BERTANYALAH TENTANG PERKARA-PERKARA YANG SUDAH PASTI

Bismillah. Alhamdulillahi Rabbil 'aalamiin. Wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammadin wa 'ala aalihi wa shahbihi ajma'iin. Wa ba'du.

عن عبَيّ بن كعب رضي الله عنه أنه قال : لما سأله مسروق بن الأجدع عن مسألة : ((يا
 .((ابن أخي ؛ أكان هذا؟)) قال : لا، قال : ((فأجمنا حتى يكون، فإذا كان اجتهدنا لك رأينا

.رواه ابن سعد، وابن عبد البر في ((جامع بيان العلم وفضله))، وإسناده صحيح
[الغرر من موقوف الأثر للشيخ صالح بن عبد الله بن حمد العصيمي، ص : ١٣]

Dari 'Ubai bin Ka'ab radhiyallahu 'anhu bahwasanya ia berkata : Tatkala Masruq bertanya kepadanya tentang suatu permasalahan : ((Wahai anak saudaraku ; apakah ini sudah terjadi?)) Masruq mengatakan, belum.  Berkata 'Ubai bin Ka'ab : Kalau begitu, ringankanlah kami darinya. Apabila sudah terjadi kami akan berijtihad (berusaha mencarikan hukumnya dari Al-Qur'an dan as-Sunnah) untukmu." 

Diriwayatkan oleh Ibnu Sa'ad, dan Ibnu Abdil Barr dalam ((Jaami'ul Bayaanil 'Ilmi wa Fadhlih)), dan sanadnya shohih.

📚[Al-Ghuror min Mauquufil Atsar, karya Asy-Syaikh Sholih bin Abdillah bin Muhammad al-'Ushaimiy, 13]

Faedah dari atsar diatas :

1. Ubai bin Ka'ab adalah sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dari Anshor

2. Ubai bin Ka'ab nama lengkapnya Ubai bin Ka'ab bin Qais al-Anshari al-Khajraji, kunyah beliau adalah Abul Mundzir dan Abu Thufail, dan ia digelari dengan Sayyidul Qurraa' (pemimpinnya para Qari'). Dia wafat di tahun 19 H atau tahun 32 H dan dikatakan juga pada selain itu di kota Madinah.

3. Masruq adalah seorang tabi'in yang mulia, beliau banyak belajar dari Ibunda Aisyah radhiyallahu 'anha. Masruq artinya yang dicuri. Dinamakan Masruq konon karena beliau waktu bayi pernah dicuri.

4. Ubai bin Ka'ab radhiyallahu 'anhu memanggil Masruq dengan, 'Wahai anak saudaraku', ini adalah panggilan kelembutan padahal Masruq bukan anak saudaranya.

5. Bertanya termasuk kunci ilmu, Allah berfirman : 

«فَسْـَٔلُوٓا۟ أَهْلَ ٱلذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ»

Artinya : "Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui." (QS. An-Nahl : 43)

6. Jangan membebani diri kita dan membebani orang-orang yang ditanya dengan suatu pertanyaan yang belum terjadi, karena masih banyak permasalah-permasalah yang pasti yang harus ditanyakan. Umar radhiyallahu 'anhu mengatakan :

«نهينا عن التكلف»

 "Kami dilarang dari takalluf (memberat-beratkan diri). 

Allah Ta'ala berfirman :

«قُلْ مَآ أَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍۢ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلْمُتَكَلِّفِينَ»

Artinya : "Katakanlah (hai Muhammad): "Aku tidak meminta upah sedikitpun padamu atas dakwahku dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang takalluf (memberat-beratkan diri)." (QS. Shad : 86)

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dalam hadits riwayat Abu Hurairah :

((من حسن الإسلام المرء تركه ما لا يعنيه))

((Termasuk baiknya Islam seseorang, dia meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat untuk dirinya)). (HR. Tirmidzi dan selainnya)

7. Adab jika kita ingin bertanya, maka bertanyalah tentang sesuatu yang penting dan berbobot jangan bertanya tentang sesuatu yang tidak bisa diamalkan 

8. Pertanyaan yang aneh dan rumit terkadang akan menimbulkan rasa sombong, karena seseorang terkadang merasa tidak ada orang yang semisal dengannya dalam hal pertanyaan.

9. Ilmu itu memiliki kesombongan sebagaimana harta. Berkata Wahb bin Munabbih :

((إن للعلم طغيانا كطغيان المال))

((Sesungguhnya ilmu bisa membuat sombong sebagaimana harta)). [An-Nabadz fii Adaab Tholabil 'Ilmi, hal. 181. Cet. Maktabah Ibnul Qayyim]

10. Bertanya yang bermanfaat dan bisa diamalkan itu lebih diutamakan dari sekedar bertanya sesuatu yang belum terjadi.

Wallahu a'lam. Dan masih banyak faedah-faedah lainnya. Semoga yang sedikit ini bermanfaat.

Related Posts:

MUHASABAH DI USIA 60 TAHUN #2

Bismillah, alhamdulillahi Rabbil 'aalamiin. Wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammadin wa 'ala aalihi wa shahbihi ajma'iin. Wa ba'du.

Usia 60-70 tahun adalah usia yang penuh makna, usia yang penuh misteri, dan usia yang menyiratkan sinyal-sinyal kematian. Walaupun kematian itu bisa lebih cepat dari itu, tapi kebanyakan umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam mereka meninggal dunia pada kisaran usia tersebut. 

Saudara-saudaraku...

Orang-orang yang telah menginjak usia 60 tahun, atau yang sebentar lagi akan menginjak usia 60 tahun, mereka ini selayaknya harus lebih banyak lagi berfikir dan bersyukur kepada Allah Ta'ala atas nikmat-nikmat yang telah Allah berikan kepada mereka ketika mereka berusia belasan tahun, 20 tahun, 30 tahun dan seterusnya, yang pada masa-masa itu mungkin manusia masih banyak bermain-main dan beresnda gurau serta melalaikan waktu-waktu yang berharga yang Allah berikan kepadanya. Namun ingat saudaraku, tatkala anda sudah menginjak usia 40 tahun atau akan menginjak usia 40 tahun, hendaknya anda dan kita semua lebih banyak lagi berpikir dan merenung tentang proses perjalanan panjang kita selama ini, karena pada usia 40 tahun, kita sudah berada dipuncak kematangan, dipuncak kekuatan dan dipuncak kecerdasan, dan setelah itu dia akan mengalami masa-masa penurunan, kelemahan fisik, dekatnya kematian dan akan segera berpisah dengan dunia cepat atau lambat.

Saudaraku seiman, orang yang sudah sampai pada umur 40 tahun, mereka telah berada di persimpangan jalan terakhir untuk berpikir dan menentukan arah tujuan kemana ia hendak melangkahkan kakinya, ke surga atau ke neraka, memperbanyak taubat, memperbanyak mengingat-ingat dosa dan maksiat yang pernah dilakukan, meninggalkan ghibah, lebih ikhlas untuk menutup aurat dengan baik, meninggalkan tabarruj atau berhias ketika keluar rumah, dengan wangi-wangian, parfum, lipstik dan lain sebagainya. Mulai serius untuk berjilbab dan menuntup aurat dengan sempurna, menjauhi gaya pakaian ala anak muda-anak muda dengan jilbab gaul yang mengumbar syahwat, mulai serius dan bersungguh-sungguh dalam menegakkan sholat, meninggalkan meminum khamr (minuman keras, narkoba dll), mengurangi banyak bercanda dan bersenda gurau, karena masa untuk bermain-main dan bersenda gurau sudah berakhir. Puncaknya adalah pada usia 60-70 tahun, pada usia ini seseorang hendaknya benar-benar memperbanyak ibadahnya, memperbanyak taubatnya, memperbanyak muhasabah diri dan menjauhkan jiwa dari cinta dunia dan panjang angan-angan serta membuang-buang waktu, karena masa-masa anda telah berakhir, sinyal-sinyal kematian-pun sudah mulai menyala-nyala dan memberikan peringatan kepada pemiiknya dengan rambut ubannya. Allah Ta'ala telah berfirman :  

« ۖأَوَلَمْ نُعَمِّرْكُم مَّا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَن تَذَكَّرَ وَجَآءَكُمُ ٱلنَّذِيرُ»

Artinya : "Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan?" (QS. Fathir : 37)

Para ulama mengatakan makna "Dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan?" yaitu uban.

Karena itu, wahai orang-orang yang telah mencapai usia 60-70 tahun atau yang akan mencapai usia 60 tahun atau yang sekarang berada pada kisaran usia 40-50 tahun, perhatikan usia anda!. Ingat bahwa bayang-bayang kematian sedang mengintai anda, sinyal-sinyal kematian telah memberikan isyarat-isyaratnya, hitunglah dosa-dosa anda, jangan banyak bermain dan bersenda gurau lagi, karena waktu anda telah selesai.

Berkata seorang penyair :

"Hentikan senda gurau itu,, karena anda akan segera kembali ke perkampungan akhirat."

Karena itu, wahai orang-orang yang telah mencapai usia 60-70 tahun atau yang akan mencapai usia 60 tahun, ingatlah bahwa bayang-bayang kematian telah mengintai kehidupan anda, perhatianlah dengan usia anda. Berkata Asy-Syaikh Ali bin Sa'id bin Da'jam : : 

ولقد حصر رسول الله صلى الله عليه وسلم الستين بالذكر كما سيأتي، لذلك حق على من
.قاربها، أو بلغها، أو جاوزها، أن يتأمل في هذه الآثارالواردة فيها

ولقد فطن سلفنا الصالح إلى أمر الستين فأولوها عناية زائدة خاصة بهما، واستقبلوها
:خير استقبال، فهذا البخاري – رحمه الله -  قد تكلم في صحيحه عن الستين عاما فقال

باب من بلغ ستين سنة فقد أعذر الله إليه في العمر لقوله تعالى: «أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُم مَّا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَن تَذَكَّرَ وَجَآءَكُمُ ٱلنَّذِيرُ ۖ » [فاطر : ٣٧]، النذير يعني الشيب، ثم أورد بسنده حديثا عن أبي هريرة – رضي الله عنه – عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ((أعذر الله إلى
 .((امرئ أخر أجله حتى بلغه ستين سنة

قال النووي : قال العلماء : معناه لم يترك له عذراً إذ أمهله هذه المدة، يقال: أعذر الرجل
.إذا بلغ الغاية في العذر

قال ابن منظور: وفي الحديث ((لقد أعذر الله إلى من بلغ من العمر ستين سنةلقد أعذر
 الله إلى من بلغ من العمر ستين سنة)). أي : لم يبق فيه موضعا للاعتذار حيث أمهله طول هذه المدة ولم يعتذر، يقال : أعذر الرجل إذا بلغ أقصى الغاية في العذر، وفي حديث
 .المقداد: لقد أعذر الله إليك، أي : عذرك وجعلك موضع العذر

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ((معترك المنايا ما بين الستين إلى سبعين)) وزاد
.((عند ابن ماجة ((وأقل أمتي أبناء السبعين سنة

[يا صاحب الستين، ٨-٩. دار القاسم]

"Sungguh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah menyebutkan secara khusus usia 60 tahun, seperti akan dipaparkan nanti. Oleh sebab itu bagi siapa saja yang telah mendekati usia itu atau bahkan sudah mencapai usia tersebut, atau bahkan sudah pula melewatinya, hendaknya meneliti/merenungkan beberapa riwayat dalam permasalahan ini. 

Para ulama salafus sholih sudah sangat menyadari usia enam puluh ini, sehingga mereka mempunyai perhatian yang berlebih secara khusus, menghadapinya dengan cara terbaik. Maka lihatlah Al-Bukhari  - rahimahullah - beliau sungguh telah mengulas dalam shahihnya tentang usia enam puluh beliau berkata : "Bab Orang yang Telah Sampai Pada Usia Enam Puluh Tahun, telah Diberikan Udzur oleh Allah Pada Umurnya", berdasarkan firman Allah (artinya) : "Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan?" (QS. Fathir : 37)

Yang dimaksud dengan pemberi peringatan pada ayat ini yaitu uban. 

Kemudian beliau menyebutkan dengan sanadnya hadits dari Abu Hurairoh - radhiyallahu 'anhu - dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : ((Allah telah memberikan udzur kepada seseorang dengan menangguhkan ajalnya, sehingga mencapai usia enam puluh tahun)).

Imam An-Nawawi mengatakan, "Para ulama mengatakan bahwa Allah tidak memberikan udzur lagi karena Allah telah memberikan waktu hingga usia demikian. Dikatakan : Allah telah memberi udzur kepada seseorang ketika telah sampai pada batas maksimum dalam hal udzur.

Berkata Ibnul Mandzur : Dalam hadits itu, 'Allah telah memberikan udzur kepada seseorang yang telah mencapai usia enam puluh tahun', artinyasudah tidak ada lagi kesempatan bagi orang tersebut untuk mengumbar alasan, karena Allah telah membiarkannya dalam jangka waktu tersebut, ternyata ia tidak pernah memiliki alasan yang benar. Kalimat seperti itu biasanya diungkapkan terhadap orang yang sudah mencapai batas maksimal untuk dimaklumi. Dalam hadits Al-Miqdad disebutkan, 'Allah telah memberikan udzur kepadamu'. Yakni memposisikan dirimu sebagai orang yang layak beralasan."

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : ((Pertarungan maut itu berada antara enam puluh tahun hingga tujuh puluh tahun)). Ibnu Majah menambahkan, "Dan sedikit sekali umatku yang berusia hingga tujuh puluh tahun". [Lihat Yaa Shoohibas Sittiin, hal.8-9. Cet. Daarul Qaasim]

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : ((Umur umatku berkisar antara enam puluh sampai tujuh puluh tahun. Sangat sedikit yang bisa melewatinya)) (Diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah) [Lihat Yaa Shoohibas Sittiin, hal.11. Cet. Daarul Qaasim]

Pada hadits-hadits diatas, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sangat jelas menyebutkan bahwa batas umur umatnya kebanyakan antara 60-70 tahun, demikian juga penjelasan Ibnu Katsir tentang tafsir surat fathir ayat 37 diatas. 

Berkata seorang penyair :

"Kematian sudah mulai tercium aromanya sejak engkau berumur 40 tahun.
Dan semakin pasti kedatangannya ketika engkau berumur 60-70 tahun".

Berkata penyair yang lain :

"Uban adalah utusan-utusan kematian.
Yang menghilangkan kebahagiaan dan memutuskan keledzatan.
Yang meninggalkan tangisan dan mendatangkan kesedihan.
Bagi yang masih muda usianya atau bagi yang telah berumur 60-70 tahun". 

Berkata seorang pujangga dari negeri keterasingan :

"Bila daun-daun telah menguning diatas rantingnya.
Isyarat bahwa kematian sudah semakin dekat kedatangannya.
Bersiaplah, sebentar lagi musim gugur akan tiba.
Dan perbanyaklah bekal wahai orang-orang yang terlena".

Faedah yang bisa di ambil :

1. Usia 60-70 tahun adalah usia dimana tanda-tanda kematian semakin terpancar jelas, karena kebanyakan umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam meninggal dunia pada usia 60-70 tahun

2. Ketika seseorang telah masuk usia 60-70 tahun atau akan mendekati usia tersebut, perbanyaklah mengingat Allah dan bertaubat kepada-Nya, serta perbanyaklah bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang telah Allah Ta'ala berikan ketika mereka masih muda

3. Para salaf sangat perhatian dengan usia 60 tahun, maka hendaknya orang-orang yang telah mencapai usia itu memiliki perhatian khusus, mulai melaksanakan sholat dan melakuakan amal-amal ketaatan

4. Imam Al-Bukhari rahimahullah telah mengulas dalam kitab shahihnya tentang usia enam puluh beliau berkata : "Bab Orang yang Telah Sampai Pada Usia Enam Puluh Tahun, telah Diberikan Udzur oleh Allah Pada Umurnya", berdasarkan firman Allah (artinya) : "Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan?" (QS. Fathir : 37)

5. Yang dimaksud dengan pemberi peringatan pada surat Fathir : 37 diatas adalah rambut uban yang berada diatas kepala

6. Allah telah memberikan udzur kepada orang yang berusia 60 tahun dan itu menjadi batas maksimum dari udzur, dan setelah itu tidak diterima lagi udzur dari mereka. Imam Al-Bukhari dari hadits dari Abu Hurairoh - radhiyallahu 'anhu - dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : ((Allah telah memberikan udzur kepada seseorang dengan menangguhkan ajalnya, sehingga mencapai usia enam puluh tahun)).

An-Nawawi mengatakan, "Para ulama mengatakan bahwa Allah tidak memberikan udzur lagi karena Allah telah memberikan waktu hingga usia demikian. Dikatakan : Allah telah memberi udzur kepada seseorang ketika telah sampai pada batas maksimum dalam hal udzur.

Berkata Ibnul Mandzur : Dalam hadits itu, 'Allah telah memberikan udzur kepada seseorang yang telah mencapai usia enam puluh tahun', artinya, sudah tidak ada lagi kesempatan bagi orang tersebut untuk mengumbar alasan, karena Allah telah membiarkannya dalam jangka waktu tersebut, ternyata ia tidak pernah memiliki alasan yang benar. Kalimat seperti itu biasanya diungkapkan terhadap orang yang sudah mencapai batas maksimal untuk dimaklumi. Dalam hadits Al-Miqdad disebutkan, 'Allah telah memberikan udzur kepadamu'. Yakni memposisikan dirimu sebagai orang yang layak beralasan."

7. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : ((Umur umatku berkisar antara enam puluh sampai tujuh puluh tahun. Sangat sedikit yang bisa melewatinya)) 

8. Orang-orang yang sudah menginjak usia 40 tahun atau akan menginjak usia 40 tahun, maka hendaknya mereka lebih banyak merenung dan berpikir tentang perjalanan hidupnya, karena pada usia 40 tahun tersebut manusia sudah berada dipuncak kematangan, dipuncak kekuatan dan dipuncak kecerdasan, dan setelah itu dia akan mengalami  masa-masa penurunan, kelemahan fisik, dekatnya kematian dan lain sebagainya.

9. Orang-orang yang telah mencapai usia 40 tahun mereka telah berada di persimpangan jalan terakhir untuk berpikir dan menentukan arah tujuan kemana ia hendak melangkahkan kakinya, ke surga atau ke neraka

10. Orang-orang yang telah mencapai usia 40 tahun, hendaknya mereka memperbanyak taubat, memperbanyak mengingat-ingat dosa dan maksiat yang pernah dilakukan, meninggalkan ghibah, meninggalkan tabarruj atau berhias ketika keluar rumah, dengan wangi-wangian, parfum, lipstik dan lain sebagainya. 

11. Orang-orang yang telah mencapai usia 40 tahun, hendaknya mereka mulai serius untuk berjilbab dan menuntup aurat dengan sempurna, menjauhi gaya pakaian ala anak muda-anak muda dengan jilbab gaul yang mengumbar syahwat, mulai serius dan bersungguh-sungguh dalam menegakkan sholat, meninggalkan meminum khamr (minuman keras, narkoba dll), mengurangi banyak bercanda dan bersenda gurau, karena masa untuk bermain-main dan bersenda gurau sudah berakhir. 

12. Orang-orang yang telah mencapai usia 40 tahun, pada hakikatnya dia belum tentu akan sampai pada usia 60-70 tahun, karena itu hendaknya mereka benar-benar memperbanyak ibadahnya, memperbanyak taubatnya, memperbanyak memuhasabah dirinya dan menjauhkan jiwanya dari cinta dunia, dan segera mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya dan lain sebagainya.

Hanya ini yang bisa kami tulis. Masih banyak faedah-faedah yang tidak bisa kami simpulkan, dan semoga yang sedikit ini bermanfaat untuk kami pribadi dan bermanfaat untuk kita semua. Baarakallahu fiikum. 

 
***
Dompu-Nusa Tenggara Barat : 29 Muharrom 1442 H/17 September 2020

Penulis : Abu Dawud ad-Dompuwiyy
Artikel : Meciangi-d.blogspot.com

Related Posts:

MUHASABAH DI USIA 60 TAHUN

Bismillah, alhamdulillahi Rabbil 'aalamiin. Wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammadin wa 'ala aalihi wa shahbihi ajma'in. Wa ba'du.

Muhasabah atau mengintrospeksi diri merupakan kebiasaan orang-orang sholeh. Para salaf dahulu mereka selalu menghitung-hitung umurnya, lebih-lebih ketika umur mereka telah mencapai 60 tahun atau mendekati 60 tahun, atau telah melewati 60 tahun, agar dengan hal itu mereka bisa mengambil pelajaran dan bertaubat kepada Allah, kembali kepada-Nya dari dosa-dosa dan maksiat yang pernah mereka lakukan dimasa yang lampau dari usianya.

Asy-Syaikh Ali bin Sa'id bin Da'jam dalam kitab beliau Yaa Shoohibas Sittiin menceritakan kisah Taubah bin Summah :

وهذا توبة بن الصمة وكان بالرقة، وكان محاسبا لنفسه فحسب يوما فإذا هو ابن ستين سنة فحسب أيامها فإذا هي أحد وعشرين ألف يوم وخمسمائة يوم فصرخ وقال : يا وليتي، ألقي المليك بواحد وعشرين ألف وخمسمائة ذنب، كيف وفي كل يوم ذنب؟! ثم خر مغشيا عليه فإذا هو ميت، فسمعوا قائلا يقول : يا لك ركضة إلى الفردوس الأعلى. 

فهكذا ينبغي للمرء أن يحاسب نفسه على الأنفاس وعلى معصية بالقلب والجوارح في كل ساعة، ولو رمى العبد لكل معصية حجرا في داره لامتلأت داره في مدة يسيرة قريبة من عمره، ولكنه يتساهل في حفظ المعاصي والملكان يحفظان عليه ذلك «أَحْصَىٰهُ ٱللَّهُ وَنَسُوهُ ۚ».

قال إسماعيل بن عبيد الله : قال لي عمر بن عبد العزيز : يا إسماعيل كم أتت عليك من سنة؟ قلت : ستون سنة وشهور، قال : يا إسماعيل إياك والمزاح

:قال الشاعر

والشيب يقطع من ذي اللهوى شهوته

ويذهب المزح ممن كان مزاحا

[انظر، يا صاحب الستين، ص ٢٥. دار القاسم]

"Berikut ini adalah Taubah bin Summah yang tinggal di Riqqoh. Ia mengintrospeksi dirinya, ternyata ia sudah berusia 60 tahun. Ia menghitung hari-harinya, ternyata jumlahnya 21.500 hari. Ia berteriak dan berkata, "Celaka! Aku menjumpai Rabb-ku dengan 21.500 dosa?! Lalu bagaimana jika setiap harinya aku melakukan banyak dosa?" Beliau langsung jatuh tersungkur, pingsan, ternyata ia telah meninggal dunia. Lalu mereka-pun mendengar orang berkata, "Sungguh engkau melakukan lompatan menuju surga Firdaus yang tertinggi.

Demikian pula semestinya bagi setiap orang agar ia mengintrospeksi dirinya atas segala desah nafasnya dan atas maksiat baik dengan hatinya maupun anggota badannya setiap hari. Kalau seandainya untuk setiap maksiat seorang hamba melempar batu di rumahnya, pasti rumahnya dalam jangka pendek sudah penuh dengan batu. Akan tetapi dia justru mempermudah (terlalu santai) dalam menjaga diri dari maksiat, sementara dua malaikat selalu memantaunya, (artinya) "Allah tetap menghitung (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya.

Berkata Isma'il bin 'Ubaidillah : "'Umar bin 'Abdul 'Aziz pernah berkata kepadaku, 'Wahai Isma'il! Sudah berapa tahun yang engkau lewati dalam hidupmu? 'Aku menjawab, '60 tahun ditambah beberapa bulan.' Beliau berkata, 'Wahai Isma'il, waspadalah!, jangan banyak bercanda lagi'.

Penyair mengatakan : 

Uban di kepala dapat memutuskan senda gurau dan memperturutkan syahwat bagi orang yang memilikinya
Bahkan uban dapat melenyapkan tawa canda dari orang yang senang bersuka ria." [Lihat, Yaa Shoohibas Sittiin, hal.25. Cet. Daarul Qaasim]

Berkata Fudhail bin 'Iyyaadh rahimahullah kepada seorang laki-laki :

كم أتى عليك؟  قال ستون سنة، قال : فأنت منذ ستين سنة تسير إلى ربك يوشك أن تبلغ، فقال الرجل : إنا لله وإنا إليه راجعون، قال له الفضيل : أتعرف تفسيره؟ قال الرجل : فسره لنا يا أبا علي، قال : فمن علم أنه عبد الله وأنه إليه راجع، فليعلم أنه موقوف، ومن علم أنه موقوف فليعلم أنه مسؤول، ومن علم أنه مسؤول فليعد للسؤال جوابا، فقال الرجل : فما الحيلة؟ قال : يسيرة، قال : ما هي؟ قال : تحسن فيما بقي يغفر لك ما مضى، فإنك إن أسأت فيما بقى أخذت بما مضى وما بقي.

[انظر، يا صاحب الستين، ص ٢٨. دار القاسم]

"Berapa tahun usiamu?" Laki-laki itu menjawab, "Enam puluh tahun." Beliau berkata, "Semenjak enam puluh tahun engkau berjalan menuju Rabb-mu, nyaris saja engkau sampai tujuan." Laki-laki itu berkata, "Inna lillahi wa inna ilaihi raaji'uun." Al-Fudhoil berkata kepadanya, "Apakah engkau mengetahui tafsir dari kalimat tersebut?" Laki-laki itu berkata, "Tolong tafsirkan kalimat itu untuk kami, Wahai Abu 'Ali!" Beliau berkata, "Siapa saja yang menyadari bahwa dirinya adalah hamba Allah dan menyadari bahwasanya dia akan kembali kepada Rabb-nya, maka hendaknya ia menyadari bahwa ia pasti akan berdiri di hadapan Allah. Barangsiapa yang menyadari bahwa ia akan berdiri di hadapan-Nya, hendaknya ia menyadari bahwa ia harus bertanggung jawab. Siapa saja yang mengetahui bahwa ia harus bertanggung jawab, maka hendaknya ia menyediakan jawaban untuk pertanyaan kelak." Laki-laki itu bertanya, "Lalu bagaimana jalan keluarnya?" Beliau menjawab, "Mudah saja." Laki-laki itu berkata lagi, Apa itu?" Beliau menjawab, "Berbuat baiklah pada sisa usiamu, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu, karena jika engkau masih melakukan keburukan pada masa yang tersisa, maka segala perbuatanmu dimasa lampau dan yang akan datang akan diperhitungkan disisi-Nya." [Lihat, Yaa Shoohibas Sittiin, hal.28. Cet. Daarul Qaasim]

Subhanallah, betapa pekanya salafush sholeh dahulu dengan apa yang seharusnya mereka lakukan di sisa-sisa usia mereka. Mereka berusaha untuk terus memuhasabah diri, mengingatkan sahabat-sahabatnya tentang datangnya kematian, sehingga dengan itu mereka-pun berusaha untuk memperbaiki diri, bertaubat dan berusaha menjadi yang lebih baik dari hari sebelumnya.  

Faedah yang bisa di ambil :

1. Keutamaan muhasabah (mengintrospeksi) diri

2. Mengintrospeksi diri termasuk kebiasaan orang-orang sholeh

3. Para salaf dahulu mereka senantiasa memuhasabah diri mereka dengan berbagai macam cara, terlebih bila mereka telah mencapai umur 60 tahun atau mendekati 60 tahun atau telah melewati 60 tahun

4. Kematian itu merupakan suatu kepastian yang akan menimpa siapapun, tidak hanya yang berusia 60 tahun, yang mendekati 60 tahun atau yang sudah melewati 60 tahun, tapi juga menimpa mereka yang lebih muda dari itu, baik yang berumur 50 tahun, 40 tahun, 30 tahun, 20 tahun, belasan tahun bahkan menimpa bayi-bayi yang baru di lahirkan oleh ibunya

5. Seandainya manusia telah mencapai umur 60 tahun dan dia melakukan satu dosa setiap hari, menurut Taubah bin Summah berarti dalam 60 tahun  dosa orang tersebut sudah mencapai 21.500 dosa. Lalu bagaimana lagi jika mereka dalam satu hari melakukan banyak dosa?

6. Kewajiban bagi orang-orang yang berumur 60 tahun, yang akan memasuki umur 60 tahun atau yang sudah melewati 60 tahun adalah bertakwa kepada Allah, bertaubat dari setiap dosa dan maksiat, serta memperbanyak bekal untuk menghadapi kematian dan perjalanan panjang, karena kebanyakan kematian itu berputar pada usia-usia tersebut. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

((أعمار أمتي ما بين الستين إلى سبعين وأقلهم من يجوز ذلك)) رواه الترمذي وابن ماجة.

[انظر، يا صاحب الستين، ص ١١. دار القاسم]

"Umur umatku berkisar antara enam puluh sampai tujuh puluh tahun. Sangat sedikit yang bisa melewatinya." (Diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah) [Lihat, Yaa Shoohibas Sittiin, hal.11. Cet. Daarul Qaasim]

7. Besarnya perhatian para ulama salaf terhadap usia 60 tahun

8. Takutnya para ulama salaf kepada Allah. Allah Ta'ala berfirman :

«إِنَّمَا يَخْشَى ٱللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ ٱلْعُلَمَـٰٓؤُا۟ ۗ »

Artinya : "Sesungguhnya yang paling takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, adalah para ulama." (QS. Fathir : 28)

9. Uban atau rambut putih yang tumbuh di kepala termasuk utusan Allah yang mengingatkan kepada kita bahwa kematian telah dekat waktunya

10. Rambut yang beruban bisa memutuskan senda gurau, canda tawa,  keinginan syahwat serta rasa cinta terhadap dunia bagi orang-orang yang takut kepada Allah

11. Apapun yang manusia lakukan sesungguhnya ada di dekat mereka malaikat pengawas yang selalu hadir mencatat amal perbuatan manusia. Allah Ta'ala berfirman : 

«مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌۭ»

Artinya : "Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (QS. Qaf : 18)

12. Manusia mungkin lupa dengan dosa dan kesalahannya dimasa lampau tapi Allah tidak pernah lupa dan akan mencatatnya. Allah Ta'ala berfirman :

«يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ ٱللَّهُ جَمِيعًۭا فَيُنَبِّئُهُم بِمَا عَمِلُوٓا۟ ۚ أَحْصَىٰهُ ٱللَّهُ وَنَسُوهُ ۚ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ شَهِيدٌ»

Artinya : "Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu." (QS. Al-Mujaadilah : 6)

13. Bolehnya kita bertanya tentang umur seseorang dalam rangka mengingatkannya tentang kematian

14. Pentingnya saling mengingatkan tentang akhirat terutama tentang penghancur kelezatan yaitu kematian

15. Tafsir dari kalimat _inna lillaahi wa inna ilaihi raji'uun_ menurut Fudhail bin 'Iyyaadh yaitu, "Siapa saja yang menyadari bahwa dirinya adalah hamba Allah dan menyadari bahwasanya dia akan kembali kepada Rabb-nya, maka hendaknya ia menyadari bahwa ia pasti akan berdiri di hadapan Allah. Barangsiapa yang menyadari bahwa ia akan berdiri di hadapan-Nya, hendaknya ia menyadari bahwa ia harus bertanggung jawab. Siapa saja yang mengetahui bahwa ia harus bertanggung jawab, maka hendaknya ia menyediakan jawaban untuk pertanyaan kelak".

16. Kunci kebaikan bagi orang yang telah berumur 60 tahun atau yang sudah mendekati 60 tahun atau yang telah melewati 60 tahun adalah bertaubat kepada Allah dari dosa dan maksiat, menjauhi kecondongan terhadap dunia, mengisi sisa-sisa umurnya dengan kebaikan, ketaatan dan ketakwaan. Dengan hal-hal tersebut, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah berlalu. 

Dan masih banyak faedah-faedah lain yang tidak bisa kita rangkum, dan semoga yang sedikit ini bermanfaat untuk kita semua. Baarakallahu fiikum.

Baca juga : Muhasabah di Usia 60 Tahun #2
***

Dompu, 16 Muharrom 1442 H/4 September 2020

Penulis : Abu Dawud ad-Dombuwiyy 

Artikel : Meciangi-d.blogspot.com 


Related Posts: