cara ini, sibukkan diri dengan menuntut ilmu, sibukkan diri dengan banyak mengingat kematian, bertaubat dan kembali kepada-Nya. Wallahi (demi Allah) tidak ada perkara yang paling bisa melembutkan hati melainkan banyak mengingat kematian, memaksa diri untuk mengingat penghancur keledzatan, dengan hal itu niscaya rasa takut akan menyusup kedalam hati dan menimbulkan munculnya rasa takwa kepada Allah 'Azza wa Jalla.

BAHAYA TEKNOLOGI

Di zaman modern sekarang ini, sangat mudah bagi sepasang laki-laki dan wanita untuk saling kenal-mengenal. Pesatnya perkembangan teknologi, menjadikan pintu-pintu zina terbentang luas. Jika kholwat di dunia nyata tidak bisa dilakukan, maka syaithon akan membuat cara lain, dengan chatting secara pribadi dengan lawan jenis via SMS, Facebook, WA, BBM, Line, Instagram dan berbagai aplikasi-aplikasi catthing lainnya. Chatting secara pribadi dengan lawan jenis di dunia internet merupakan hal yang bisa menimbulkan banyak mudhorot, namun hal ini sudah tidak asing lagi bahkan sudah menjadi hal yang biasa bagi semua orang, dari anak-anak SMP, SMA, mahasiswa-mahasiswi, orang-orang tua, bahkan sampai anak-anak SD sekalipun. Dengan adanya hal-hal tersebut, maka tidak jarang pula kita mendengar di televisi bahwa seorang anak SD hamil, seorang anak SD menghamili ibu gurunya dan lain sebagainya, waliyaadzubillah, ini nyata. Jika anak-anak SD saja sepserti ini, lalu bagaimana dengan anak-anak SMP, SMA, para mahasiswa-mahasiswinya yang hidup jauh dari pantauan orang tua, siapa yang bisa menjaga mereka? Tidak ada. Jika demikian adanya, maka wajar pintu-pintu zina-pun semakin terbentang luas, pacaran, kholwat serta kerusakan akhlak lainnya.

Orang tua yang telah memfasilitasi teknologi kepada anak-anaknya akan diminta pertanggung jawaban oleh Allah nanti pada hari kiyamat terhadap kepemimpinannya dalam keluarga. Bahkan jika kita bertanya apakah mereka bisa menjamin anak-anaknya selamat dari segala keburukan teknologi, chatting dengan lawan jenis, game online, judi, prostitusi, dan lain sebagainya? Tentu mereka tidak bisa menjamin, karena anak-anak muda baik laki-laki maupun wanita sekarang punya banyak kesibukan diluar rumah. Selain kegiatan-kegiatan sekolah atau kuliah, mereka juga punya kegiatan-kegiatan lain seperti les bahasa inggris, bimbingan belajar, kegiatan sekolah, kegiatan kampus, mabid, rekreasi dan lain sebagainya, lalu apakah orang tua bisa mengontrol anak-anak mereka ketika mereka berada diluar rumah? Jawabanya tentu tidak. Mereka hanya bisa mengontrol anak-anak mereka ketika mereka telah berada di dalam rumah, dan itupun jika mereka bisa melakukannya.

Karena itu, sangat berat tanggung jawab orang tua pada hari hari ini dalam menjaga anak-anak mereka, lebih-lebih dengan kuatnya serbuan teknologi yang semakin hari makin pesat bagaikan hantaman tsunami yang menerjang pantai. Apa yang akan para orang tua katakan kepada Allah nanti pada hari kiyamat tentang anak-anak yang mereka biarkan bebas berkholwat, bebas menggunakan gadget-gadget mereka, belum lagi mereka sendiri tidak bisa menjaga dan memantau anak-anaknya secara penuh selama 24 jam, artinya tidak ada jaminan mereka selamat dari hubungan cinta dan kholwat diluar rumah, apalagi setelah mereka sibuk dengan gadget, chatting secara pribadi dengan modus-modus curhat, nasihat, belajar bareng, kerja kelompok dan modus-modus yang berbahaya lainnya. Dan hanya takwa kepada Allah 'Azza wa Jalla saja yang bisa menjaga mereka dari semua keburukan itu.

Teringat ketika dahulu mempelajari mata kuliah Rekayasa Teknik, dosen saya pernah mengatakan : "Teknologi itu ibarat pisau bermata dua, satu sisi banyak manfaatnya dan sisi lain banyak pula mudhorotnya. Tinggal pisau itu mau digunakan untuk kebaikan atau untuk keburukan". Dan beliau juga mengatakan : "Dahulu Hand Phone (HP) atau telepon genggam bukan suatu kebutuhan, tapi sekarang Hand Phone (HP) atau telepon genggam adalah suatu kebutuhan yang tidak bisa dipisahkan dari kita."

Teringat pula ketika mempelajari mata kuliah Jaringan Telekomunikasi, dosen saya pernah mengatakan : "Di dunia internet, anda bisa melakukan apa saja yang anda inginkan, kebaikan atau keburukan semua terserah anda. Cuma satu yang bisa menjaga dan memfilter anda, takwa kepada Allah."

Takwa kepada Allah itulah filternya, dalam menghadapi terjangan badai teknologi yang kian merata dari kota hingga ke desa.

WANITA JUGA MUDAH TERFITNAH 

Cinta dan mencintai itu fitrah yang Allah ciptakan untuk manusia dan seluruh makhluk, agar mereka terus berkembang biak. Allah berfirman :

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلْبَنِينَ وَٱلْقَنَـٰطِيرِ ٱلْمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلْفِضَّةِ وَٱلْخَيْلِ ٱلْمُسَوَّمَةِ وَٱلْأَنْعَـٰمِ وَٱلْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَـٰعُ»
 «ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسْنُ ٱلْمَـَٔابِ

“Artinya : Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan pada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan disisi Allahlah tempat kembali yang baik (surga).” (Ali-Imran : 14).

Al-Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah menerangkan tafsir ayat diatas :

يخبر تعالى عما زين للناس في هذه الحياة الدنيا من أنواع الملاذ من النساء والبنين، فبدأ بانساء، لأن الفتنة بهن أشد، كما ثبت
.((في الصحيح أنه سلى الله عليه وسلم قال : ((ما تركت بعدي فتنة أضر على الرجال من النساء
[تفسير ابن كثير، ١\٣١٨. دار الكتب العلمية]

“Allah Subhanahu wa Ta'ala mengabarkan tentang perkara yang dijadikan indah pada pandangan manusia dalam kehidupan dunia ini berupa berbagai macam kelezatan, dari jenis wanita, anak-anak, (dan lainnya). Allah Subhanaahu wa ta'ala memulai dengan penyebutan wanita karena fitnah yang didapatkan dari mereka (wanita) amat besar, sebagaimana disebutkan didalam as-Shahih bahwasannya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : ((Aku tidak meninggalkan sepeninggalku suatu fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki dari pada wanita) .” (Tafsiir Ibni Katsir, 1/318 pustaka Daarul Kutub Al-Ilmiyah).

Sebenarnya bukan cuma laki-laki yang mudah terfitnah kepada wanita, tetapi wanita juga mudah terfitnah kepada laki-laki, baik terfitnah dengan kelembutan laki-laki, tutur katanya, perhatiannya, kebaikannya, romantisnya, bahkan ketampanannya. Apakah kita masih mengingat kisah Nabi Yusuf 'alaihissalam? Ini pelajaran yang sangat penting yang menunjukkan wanita juga bisa terfitnah. Allah Ta'ala berfirman :

.وَرَٰوَدَتْهُ ٱلَّتِى هُوَ فِى بَيْتِهَا عَن نَّفْسِهِۦ وَغَلَّقَتِ ٱلْأَبْوَٰبَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ ۚ قَالَ مَعَاذَ ٱللَّهِ ۖ إِنَّهُۥ رَبِّىٓ أَحْسَنَ مَثْوَاىَ ۖ إِنَّهُۥ لَا يُفْلِحُ ٱلظَّـٰلِمُونَ»
 وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِۦ ۖ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَآ أَن رَّءَا بُرْهَـٰنَ رَبِّهِۦ ۚ كَذَٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ ٱلسُّوٓءَ وَٱلْفَحْشَآءَ ۚ إِنَّهُۥ مِنْ عِبَادِنَا ٱلْمُخْلَصِينَ. وَٱسْتَبَقَا ٱلْبَابَ وَقَدَّتْ قَمِيصَهُۥ مِن دُبُرٍۢ وَأَلْفَيَا سَيِّدَهَا لَدَا ٱلْبَابِ ۚ قَالَتْ مَا جَزَآءُ مَنْ أَرَادَ بِأَهْلِكَ سُوٓءًا إِلَّآ أَن يُسْجَنَ أَوْ عَذَابٌ أَلِيمٌۭ. قَالَ هِىَ رَٰوَدَتْنِى عَن نَّفْسِى ۚ وَشَهِدَ شَاهِدٌۭ مِّنْ أَهْلِهَآ إِن كَانَ قَمِيصُهُۥ قُدَّ مِن قُبُلٍۢ فَصَدَقَتْ وَهُوَ مِنَ ٱلْكَـٰذِبِينَ. وَإِن كَانَ قَمِيصُهُۥ قُدَّ مِن دُبُرٍۢ فَكَذَبَتْ وَهُوَ مِنَ ٱلصَّـٰدِقِينَ. فَلَمَّا رَءَا قَمِيصَهُۥ قُدَّ مِن دُبُرٍۢ قَالَ إِنَّهُۥ مِن كَيْدِكُنَّ ۖ إِنَّ كَيْدَكُنَّ عَظِيمٌۭ. يُوسُفُ أَعْرِضْ عَنْ هَـٰذَا ۚ وَٱسْتَغْفِرِى لِذَنۢبِكِ ۖ إِنَّكِ كُنتِ مِنَ
 «ٱلْخَاطِـِٔينَ

“Artinya : Dan wanita yang Yusuf tinggal dirumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata : “Marilah ke sini.” Yusuf berkata : “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuan-ku telah memperlakukan aku dengan baik. ”sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung. Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf-pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata ia tidak melihat tanda (dari Tuhannya). Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih. Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duaanya mendapati suami wanita itu dimuka pintu. Wanita itu berkata : “Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih?” Yusuf berkata : “Dia menggodaku untuk menundukan diriku (kepadanya)”, dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya : “Jika baju gamisnya koyak dimuka, maka wanita itu benar, dan Yusuf termasuk orang-orang yang berdusta. Dan jika baju gamisnya koyak dibelakang, maka wanita itulah yang dusta, dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar.” Maka tatkala suami wanita itu melihat baju gamis Yusuf koyak dibelakang berkatalah dia : “Sesungguhnya (kejadian) itu adalah diantara tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar.” (Hai) Yusuf : “Berpalinglah dari ini, dan (kamu hai istriku) mohon ampunlah atas dosamu itu, karena sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang berbuat salah.” (QS. Yusuf : 23-29)

Allah Ta'ala juga berfirman :

فَلَمَّا سَمِعَتْ بِمَكْرِهِنَّ أَرْسَلَتْ إِلَيْهِنَّ وَأَعْتَدَتْ لَهُنَّ مُتَّكَـًۭٔا وَءَاتَتْ كُلَّ وَٰحِدَةٍۢ مِّنْهُنَّ سِكِّينًۭا وَقَالَتِ ٱخْرُجْ عَلَيْهِنَّ ۖ فَلَمَّا رَأَيْنَهُۥٓ أَكْبَرْنَهُۥ وَقَطَّعْنَ أَيْدِيَهُنَّ وَقُلْنَ حَـٰشَ لِلَّهِ مَا هَـٰذَا بَشَرًا إِنْ هَـٰذَآ إِلَّا مَلَكٌۭ كَرِيمٌۭ

Artinya : "Maka tatkala wanita itu mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk, dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong jamuan), kemudian dia berkata (kepada Yusuf): "Keluarlah (nampakkanlah dirimu) kepada mereka". Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa)nya, dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata: "Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia". (QS. Yusuf : 31)

Wanita memang mudah terfitnah, terutama dengan ketampanan seorang laki-laki sebagaimana kisah Nabi Yusuf 'alaihissalam diatas,  tapi tidak jarang banyak pula wanita yang mudah terfitnah dengan sikap perhatian serta kelembutan seorang laki-laki.

Bisa saja wanita selamat dari rayuan gombal seorang laki-laki, tapi dia jarang bisa selamat dari perhatian dan kelembutan yang berikan seorang laki-laki. Bisa saja wanita lari dan menyelamatkan dirinya dari kegagahan seorang laki-laki, tapi sangat sedikit yang bisa lari dan menyelamatkan diri dari sifat perhatian, kelembutan serta sifat romantis seorang laki-laki. Karena itu jangan mudah memberikan perhatian yang berlebihan kepada para wanita yang bukan mahrom, sebab itu akan membuatnya luluh dan terperangkap dalam lautan cinta meskipun sebelumnya dia tidak cinta. Perhatian dan kelembutan seorang laki-laki ibarat sihir yang mampu meluluhkan hati wanita secara perlahan tapi pasti, karena itulah, jangan menggodanya karena tidak ada jaminan seorang wanita bisa selamat dari fitnah laki-laki. Jika demikian halnya, hendaknya seorang laki-laki tidak bermudah-mudahan berhubungan dengan wanita yang bukan mahrom, memberikan perhatian kepadanya, menanyakan kabarnya, menanyakan kesehatannya dan lain sebagainya, karena setan akan menjadi pihak ketiga yang akan membangkitkan cinta dan syahwat diantara mereka. Ikhtilat, kholwat adalah sarana yang bisa mendekatkan kepada zina, chatting via aplikasi-aplikasi canggih secara rahasia di zaman ini antara laki-laki dan perempan termasuk bisa membuka pintu-pintu yang mengarahkan seseorang kepada zina, dan telah banyak manusia yang terjerumus dan binasa karena hal-hal seperti ini.

Dan termasuk cara yang paling tepat untuk menutup pintu-pintu fitnah adalah dengan cara menutup aurat, menjadikan rumah sebagai hijab, menjauhi hubungan dengan lawan jenis dalam bentuk apapun serta bertakwa kepada Allah ditempat keramaian maupun dikala sendiri, menjauhi segala tingkah laku Jahiliyyah, bersolek, berhias diri untuk laki-laki yang bukan mahrom atau yang lainnya. Allah Ta'ala berfirman :

وَقَرْنَ فِى بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ ٱلْجَـٰهِلِيَّةِ ٱلْأُولَىٰ ۖ وَأَقِمْنَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتِينَ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَطِعْنَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ»
 «ٱلرِّجْسَ أَهْلَ ٱلْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًۭا

Artinya : "Dan hendaklah kalian tetap di rumah-rumahmu kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyyah yang dahulu dan dirikanlah sholat, tunaikan zakat, dan taatilah Allah dan rasul-Nya. (QS. Al-Ahzab : 33)

Allah Ta'ala telah berfirman :

«يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ قُل لِّأَزْوَٰجِكَ إِن كُنتُنَّ تُرِدْنَ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا وَزِينَتَهَا فَتَعَالَيْنَ أُمَتِّعْكُنَّ وَأُسَرِّحْكُنَّ سَرَاحًۭا جَمِيلًۭا»

“Artinya : Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin; hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.” (Al-Ahzab : 59)

Perintah pada ayat diatas menunjukkan bahwa dengan hijab, cadar, wanita akan terjaga, wanita akan dianggap sebagai wanita baik-baik, bukan wanita yang hina lagi rendah. Allah ingin menjaga kaum wanita dengan  sebaik-baiknya, agar jangan sampai mereka pergaul bebas, ikhtilat, kholwat, dunia internet, terlalu sibuk dengan aplikasi-aplikasi chatting yang banyak digunakan untuk merusak kehormatan para wanita muslimah. Tapi anehnya para muslimah tidak mengerti tentang keinginan Allah Rabb alam semesta, dikira syariat yang dibuat oleh-Nya sangat berat untuk dilaksanakan, padahal ringan. Dan orang yang bisa melaksanakan syariat-syariat ini tanpa ada protes hanyalah orang-orang yang cinta. Allah Ta'ala berfirman :

«قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌۭ رَّحِيمٌۭ»

“Artinya : Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah: “Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir.” (Ali-Imran : 31-32)

Bukti benarnya cinta seseorang kepada Allah adalah dengan mengikuti perintah dan larangan Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam. Nabi memerintahkan kita untuk menjauhi kholwat, melarang dari berbuat zina tentunya untuk menjaga keburukan-keburukan yang terjadi, seperti tidak jelasnya nasab serta keturunan. Karena itu taatilah Allah dengan mengikuti Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam karena itulah hakikat cinta yang sesungguhnyaSeorang penyair pernah mengatakan :

"Hakikat cinta adalah mengikuti keinginan sang kekasih dan mengabdi kepadanya."

Berkata penyair yang lain :

"Cinta dan Ittiba' ibarat dua benang yang saling bertautan.
Jika hilang salah satunya maka akan hilang pula cinta.
Bukanlah orang yang mencintai jika tidak mengikuti keinginan orang yang dicintai.
Dan ittiba' itulah hakikat cinta yang sesungguhnya."


Berkata pula para kafilah :

“Cinta dan ittiba' ibarat sebatang pohon yang tumbuh diatas hamparan yang hijau.
Bila cinta adalah tangkainya maka ittiba' adalah bunganya.
Bila cinta adalah batang-batangnya maka ittiba' adalah dedaunanya.
Bila cinta adalah akar-akarnya maka ittiba' adalah airnya."


Berkata pula seorang musafir :

"Cinta adalah ruh-nya kehidupan sedangkan ittiba' adalah anak tangga untuk mencapai puncaknya.
Maka dengan melalui ittiba', engkau akan sampai pada hakikat cinta yang sebenarnya."   


Oleh karena itu, mengikuti keinginan Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam adalah tanda cinta kita kepada Allah. Menutup aurat adalah cara kita merealisasikan cinta kita kepada Allah. Bercadar adalah bukti cinta kita kepada Ar-Rahmaan, menjauhi hubungan chatting via aplikasi-aplikasi chatting di dunia maya adalah cara kita merealisasikan perintah Allah untuk menjauhi segala sarana yang bisa mengantarkan kepada zina. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

“Jaminlah aku dengan enam perkara, aku akan menjamin surga untukmu : Jika salah seorang dari kalian berbicara maka janganlah berdusta, jika dipercaya maka jangan berkhianat, jika berjanji maka jangan menyelisihi, tahanlah pandangan kalian, tahanlah kedua tangan kalian, dan peliharalah kemaluan kalian.” (HR. Ath-Thabarani).

Dan termasuk benteng terkuat seorang wanita adalah hijabnya, cadarnya, ketaatannya, dan keterasingannya menjauhi segala sarana-sarana yang bisa mengantarkannya kepada zina. Seorang ahli hikmah pernah mengatakan :

"Wahai akhawat, jadilah bunga yang mekar di lereng-lereng lembah dan pegunungan, niscaya engkau tidak akan bisa digapai oleh kumbang-kumbang liar."

Seorang pujangga juga mengatakan :

"Hijab adalah perisai.
Mahkota bagi pemiliknya.
Seolah-olah perhiasan dunia.
Yang menawan orang-orang sholeh.
Dalam penjara-penjara cinta diatas aqad.
Seakan-akan permata yaqud yang terseimpan."


WASPADA TERHADAP LAKI-LAKI  DAN WANITA YANG BUKAN MAHROM KARENA MEREKA MEMILIKI MODUS

Laki-laki itu berbahaya bagi wanita, apalagi yang sukanya gombal, senang memuji, sok perhatian, padahal itu hanya tipuan belaka. Tapi anehnya wanita sangat senang digombali, sangat senang dipuji apalagi diperhatikan. Baru mendapat pujian sedikit senangnya luar biasa. Misalnya kita sering mendengar teman-teman sekolah atau teman-teman di kampus  dahulu mengatakan kepada teman seangkatan atau kakak atau adik kelasnya "Wah, kamu cantik sekali hari ini fulanah", mendapat pujian seperti ini hati wanita bercampur aduk, ada rasa senang dan ada juga rasa tidak percaya mungkin hanya gombal, karena itu tidak sedikit wanita yang mengatakan ketika teman laki-lakinya memuji, "Ah masa sih? kamu gombal ah..! Kalimat ini sebenarnya kalimat untuk memastikan, antara percaya dan tidak percaya, ibaratnya "bener nggak sih! Kira-kira seperti itulah. Ketahuilah wahai para wanita, wahai para akhawat, semua pujian itu bohong, hanya gombal saja, hanya pujian dusta, hanya iseng-iseng saja, mana mungkin mereka memujimu dengan ketulusan hati, padahal telah diketahui bahwa laki-laki itu sering dijuluki buaya darat. Jangan mudah mempercayai laki-laki asing meskipun dia baik, meskipun tidak punya niat jahat, bahkan dengan sikap seorang wanita yang lemah lembut, mau berkholwat dengannya, mau membalas chat-nya, akan menumbuhkan syahwat, siapa yang tahu? Bukankah setan adalah pihak ketiga bagi dua orang yang berkholwat? Bahkan tidak jarang wanita juga sangat pandai membuat modus, pura-pura nyasar telepon-lah, atau pura-pura sms nyasar-lah, dan masih banyak lagi modus-modus dan makar para wanita yang bisa membinasakan wanita itu sendiri dan juga membinasakan para laki-laki. Allah Ta'ala berfirman :

وَرَٰوَدَتْهُ ٱلَّتِى هُوَ فِى بَيْتِهَا عَن نَّفْسِهِۦ وَغَلَّقَتِ ٱلْأَبْوَٰبَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ ۚ قَالَ مَعَاذَ ٱللَّهِ ۖ إِنَّهُۥ رَبِّىٓ أَحْسَنَ مَثْوَاىَ ۖ إِنَّهُۥ لَا يُفْلِحُ ٱلظَّـٰلِمُونَ

Artinya : "Dan wanita yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: "Marilah ke sini". Yusuf berkata: "Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik". Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung." (QS. Yusuf : 23)

Nabi Yusuf ketika tui dia digoda oleh seorang wanita yang cantik, dan modusmodus serta makar wanita ini adalah menutup seluruh pintu. Kemudian Allah juga berfirman :

فَلَمَّا رَءَا قَمِيصَهُۥ قُدَّ مِن دُبُرٍۢ قَالَ إِنَّهُۥ مِن كَيْدِكُنَّ ۖ إِنَّ كَيْدَكُنَّ عَظِيمٌۭ

Artinya : "Maka tatkala suami wanita itu melihat baju gamis Yusuf koyak di belakang berkatalah dia: "Sesungguhnya (kejadian) itu adalah diantara tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar". (QS. Yusuf : 28)

Ayat diatas menjelaskan tentang tipu daya wanita sangat besar, yaitu pada kalimat «Sesungguhnya (kejadian) itu adalah diantara tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar». Karena itu hati-hatilah, wanita juga memiliki modus, makar dan tipu daya untuk menggoda laki-laki dan menjerumuskan laki-laki dalam kemaksiatan.

Demikian juga bagi seorang wanita, seorang akhwat, jangan mudah mempercayai seorang laki-laki manapun. Karena mereka juga punya modus, makar dan tipu daya. Baik dengan cara memberikan perhatian secara khusus, menasihatinya tentang kebaikan, mengingatkannya tentang sholat malam, mengajak untuk ikut kajian dan modus-modus lainnya. Karena itu, selama dia bukan mahrom-mu maka camkan bahwa dia adalah ular berbisa. Selama dia bukan mahrom-mu maka yakinilah bahwa dia adalah srigala yang akan membunuh dan memangsamu. Srigala manakah yang yang akan membiarkan domba lepas dari jeratannya? Maka pikirkanlah. Ahli syair  pernah mengatakan :

“Domba tersesat mengundang perhatian srigala kelaparan.
Mereka rakus ingin menyantap dan membunuhnya.
Janganlah engkau riang gembira dengan lolongan srigala-srigala itu
Larilah... selamatkan dirimu.
Karena mereka dan rombongannya telah kuat keinginannya.
Untuk menerkam kalian dan menyantapnya.
Sedangkan kalian tidak mengetahui tipu daya mereka."

Wahai para laki-laki fahamilah bahwa wanita adalah fitnah terbesar kalian. Dan wahai para wanita, fahamilah bahwa laki-laki yang bukan mahrommu adalah kematian bagimu. Teknologi yang kian berkembang jangan sampai membuatmu bermudah-mudahan berhubungan dengan mereka sebab kalian akan binasa. Bukankah setan sudah berpengalaman menggelincirkan manusia?

PERAN ORANG TUA SEJAK DINI

Dahulu anak-anak kampung tidak mengenal dunia teknologi, mereka sangat dekat dengan al-Qur'an, mengaji, belajar iqro' dan lain sebagainya. Dahulu anak-anak desa tidak mengenal dunia teknologi, mereka hanya mengenal layangan, sungai, menyelam, berenang dan lain sebagainya. Suasana-suasana tersebut pada zaman sekarang sangat sulit ditemukan, bahkan  hal itu seakan-akan hanya sebuah dongeng. Gadget telah menggantikan semuanya. Teknologi telah merenggut semuanya, dan membuat semua orang menjadi sibuk. Jasadnya terlihat duduk bersama pada ruangan dan tempat yang sama, namun ruh mereka masing-masing berada di dunia maya dengan gadget-gadget mereka masing-masing.

Sejak kecil anak-anak zaman sekarang telah dibiasakan tumbuh dan berkembang dengan kecanggihan teknologi, maka ketika dewasanya-pun mereka akan terbiasa dengan apa dia tumbuh besar dengannya. Orang tua hendaknya memiliki perhatian agar mendidik anak-anak mereka, putra-putri mereka dengan didikan-didikan Islam. Bila perlu didiklah mereka di pondok-pondok pesantren, sekolah-sekolah yang mengajarkan al-Qur'an dan as-Sunnah sesuai dengan pemahaman salaf. Jauhkan anak-anak dari mengenal dunia teknologi sejak dini, karena hal itu akan melalaikan mereka dari al-Qur'an ketika mereka dewasa. Maka dari itu, jangan heran bila kita saksikan banyak anak-anak remaja yang tidak bisa menbaca al-Qur'an, mereka lebih hafal teks-teks lagu ketimbang al-Qur'an, mereka lebih hafal bait-bait nyanyian ketimbang hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, itu semua karena kelalaian orang tua, mereka tidak memiliki rasa cemburu dan perhatian terhadap perkembangan anak-anak mereka. Zaman ini adalah zaman keterasingan, segala yang berbau Islam dikatakan radikal. Cadar dikatakan teroris, jenggot dikatakan kambing dan ciri-ciri tukang bom, adapun pakaian rok mini dikatakan kemajuan zaman, baju yang terbuka auratnya dikatakan modernisasi, generasi kita-pun tumbuh diatas akar kebodohan, sehingga lahirlah orang-orang yang tidak mengenal halal harom, suka berzina, tidak pernah melaksanakan sholat lima waktu. Dan ketika hendak memulai sholat, usianya sudah 50 tahun keatas, ibadah-pun akhirnya ikut-ikutan kata nenek moyang, mengikuti tradisi, adat-istiadat, kebodohan, kebid'ahan, kesyirikan dan berbagai kerusakan-kerusakan lainnya. Ketika diingatkan ini salah, ini tidak ada contohnya, serta merta mereka menolak menyombongkan diri. Jika seperti ini keadaan kita, bukan tidak mungkin kita akan binasa di dunia dan akhirat akibat ulah kita sendiri. Na'uudzubillah min dzaalik.

Ketahuilah, anak kecil pada hari ini adalah laki-laki dan wanita dewasa pada 10 atau 15 tahun yang akan datang, karena itu didiklah mereka dengan baik, ajarkan al-Quran dan as-Sunnah sesuai dengan pemahaman salaf, agar mereka kelak bisa menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah yang mendoakan kedua orang tuanya. Jika bukan dari sekarang, maka kapan lagi. Anak adalah amanah yang Allah titipkan kepada orang tua, dan hendaknya setiap orang tua memperhatikan amanah tersebut, mendidiknya dengan benar, membentenginya dari bahaya kholwat, zina, bahaya modernisasi serta pemahaman-pemahaman sesat dan cara beragama yang tidak sesuai dengan contoh Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam. 

Semoga tulisan ini bermanfaat.

Related Posts:

CARILAH GURU YANG BERMANHAJ AHLUS SUNNAH

Bismillah. Alhamdulillahi Rabbil 'aalamiin. Wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammadin shallallahu 'alaihi wa sallam. Wa ba'du.

Mencari guru yang benar itu penting, sebab itu adalah jalan keselamatan.  Para ulama salaf-pun telah memperingatkan kita untuk mencari guru yang benar. Salah guru maka salah pula pemahaman yang akan diterima oleh seseorang, sebab seorang guru akan menanamkan ideologi dan keyakinannya kepada murid-muridnya, demikian juga seorang dosen kepada mahasiswanya. Karena itu, hati-hati dan lihat baik-baik siapa guru kita dan kepada siapa kita mengambil ilmu. Bahkan sebuah pemahaman yang menyimpang lebih berbahaya dari tikaman pedang. Menderitanya jasad di dunia ini akan berakhir dengan kematian, namun  menderitanya akal akibat pemahaman yang salah tidak hanya berakhir pada kematian saja tapi akan berlanjut pada adzab kubur, bahkan akan berlanjut pada adzab yang menghinakan didalam neraka kelak. Karena itu perhatikan pemahaman seorang guru, diatas sunnahkah ia atau diatas bid'ahkah dia.

Imam Muslim menyebutkan dalam muqaddimah kitab shohihnya ucapan Muhammad bin Sirin dengan sanadnya, untuk mengingatkan kita tentang betapa pentingnya seorang guru yang lurus agamanya. Berkata Imam Muslim :

.حدثنا حسن ابن الربيع، حدثنا حماد ابن زيد، عن أيوب وهشام عن محمد. وحدثنا فضيل، عن هشام قال : وحدثنا مخلد ابن حسين
.عن هشام، عن محمد ابن سيرين قال : إن هذا العلم دين فانظروا عمن تأخذون دينكم
[صحيح مسلم، ص : ٢٤. بيت الأفكار الدولية]

"Menceritakan kepada kami hasan Ibnu Rabi', menceritakan kepada kami Mammad Ibnu Zaid, dari Ayyub dan Hisyam dari Muhammad. Menceritakan kepada kami Fudhail, dari Hisyam berkata : Dan menceritakan kepada kami Makhlad Ibnu Husain, dari Hisyam, dari Muhammad Ibnu Sirin  berkata : "Sesungguhnya ilmu ini adalah agama, maka perhatikanlah dari mana kalian mengambil agama kalian." [Shahih Muslim, hal. 24. Baitul Afkaar Ad-Dauliyyah]

Jika mengambil ilmu agama dari orang yang rusak agamanya, amalannya penuh dengan kebid'ahan, aqalnya penuh dengan teori-teori filsafat, maka rusaklah agama seseorang.

JAUHI BELAJAR ILMU FILSAFAT

Diantara orang yang tidak bisa diambil ilmunya adalah ahli filsafat atau orang-orang yang mempelajari ilmu filsafat. Para ulama telah banyak meperingatkan kita tentang buruknya ilmu filsafat, diantaranya ucapan Imam Asy-Syafi'i sebagaimana disebutkan oleh Imam Adz-Dzahabi dalam kitab Taarikh al-Islamiy :

.قال عبد الحكم : كان الشافعي بعد أن ناظر حفصا الفرد يكره الكلام
[تاريخ الإسلام للذهبي، ١٤/٣٣١. دار الكاب العربي]

"Abdul Hakim mengatakan : Imam Asy-Syafi'i setelah berdebat dengan Hafshoh secara individu, dia-pun membenci ilmu kalam." [Taariikh Al-Islamiy lidz Dzahabi, 14/331. Daar al-Kitaab al-'Arabiy]

Dan Imam Asy-Syafi'i juga berkata :

.ما شيء أبغض إلي من الكلام وأهله
[تاريخ الإسلام للذهبي، ١٤/٣٣٢. دار الكاب العربي]

"Tidak ada yang lebih aku benci melainkan ilmu filsafat dan ahli filsafat." [Taariikh Al-Islamiy lidz Dzahabi, 14/331. Daar al-Kitaab al-'Arabiy]

Dan diantara orang yang tidak bisa diambil ilmunya pula adalah para ahli bid'ah dan orang-orang yang mengikuti mereka.

BERTAUBAT ADALAH JALAN TERBAIK

Seluruh manusia tidak pernah lepas dari dosa, tapi yang terbaik dari mereka adalah yang bertaubat kepada-Nya. Allah Ta'ala Maha Pengampun, dan akan mengampuni mereka yang bertaubat dan menyediakan bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai dibawahnya. Allah Ta'ala berfirman :

 «يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ تُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ تَوْبَةًۭ نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّـٰتٍۢ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَـٰرُ»

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai." (QS.At-Tahrim : 8)

Allah 'Azza wa Jalla juga berfirman dalam surat Az-Zumar :

«قُلْ يَـٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ»

Artinya : "Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS.Az-Zumar : 53)

Belum terlambat bagi kita untuk kembali kepada Allah, dan belum terlambat pula untuk merujuk dan meniti jalan para salafush sholeh, dan yang dimaksud dengan shalafus sholeh yaitu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, para sahabatnya serta para tabi'in dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga akhir zaman. 

Semoga tulisan ini bermanfaat.

Related Posts:

PENYESALAN PENGHUNI NERAKA


Bismillah. Alhamdulillahi Rabbil 'aalamiin. Wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammadin shallallahu 'alaihi wa sallam. Wa ba'du.

Waktu jika dia telah berlalu, maka dia tidak bisa diputar kembali. Maka pantaslah Allah Ta'ala telah bersumpah dengan waktu ini, menunjukkan betapa pentingnya ia. Allah Ta'ala berfirman :

«وَٱلْعَصْرِ. إِنَّ ٱلْإِنسَـٰنَ لَفِى خُسْرٍ. إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ»

Artinya : "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan saling nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (QS. Al-'Asr : 1-3)

Allah Ta'ala juga berfirman :

«وَٱلَّيْلِ إِذَا يَغْشَىٰ. وَٱلنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّىٰ»

Artinya : "Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), dan siang apabila terang benderang. (QS.Al-Lail : 1-2)

Pada surat surat Al-'Ashr diatas Allah telah bersumpah dengan waktu, demikian juga pada surat Al-Lail, agar mengingatkan kita tentang berharganya waktu. 

Setelah Allah Ta'ala mengingatkan kita tentang berharganya waktu, kemudian Allah Ta'ala juga mengingatkan kita tentang hari penyesalan yang paling tinggi diantara semua penyesalan, yaitu ketika disembelihnya kematian. Allah Ta'ala berfirman :

«وَأَنذِرْهُمْ يَوْمَ ٱلْحَسْرَةِ إِذْ قُضِىَ ٱلْأَمْرُ وَهُمْ فِى غَفْلَةٍۢ وَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ»

Artinya : "Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman." (QS. Maryam : 39)

Maksud hari penyesalan pada ayat diatas yaitu hari ketika disembelihnya kematian. 

Kematian Bisa Mati

Kematian adalah makhluk seperti kita, dia juga akan merasakan mati. Ketika kematian mati, maka seluruh penghuni surga merasa gembira karena tidak ada lagi kematian alias mereka kekal didalam surga selama-lamanya, sedangkan penghuni neraka justru sebaliknya, merasa sangat menyesal dengan sebenar-benar penyesalan, karena tidak ada lagi kematian alias mereka kekal didalam neraka selama-lamanya. Penghuni neraka selama ini selalu mengharapkan mati karena pedihnya adzab, namun ketika kematian disembelih oleh Allah, maka putus asalah penghuni neraka, menyesal-lah mereka dengan penyesalan yang paling tinggi diantara seluruh penyesalan. Bahkan jika harus menangis darah, mungkin mereka akan mengangis darah akibat besarnya rasa penyesalan tersebut, karena mereka telah melalaikan waktu yang sangat berharga selama mereka berada di dunia ketika itu. Ibnu Katsir rahimahullah telah menjelaskan tafsir ayat diatas dalam kitab tafsirnya sebagai berikut :

وَأَنذِرْهُمْ يَوْمَ ٱلْحَسْرَةِ» أي أنذر الخلائق يوم الحسرة، «إِذْ قُضِىَ ٱلْأَمْرُ» أي فصل بين أهل الجنة وأهل النار وصار كل إلى ما صار»
.إليه مخلدا فيه، «وَهُمْ» أى اليوم، «فِى غَفْلَةٍۢ» عما انذروا به يوم الحسرة والندامة، «وَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ» أي لا يصدقون به

قال الإمام أحمد : حدثنا محمد بن عبيد، حدثنا الأعمش عن أبي صالح عن أبي سعيد قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ((إذا دخل أهل الجنة الجنة وأهل النار النار، يجاء بالموت كأنه كبش أملح فيوقف بين الجنة والنار، فيقال : يا أهل الجنة هل تعرفون هذا؟ قال : فيشرئبون وينظرون ويقولون : نعم هذا الموت -قال- فيقال : يا أهل النار هل تعرفون هذا؟ قال : فيشرئبون وينظرون ويقولون : نعم هذا الموت -قال- فيؤمر به فيذبح، قال : ويقال يا أهل الجنة خلود ولا موت، و يا أهل النار خلود ولا موت)) ثم قرأ رسول الله صلى الله عليه وسلم : «وَأَنذِرْهُمْ يَوْمَ ٱلْحَسْرَةِ إِذْ قُضِىَ ٱلْأَمْرُ وَهُمْ فِى غَفْلَةٍۢ وَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ» وأشار بيده ثم قال ((أهل الدنيا في غفلة الدنيا)) هكذا رواه الإمام أحمد، وقد أخرجه البخاري ومسلم في صحيحيهما من حديث الأعمش به ولفظهما قريب من ذلك

ورواه ابن جريج قال : قال ابن عباس فذكر من قبله نحوه، ورواه أيضا عن أبيه أنه سمع عبيد بن عمير يقول في قصصه : يؤتى بالموت كأنه دابة فيذبح والناس ينظرون، وقال سفيان الثوري عن سلمة بن كهيل : حدثنا أبو الزعراء عن عبد الله هو ابن مسعود في قصة زكرها، قال : فليس نفس الا وهي تنظر إلى بيت في الجنة وبيت في النار وهو يوم الحسرة، فيرى أهل  النار البيت الذي في الجنة، ويقال لهم لو علمتم، فتأخذهم الحسرة، قال : ويرى أهل الجنة البيت الذي في النار، فيقال لهم لولا أن الله من عليكم

وقال السدى عن زياد عن زر بن حبيش عن ابن مسعود في قوله «وَأَنذِرْهُمْ يَوْمَ ٱلْحَسْرَةِ إِذْ قُضِىَ ٱلْأَمْرُ» قال : إذا دخل أهل الجنة الجنة وأهل النار النار، أتى بالموت في سورة كبس أملح حتى يوقف بين الجنة والنار، ينادي مناد : يا أهل الجنة هذا الموت الذي كان يميت الناس في الدنيا، فلا يبقى أحد في أهل عليين ولا في أسفل درجة في الجنة إلا نظر اليه، ثم ينادي مناد : يا أهل النار هذا الموت الذي كان يميت الناس في الدنيا، فلا يبقى أحد في ضحضاح من نار ولا في أسفل درك من جهنم إلا نظر اليه، ثم يذبح بين الجنة والنار، ثم ينادي : يا أهل الجنة هو الخلود أبد الآبدين، و يا أهل النار هو الخلود أبد الآبدين، في فيفرح أهل الجنة فرحة لو كان أحد ميتا من فرح ماتوا، ويشهق أهل النار شهقة لو كان أحد ميتا من شهقة ماتوا، فذلك قوله تعالى : «وَأَنذِرْهُمْ يَوْمَ ٱلْحَسْرَةِ إِذْ قُضِىَ ٱلْأَمْرُ» يقول إذا ذبح الموت، رواه ابن أبي حاتم في تفسيره

[تفسير ابن كثير، ٣\١١١. دار الكتب العلمية]

«Artinya : Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan», yaitu berilah peringatan kepada seluruh makhluk tentang hari penyesalan, «Ketika segala perkara telah diputus», yaitu ketika telah diputuskan antara penghuni surga dan penghuni neraka. Semuanya menuju kepada tempatnya (surga atau neraka) dalam kadaan kekal didalamnya. «Dan mereka» yaitu pada hari ini. «Dalam kelalaian» yaitu tentang apa-apa yang diperingatkan kepada mereka mengenai hari kerugian dan penyesalan, «Dan mereka tidak (pula) beriman» yaitu mereka tidak membenarkannya.

Berkata Imam Ahmad : Menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Ubaid, menceritakan kepada kami al-A'masy dari Abu Shalih dari Abu Sa'id berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : ((Jika penghuni surga telah masuk surga dan penghuni neraka telah masuk neraka, didatangkan kematian dalam bentuk seekor domba yang elok, kemudian diberhentikan diantara surga dan neraka, maka dikatakan (kepada mereka) : Wahai penghuni surga apakah kalian mengetahui ini? Lalu mereka menengadah dan melihat dan berkata : Ya, ini adalah kematian. Kemudian dikatakan kepada mereka :  Wahai penghuni neraka apakah kalian mengetahui ini? Lalu mereka menengadah dan melihat dan berkata : Ya, ini adalah kematian. Lalu diperintahkan untuk disembelih dan dikatakan : Wahai penghuni surga kekekalan tidak ada kematian, dan wahai penghuni nereka kekelalan tidak ada kematian)).

Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membacakan : «Artinya : "Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman», lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya kemudian bersabda : ((Penghuni dunia berada dalam kelalaian dunia)). Inilah yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dan sungguh Imam al-Bukhari dan Muslim telah mengabarkan hal itu dalam dua kitab shahih mereka dari hadits al-A'masy dan lafadznya dekat dengan lafadz itu (lafadz hadits Imam Ahmad diatas).

Dan Ibnu Jarir (juga) meriwayatkan hadits tersebut dan berkata : "Berkata Ibnu 'Abbas dan dia menyebutkan dari selainnya yang semisalnya, dan dia meriwayatkan dari bapaknya bahwasannya ia telah mendengar dari 'Ubaid bin 'Umair mengatakan dalam kisahnya : Didatangkan kematian seolah-olah binatang tunggangan lalu dia disembelih sedangkan manusia melihatnya. Berkata Imam Tsufyan Ats-Tsauriy dari Salamah bin Kuhail : menceritakan kepada kami Abu Zu'ra dari Abdullah yaitu Ibnu Mas'ud dalam kisah yang telah disebutkannya, dia berkata : Tidak ada suatu jiwapun kecuali dia akan melihat sebuah rumah di surga dan melihat sebuah rumah di nereka dan itu merupakan hari penyesalan. Maka Penghuni neraka akan melihat rumah(nya) yang berada di surga, dan dikatakan kepada mereka, "seandainya (dahulu) kalian beramal", lalu merekapun menyesal. Dia (Ibnu Mas'ud) berkata (lagi) : Penghuni surga akan melihat rumah(nya) yang berada di neraka, dan dikatakan kepada mereka, "kalau tidak sungguh Allah pasti memberikan (rumah di neraka itu) kepada kalian". 

Dan telah berkata As-Sudiy dari Zar bin Khubais dari Ibnu Mas'ud mengenai firman-Nya : «Artinya : "Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus». Dia (Ibnu Ma'ud) berkata : Jika penghuni surga masuk surga dan penghuni neraka masuk neraka, didatangkan kematian dalam bentuk seekor domba yang elok sampai ia diberhentikan diantara surga dan neraka, kemudian menyeru orang yang berseru : Wahai penghuni surga ini adalah kematian yang dahulu mematikan manusia di dunia, maka tidak tertinggal seorangpun dari penghuni 'illiyyiin dan tidak pula yang paling rendah derajatnya di surga kecuali mereka melihat kepadanya. Kemudian menyeru orang yang menyeru : Wahai penghuni neraka ini adalah kematian yang dahulu mematikan manusia di dunia, maka tidak tertinggal seorangpun yang berada dipermukaan neraka dan tidak pula yang berada di kerak paling dalam dari neraka jahannam kecuali mereka melihat kepadanya, kemudian kematian tersebut disembelih diantara surga dan neraka kemudian diserukan : Wahai penghuni surga kekallah (kalian) selama-lamanya, wahai penghuni neraka kekallah (kalian) selama-lamanya. Maka bergembiralah penghuni surga dengan suatu kegembiraan, yang sekiranya seseorang mati akibat gembiranya, tentulah mereka akan mati. Dan berteriak penghuni neraka dengan suatu teriakan, yang sekiranya seseorang mati akibat teriakannya, tentulah mereka akan mati. Maka itulah (makna) firman Allah Ta'ala «Artinya : "Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus». Dia (Ibnu Ma'ud) mengatakan yaitu apabila telah disembelih kematian. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Haatim dalam tafsirnya.  [Tafsiir Ibni Katsiir, 3/111. Cet. Daarul Kutub al-Ilmiyyah]

Yang paling membuat menyesal penghuni neraka adalah ketika disembelihnya kematian, padahal sebelum itu mereka selalu meminta mati sebagaimana firman  Allah Ta'ala :

إِنَّ ٱلْمُجْرِمِينَ فِى عَذَابِ جَهَنَّمَ خَـٰلِدُونَ. لَا يُفَتَّرُ عَنْهُمْ وَهُمْ فِيهِ مُبْلِسُونَ. وَمَا ظَلَمْنَـٰهُمْ وَلَـٰكِن كَانُوا۟ هُمُ ٱلظَّـٰلِمِينَ وَنَادَوْا۟ يَـٰمَـٰلِكُ لِيَقْضِ»
«عَلَيْنَا رَبُّكَ ۖ قَالَ إِنَّكُم مَّـٰكِثُونَ

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka Jahannam. Tidak diringankan azab itu dari mereka dan mereka di dalamnya berputus asa. Dan tidaklah Kami mendzolimi mereka tetapi merekalah yang mendzolimi diri mereka sendiri. Mereka berseru: "Hai Malik biarlah Tuhanmu membunuh kami saja". Dia menjawab: "Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)". (QS. Az-Zukhruf : 74-77)

Sebagaimana ayat diatas bahwa penghuni neraka tidak sanggup menahan kerasnya dzab, karena itu mereka-pun meminta kepada malaikat Malik agar malaikat Malik memintakan kepada Allah Ta'ala supaya mematikan mereka semuanya. Namun Allah Ta'ala tidak memperdulikan mereka, bahkan ketika mereka meminta mati Allah Ta'ala justru menyembelih kematian didepan mata kepala mereka sendiri sehingga hal itu menambah besarnya keputus-asaan dan penyesalan mereka. Betapa merananya orang-orang kafir, kematian yang selalu mereka minta justru kematian itu Allah Ta'ala sembelih dihadapannya. Menyesal-lah penghuni neraka dengan penyesalan yang sangat tinggi. Namun apalah gunanya penyesalan di akhirat tatkala sudah masuk kedalam neraka jahannam, jika penyesalan itu datangnya ketika di dunia, insya Allah pasti bermanfaat.

Allah Ta'ala juga mengingatkan kita tentang penyesalan dan keputus-asaan orang-orang kafir dalam firman-Nya :

حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَ أَحَدَهُمُ ٱلْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ٱرْجِعُونِ. لَعَلِّىٓ أَعْمَلُ صَـٰلِحًۭا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّآ ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآئِلُهَا ۖ وَمِن وَرَآئِهِم بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ»
 «يُبْعَثُونَ

Artinya : (Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan." (QS. Al-Mu'minun : 99-100)

Mengenai tafsir ayat diatas, berkata Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya :

يخبر تعالى عن حال المحتضر عند الموت من الكافرين أو مفرطين في أمر الله تعالى، وقيلهم  عند ذلك وسؤالهم الرجعة إلى الدنيا ليصلح ما كان أفسده في مدة حياته، ولهذا قال : «رَبِّ ٱرْجِعُونِ. لَعَلِّىٓ أَعْمَلُ صَـٰلِحًۭا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّآ ۚ » كما قال تعالى : «وَأَنفِقُوا۟ مِن مَّا رَزَقْنَـٰكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِىَ أَحَدَكُمُ ٱلْمَوْتُ» -إلى قوله- «وَٱللَّهُ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ» [المنافقون : ١٠-١١] وقال تعالى : «وَأَنذِرِ ٱلنَّاسَ يَوْمَ يَأْتِيهِمُ ٱلْعَذَابُ» -إلى قوله- «مَا لَكُم مِّن زَوَالٍۢ» [ابراهيم : ٤٤] وقال تعالى : «يَوْمَ يَأْتِى تَأْوِيلُهُۥ يَقُولُ ٱلَّذِينَ نَسُوهُ مِن قَبْلُ قَدْ جَآءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِٱلْحَقِّ فَهَل لَّنَا مِن شُفَعَآءَ فَيَشْفَعُوا۟ لَنَآ أَوْ نُرَدُّ فَنَعْمَلَ غَيْرَ ٱلَّذِى كُنَّا نَعْمَلُ» [الأعراف : ٥٣] وقال تعالى : «وَلَوْ تَرَىٰٓ إِذِ ٱلْمُجْرِمُونَ نَاكِسُوا۟ رُءُوسِهِمْ عِندَ رَبِّهِمْ رَبَّنَآ أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَٱرْجِعْنَا نَعْمَلْ صَـٰلِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ» [السجدة : ١٢] وقال تعالى : «وَلَوْ تَرَىٰٓ إِذْ وُقِفُوا۟ عَلَى ٱلنَّارِ فَقَالُوا۟ يَـٰلَيْتَنَا نُرَدُّ وَلَا نُكَذِّبَ بِـَٔايَـٰتِ رَبِّنَا» -إلى قوله- «وَإِنَّهُمْ لَكَـٰذِبُونَ» [الأنعام : ٢٧-٢٨] وقال تعالى : «وَتَرَى ٱلظَّـٰلِمِينَ لَمَّا رَأَوُا۟ ٱلْعَذَابَ يَقُولُونَ هَلْ إِلَىٰ مَرَدٍّۢ مِّن سَبِيلٍۢ» وقال تعالى : «قَالُوا۟ رَبَّنَآ أَمَتَّنَا ٱثْنَتَيْنِ وَأَحْيَيْتَنَا ٱثْنَتَيْنِ فَٱعْتَرَفْنَا بِذُنُوبِنَا فَهَلْ إِلَىٰ خُرُوجٍۢ مِّن سَبِيلٍۢ» [غافر : ١١] والآية بعدها. وقال تعالى : «وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَآ أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَـٰلِحًا غَيْرَ
[ٱلَّذِى كُنَّا نَعْمَلُ ۚ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُم مَّا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَن تَذَكَّرَ وَجَآءَكُمُ ٱلنَّذِيرُ ۖ فَذُوقُوا۟ فَمَا لِلظَّـٰلِمِينَ مِن نَّصِيرٍ» [فاطر : ٣٧

فذكر تعالى أنهم يسألون الرجعة فلا يجابون عند الاختضار ويوم النشور ووقت العرض على الجبار، وحين يعرضون على النار
.وهم غمرات عذاب الجحيم

وقوله ههنا : «كَلَّآ ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآئِلُهَا ۖ » كلا  حرف ردع وزجر، أي لا نجيبه الا ما طلب ولا نقبل منه. وقوله تعالى : «إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآئِلُهَا ۖ » قال عبد الرحمان بن زيد بن أسلم : أي لا بد أن يقولها لا محالة كل محتضر ظالم، ويحتمل أن يكون ذلك علة لقوله كلا، أي لأنه كلمة أى سؤاله الرجوع ليعمل صالحا هو كلام منه وقوله لا عمل معه، ولو رد لما عمل صالحا ولكان يكذب في مقالته هذه، كما قال تعالى : «وَلَوْ رُدُّوا۟ لَعَادُوا۟ لِمَا نُهُوا۟ عَنْهُ وَإِنَّهُمْ لَكَـٰذِبُونَ» قال قتادة : والله ما تمنى أن يرجع إلى أهل ولا إلى عشيرة، ولا بأن يجمع الدنيا ويقضي الشهوات، ولكن تمنى أن يرجع فيعمل بطاعة الله عز وجل، فرحم الله امرءا عمل فيما يتمناه الكافر إذا رأى العذاب إلى النار

[تفسير ابن كثير، ٣\٢٣١. دار الكتب العلمية]

Allah Ta'ala  telah mengabarkan tentang keadaan orang yang naza' (sakarat) ketika menjelang kematian dari  kalangan orang-orang kafir atau orang-orang yang melampaui batas dari perintah Allah Ta'ala, dan dikatakan (sesuatu) kepada mereka ketika menjelang kematian tersebut dan merekapun meminta agar kembali ke dunia untuk memperbaiki apa yang dahulu mereka rusak (lalaikan) sewaktu mereka hidup, karena itu Allah berfirman : «Artinya : Ya Rabbi kembalikanlah aku ke dunia. Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak».

Sebagaimana firman Allah Ta'ala (yang lain) : «Artinya : Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu. sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu» -Sampai firman Allah- «Artinya : Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan». [Al-Munaafiquun : 10-11].

Dan Allah Ta'ala juga berfirman : «Artinya : Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka» Sampai firman Allah : «Artinya : Sekali-kali kamu tidak akan binasa?» [Ibrahiim : 44].

Allah Ta'ala juga berfirman : «Artinya : Pada hari datangnya kebenaran pemberitaan Al Quran itu, berkatalah orang-orang yang melupakannya sebelum itu: "Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami membawa yang hak, maka adakah bagi kami pemberi syafa'at yang akan memberi syafa'at bagi kami, atau dapatkah kami dikembalikan (ke dunia) sehingga kami dapat beramal yang lain dari yang pernah kami amalkan?"» [Al-A'raf : 53]

Dan Allah Ta'ala juga berfirman : «Artinya : Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin». [As-Sajadah : 12]

Allah Ta'ala juga berfirman : «Artinya Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: "Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami» Sampai firman Allah : «Artinya : Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta belaka» [Al-An'am : 67-68]

Dan Allah Ta'ala juga berfirman : «Artinya : Dan kamu akan melihat orang-orang yang zalim ketika mereka melihat azab berkata: "Adakah kiranya jalan untuk kembali (ke dunia)?» [Asy-Syuaraa : 44]

Allah Ta'ala juga berfirman : «Artinya : Mereka mengatakan : "Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah sesuatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?» [Ghaafir : 11]

Dan juga ayat-ayat setelahnya. Allah Ta'ala berfirman : «Artinya : Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan". Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun». [Fathir : 37]

Dan Allah Ta'ala telah menyebutkan bahwasannya mereka meminta untuk kembali (ke dunia) namun permintaan mereka tidak dikabulkan ketika menjelang kematian dan ketika kebangkitan dan ketika dihadapkan kepada Al-Jabbar (Allah), serta ketika mereka dihadapkan ke neraka sedangkan mereka dalam tekanan (kepungan) adzab neraka jahannam.

Dan firman Allah disini : «Artinya : Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja»كلا adalah kata penolakan dan penghardikan : yaitu Kami tidak akan memenuhi apa yang dia minta dan tidak pula menerima darinya. Dan Allah Ta'ala berfirman : «Artinya : Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja», berkata "Abdurrahman bin Zaid bin Aslam : yaitu pasti dia akan mengatakan kalimat itu tidak bisa tidak bagi setiap orang yang naza' (sakarat) dari kalangan orang yang dzalim, dan dia berbuat demikian hanya sebagai 'illat saja berdasarkan firman-Nya كلا (sekali-kali tidak), maksudnya itu hanya sebuah kalimat, berupa permintaannya untuk kembali beramal sholeh, dan itu merupakan ucapan darinya dan merupakan ucapan yang tidak disertai amalan. Kalau seandainya dia dikembalikan ke dunia niscaya dia tidak akan melakukan amal sholeh dan sungguh dia telah berdusta dengan ucapan-ucapannya tersebut sebagaimana firman Allah Ta'ala : «Artinya : Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta belaka». Dan berkata Qotadah : Demi Allah dia tidak berangan-angan untuk kembali kepada keluarga dan kaum kerabat, dan tidak pula dia berangan-angan untuk mengumpulkan kekayaan dunia dan memenuhi hawa nafsunya, akan tetapi dia berangan-angan agar bisa kembali (ke dunia) dan melakukan ketaatan kepada Allah 'Azza wa Jalla. Mudah-mudahan Allah merahmati seseorang yang mengerjakan apa yang diangan-angankan oleh orang kafir tersebut apabila dia melihat adzab di neraka." [Tafsiir Ibni Katsiir, 3/231. Cet. Daarul Kutub al-Ilmiyyah.]

Sungguh merana nasib orang-orang kafir, mereka berharap untuk kembali ke dunia hanya untuk beramal sholeh padahal dahulu mereka di dunia memiliki banyak waktu untuk beriman dan beramal sholeh tapi mereka justru dilenakan oleh kehidupan dunia yang begitu singkat lagi menipu. Dan yang lebih menyedihkan lagi yaitu keadaan orang-orang kafir yang pernah hidup bersama Nabi dimasing-masing zaman, mereka melihat Nabinya masing-masing, bertemu dengannya, hidup bersamanya, bahkan mendengarkan ucapan-ucapan dan sabda-sabdanya, namun mereka justru menentang, mengingkari, bahkan memeranginya -waliyaadzubillah-, bahkan mungkin mereka inilah orang-orang yang paling menyesal diantara seluruh penghuni-penghuni neraka yang menyesal tatkala itu sampai-sampai mereka meminta untuk menjadi tanah saja. Dan inilah makna firman Allah Ta'ala :

«وَيَقُولُ ٱلْكَافِرُ يَـٰلَيْتَنِى كُنتُ تُرَٰبًۢا»

Artinya : "Dan orang kafir berkata: "Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah". (QS. An-Naba : 40).

Berkata Ibnu Katsir mengenai tafsir ayat diatas :

وَيَقُولُ ٱلْكَافِرُ يَـٰلَيْتَنِى كُنتُ تُرَٰبًۢا» أي يود الكافر يومئذ أنه كان في الدار الدنيا ترابا، ولم يكن خلق ولا خرج إلى الوجود، وذلك حين عاين عذاب الله ونظر إلى أعماله الفاسدة قد سطرت عليه بأيدي الملائكة السفرة الكرام البررة، وقيل إنما يود ذلك حين يحكم الله بين الحيوانات التي كانت في الدنيا ويفصل بينهما بحكمه العدل الذي لا يجوز، حتى أنه ليقتص للشاة الجماء من القرناء فإذا فرغ من الحكم بينهما قال لها : كوني ترابا فتصير ترابا فعند ذلك يقول الكافر «يَـٰلَيْتَنِى كُنتُ تُرَٰبًۢا» أي كنت حيوانا فأرجع إلى التراب

[تفسير ابن كثير، ٣\٤٠٣. دار الكتب العلمية]

"«Artinya : Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah» maksudnya, orang kafir pada hari itu berangan-angan bahwasannya dahulu  ketika di dunia dia menjadi tanah saja, dan tidak menjadi makhluk serta tidak pula keluar kedalam wujud. Dan hal itu diucapkan ketika dia melihat adzab Allah dan melihat amal-amalnya yang buruk telah ditulis oleh tangan Malaikat yang mulia lagi berbakti. Dan ada juga yang berpendapat, hal itu mereka katakan ketika Allah memberi keputusan antara binatang-binatang yang pernah hidup di dunia dan Dia memberikan keputusannya antara binatang-binatang tersebut dengan hukum-Nya yang adil yang tidak mendzolimi, sampai kambing yang tidak bertanduk akan menuntut qishosh terhadap kambing yang bertanduk. Dan apabila telah selesai memberikan keputusan antara mereka, maka Allah berfirman kepada binatang-binatang tersebut : "Jadilah kamu tanah" maka diapun menjadi tanah. Maka pada saat itu orang-orang kafir berkata : «Artinya : Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah». Maksudnya seandainya aku dahulu menjadi hewan dan aku akan kembali menjadi tanah." [Tafsiir Ibni Katsiir, 3/403. Cet. Daarul Kutub al-Ilmiyyah]

Lihatlah betapa menderitanya orang-orang kafir, mereka telah membangun kehidupan dunia dengan kelalaian dan penuh permainan. Ketika sampai dikehidupan akhirat, mereka-pun menyesali semua yang pernah mereka perbuat selama di dunia dengan penyesalan yang sangat besar seraya berharap agar menjadi tanah supaya tidak di adzab. Sungguh peristiwa ini sangat mengerikan dan menakutkan. Peristiwa ini harusnya menjadi sebuah renungan yang dapat menggugah jiwa-jiwa kita untuk kembali kepada Allah, untuk takut kepada Allah Ta'ala dari perkara kekafiran, kemunafikan, kemaksiatan serta kelalaian.

Memang adzab di neraka bukan adzab yang biasa tapi adzab yang luar biasa, bukan adzab yang ringan namun adzab yang sangat dahsyat. Adzab yang paling ringan saja di neraka dipakaikan sandal dari api neraka maka mendidih otaknya. Ini menunjukkan betapa dahsyatnya adzaab tersebut, sampai-sampai orang-orang kafir yang diadzab di neraka kehilangan akal sehat, hingga mereka ingin menebus adzab tersebut dengan anak-anak dan istri-istri mereka, sanak keluarga dan kaum mereka, bahkan ingin menebusnya dengan manusia seluruhnya. Allah Taala berfirman :

يَوَدُّ ٱلْمُجْرِمُ لَوْ يَفْتَدِى مِنْ عَذَابِ يَوْمِئِذٍۭ بِبَنِيهِ. وَصَـٰحِبَتِهِۦ وَأَخِيهِ. وَفَصِيلَتِهِ ٱلَّتِى تُـْٔوِيهِ. وَمَن فِى ٱلْأَرْضِ جَمِيعًۭا ثُمَّ يُنجِيهِ»
«كَلَّآ ۖ إِنَّهَا لَظَىٰ. نَزَّاعَةًۭ لِّلشَّوَىٰ

Artinya : "Orang kafir ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab hari itu dengan anak-anaknya, dan isterinya dan saudaranya, dan kaum familinya yang melindunginya (di dunia). Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya kemudian (mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya. Sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergolak, yang mengelupas kulit kepala." (QS. Al-Ma'aarij : 11-16)

Ketika masih di dunia manusia sangat mencintai anak-anak mereka dan istri-istri mereka, sanak famili serta kaum-kaum kerabat mereka, namun ketika mereka merasakan adzab yang pedih di neraka, akal sehat merekapun hilang, bahkan mereka sampai rela ingin menebus adzab itu dengan anak-anak mereka, istri-istri mereka, kaum kerabat mereka, bahkan dengan manusia seluruhnya. Ini sungguh ketidakwajaran yang sangat mencengangkan tapi nyata, tapi Allah Ta'ala menolak permintaan mereka dan menghardiknya.

Duhai bagaimana kiranya nasib orang-orang yang bertemu langsung dengan para Nabi dan Rasul dan mendengarkan ajakan para Nabi dan Rasul serta dakwah mereka, lalu mereka memerangi Nabi dan Rasul tersebut dengan lisan dan tangan-tangan mereka. Sungguh orang-orang ini adalah orang yang paling merugi, bahkan mungkin merekalah orang yang paling menyesal dengan penyesalan yang paling tinggi diantara orang-orang yang menyesal ketika itu, yaitu ketika disembelihnya kematian. Sebutlah diantara mereka itu ada Fir'aun, Hamman, Qarun, Abu Jahal, Abu Lahab, Umayyah bin Kholaf, Abdullah bin Ubai bin Salul dan bahkan seluruh orang-orang yang menentang dakwah para Nabi dan Rasul di setiap zaman kenabian dan kerasulan. Aduhai betapa malangnya mereka ini, dan mereka inilah orang orang yang paling merugi diatas bumi ini sebagaimana ucapan para penyair :

"Duhai betapa menyedihkan nasib orang-orang kafir dan orang-orang yang mendustakan.

Tatkala melihat adzab jahannam mereka berandai-andai ingin menjadi debu yang tidak dihisab.

Sungguh adzab Allah telah mengepung mereka dari segala arah dan penjuru.

Membuat putus asa dan membuat ingin lari dari pedihnya kenyataan.

Seandainya kalian menerima ajakan Rasul-rasul, niscaya kalian akan menempati surga-surga yang tinggi.

Bukan berlutut mengelilingi neraka jahannam dalam keadaan hina-dina.

Ketahuilah sebesar dzarrah-pun kebaikan atau keburukan, akan dihisab dengan cermat dan penuh ketelitian.

Apalagi menetang dakwah para Nabi dan Rasul merupakan dosa yang besar lagi menghinakan.
Alangkah besar penyesalan dihari itu dan itulah yaumul hasrah (hari penyesalan).

Aduhai seandainya mereka bisa hidup kembali, niscaya mereka akan hidup untuk beramal sholeh." 

Pentingnya Waktu

Karena beratnya hari penyesalan nanti, Allah Ta'ala-pun mengingatkan kita tentang hal itu seperti dalam firman-Nya yang telah berlalu :

«وَٱلْعَصْرِ. إِنَّ ٱلْإِنسَـٰنَ لَفِى خُسْرٍ. إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ»

Artinya : "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan saling nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (QS. Al-'Asr : 1-3)

Tidak hanya itu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai utusan Allah tidak lupa memperingatkan kita tentang pentingnya waktu ini dalam beberapa haditsnya :

لا تزال قدم ابن آدم يوم القيامة من عند ربه حتى يسأل عن خمس : عن عمره فيما أفناه؟ وعن شبابه فيما أبلاه؟ وماله من أين إكتسبه؟ وفيما أنفقه؟ فماذا علم فيما عمل؟.

"Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam pada hari kiyamat disisi Rabb-nya, sampai dia ditanya tentang lima hal : (1) tentang umurnya kemana dia habiskan?, (2) tentang masa mudanya dihabiskan untuk apa?, (3) dan tentang hartanya dari mana ia peroleh?, (4) dan kemana ia belanjakan?, (5) dan tentang ilmunya apa yang telah dia amalkan." [HR. at-Tirmidzi, no.2416, (hal.572). Cet. Maktabah al-Ma'arif lin-Nashr wat-Tauzii'].

Baik umur maupun masa muda, semua berbicara tentang masalah waktu.

Dalam hadits yang lain Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda :

وعن ابن عمر رضي الله عنهما قال : أخذ رسول الله صلى الله عليه وسلم بمنْكبي فقال: كنْ في الدنيا كأنك غريب، أو عابر سبيل. وكان ابن عمر رضي الله عنهما يقول: "إِذا أمسيت فلا تنتظر الصباح، وإذا أصبحت فلا تنتظر المساء، وخذ من صحتك لمرضك ومن حياتك لموتك 

"Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memegang kedua pundakku lalu bersabda : "Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan orang asing atau seorang musafir." Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma melanjutkan : "Jika engkau berada di sore hari, maka janganlah engkau menunggu hingga pagi hari dan jika engkau berada di pagi hari, maka janganlah engkau menunggu hingga sore hari. Pergunakanlah waktu sehatmu sebelum datang sakitmu dan hidupmu sebelum matimu." [HR. al-Bukhari, no.6416, (hal.1232). Cet. Baitul afkar ad-Dauliyyah].

Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga  bersabda dalam hadits yang lain :

اغتنم خمسا قبل خمس : شبابك قبل هرمك، وصحتك قبل سقمك، وغناك قبل فقرك، وفراغك قبل شغلك، وحياتك قبل موتك

"Manfaatkan lima perkara sebelum datang lima perkara : Masa mudamu sebelum datang tuamu, masa sehatmu sebelum datang sakitmu, masa kayamu sebelum datang kefakiranmu, waktu luangmu sebelum datang sibukmu, masa hidupmu sebelum datang matimu.” [HR. Al-Hakim no.3846, (hal.341). Cet. Daarul Kutub al-Ilmiyyah]

Semua ini menunjukkan betapa pentingnya waktu. 

Lalu masihkah kita mau melalaikan waktu di dunia untuk hal-hal yang sia-sia dan tidak bermanfaat? Apalagi untuk perkara-perkara bid'ah dan kesesatan yang akan menghapus semua amal-amal kita? Sungguh ini sangat merugi. Jangan sampai kita nanti menyesal di hari kiyamat, tatkala serombongan manusia menuju surga dan serombongan lainnya diseret menuju neraka dalam keadaan hina lagi dimurkai. 

Semua yang kita jelaskan ini menunjukkan kepada kita betapa pentingnya waktu, betapa berharganya waktu, hingga orang-orang yang diadzab di neraka nanti akan meminta kepada Allah Ta'ala agar mereka dikembalikan ke dunia untuk beramal sholeh dan memanfaatkan waktu yang telah mereka sia-siakan  selama di dunia. Dan beruntunglah orang-orang yang bisa memanfaatkan waktunya pada hari ini untuk melakukan amalan-amalan ketaatan demi meraih surga Allah Ta'ala kelak, karena waktu yang kita gunakan untuk ketaatan hari ini adalah waktu yang di angan-angankan oleh para penghuni neraka nanti ketika mereka diadzab di neraka jahannam. Waliyaadzubillah. 

Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua.

***

Dompu, Nusa Tenggara Barat : 12 Rabiul Awwal 1441 H/9 November 2019

Penulis : Abu Dawud ad-Dombuwiyy

Artikel : Meciangi-d.blogspot.com 

Related Posts: