SEBUAH RENUNGAN

Bismillah. Alhamdulillahi Rabbil 'Aalamiin. Wa shallallahu 'ala Nabiyyina Mhammadin wa 'ala aalihi wa shahbihi ajma'iin. Wa ba'du.

Jangan pernah bosan menerima nasehat atau memberi menasehat kepada saudara kita seiman, karena hal itu termasuk bentuk kecintaan terhadap sesama muslim. Bukan ria apalagi sum'ah, namun semata-mata karena Allah. Kita tidak tau isi hati manusia, karena itu kita harus tetap husnudzon :

الأصل في الناس حسن الظن

"Asal (dalam menyikapi) manusia itu husnudzon."

Selain itu orang-orang yang saling menasehati, mereka ini termasuk orang-orang yang dikecualikan dari merugi. Seluruh manusia dimuka bumi ini merugi kecuali empat orang, diantara mereka adalah orang-orang yang saling nasehat-menasehati dalam kebaikan. Allah Ta'ala berfirman :

«وَٱلْعَصْرِ. إِنَّ ٱلْإِنسَـٰنَ لَفِى خُسْرٍ. إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ»


Artinya : "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan saling nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (QS. Al-'Asr : 1-3)

Selain hal-hal diatas, nasehat-menasehati termasuk bentuk dan cara lain kita menasehati diri sendiri, bukan mencoba merasa paling baik apalagi paling berilmu, baik di dunia maya ataupun di dunia nyata, kita berlindung kepada Allah dari hal itu. Namun tepatnya semua itu merupakan bentuk fastabiqul khairat, sesuai dengan kadar diri masing-masing.

Semua manusia di dunia ini berdakwah. Orang-orang kafir berdakwah, syi'ah berdakwah, ahlul bid'ah berdakwah,  dan semua manusia berdakwah mengajak kepada diri dan kelompok mereka masing-masing, jika kita tidak berdakwah, saling mengingatkan dan saling menasehati, maka kitalah yang akan terkena dakwah mereka. Menempel publikasi kajian termasuk dakwah dan bentuk saling mengingatkan serta nasehat-menasehati. Mungkin remeh tapi bisa jadi pahalanya lebih besar disisi Allah dari pada pahala yang didapatkan oleh Ustadz yang berceramah, karena itu kenapa tidak mau berdakwah? Demikianlah ucapan-ucapan yang selalu dinasihatkan oleh Ustadz-ustadz kita dahulu sebagai bentuk motivasi kepada kita untuk terus beramal dan berdakwah meskipun remeh. Minimal saling mengingatkan dalam kebaikan, saling nasehat-menasehati dalam ketakwaan, mengingatkan tentang kematian dan lain sebagainya, selama kita sendiri mengamalkan apa yang kita ucapkan. Allah sangat membenci orang yang berbicara sesuatu namun dia sendiri tidak mengamalkan apa yang dia ucapkan. Allah Ta'ala berfirman :

«كَبُرَ مَقْتًا عِندَ ٱللَّهِ أَن تَقُولُوا۟ مَا لَا تَفْعَلُونَ»

Artinya : "Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan." (QS. As-Saff : 3)

Pada ayat diatas Allah menyebutkan kebenciannya-Nya kepada orang yang menasehati orang lain sedangkan dia sendiri tidak mau melaksanakan apa yang ia katakan, karena itulah adanya dakwah bertujuan agar kita saling mengingatkan, saling menasehati, saling memotivasi, untuk ikhlas, untuk beramal sholeh, karena nasehat, peringatan dan yang semisalnya, akan sangat bermanfaat untuk orang-orang yang beriman. Allah Ta'ala berfirman kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam :

«وَذَكِّرْ فَإِنَّ ٱلذِّكْرَىٰ تَنفَعُ ٱلْمُؤْمِنِينَ»

Artinya : "Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman." (QS. Asz-Dzariyat : 55)

Para sahabat radhiyallahu Ta'ala 'anhum merupakan orang yang paling bertakwa setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, walaupun demikian tidak lupa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam terus menasehati mereka untuk selalu bertakwa kepada Allah Ta'ala, itulah sebabnya dalam setiap khutbahnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selalu dan senantiasa membacakan firman Allah Ta'ala ini kepada para sahabat :

«يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ»

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (QS.Ali Imran : 102)

Para sahabat adalah orang yang paling bertakwa, tapi tetap mereka diingatkan untuk bertakwa oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lebih-lebih kita. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits :

.(الدين النصيحة. قلنا : لمن يا رسول الله؟ قال : لله، ولكتابه ولرسوله، ولأئمة المسلمين، وعامتهم. (رواه مسلم

"Agama adalah nasihat", kami (para sahabat) berkata : 'Untuk siapa wahai Rasulullah?' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : “Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan orang-orang mu'min pada umumnya.” (HR. Muslim)

Setelah nasihat takwa, maka sebaik-baik nasihat adalah tentang fananya dunia dan kekalnya akhirat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda kepada Ibnu Umar :

وعن ابن عمر رضي الله عنهما قال : أخذ رسول الله صلى الله عليه وسلم بمنْكبي فقال: كنْ في الدنيا كأنك غريب، أو عابر سبيل. وكان ابن عمر رضي الله عنهما يقول: "إِذا أمسيت فلا تنتظر الصباح، وإذا أصبحت فلا تنتظر المساء، وخذ من صحتك لمرضك
 .(ومن حياتك لموتك" (رواه البخاري

Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memegang kedua pundakku lalu bersabda : "Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan orang asing atau seorang musafir." Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma melanjutkan : "Jika engkau berada di sore hari, maka janganlah engkau menunggu hingga pagi hari dan jika engkau berada di pagi hari, maka janganlah engkau menunggu hingga sore hari. Pergunakanlah waktu sehatmu sebelum datang sakitmu dan hidupmu sebelum matimu." (HR.Bukhari)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda :

اغتنم خمسا قبل خمس: شبابك قبل هرمك، وصحتك قبل سقمك، وغناك قبل فقرك، وفراغك قبل شغلك، وحياتك قبل موتك» (رواه 
(الحاكم وصححه

"Manfaatkan lima perkara sebelum datang lima perkara : Masa mudamu sebelum datang tuamu, masa sehatmu sebelum datang sakitmu, masa kayamu sebelum datang kefakiranmu, waktu luangmu sebelum datang sibukmu, masa hidupmu sebelum datang matimu.” (Diriwayatkan oleh Al-Haakim dan dia menshohihkannya).

Pada hadits pertama kita diperintahkan agar menjadi seperti orang asing atau seperti seorang musafir, dan seorang musafir dia tidak mungkin membangun istananya di dunia, karena dunia akan dia tinggalkan.

Pada hadits kedua diantara nasehat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam manfaatkan masa hidupmu sebelum datang matimu. Ini menunjukkan bahwa kita semua akan mati, dan sebelum kematian menjemput, kita diperintahkan untuk memanfaatkan masa hidup untuk beramal sholeh sebelum datang kematian, sebab kematian itu adalah kepastian. Allah Ta'ala berfirman :

«كُلُّ نَفْسٍۢ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ»

Artinya : "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati." (QS.Ali Imran : 185)

Jika kematian adalah kepastian, maka sangat bodoh dan ceroboh jika kita melalaikan kehidupan akhirat demi kehidupan dunia yang sesaat ini. Ingat saudaraku, setelah kematian itu ada kehidupan lagi yang lebih dahsyat, dimana pada kehidupan itu kita akan mempertanggung jawabkan semua yang pernah kita lakukan di dunia ini. Dan kehidupan setelah kematian inilah kehidupan yang sebenarnya, kehidupan yang kekal abadi, kehidupan yang tidak berujung, imma di Surga atau di Neraka. Allah Ta'ala berfirman :

«لَـٰكِنِ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوْا۟ رَبَّهُمْ لَهُمْ جَنَّـٰتٌۭ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَـٰرُ خَـٰلِدِينَ فِيهَا نُزُلًۭا مِّنْ عِندِ ٱللَّهِ ۗ وَمَا عِندَ ٱللَّهِ خَيْرٌۭ لِّلْأَبْرَارِ»

Artinya : "Akan tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya, bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya sebagai tempat tinggal (anugerah) dari sisi Allah. Dan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti." (QS. Ali Imran : 198)

Allah Ta'ala juga berfirman tentang penduduk Neraka :

«خَـٰلِدِينَ فِيهَا لَا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ ٱلْعَذَابُ وَلَا هُمْ يُنظَرُونَ»

Artinya : "Mereka kekal di dalamnya, tidak diringankan siksa dari mereka, dan tidak (pula) mereka diberi tangguh." (QS. Ali Imran : 88)

Allah Ta'ala juga berfirman dalam ayat yang lain :

«إِنَّهُۥ مَن يَأْتِ رَبَّهُۥ مُجْرِمًۭا فَإِنَّ لَهُۥ جَهَنَّمَ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَىٰ»

Artinya : "Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya baginya neraka Jahannam. Ia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup." (QS. Thoha : 74)

Saudaraku, jangan kita sia-siakan lagi waktu yang sejenak ini lalu kita mencampakkan kehidupan akhirat kita yang kekal abadi demi kehidupan dunia yang singkat ini, betapa bodohnya kita. Ingat saudaraku, di akhirat nanti perhitungan waktunya lebih lama dari perhitungan waktu kita di dunia. Sehari kita menanti hisab di akhirat kelak waktunya sama dengan seribu tahun menurut perhitungan waktu di dunia ini, lalu bagaimanakah nasib kita nanti? Sungguh berat apa yang akan kita rasakan nanti, yaitu sesuatu yang sangat mengerikan dan sesuatu yang sangat menakutkan jika kita mau berpikir. Allah Ta'ala berfirman :

«وَيَسْتَعْجِلُونَكَ بِٱلْعَذَابِ وَلَن يُخْلِفَ ٱللَّهُ وَعْدَهُۥ ۚ وَإِنَّ يَوْمًا عِندَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍۢ مِّمَّا تَعُدُّونَ»

Artinya : "Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu." (Al-Hajj : 47)

Karena akhirat perhitungan waktunya lebih panjang, maka terlalu lalai dan terlalu bermain-main jika kita terus membuang-buang waktu yang sangat berharga ini untuk urusan yang tidak bermanfaat. Merugi saudaraku, merugi, jika kita terus lalai dari kehidupan akhirat yang kekal nanti demi kehidupan dunia yang sesaat ini. Dan sungguh ini tidak masuk akal. Perhatikan firman Allah Ta'ala berikut ini :

«وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا لَعِبٌۭ وَلَهْوٌۭ ۖ وَلَلدَّارُ ٱلْـَٔاخِرَةُ خَيْرٌۭ لِّلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ»

Artinya : "Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?" (QS. Al-An'am : 32)

Dalam ayat yang lain Allah Ta'ala berfirman :

«وَلَدَارُ ٱلْـَٔاخِرَةِ خَيْرٌۭ ۚ وَلَنِعْمَ دَارُ ٱلْمُتَّقِينَ»

Artinya : "Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa." (QS. An-Nahl : 30)

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam orang yang paling mulia di atas bumi ini, tapi umur beliau hanya 63 tahun, sedangkan beliau shallallahu 'alaihi wa sallam hidup di alam kubur kurang lebih sudah 1441 tahun. Berarti keberadaan beliau shallallahu 'alaihi wa sallam di alam kubur sudah ribuan tahun lebih lama dari usia beliau shallallahu 'alaihi wa sallam ketika di dunia. Sungguh ini sebuah renungan, renungan yang menunjukkan bahwa dunia ini begitu singkat, sedangkan alam akhirat begitu panjang, kekal, dan berliku.

Saudaraku, kita ini hanyalah para musafir, dan seorang musafir dia pasti akan pergi meninggalkan perkampungan dunia menuju perkampungan sejatinya yaitu akhirat. Perjalanan ini begitu panjang dan melelahkan saudaraku, mari kumpulkan bekal sebelum hari keberangkatan, karena hari keberangkatan sudah semakin dekat. Allah Ta'ala berfirman :

«وَتَزَوَّدُوا۟ فَإِنَّ خَيْرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقْوَىٰ ۚ وَٱتَّقُونِ يَـٰٓأُو۟لِى ٱلْأَلْبَـٰبِ»

Artinya : "Berbekallah kalian, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal." (QS. Al-Baqaroh : 197)

Allah perintahkan kita untuk mengumpulkan bekal sebelum hari keberangkatan, dan diantara bekal yang terbaik yaitu amal sholeh.

Berkata seorang penyair :

"Dunia ini akan sirna
Manusia akan binasa
Teman dan kerabat akan meninggalkan
Yang kekal hanya amal sholeh."

Berkata ahli hikmah :

"Sungguh merugi orang-orang yang lalai.
Orang yang enggan mengumpulkan bekal.
Padahal takwa jalan kebahagiaan.
Bagi mereka yang yang mau berpikir."


Semoga tulisan ini bermanfaat, sebagai pelembut jiwa kami, kita dan saudara-saudara kita yang lain yang masih terus bergelimang dalam dosa dan maksiat, lalai dari kehidupan akhirat serta begitu cinta dengan kehidupan dunia. Dan semoga Allah Ta'ala memberikan balasan berupa surga firdaus kepada Ustadz-ustadz kita dan guru-guru kita yang telah berjuang mendidik kita dan meluruskan manhaj dan kesalahan kita, mengajarkan kita ilmu tauhid, ilmu aqidah dan ilmu-ilmu yang bermanfaat lainnya, sehingga kita tetap tegar meniti diatas jalan salafush sholeh, yang selalu mereka wasiatkan untuk selalu tegak diatasnya. Semoga bermanfaat, baarakallahu fiikum.

Related Posts:

0 Response to "SEBUAH RENUNGAN "

Post a Comment