KEUTAMAAN AL-QUR'AN DAN PEMBACANYA


Bismillah. Alhamdulillahi Rabbil 'aalamiin. Wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammadin wa 'ala aalihi wa shahbihi ajma'iin. Wa ba'du.

Tidak bisa dipungkiri bahwa Al-Qur'an memilikinya keutamaan. Diantara keutamaan Al-Qur'an sebagai berikut :

1. Orang yang mahir membaca Al-Qur'an dia akan masuk surga bersama para malaikat yang mulia

Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha ia berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

((الماهر بالقرآن مع السفرة الكرام البررة، والذي يقرأ القرآن ويتتعتع فيه وهو عليه شاق له أجران))

"Orang yang mahir membaca al-Qur'an, dia bersama para malaikat yang mulia lagi taat dan orang yang terbata-bata di dalam membacanya dan mengalami kesulitan, baginya dua pahala." (HR. Al-Bukhari. Lihat juga Fadhooilul Qur'aan hal.14. Cet. Maktabah at-Taubah).

2. Orang yang terbaik adalah yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya

Dalam hadits yang lain Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

((خيركم من تعلم القرآن وعلمه))

"Sebaik-baik kalian adalah yang belajar al-Qur'an dan mengajarkannya." (HR. Al-Bukhari. Lihat Fadhooilul Qur'aan hal.14. Cet. Maktabah at-Taubah)

3. Al-Qur'an akan memberikan syafa'at kepada orang yang membacanya

Dalam hadits riwayat Muslim dari Abu Umamah radhiyallahu 'anhu, ia berkata :

((سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : اقروا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعا لأصحابه))

"Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Bacalah al-Qur'an karena dia (al-Qur'an) akan datang pada hari kiyamat memberi syafa'at bagi pembacanya." (HR. Muslim. Lihat Fadhooilul Qur'aan hal.15. Cet. Maktabah at-Taubah)

4. Membaca satu huruf dari al-Qur'an mendapat satu kebaikan, satu kebaikan dibalas sepuluh pahala

Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu_, ia berkata : Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

((من قرأ حرفا من كتاب الله فله به حسنة حسنة والحسنة بعشر امثالها. لا أقول : (ألم) حرف ولكن ألف حرف ولام حرف وميم حرف))

"Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitabullah (al-Qur'an) maka baginya satu kebaikan, dan kebaikan itu akan dilipatkan sepuluh kali pahala. Aku tidak mengatakan Alif lam mim itu satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, mim satu huruf." (HR. Tirmidzi. Lihat Fadhooilul Qur'aan hal.16. Cet. Maktabah at-Taubah)

5. Semakin banyak membaca al-Qur'an, semakin tinggi derajat seseorang di surga

Dari Abdullah bin 'Amr bin Ash radhiyallahu 'anhuma, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

((يقال لصاحب القرآن : اقرأ وراتق ورتل كما كنت ترتل في الدنيا فإن منزلتك عند آخر آية تقرأ بها))

"Dikatakan kepada orang-orang yang membaca Al-Qur'an (pada hari kiamat) "bacalah, naiklah, dan tartilkanlah sebagaimana kamu membaca tartil di dunia, karena kedudukanmu (di surga) sesuai dengan akhir ayat yang kamu baca." (HR. Ahmad dan Abu Dawud. Lihat Fadhooilul Qur'aan hal.16-17. Cet. Maktabah at-Taubah)

6. Ahli Al-Qur'an adalah keluarga Allah

Dalam sebuah hadits, dari Anas, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

((أهل القرآن هم أهل الله وخاصته))

 "Orang yang ahli dalam al-Qur'an mereka itu adalah keluarga Allah (penolong Allah) dan orang khusus-Nya." (HR. Ahmad dan an-Nasa'i. Lihat Fadhooilul Qur'aan hal.19. Cet. Maktabah at-Taubah)

7. Ahli al-Qur'an lebih diutamakan sebagai imam sholat

Dari Abu Mas'ud al-al-Anshoriy (yaitu Uqbah bin 'Amr), bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

((يؤم القوم أقرؤهم لكتاب الله، وإن كانوا في القراءة سواء فاعلمهم بالسنة، فان كانوا في السنة سواء أقدمهم هجرة، وإن كانوا في الهجرة سواء أقدمهم سلما))

"Hendaknya yang menjadi imam suatu kaum adalah yang paling bagus bacaan al-Quran (atau paling banyak hafalannya), jika dari sisi bacaan mereka sama, maka dilihat siapa yang paling paham tentang sunnah, jika dalam sunnah mereka sama, maka didahulukan yang lebih dulu berhijrah, jika ternyata mereka sama dalam masalah hijrah, maka didahulukan siapa yang masuk Islam lebih dulu." (HR.Muslim no.673. Cet. Baitul Afkar ad-Dauliyyah).

 Penjelasan para ulama tentang makna hadits diatas :

(a) "Yang paling bagus bacaannya yaitu yang mutqin bacaan al-Qur'annya, yang paling sempurna bacaannya, yang berilmu tentang fikih sholat, apabila berkumpul yang paling bagus bacaannya dan yang paling sedikit bacaan (hafalan) al-Qur'annya akan tetapi dia paling faham tentang ilmu fikih, maka didahulukan pembaca al-Qur'an yang paling faqih (yang paling alim) atas pembaca al-Qur'an yang tidak faqih, karena kebutuhan pada ilmu fikih dalam sholat dan hukum-hukumnya, lebih penting dari kebutuhan pada yang lebih indah bacaannya.

(b). Kemudian yang paling faqih dan yang paling berilmu tentang sunnah, (maksudnya) jika berkumpul dua imam yang sama dalam bacaan, akan tetapi salah seorang dari keduanya ada yang paling faqih dan paling berilmu tentang sunnah, maka didahulukan yang paling faqih, berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam :

((وإن كانوا في القراءة سواء فاعلمهم بالسنة))

"Jika dari sisi bacaan mereka sama, maka dilihat siapa yang paling paham tentang sunnah".

(c). Kemudian mendahulukan yang lebih dulu hijrah dari negeri kafir menuju negeri Islam,  apabila mereka sama dalam bacaan dan pengetahuannya tentang sunnah.

(d). Kemudian yang paling dulu masuk Islam, jika mereka sama dalam hal hijrah.

(e). Kemudian yang paling tua umurnya, apabila keduanya sama dalam semua urusan yang telah lalu, dahulukan yang lebih tua umurnya berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pada hadits yang telah berlalu :

((وإن كانوا في الهجرة سواء أقدمهم سلما - وفي رواية : سنا-))

"Jika ternyata mereka sama dalam masalah hijrah, maka didahulukan siapa yang lebih dulu masuk Islam -dalam satu riwayat : umur-."

Dan berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam :

((وليؤمكم أكبركم))

"Hendaknya yang menjadi imam kalian adalah yang paling senior."

Apabila keduanya sama dalam semua yang telah disebutkan, diundi antara mereka berdua, siapa yang menang dalam undian, dialah yang didahulukan.

Pemilik rumah, ia lebih berhak menjadi imam daripada tamunya, berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam :

((لا يؤمن الرجل الرجل في أهله ولا في سلطانه))

"Dan janganlah seseorang menjadi imam terhadap yang lain di rumahnya dan di tempat kekuasaannya. Demikian juga penguasa lebih berhak menjadi imam dari selainnya -dia (penguasa) merupakan imam yang paling besar- berdasarkan keumuman hadits barusan, dan demikian juga imam masjid tetap lebih berhak dari selainnya -kecuali penguasa- meskipun yang selainnya lebih bagus bacaannya dan lebih berilmu ; berdasarkan keumuman sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam :

((لا يؤمن الرجل الرجل في أهله ولا في سلطانه))

"Dan janganlah seseorang menjadi imam terhadap yang lain di rumahnya dan di tempat kekuasaannya." [Lihat al-Fiqh al-Muyassar fii Dhou'il Kitaab was Sunnah, hal.81-82. Cet. Daar 'Aalamiyyah]

Inilah sebagian keutamaan Al-Qur'an dan pembacanya, serta keutamaan yang menghafalnya dan yang mentadaburinya. 

Semoga tulisan ini bermanfaat, menjadi menambah semangat bagi kita dalam membaca Al-Qur'an, mempelajarinya dan mentadaburinya.

Faedah yang bisa diambil:

1. Orang yang mahir membaca Al-Qur'an dia akan masuk surga bersama para Malaikat yang mulia

2. Orang yang terbata-bata membaca dia akan mendapatkan dua pahala

3. Orang yang terbaik adalah orang yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya kepada manusia

4. Kita diperintahkan untuk membaca Al-Qur'an, karena ia akan datang pada hari kiyamat sebagai pemberi syafa'at bagi pembacanya

5. Membaca satu huruf dari Al-Qur'an mendapatkan satu kebaikan, satu kebaikan dilipat gandakan menjadi sepuluh pahala. Dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan bahwa alif, lam, mim bukan satu huruf. Tapi alif itu satu huruf, lam satu huruf dan mim itu satu huruf. 

6. Derajat seseorang di surga nanti sesuai dengan akhir ayat yang dia dibaca. Berarti semakin banyak seseorang membaca Al-Qur'an, semakin tinggi pula kedudukan ia di surga

7. Orang yang ahli dalam membaca Al-Qur'an, mereka adalah keluarga Allah dan orang yang khusus bagi-Nya.

8. Diantara keutamaan mempelajari Al-Qur'an adalah yang menjadi imam dalam sholat adalah yang paling bagus bacaannya, yang paling faham tentang sunnah, dan yang paling berilmu tentang fiqih sholat, dll

9. Boleh menjadi imam sholat orang yang masih muda usianya, selama dia bagus bacaan Al-Qur'annya dan 'alim fid-diin

10. Usia tua bukan patokan utama kelayakan menjadi imam sholat, tapi sesuai dengan kriteria yang disebutkan oleh Rasulullah pada hadits diatas kecakapan dalam membaca Al-Qur'an.

***

Dompu-Nusa Tenggara Barat : 28 Ramadhan 1443 H/30 April 2022

Penulis : Abu Dawud ad-Dombuwiyy

Artikel : Meciangi-d.blogspot.com

Related Posts:

BERDOA UNTUK PEMIMPIN KAUM MUSLIMIN

Bismillah. Alhamdulillahi Rabbil 'aalamiin. Wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammadin wa 'ala aalihi wa shahbihi ajma'iin. Wa ba'du.

Mendoakan pemimpin kaum muslimin termasuk perkara yang disyariatkan dalam agama Islam, dan hal ini termasuk bentuk nasihat kepada pemimpin. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

الدين النصيحة. قلنا : لمن يا رسول الله؟ قال : لله، ولكتابه ولرسوله، ولأئمة المسلمين، وعامتهم. (رواه مسلم)

"Agama adalah nasihat", kami (para sahabat) berkata : 'Untuk siapa wahai Rasulullah?' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : “Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan masyarakat pada umumnya.” (HR. Muslim)

Berkata Asy-Syaikh Ali bin Yahya al-Hadadiy menjelaskan makna hadits diatas :

النصيحة إرادة الخير للمنصوح له، ومن لوازم النصيحة لولي الأمر الدعاء له بما فيه صلاحه وصلاح رعيتة، ونقل البخاري إجماع السلف على مشروعية الدعاء لولاة الأمور.

"Nasihat yaitu menghendaki kebaikan untuk yang dinasehati. Diantara hal-hal yang sangat dibutuhkan dalam menasehati seorang pemimpin yaitu mendoakan kebaikan baginya dan kebaikan bagi rakyatnya, dan Al-Bukhari telah menukil ijma' salaf atas disyariatkannya mendoakan para pemimpin." [Kitaabul Arba'iin fii Madzhaabis Salaf, hal.23,24. Ta'lif Asy-Syaikh Ali bin Yahya al-Hadaadiy]

Ini diantara aqidah salaf dalam menyikapi pemimpin kaum muslimin, yaitu mendoakan mereka dengan kebaikan, bukan mendemonya.

Faedah yang bisa diambil :

1. Disyariatkan mendoakan kebaikan untuk pemimpin kaum muslimin, seperti mendoakan bapak presiden Indonesia dan jajarannya

2. Mendoakan pemimpin kaum muslimin termasuk bentuk nasihat yang paling baik, sebab dengan doa akan menyebabkan munculnya kebaikan pada diri seorang pemimpin, sehingga akan berdampak pada kebaikan rakyat dan negara

3. Mendoakan pemimpin kaum muslimin termasuk ijma' ulama dan termasuk perkara yang disyariatkan dalam agama Islam

4. Jika mendoakan pemimpin kaum muslimin merupakan perkara yang disyariatkan, maka mencaci-maki pemimpin kaum muslimin, mendemonya dan membuka aib-aibnya termasuk perkara yang tidak disyariatkan, bahkan hal itu termasuk kemaksiatan kepada Allah dan Rasul-Nya

5. Mendoakan pemimpin kaum muslimin termasuk prinsip pokok aqidah ahlus sunnah wal jama'ah salafiyyun yang diselisihi oleh firqoh-firqoh menyimpang

6. Yang dimaksud dengan ahlus sunnah wal jama'ah adalah ahlul hadits, ath-thoifah al-manshuuroh, al-firqotun naajiyah,salafiyyun

Semoga bermanfaat.

***

Dompu-Nusa Tenggara Barat : 8 Ramadhan 1443 H/10 April 2022

Penulis : Abu Dawud ad-Dombuwiyy
Artikel : Meciangi-d.blogspot.com

Related Posts:

SETIAP PENYAKIT ADA OBATNYA

Bismillah, alhamdulillahirabbil 'aalamiin. Wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammadin wa 'ala aalihi wa shahbihi ajma'in. Wa ba'du.

Tidak kita pungkiri bahwa setiap orang pasti ingin hidup tanpa penyakit, tapi sunnatullah penyakit itu pasti akan menimpa setiap orang seiring menuanya jasad. Tapi yang perlu diyakini bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya. Telah datang sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairoh radhiyallahu 'anhu yang mengatakan :

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ((ما أنزل الله داء إلا أنزل له شفاء))

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : ((Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia menurunkan pula obatnya)). [HR. Al-Bukhari no.5678]

Allah menafikan tidak menurunkan penyakit kecuali menurunkan pula obatnya menunjukkan bahwa setiap penyakit selalu ada obatnya. Jika ada seribu penyakit, maka Allah akan menurunkan sebanyak itu pula obatnya.

Pola kalimat diatas merupakan pola kalimat nakiroh dalam konteks penafian, maknanya mencakup semua jenis penyakit. Ini merupakan kabar gembira dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kepada kita sebagai bentuk motivasi agar kita tidak mudah berputus asa dari rahmat Allah, karena setiap penyakit pasti ada obatnya.

Dalam riwayat Imam Muslim dari hadits Jabir bin Abdillah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

((لكل داء دواء، فإذا أصيب دواء الداء برأ بإذن الله))

"Setiap penyakit ada  obatnya, jika cocok obat suatu penyakit, maka akan sembuh dengan izin Allah." [HR. Muslim no.2204]

Pada hadits kedua ini, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan tentang kecocokan suatu obat dengan penyakit, jika cocok obat suatu penyakit, dengan izin Allah Ta'ala penyakit itu pasti akan sembuh.

Dalam hadits Imam Ahmad, Nabi shallallahullu 'alaihi wa sallam juga bersabda : 

((إن الله لم ينزل داء إلا أنزل له شفاء، علمه من علمه، وجهله من جهله))

"Sesungguhnya Allah tidak akan menurunkan suatu penyakit kecuali menurunkan pula obatnya. Akan mengetahui orang yang mengetahuinya, dan akan bodoh orang yang bodoh tentangnya." [HR. Ahmad. Lihat Ad-Da' wad Dawaa', hal.4-5. Cet. Daar 'Aalimil Fawaaid lin Nasyr wat Tauzii']

Dalam lafadz yang lain : 

((إن الله لم يضع داء إلا له شفاء أو دواء إلا داء واحدا))

 قالوا : يا رسول الله ما هو؟ قال : ((الهرم)). قال الترمذي : هذا حديث حسن صحيح

((Sesungguhnya Allah tidak akan meletakkan suatu penyakit kecuali meletakkan pula kesembuhan atau obat kecuali satu penyakit)). Para sahabat berkata : Apa itu wahai Rasulullah? Beliau bersabda : ((Ketuaan)). Berkata At-Tirmidzi : Ini adalah hadits yang hasan shohih. [Lihat Ad-Da' wad Dawaa', hal.5. Cet. Daar 'Aalimil Fawaaid lin Nasyr wat Tauzii']

Pada hadits ini, Nabi  shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan tentang penyakit yang tidak ada obatnya, yaitu ketuaan, karena penyakit ini pasti akan menimpa manusia. Adapun selain penyakit tua, semua pasti ada obatnya.

Penyakit Hati

Selain penyakit yang menimpa jasad manusia, ada juga penyakit yang menimpa hati dan ruh. Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan tentang makna hadits riwayat At-Tirmidzi diatas atau dibawah ini :

((إن الله لم يضع داء إلا له شفاء أو دواء إلا داء واحدا))

 قالوا : يا رسول الله ما هو؟ قال : ((الهرم)). قال الترمذي : هذا حديث حسن صحيح

((Sesungguhnya Allah tidak akan meletakkan suatu penyakit kecuali meletakkan pula kesembuhan atau obat kecuali satu penyakit)). Para sahabat berkata : Apa itu wahai Rasulullah? Beliau bersabda : ((Ketuaan)). Berkata At-Tirmidzi : Ini adalah hadits yang hasan shohih. [Lihat Ad-Da' wad Dawaa', hal.5. Cet. Daar 'Aalimil Fawaaid lin Nasyr wat Tauzii']

Berkata Ibnul Qayyim :

وهذا يعم أدواء القلب والروح والبدن، وأدويتها

"Dan hadits ini bersifat umum, berlaku untuk penyakit hati, ruh dan jasad beserta obat-obatnya." [Lihat Ad-Da' wad Dawaa', hal.5. Cet. Daar 'Aalimil Fawaaid lin Nasyr wat Tauzii']

Hadits diatas tidak hanya berkaitan dengan penyakit jasad saja, tapi juga berkaitan dengan penyakit hati dan ruh, semuanya memiliki obat. Karena itulah Allah Ta'ala berfirman :

«وَلَوْ جَعَلْنَـٰهُ قُرْءَانًا أَعْجَمِيًّۭا لَّقَالُوا۟ لَوْلَا فُصِّلَتْ ءَايَـٰتُهُۥٓ ۖ ءَا۬عْجَمِىٌّۭ وَعَرَبِىٌّۭ ۗ قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ هُدًۭى وَشِفَآءٌۭ ۖ »

Artinya : "Dan jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?" Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan obat." (QS. Fusshilat : 44).

Allah Ta'ala juga berfirman : 

«وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌۭ وَرَحْمَةٌۭ لِّلْمُؤْمِنِينَ ۙ »

Artinya : "Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QS. Al-Isra : 82)

Berkata Ibnul Qayyim : 

و ((من)) ههنا لبيان الجنس لا للتبعيض، فإن القرآن كله شفاء، كما قال في الآية الاخرى. فهو شفاء للقلوب من داء الجهل والشك والريب، فلم ينزل الله سبحانه من السماء شفاء قط أعم ولا أنفع ولا أعظم ولا أنبع في إزالة الداء من القرآن

Huruf (مِنْ) disini menjelaskan tentang jenis, bukan tab'iidh (bermakna sebagian), karena Al-Qur'an seluruhnya obat, sebagaimana Allah berfirman pada ayat yang lain (yakni ayat yang telah berlalu). Dan Al-Qur'an merupakan obat bagi hati dari penyakit kebodohan, keragu-raguan dan was-was. Dan Allah Subhaanahu tidak menurunkan dari langit kesembuhan sama sekali yang lebih umum, yang lebih bermanfaat, yang lebih agung dalam menghilangkan penyakit daripada Al-Qur'an.  [Lihat Ad-Da' wad Dawaa', hal.6. Cet. Daar 'Aalimil Fawaaid lin Nasyr wat Tauzii']

Kebodohan adalah Penyakit

Kebodohan merupakan penyakit yang berbahaya sedangkan obatnya adalah bertanya kepada ahlinya. Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah pernah mengatakan :

وقد جعل النبي صلى الله عليه وسلم الجهل داء، وجعل دواءه سؤال العلماء

فروى أبو داود في سننه من حديث جابر بن عبد الله قال : خرجنا في سفر، فأصاب رجلا منا حجر، فشجه في رأسه، ثم احتلم، فسأل أصحابه، فقال : هل تجدون لي رخصة في التيمم؟ قالوا : ما نجد لك رخصة، وأنت تقدر على الماء. فاغتسل، فمات. فلما قدمنا على رسول الله صلى الله عليه وسلم أخبر بذلك فقال : ((قتلوه، قتلهم الله! إلا سألوا إذ لم يعلموا! فإنما شفاء العي السؤال إنما كان يكفيه أن يتيمم ويعصر -أو يعصب- جرحه خرقة، ثم يمسح عليها، ويغسل سائر جسده)).

فأخبر أن الجهل داء، وأن شفاءه السؤال.

"Sungguh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah menjadikan kebodohan sebagai penyakit dan menjadikan obatnya adalah bertanya kepada para ulama.

(Imam) Abu Dawud dalam kitab sunannya telah meriwayatkan hadits dari Jabir bin Abdillah, ia mengatakan : "Kami berangkat dalam satu perjalanan. Salah seorang dari kami tertimpa batu dan melukai kepalanya. Kemudian orang itu mimpi basah, lalu ia bertanya kepada sahabatnya, ia berkata : "Apakah kalian mendapatiku memiliki keringanan untuk bertayamum?" Mereka mengatakan : "Kami memandang engkau tidak mendapatkan keringanan karena engkau mampu menggunakan air." Maka ia-pun mandi lalu meninggal. Tatkala kami sampai kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu dikabarkan tentang hal tersebut, maka beliau bersabda : ((Mereka telah membunuhnya, semoga Allah membalas mereka! Tidakkah mereka bertanya jika mereka tidak mengetahui?! Karena obat dari tidak tahu adalah bertanya. Sesungguhnya cukup bagi dia bertayamum dan memapatkan -membalut- lukanya dengan sobekan kain dan mengusap lalu mencuci seluruh tubuhnya)).

Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan bahwa kebodohan adalah penyakit dan obatnya adalah bertanya. [Ad-Daa' wad Dawaa', hal.5-6. Daar 'Aalimil Fawaaid lin-Nasyr wat Tauzii']

Faedah yang bisa diambil :

1. Setiap penyakit ada obatnya

2. Obat suatu penyakit kadang diketahui dan kadang tidak. Akan mengetahuinya orang yang mengetahui dan akan bodoh orang yang tidak mengetahui

3. Penyakit yang tidak ada obatnya hanya satu ; ketuaan, karena penyakit tua akan menimpa semua manusia

4. Semua penyakit ada obatnya berlaku juga untuk penyakit hati, ruh, dan jasad.

5. Jika hati dan ruh terkena penyakit, maka obatnya adalah Al-Qur'an, bahkan untuk penyakit jasad akibat gangguan jin.

6. Hati dan ruh juga bisa sakit sebagaimana jasad.

7. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mensifati bahwa kebodohan adalah penyakit dan obatnya adalah bertanya

8. Para ulama adalah dokter penyakit hati dan dokter bagi penyakit kebodohan

9. Sahabat Nabi yang terluka kepalanya meminta fatwa kepada sahabat-sahabatnya yang juga tidak tahu tentang bolehnya bertayamum karena ada udzur. Karena sebab kebodohan, mereka berfatwa tanpa ilmu, akhirnya sesat dan menyesatkan

10. Nabi mengatakan kepada orang-orang yang berfatwa tanpa ilmu itu bahwa mereka telah membunuh sahabatnya, padahal mereka sebenarnya hanya berfatwa, namun karena fatwa tersebut salah dan menyebabkan sahabatnya meninggal, maka hakikatnya mereka telah membunuhnya. Itulah sebabnya Nabi mengatakan bahwa mereka telah membunuhnya

11. Bahayanya berfatwa tanpa ilmu

12. Berfatwa tanpa ilmu mudharatnya bisa membahayakan orang yang berfatwa dan bisa membahayakan orang yang menerima fatwa

13. Jika ada yang bertanya tentang perkara agama dan seseorang tidak tahu tentang jawabannya maka hendaklah dia mengatakan tidak tahu atau wallahu a'lam

14. Para ulama adalah dokter bagi umat Islam, obat bagi kebodohan serta penawar bagi kerancuan dalam beragama

15. Pentingnya bertanya kepada para ulama dan tercelanya mencukupkan diri pada kemampuan diri sendiri seperti kisah hadits habbatus sauda' yang pernah kita bawakan :

:قول الشيخ صالح الفوزان - حفظه الله 

يذكر أن رجلا طالع صحيح البخاري وهو أصح"
 كتاب بعد القرآن الكريم فجاء على حديث : " الحبة السوداء شفاء من كل داء " ، فقرأها : " الحية السوداء " بالياء ، فذهب وبحث عن حية سوداء، ثم قتلها وأكلها فمات من أثر السم ، فلو سأل عالما ! عن
..هذه اللفظة وتأكد منها لسلم
فمجرد المطالعة من دون الرجوع إلى أهل
..العلم، مضرة عظيمة على اﻹنسان وعلى غيره
"فانظر كم أهلك المتعالمون !! ، من الناس

Asy-Syaikh Sholeh Fauzan hafidzahullah mengatakan : 

"Disebutkan bahwasanya ada seorang laki-laki membaca Shohih al-Bukhari yaitu kitab yang paling shohih setelah al-Qur'an yang mulia, maka dia membaca hadits : "Habbatus Sauda' (jinten hitam) obat segala penyakit", tapi dia membacanya : "Hayyatus Sauda' (ular hitam)" dengan huruf ya', maka diapun pergi dan mencari ular hitam, kemudian dia membunuhnya dan memakannya maka diapun mati disebabkan karena pengaruh racun ular tersebut, seandainya dia bertanya kepada orang yang berilmu tentang makna kata tersebut dan memastikannya, niscaya dia akan terlepas dari bahaya. Adapun semata-mata menelaah tanpa kembali (merujuk) kepada ahli ilmu, maka mudhorot yang besar akan menimpa orang tersebut dan juga orang lain.

Maka lihatlah berapa banyak orang-orang yang menampakkan keilmuan!!, telah membinasakan sebagian manusia." [Thuruqu Ta'allumil 'Ilmi : hal. 10] (Sumber : Dikutip dan diterjemahkan secara bebas dari grup WA para Asatidzah Musafir Ilmu)

16. Pentingnya menuntut ilmu agama

17. Pentingnya bertanya kepada ahlinya

Wallahu a'lam.

***

Dompu-Nusa Tenggara Barat : 5 Ramadhan 1443 H/7 April 2022

Penulis : Abu Dawud ad-Dombuwiyy

Artikel : Meciangi-d.blogspot.com

Related Posts: