ANA SALAFIY, TAPI BUKAN SALAFIY TAHDZIR..!!


Bismillah, alhamdulillahi Rabbil 'aalamiin. Wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammadin wa 'ala aalihi wa shahbihi ajma'iin. Wa ba'du.

Tulisan ini bukan untuk menghujat orang lain atau siapapun, tapi sekedar untuk berbagi info tentang siapa itu salafi tahdzir.

Banyak orang yang bingung lalu menuduh orang lain sebagai salafiy tahdzir ketika mereka berseberangan dengan saudaranya dalam suatu permasalahan, padahal mereka ini satu manhaj. Aneh memang keadaan mereka ini, namun sebagai seorang muslim, kita harus memaklumi bahwa mungkin saja mereka ini jahil, atau barangkali sampai disini saja kadar nalar dan aqal mereka dalam berpikir dan menentukan, sebab kebodohan itu memang sejatinya memiliki tingkatkan-tingkatan, dan kita khawatir mereka ini masuk dalam kategori jahlul murokkab alias kebodohan yang bertingkat-tingkat dalam permasalah ini secara khusus.

Saudara kaum muslimin hafidzakumullah..

Jika berbicara tentang salafi tahdzir, maka akan muncul banyak pertanyaan, siapa sebenarnya mereka ini?! Yang mereka tahu salafi tahdzir itu adalah, "Setiap orang yang tidak ikut kajian ditempatnya" meskipun dia kajian di pesantren lain yang sama-sama ahlus sunnah. Atau, "Setiap orang yang tidak sejalan dengannya dalam masalah metode dakwah, maka mereka ini akan dikatakan sebagai salafi tahdzir", meskipun dalam setiap daurahnya, yang dituduh salafi tahdzir ini selalu mengundang ustadz-ustadz salafi yang merupakan guru-guru mereka juga. Ini sangat lucu dan menyedihkan. Lucunya, karena mereka ini sejatinya belum tahu sama sekali tentang siapa itu salafi tahdzir tapi menuduh orang yang tidak kajian di tempatnya atau yang berbeda metode dalam program dakwah sebagai salafi tahdzir. Menyedihkannya, karena mereka sejatinya seperti katak dalam tempurung, taunya hanya medan dakwah dimana ia terkurung sekarang, belum pernah berpapasan langsung dengan para salafi tahdzir yang sesungguhnya, sehingga mereka-pun menduga-duga, mengira-ngira, menuduh, bahkan mencurigai, jika ada yang tidak kajian di tempatnya, tidak duduk di majelisnya, akan dituduh sebagai salafi tahdzir. Jika ada yang menyelisihi metode dakwahnya padahal mereka sama-sama salafi, yang berseberangan dengannya akan dituduh sebagai salafi tahdzir lalu mentahdzir mereka habis-habisan. 

Duhai kasihan sekali orang-orang yang seperti ini, mereka jahil tapi merasa pintar, tentu ini sangat menyedihkan. Dan yang lebih menyedihkan lagi adalah orang-orang yang terfitnah dengan ucapan mereka ini, lalu mereka meninggalkan menuntut ilmu dan menjauh dari majelis-majelis ilmu sejauh-jauhnya. Waliyaadzubillah.

Salafi tahdzir itu apa sebenarnya saudaraku?. Jika belum tahu, maka kami akan beri gambaran biar kalian tahu dan tidak asal menuduh :

(1) mereka itu cirinya TIDAK MAU MENJAWAB SALAM ANTUM, karena antum dianggap sururiyyun -jika kalian bingung apa itu sururiyyun, maka silahkan baca-baca lagi tentang sururiyyun atau bertanya kepada orang yang tahu tentang apa itu sururiyyun-. 

Jika ada diantara kalian yang bertanya-tanya, "Masa ia salafi tahdzir itu tidak mau menjawab salam? Jawabannya, berarti antum masih belum tahu tentang apa dan siapa itu salafi tahdzir.

(2) Diantara ciri salafi tahdzir yaitu, baro'nya kepada orang-orang yang mengaku salafi sangat kuat, bahkan kebenciannya kepada mereka ini melebihi kebenciannya kepada ahlul bid'ah

(3) Setiap orang yang loyal kepada Ustadz kita Yazid Jawwas Bogor, Ustadzuna 'Aunur Rafiq Ghufron Gresik, Ustadz Ahmad Faiz Solo, Ustadz Abu Nida' Yogyakarta, dan Ustadz Mubarok Bamu'allim Surabaya, dll, maka mereka ini akan di tuduh sebagai sururiyyun alias surury, dan akan di tahdzir habis-habisan

Jika antum masih bingung juga tentang apa itu salafi tahdzir, maka opsi lainnya antum harus menjadi saksi sejarah. Saya saksi sejarah di mana aksi tahdzir mentahdzir di Yogyakarta sedang panas-panasnya, masalahnya antum ngaji salafnya baru, sehingga tidak tahu menahu tentang salafi tahdzir. 

Jika antum masih bingung juga, maka hiduplah di pesantren-pesantren besar di tanah jawa dan hadirilah daurah-daurah para masyayikh di Kota Yogyakarta setiap tahunnya, karena di kota inilah daurah nasional itu diadakan. Di momen ini, antum saya jamin akan bertemu dengan para salafi tahdzir, karena merekalah yang mengadakan daurah nasional itu. 

Jika masih bingung juga, maka mari kita banyak membaca literatur-literatur yang berbicara  tentang apa itu salafi tahdzir, jangan asal menuduh, karena tuduhanmu akan di minta pertanggungjawabannya nanti pada hari kiyamat.

SURURY

Jika berbicara tentang salafi tahdzir, maka orang-orang yang mendapatkan tahdzir dari salafi tahdzir disebut surury. Pentolan orang-orang yang di tuduh sebagai sururiyyun itu adalah ustadz-ustadz kita Ustadz Yazid Jawwas, Ustadzuna 'Aunur Rafiq Ghufron Gresik, Ustadz Ahmad Faiz Solo, Ustadz Abu Nida' Yogyakarta, dan Ustadz Mubarok Bamu'allim Surabaya. Padahal ustadz-ustadz kita diatas bukan surury atau sururiyyun. Bahkan banyak ustadz-ustadz kibar di Indonesia, berguru kepada Ustadz-ustadz kita diatas. Lalu kenapa kita semua di tahdzir, kenapa selain ustadz-ustadz kibar kita diatas juga mendapatkan tahdziran? Jawabannya, Karena mereka loyal dan tidak mau mentahdzir Ustadz-ustadz kibar di atas. Orang yang tidak mentahdzir ustadz-ustadz kita diatas, mereka akan mendapatkan tahdziran. Selain itu juga, ada permasalahan lain yang terkait dengan dana Ihya'ut Turats, yaitu dana yang didapatkan dari sebuah Yayasan di Arab Saudi yang dipimpin oleh Muhammad bin Surur ketika itu, sehingga kita yang tidak terlibat dalam masalah itu namun loyal kepada para asatidzah diatas, maka kita juga akan ikut-ikutan digelari dengan gelar sururiyyun atau surury alias pengikut Muhammad bin Surur, serta kita akan mendapatkan tahdziran dari mereka lalu kitapun akan di boikot habis-habisan.

Di Kota Dompu ini, ustadz-ustadz kita yang ada disini semuanya loyal kepada Ustadz-ustadz besar diatas termasuk saya pribadi. Bahkan sebagian besar ustadz-ustadz di Bima, Dompu dan di Ma'had Meci Angi adalah murid dari ustadz-ustadz kibar diatas. Seandainya saya, kami, Ma'had Meci Angi dan yang loyal kepada kami adalah salafi tahdzir, maka semua ustadz-ustadz yang ada di Dompu, Bima, Manggelewa, bahkan di Indonesia seluruhnya akan kami tahdzir!, akan kami jauhi majelisnya, akan kami boikot mereka, akan kami hentikan mereka untuk mengisi daurah di forum-forum kajian kami, akan kami jauhi buku-bukunya, tulisan-tulisannya, pustaka-pustakanya, dan tidak akan kami jual buku-buku mereka, mengutip ucapan-ucapannya, fatwa-fatwanya bahkan mereka semua akan kami tahdzir lalu menggelari mereka dan kalian sebagai SURURIY atau SURURIYYUN, mengeluarkan kalian dari kalangan ahlus sunnah wal jama'ah, itu jika kami berpaham salafi tahdzir. Tapi realitanya kami tidak pernah mentahdzir siapapun, buku-buku ustadz-ustadz yang dituduh sebagai surury kami kutip, kajian-kajian mereka kami dengarkan bahkan kami share, karena mereka ahlus sunnah yang di fitnah. Bahkan kalianlah yang mentahdzir dan melarang manusia belajar ilmu agama di tempat kami tanpa tabayyun. Waspadalah saudaraku, ini adalah kedzoliman!.

USTADZ SIAPA YANG PALING DI TAHDZIR?

Jika kita belum tahu tentang hakikat sesuatu, maka bertanyalah saudaraku, karena obat kebodohan adalah bertanya kepada ahlinya.

Ustadz yang paling di tahdzir di Indonesia bukan cuma Ustadz kita Yazid Jawwas hafidzahullah sobat, tapi disana ada ustadz-ustadz lain yang bahkan tahdziran kepada mereka lebih dahsyat dari tahdziran yang menimpa Ustadz kita Yazid Jawwas hafidzahullah, beliau adalah guru kami Ustadzuna Aunur Rafiq Ghufron dari Sidayu Gresik. Bahkan yang mentahdzirnya adalah muridnya sendiri, yang beliau bantu biayai belajar di Yaman ketika itu. Apa antum tahu tentang hal ini saudara-saudaraku? Pastinya tidak! Apa antum juga tahu tentang bagaimana perihnya tahdziran yang menimpa Ustadzuna Aunur Rafiq Ghufron oleh para asatidzah laskar jihad bahkan muridnya?, ini sangat menyakitkan, bahkan sampai-sampai tahdziran itu membuat Ustadzuna Aunur Rofiq Ghufron menangis dan meneteskan air mata! Dimana antum ketika ustadz kami di tahdzir? Dimana antum ketika ucapan salam kami tidak dijawab oleh salafi tahdzir?, dan dimana antum ketika salafi tahdzir mengucapkan ASSAMU'ALAIKUM (kecelakaan atas kalian) kepada kami ketika bertemu dengan mereka di alun-alun kota Sidayu Gresik oleh para salafi tahdzir? Atau ketika sedang marak-maraknya tahdzir-mentahdzir di kota Yogyakarta ketika itu? Lalu tiba-tiba ana dan kami yang berada di Ma'had Meci Angi yang pernah belajar kepada Ustadz Aunur Rofiq Ghufron dituduh sebagai salafi tahdzir? Sungguh aneh dan dangkal memang pemahaman mereka tentang apa itu salafi tahdzir. Terlalu ceroboh dan terlalu gegabah tindakan seperti ini saudaraku hafidzakumullah. Tidakkah kalian berhenti?!

Saudaraku yang mulia, antum hanya tahu bahwa Ustadz kita Yazid Jawwas hafidzahullah-lah yang paling mendapatkan tahdziran, padahal ustadz-ustadz lain dan Ustadzuna Aunur Rofiq Ghufron juga yang paling dahsyat mendapatkan tahdziran dari mereka bahkan dari muridnya. Jika Ustadz kita Yazid Jawwas yang mentahdzirnya adalah ustadz-ustadz laskar jihad, tapi Ustadzuna Aunur Rafiq Ghufron yang mentahdzirnya adalah ustadz-ustadz laskar jihad beserta murid-muridnya sendiri, yang pondoknya berdampingan dengan pondok Ustadz kami Aunur Rafiq Ghufron. Mana yang lebih menyakitkan? Lalu siapa orang yang kalian tuduh sebagai salafi tahdzir itu saudaraku? Apakah murid Ustadz Aunur Rafiq Ghufron seperti saya?  Maka berpikirlah dan tabayyun-lah! Jika tidak, maka antum akan terjatuh dalam manhaj tahdzir yang hakiki, yang memboikot dan mencegah orang-orang yang ingin belajar ilmu agama, kalian cegah mereka belajar kecuali di tempat kalian saja. Apa ini bukan tahdziran? Berarti yang mentahdzir itu bukan saya sebenarnya tapi kalianlah wahai saudara-saudaraku hafidzakumullah.

GURU KAMI JELAS

Guru kami itu jelas saudaraku, bukan salafi tahdzir seperti yang kalian utarakan. Jikapun ada guru kami dari kalangan salafi tahdzir, tidak mengharuskan kami juga ikut mentahdzir dan menjadi salafi tahdzir-kan? Bahkan diantara guru kami salah satunya adalah Ustadzuna Aunur Rofiq Ghufron ; orang nomor satu yang paling di tahdzir oleh ahlut tahdzir di Indonesia. Entah kenapa kalian berpendapat tanpa hujjah kepada orang yang berseberangan dengan kalian dalam masalah cara mengelola dakwah. Dan yang paling mengherankan dan membingungkan, atas dasar apa kalian menuduh kami sebagai salafi tahdzir? Apakah karena tidak kajian ditempat kalian?! Kajian salaf itu tidak hanya ditempat kalian saudaraku, banyak kajian salaf di Kota Dompu Bima ini kenapa harus ditempat kalian?. Sungguh dangkal pemahaman antum semua tentang siapa itu salafi tahdzir. Setiap yang berseberangan dengan antum dan tidak hadir di kajian antum belum tentu mereka salafi tahdzir, bisa jadi banyak faktor yang menghalangi mereka datang di kajian antum. Atau jangan-jangan pendapat yang keliru menuduh saudara antum sebagai salafi tahdzir semata-mata dibangun diatas dasar hasad yang terselubung? Ataukah antum masih punya pola pikir-pola pikir hizbiyyah yang tersisa? Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan.

Tidak perlu kami tuliskan satu-persatu disini siapa guru-guru kami, jika ingin, maka bertandanglah ke Ma'had Meci Angi dalam rangka silaturrahmi, atau jika antum punya minat baca, maka berkunjunglah ke website meciangi-d.blogspot.com atau meciangi.or.id. Atau kalau antum memang seorang muslim sejati, maka terapkan qoidah tabayyun, karena ini merupakan qoidah agama yang terlupakan oleh kalian. Jika kalian enggan untuk tabayyun, berarti kalian termasuk orang yang dzolim. 

Semoga Allah mengampuni kalian semua wahai saudara-saudaraku. Dan sebagai nasihat dari kami perhatikan firman Allah Ta'ala berikut ini :

«يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن جَآءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَإٍۢ فَتَبَيَّنُوٓا۟ أَن تُصِيبُوا۟ قَوْمًۢا بِجَهَـٰلَةٍۢ فَتُصْبِحُوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَـٰدِمِينَ»

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu." (QS. Al-Hujurat : 6).

Pada ayat diatas, Allah memanggil kita dengan panggilan keimanan menunjukkan bahwa hendaknya setiap orang yang beriman mendengar dengan baik dan membaca dengan seksama ayat diatas "Jika datang kepadamu orang fasik membawa berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya, yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan :

يأمر تعالى باتثبت في خبر الفاسق ليحتاط له لئلا يحكم بقوله، فيكون في نفس الأمر كاذبا أو مخطئا

"Allah Ta'ala telah memerintahkan untuk mencari kepastian terhadap berita dari orang fasiq supaya berhati-hati darinya, agar ia tidak berhukum berdasarkan ucapannya. Karena boleh jadi berita yang tersebar itu dusta atau keliru." [Lihat Tafsir Ibni Katsir, 4/178. Cet. Daarul Kutub al-'Ilmiyyah].

Para ulama mengatakan :

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا بالله، وعلموا بما شرع، إن جاءكم فاسق بخبر عن قوم، فتثبتوا من صحة خبره، ولا تبادروا إلى تصديقه ؛ خوف أن تصيبوا - إذا صدقتم خبره دون تثبت - قوما بجناية وأنتم جاهلون حقيقة أمرهم، فتصبحوا بعد أصابتكم لهم نادمين عندما يتبين لكم كذب خبره.

"Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah, ketahuilah tentang apa yang telah di syariatkan, jika datang kepada kalian orang fasiq membawa berita dari suatu kaum, maka carilah kejelasan akan benarnya berita tersebut, janganlah bergegas membenarkannya ; ditakutkan kalian akan menimpakan -jika kalian membenarkan berita tersebut sebelum kalian mencari kepastian- pada suatu kaum dengan sebuah kejahatan yang serius, sedangkan kalian tidak mengetahui hakikat urusan mereka, sehingga menyebabkan kalian menyesal setelah kalian timpakan (musibah itu) kepada mereka bilamana dia tabayyun-kan itu kepada kalian tentang dustanya berita tersebut." [Lihat Mukhtashor fit-Tafsir al-Qur'an al-Kariim, hal. 516. Cet. Al-Mamlakah al-'Arabiyyah as-Su'uudiyyah].

Pemaparan diatas menjelaskan kepada kita tentang pentingnya tabayyun, agar kita tidak menimpakan mudhorot kepada saudara kita sesama muslim. Jangan banyak mencurigai saudara kalian sesama muslim saudaraku, karena Allah telah melarang kita dari hal tersebut. Allah Ta'ala berfirman :

 «يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًۭا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌۭ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًۭا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌۭ رَّحِيمٌۭ»

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." (QS.Al-Hujurat : 12).

Kemudian perhatikan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berikut ini :

((إن العبد ليتكلم بالكلمة ما يتبين ما فيها، يهوي بها في النار أبعد ما بين المشرق والمغرب))

((Sesungguhnya seorang hamba, ia mengucapkan satu kata, yang ia tidak memerhatikannya (tidak memikirkan kejelekan dan dampaknya), ternyata menggelincirkan ia ke dalam neraka lebih jauh dari apa-apa yang ada di antara timur dan barat)). [HR. Al-Bukhari, no. 6477. Muslim, no.2988. Cet. Baitul Afkar ad-Dauliyyah].

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan tentang bahayanya lisan, dengan satu kata, bisa menggelincirkan pelakunya kedalam neraka lebih jauh dari barat dan timur.

Maka, bagaimana sikap kita? Asy-Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad hafidzahullah mengutip perkataan Imam Ibnu Hibban rahimahullah :

لسان العاقل يكون وراء قلبه، فإذ أراد القول رجع إلى القلب، فإن كان له قال، و الا فلا، والجاهل قلبه في طرف لسانه، ما أتى على لسانه تكلم به، و ما عقل دينه من لم يحفظ لسانه

"Lisannya orang yang berakal berada di belakang hatinya, apabila dia ingin mengatakan sesuatu dia kembalikan pada hatinya, apabila baik dia akan berbicara dan apabila tidak maka dia tidak berbicara. Dan orang yang bodoh, hatinya berada di ujung lisannya, apa saja yang hinggap di lisannya dia akan mengatakannya, betapa rendah agama orang yang tidak bisa menjaga lisannya." [Lihat Rifqan Ahlas Sunnah bi Ahlus Sunnah, penulis Asy-Syaikh Abdul Muhsin bin Hammad al-'Abbaad al-Badr, hal.18-19. Cet. Mamlakah al-Malik Fahd].

Tidak hanya lisan yang hendaknya kita tahan, tapi juga tulisan. Seorang penyair mengatakan :

كتبت وقد أيقنت يوم كتابتي

بأن يدي تنفى ويبقى كتابها

فإن عملت خيرا ستجزى بمثله

وإن عملت شرا علي حسابها

"Aku telah menulis dan aku sungguh yakin di hari aku menulisnya.

Bahwasannya tanganku akan musnah dan akan kekal tulisannya.

Dan apabila tangan-ku tersebut melakukan amal kebaikan maka dia akan dibalas dengan yang semisalnya.

Dan apabila dia melakukan keburukan maka bagiku hisabnya." [lihat Rifqan Ahlas Sunnah bi Ahlus Sunnah, penulis Asy-Syaikh Abdul Muhsin bin Hammad al-'Abbaad al-Badr, hal.16. Cet. Mamlakah al-Malik Fahd].

Yuk, lestarikan qoidah tabayyun saudaraku, sebab ini merupakan qoidah agama yang telah hilang dari para penuntut ilmu dan orang-orang yang berilmu.

Semoga tulisan ini memberikan sedikit pencerahan kepada saudara kita yang ikhlas mencari kebenaran, bukan sibuk mengikuti berita-berita hoaks yang tidak jelas. Mari sibukkan diri menuntut ilmu, jangan sibuk membahas fitnah, karena fitnah tahdziran itu sudah mereda. Di Yogyakarta dan pulau jawa fitnah ini sudah mereda dan tidak sedahsyat dulu lagi saudaraku, namun di Kota Dompu ini, permasalahan yang sudah mereda di Indonesia justru malah baru populer dan dibangkit-bangkitkan kembali, dijadikan sesuatu yang baru, padahal mereka tidak tahu sama sekali tentang hakikat apa itu salafi tahdzir. Waliyaadzubillah.

Seorang penyair pernah mengatakan :

"Katak dalam tempurung, hanya tau tempat dimana dia terkurung. Adapun burung yang terbang bebas, dia mengetahui apa yang tidak diketahui oleh yang lain."

Semoga tulisan ini bermanfaat. Baarakallahu fiikum.

***

Dompu-Nusa Tenggara Barat : 6 Dzulhijjah 1443 H/6 Juli 2022

Penulis : Abu Dawud ad-Dombuwiyy
Artikel : Meciangi-d.blogspot.com


Related Posts: